Sudah sebulan sejak Daffa dan Zahra menjalani proses ta'aruf. Mereka pun sudah mulai akrab satu sama lain, Zahra pun ikut akrab dengan Rafif karena Rafif sering menemani mereka jika akan keluar bersama
Meskipun mereka sudah saling akrab dan mengenal satu sama lain, benih cinta ataupun rasa ketertarikan dari mereka berdua belum muncul sama sekali. Mereka berdua malah merasa lebih cocok untuk menjadi saudara karena Zahra yang memanglah berusia muda dan jaraknya sangat jauh dari Daffa yang membuat Daffa lebih menganggapnya seperti adik dan Zahra yang merasa nyaman pada Daffa sebagai kakak laki-lakinya. Mereka berdua sama sekali tidak bisa membuka hati untuk orang yang baru walaupun Zahra sudah melupakan Alwi sepenuhnya
***
Pagi di akhir pekan, seperti biasanya Daffa mengajak Zahra untuk keluar bermain bersama Rafif untuk menghilangkan penat yang bersarang di kepala mereka akibat dari rutinitas harian ketiganya
Saat ini mereka bertiga tengah menikmati suasana taman yang ramai di kunjungi oleh para keluarga dan juga remaja yang menghabiskan minggu paginya dengan bersepeda ataupun jogging.
Daffa, Rafif dan Zahra memilih duduk di salah satu rumah pondok taman dan menikmati semanguk bubur Ayam yang sudah mereka beli sebelumnya di pintu masuk taman. Ketiganya berbincang dengan akrabnya di selingi dengan candaan
"Setelah lulus nanti kau langsung melanjutkan S2mu atau bekerja Zahra?" tanya Rafif pada Zahra yang tengah sibuk melahap buburnya
"Entahlah kak, sepertinya aku ingin bekerja terlebih dahulu" jawabnya yang sepertinya sudah memikirkan keputusannya
"Kau mau membantu orangtuamu mengelola restorannya?" tanya Daffa ikut masuk ke dalam pembicaraan mereka. Keluarga Zahra memang memiliki usaha restoran yang lumayan terkenal di Ibu kota ini
"Tidak kak, aku ingin bekerja sesuai dengan jurusan yang ku ambil ini. Mungkin aku akan melamar pekerjaan di perusahaan"
"Kalau begitu masukkan saja lamaranmu di perusahaanku, aku akan membantumu untuk masuk di sana" ucap Rafif yang membuat Zahra menoleh padanya
"Perusahaan kak Rafif?" tanya Zahra yang sama sekali tidak tau menau jika Rafif memiliki perusahaan
"Iya aku memiliki perusahaan sendiri, S&R grup. Itu nama perusahaanku" jawab Rafif memperkenalkan perusahaannya membuat Zahra terkejut sekaligus takjub padanya
"Benarkah? aku memang ingin memasukkan lamaranku disana kak"
"Wah kebetulan sekali, kau tenang saja aku akan memudahkanmu"
"Aku tidak mau kau membantuku kak, aku ingin menerima hasil yang baik dari usahaku bukan karena koneksimu" tolak Zahra tidak ingin merepotkan orang lain
"Kau memang gadis yang berbeda, baiklah aku tidak akan ikut campur dengan surat lamaranmu itu. Aku akan berpura-pura tidak tau jika kau memasukkan lamaranmu di perusahaanku" ucap Rafif merasa gemas pada calon adik iparnya itu
***
Setelah selesai melahap makanannya, Zahra berpamitan ke toilet untuk mencuci tangannya yang terkena beberapa tetesan bubur ayam
Di tengah menunggu Zahra kembali, seorang wanita yang tidak asing bagi Daffa menghampiri mereka berdua. Daffa sangat terkejut melihat kehadiran wanita itu saat ini yang sudah berdiri di hadapannya sembari mengulas senyum manis yang membuaf wanita itu terlihat sangat cantik
"Ze-zelin" ucap Daffa terbata
"Aku sudah menunggumu selama sebulan tapi kau tidak datang menemuiku makanya aku yang datang menemuimu" Ucapnya masih setia mengulas senyum di wajahnya
"Siapa dia kak?" tanya Rafif pada Daffa
"Dia temanku, aku permisi sebentar" pamitnya pada Rafif seraya beranjak dari tempatnya dan menarik tangan wanita yang bernama Zeline itu
Setelah di rasa cukup jauh dari Rafif, Daffa pun melepaskan tangannya dari tangan wanita itu
"Kenapa kau tiba-tiba muncul seperti ini?" serunya dengan kesal pada Zeline
"Aku sudah bilang padamu aku menunggumu mendatangiku tapi kau tidak datang, maka dari itu aku yang mendatangimu Daffa" jawabnya dengan senyum di wajahnya
"Aku sudah bilang tunggu sampai aku menyelesaikan semua masalahku dan aku akan mendatangimu" ucap Daffa meninggikan suaranya yang membuat senyum Zeline langsung hilang seketika
"Kau pergi begitu saja dari Arab bersama keluargamu, aku menghubungimu tapi kau sama sekali tidak menanggapiku. Kau jelas sedang menghindariku Daffa" seru Zeline tidak mau kalah dari Daffa
"Aku sedang di hadapkan pada situasi yang berat Zeline, aku mohon mengertilah" pintanya dengan suara yang melunak
"Aku tau orangtua mu tidak menerima hubungan kita Daffa, waktu kau pergi aku berusaha ikhlas melepasmu. Tapi saat ini aku tidak bisa melepasmu, maka dari itu aku mengikuti mu kesini"
"Aku tidak memintamu melepasku Zeline, aku hanya butuh waktu saja"
"Sampai kapan? sampai kau meninggalkan ku dan menikah dengan gadis yang bersamamu tadi?" tebaknya yang membuat Daffa terdiam, ternyata ia sempat melihat Zahra tadi
"Bukan seperti itu Zeline, kami berdua belum memutuskan hal itu, kami..."
"Daffa aku hamil anakmu" ucapan Daffa terhenti kala Zeline memberitahu tentang kondisinya saat ini
"Kau bilang apa?" tanya Daffa berusaha menolak kenyataan yang di ucapkan oleh Zeline, ia berharap pendengarannya lah yang salah
"Aku hamil anakmu Daffa, aku sangat frustasi sekarang. Kau tau aku ingin mengakhiri semuanya bahkan hidupku sendiri, tapi aku bukanlah orang jahat yang bisa melenyapkan nyawa calon bayi yang tidak berdosa ini. Aku sanggup pergi tapi aku tidak akan bisa merebut hidup anak ini sebelum ia lahir" jawab Zeline dengan jelas dan tegas sembari mengeluarkan air mata yang tidak bisa ia bendung lebib lama lagi
"Zeline, kau jangan main-main seperti itu" ucap Daffa setelah terdiam beberapa saat
"Untuk apa aku bercanda Daffa, sampai aku mengikuti mu kesini. Aku kalut Daffa, aku tidak tau apa yang harus ku lakukan sekarang"
Daffa hanya bisa diam tercengang dengan pengakuan Zeline, ia pun yakin anak yang di kandung Zeline saa ini memanglah benar anaknya karena dia memang sangatlah mencintai Zeline, mereka sudah berhubungan sangat lama sejak pertama kali bertemu di Arab waktu itu
***
"Kak Daffa kemana kak?" tanya Zahra pada Rafif saat kembali dari toilet dan tidak mendapati Daffa di sana
"Tadi ada seorang wanita yang menghampirinya dan ia membawa wanita itu entah kemana"
"Wanita?" kening Zahra berkerut mendengar penjelasan dari Rafif
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments
Amanah Amanah
Allah tlh menunjukan PD Zahra klo Daffa bukn jodohnya
2022-06-27
0
Noer Anisa Noerma
udah jangan mau Zahra sama s daffa
2022-06-18
0
Riska Wulandari
wowwww Daffa???
Zahra calon kakak ipar Rafif kan ya bukan adik ipar...
2022-06-13
0