Kau di Jodohkan?

"Zahra.. Zahra" panggil dosennya secara berulang tapi tak mendapatkan jawaban dari Zahra

"Zahra, kau dengar saya?" kali ini dosennya memanggilnya dengan suara yang meninggi dan berhasil membuyarkan lamunannya

"I-iya Bu, maaf saya melamun bu" jawabnya merasa bersalah karena melamun di tengah kegiatan konsultasinya dengan dosen pembimbing untuk skripsinya

"Apa kau sedang ada masalah?" tanya dosennya yang heran melihat Zahra seperti orang kebingungan tidak seperti biasanya

"Hanya ada sedikit masalah kecil Bu, maakan kelakuan saya tadi Bu. Permisi" jawabnya sembari mengambil berkas skripsinya yang terdapat banyak coretan untuk revisi disana. Ia lalu beranjak dari sana setelah meminta maaf atas ketidaksopanannya pada dosennya tadi

Zahra berjalan keluar dari kantor fakultas menuju ke perpustakaan kampus untuk mengembalikan buku yang di pinjamnya untuk di tukarkan dengan buku lain yang ingin di pinjamnya lagi sebagai bahan referensinya.

Setelah mengembalikan buku lama yang pinjamnya di meja pengembalian, iapun melangkah masuk menuju rak buku yang di carinya. Ia lalu memilah buku yang tersusun rapi disana sambil sesekali memikirkan masalah pagi tadi

"Apa yang harus ku lakukan? aku tidak bisa menerima kak Daffa. Aku tidak tau kak Daffa orang yang seperti apa. Lalu bagaimana aku harus memberitahu Alwi masalah ini? Ah nanti saja ku pikirkan" batinnya seraya menarik keluar satu buku yang ingin di pinjamnya

Setelah mengambil beberapa buku, ia pun berniat untuk pergi dari sana. Sebelum beranjak dari perpustakaan, Zahra terlebih dahulu melaporkan buku pinjamannya di tempat peminjaman buku. Begitu semua urusannya selesai, Zahra lalu keluar meninggalkan tempat itu

***

Zahra kini duduk salah satu kursi panjang di taman belakang kampus, tempat para mahasiswa biasa beristirahat setelah kuliah. Ia mengeluarkan ponsel yang di ambil dari dalam tasnya dan mulai menggulir layar sentuh dari benda pipih tersebut. Setelah menemukan kontak yang di carinya, ia mulai mengetikkan pesan pada seseorang

"Alwi, aku ingin berbicara denganmu. Apa kau ada waktu?, aku di taman belakang kampus sekarang

Zahra"

Ia lalu mengirim pesan tersebut dan tidak mengunggu waktu yang lama, ia sudah mendapatkan balasannya

"Tentu saja, sepuluh menit lagi aku akan sampai di sana

Alwi"

Begitulah isi balasan pesan dari seseorang bernama Alwi. Zahra kemudian kembali memasukkan ponselnya ke dalam tas sembari menunggu orang tersebut

Sepuluh menit kemudian sesuai dengan janjinya, lelaki yang bernama Alwi kini terlihat menghampiri Zahra yang masih setia menunggunya disana. Seulas senyum Zahra berikan kepada lelaki tersebut saat Alwi sudah berada di hadapannya dan mulai duduk di sampingnya

"Ada apa Zahra?" tanyanya langsung pada intinya

"Kau darimana, kenapa cepat sekali?" Zahra tidak langsung menjawab pertanyaannya, ia masih ingin sekedar berbasa basi dengan lelaki itu

"Kebetulan aku juga memang di kampus hari ini, ada janji temu dengan dosenku tadi. Apa yang ingin kau bicarakan?" tanyanya lagi yang ingin langsung mengetahui maksud Zahra memanggilnya. Alwi memang tipe orang yang tidak bisa berbasa basi dan tidak sabaran dengan apa yang ingin di ketahuinya

"Jadi begini, hari ini kami kedatangan tamu. Beliau sahabatnya Abi" Zahra mulai berbicara dan di dengarkan baik oleh Alwi "Sahabatnya Abi baru saja kembali dari Arab dan katanya akan menetap disini, mereka memiliki dua orang putra dan.. " Zahra tidak melanjutkan kata-katanya, ia masih bingung bagaimana cara memberitahukan pada Alwi masalah ini

"Bicaralah yang jelas Zahra, sebenarnya ada apa? aku sama sekali tidak menangkap inti dari pembicaraanmu" kata Alwi dengan tutur kata yang lembut karena melihat Zahra sedang kebingungan. Mendesaknya hanya akan membuatnya semakin susah untuk membicarakan maksudnya, itulah yang di pikirkan oleh Alwi

"Abi dan Umi ingin menjodohkan ku dengan anak sulung sahabat mereka" ucap Zahra kemudian dengan lesu lalu menundukkan pandangannya tidak berani menatap Alwi yang kini terdiam mendengar perkataan Zahra, dadanya terasa sesak mendengar ucapan gadis yang saat ini duduk di sampingnya

Lelaki itu terkejut mendengar Zahra yang ingin di jodohkan oleh orang lain, bagaimana tidak? Alwi telah meminta Zahra untuk menunggunya dan Zahra pun mengiyakan permintaan Alwi karena Zahra pun juga memiliki ketertatikan pada lelaki tersebut. Mereka saling suka tapi tidak ingin membuat sebuah hubungan yang bisa menjerumuskan mereka ke ladang dosa. Alwi dan Zahra sepakat untuk saling ikhtiar, menunggu keputusan Allah apakah mereka di takdirkan bersama atau sebaliknya tidak sama sekali.

"Kau di jodohkan?" tanya Alwi setelah terdiam beberapa saat, Zahra hanya menganggukkan kepalanya yang masih tertunduk tidak berani melihat wajah Alwi saat ini "Dan jawabanmu pada orangtuamu?" lanjutnya lagi membuat Zahra kali ini mengangkat dagunya dan melihat raut wajah kecewa Alwi

"Aku memberitahu Abi dan Umi bahwa aku akan memikirkannya terlebih dahulu" jawabnya membuat hati Alwi semakin sesak mendengarnya

"Jadi kau memberi kesempatan pada lelaki itu" ucap Alwi dengan senyum kecil di wajahnya, senyum yang sangat yang melambangkan rasa sakitnya saat ini

"Aku tidak memberinya kesempatan, aku hanya mengatakan akan memikirkannya dulu" kata Zahra merasa tidak setuju dengan yang dikatakan oleh Alwi

"Itu artinya kau memberikan kesempatan Zahra" Dengan tidak langsung menolak perjodohan dan malah ingin memikirkannya lebih dahulu tentu saja itu artinya Ia memberikan kesempatan pada orang itu, pikir Alwi "Aku tidak tau harus berbuat apa sekarang, ingin marah tapi aku bukan kekasihmu. Pura-pura bahagia mendengarnya? mana mungkin, nyatanya aku sangat terpukul sekarang"

"Alwi..."

"Kau pikirkanlah dengan baik permintaan kedua orangtua mu" Ucapnya kemudian yang justru membuat Zahra tidak suka mendengarnya

"Kenapa kau terdengar seperti mendukung permintaan orangtua ku?" tanyanya dengan kesal

"Mana mungkin aku mendukungnya Zahra, mana mungkin aku rela melihat gadis yang ku suka akan menikah dengan orang lain" ucap Alwi yang juga ikut meninggikan suaranya

"Siapa bilang aku akan menikah, aku hanya bilang akan memikirkannya Alwi. Justru aku bingung melihatmu, aku menjadi ragu apakah kau benar-benar menyukai ku. Kalau kau memang menyukaiku, mendengar ini kau harusnya tau apa yang bisa kau lakukan. Setidaknya perjuangkanlah aku kalau kau memang menyukaiku" serunya merasa ragu dengan Alwi

"Kau pikir aku tidak mau? aku kan bilang, biar kita ikhitiar saja dulu. Kita masih berstatus mahasiswa, aku memintamu untuk bisa menungguku"

"Aku sudah menunggumu selama dua tahun Alwi, akupun sama denganmu. Aku masih ingin melanjutkan pendidikanku selagi menunggumu siap, tapi kau hanya berjalan di tempat seperti itu. Kalau kau memang serius denganku kau pasti sudah menemui Abi dan Umiku meminta mereka untuk mengertikan keadaanmu saat ini"

"Lalu apa yang akan di katakan Abi dan Umimu? mereka pasti akan langsung menolakku Zahra. Saat ini aku belum menjadi apa-apa"

"Kau sangat memikirkan masa depanmu, kau terlalu ambisius untuk bisa memiliki kehidupan yang mewah di masa depan. Kau pikir Abi dan Umiku gila akan hal itu?" mendengar ucapan Zahra seketika membuat Alwi merasa tersinggung

"Aku melakukan itu semua untukmu Zahra, untuk masa depan kita. Kenapa kau.. "

"Untukmu bukan untukku Alwi, kau sangat ingin mendapatkan pengakuan dari orang lain mengenai keberhasilan hidupmu" sekali lagi ucapan Zahra yang tajam membuat Alwi semakin memanas, Alwi merasa kesal pada Zahra yang berpikir demikian karena ia berpikir apa yang dilakukannya saat ini semata untuk kebahagiaan mereka berdua di masa depan

"Zahra kau.. " Alwi seakan kehabisan kata-kata untuk membalas ucapan Zahra "Sudahlah, kau pikirkan saja mengenai masalah perjodohanmu, Aku yakin orang yang di jodohkan denganmu adalah orang yang hebat, tidak seperti diriku yang sekarang. Lagipula dari awal ikhtiar, kita sepakat tidak akan merasa berat melepas satu sama lain jika memang tidak di takdirkan. Semoga ke depannya kau bahagia" ucap Alwi kemudian dengan perasaan yang begitu kecewa. Ia beranjak berdiri dan pergi dari sana meninggalkan Zahra yang masih menatapnya merasa frustasi dengan keadaan saat ini. Ia juga tidak habis pikir, lelaki yang ia temani berikhtiar dan sudah dua tahun menunggunya malah akan melepasnya semudah ini bukannya berusaha memperjuangkannya

Terpopuler

Comments

its me

its me

kokxxx awi sihh

2024-04-06

0

Amanah Amanah

Amanah Amanah

iya wajar Alwi blm berani utk ktmu Abi dn umi nya krna emng msih kuliah blm ada yg bisa di banggakn di hdpn calon mertua

2022-06-27

0

Noer Anisa Noerma

Noer Anisa Noerma

semangat zahra

2022-06-18

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!