bab 4

Keesokan hari

Aku tak bisa tidur dari semalam karena memikirkan hutang 200 juta tersebut.

'jam berapa ini, rasanya gua bisa gila mikirin duit 200 juta yang bahkan gua gak pernah liat tuh duit, apa pinjem sama amel apa sekar, tapi rasanya tak enak mereka udah sering bantu dan juga belum tentu mereka pegang uang segitu, oh ibu kenapa gak bilang masalah hutang itu, rasanya bisa gila gua' ucap ku sendiri di kamar.

jam sudah menunjukan pukul 07.00 aku sudah sampai di tempat kerja meskipun dengan mata yang sedikit sembab karena habis menangis

"kamu kenapa chika matamu sembab" tanya ka sasa

"gapapa ka, aku hanya inget ibu aja " jawab ku sedikit berbohong karena bukan hanya ibu tapi uang 200 juta yang tak sedikit itu.

Semua orang sudah menunju lantai masing masing untuk melakukan tugas kebersihan.

Disini ada sekitar 35 karyawan OB atau OG semuanya di tempatkan di lantai yang berbeda satu orang satu lantai.

Aku mencoba mencari berbagai alat kebersihan di lantai bawah untuk ku bawa ke lantai atas karena beberapa alat kebersihan habis saat aku masuk ruangan kebersihan ada sinta dan elisa di depan pintu saat aku mencoba masuk kaki sinta dengan sengaja menghalangiku dan membuatku jatuh

"auuwww" teriak ku

"oops maaf gak sengaja" ucapnya lalu pergi meninggalkan ku, aku hanya menatap sinis padanya.

"kamu gak papa chika" tanya endang padaku karena kebetulan endang berada disana , ia lalu membantu ku berdiri

"gak papa ka endang, terimakasih" ucap ku lalu berjalan ke rak tempat alat kebersihan

" perlu bantuan?" tanya ka endang

"tak perlu ka, terimakasih cuma dikit ko"

"ya udah, aku duluan yah" ujar ka endang lalu pergi meninggalkan ku

Setalah ka endang pergi, aku merasa sediri di ruangan ini dan Entah kenapa rasanya sakit sekali saat ka sinta mengerjaiku, ia memang sering sekali iseng padaku tapi hari ini rasanya menyentuh sekali ke hatiku. Tak terasa air mata ku akhirnya jatuh juga, aku langsung menghapusnya dan pergi dari ruangan tersebut.

Waktu sudah menunjukan pukul 08.00 pagi pada karyawan lantai atas sudah mulai datang. Aku juga sudah selesai membersihkan dan membereskan semuanya.

Saat aku di ruang pantry untuk beres beres disana dering telpon terdengar

{hallo}

{buatkan aku kopi seperti biasa} ucap si penelepon dan menutupnya langsung

Aku terdiam sebentar memikirkan si penelepon tadi,

'suaranya mirip?? Oh tuan damian'

Aku langsung membuatkan kopi untuk tuan damian takut ia marah-marah lagi

"tok tok tok" suara ketukan pintu yang ku ketuk

"masuk" aku pun masuk ke dalam ruangan tersebut

"permisi tuan, ini kopi anda" ucapku sambil.menaruh kopi di mejanya

Damian melirik kopi tersebut

"lumayan" ucapnya dan membuatku sedikit tersenyum

"kalau begitu aku pamit tuan"

"aku belum menyuruhmu pergi" ucapnya padaku

"maap tuan apa ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya ku pada tuan damian

"kau bisa mengetik di laptop?"

aku cukup kaget dengan pertanyaan dari tuan damian

"bisa tuan" ucapku spontan

"bagus, ketik tulisan di dokumen ini, di laptop itu" ucapnya sambil memberikan sebuah berkas yang cukup tebal padaku, aku berjalan menuju deretan kursi di depan meja ceo,

Aku membuka laptop tersebut dan menyalakan nya, aku masih sedikit heran dengan tugas yang di beriakan tuan damian karena ini bukan job desk ku.

"maap tuan?" tanyaku

"kenapa? Kau tidak mau mengerjakan nya?" ucap ceo damian dengan sedikit ketus

"bu bukan tuan, tapi aku kurang mengerti dengan aplikasi di laptopnya" ucapku karena aku memang tak bisa memakai laptop dengan merk apel di gigit ini, aku bahkan baru menyentuhnya sekarang, entah berapa puluh juta harganya.

Tuan damian berjalan ke arah tempat ku dan mendudukan bokongnya di samping ku

"kalau kau memang tak bisa menggunakan laptop bilang" ucap ceo damian ketus

"bu bukan begitu tuan tapi aku baru menyentuh laptop mahal itu dan aku tak tau dimana letak aplikasinya aku takut salah bisa menyentuhnya" ujarku sambil menunduk aku selalu takut saat tuan damian berbicara sorot matanya cukup membuat ku takut

"hmmm perhatikan, aku tak akan mengulanginya lagi" ucapnya lagi.

Dengan serius aku memperhatikan arahan dari taun damian dimana letak aplikasi nya

"mengerti"

"ya tuan"

"selesaikan sebelum makan siang" ujarnya lalu bangkit menuju mejanya, aku tak bisa berkata banyak padanya rasanya mulutku seperti terkunci bila berhadapan dengan tuan damian, aku melepaskan kacamata ku dan mulai mengetik di aplikasi tersebut sambil.melihat dokumen tersebut.

pov autor

Damian memperhatikan chika dari meja kerjanya

'entah kenapa rasanya aku ingin selalu melihat wajahnya di dekatku, dengan sikap.penurut dan takutnya membuat ku gemas' ucap damian dalam hatinya

Damian terus memperhatikan chika dari arah mejanya sambil memainkan pulpen di tangan nya saat chika melirik ke arah damian, damian menjatuhkan pulpennya ke bawah meja agar chika tak curiga.

'sial' ucap damian di bawah meja karena ia takut chika salah paham

Tapi chika malah acuh dan kembali melanjutkan ketikannya.

pov selesai

Waktu istirahat tiba aku sudah menyelesaikan ketikan sebelum pukul 12.00 siang,

aku tak menyangka ternyata mengetik cepat masih bisa aku kusai. Dulu aku kerja sampingan menjadi penjaga warnet saat sma agar mendapat uang jajan tambahan, kadang beberapa mahasiswa maupun siwa sekolah meminta di buatkan makalah dan lainnya

"sudah selesai tuan" ucapku tuan damian hanya melirik ku dan bangkit dari tempat duduknya untuk mengecek ketikan di laptopnya ia kembali mendudukan bokongnya di sampingku ia melihat lihat hasil ketikan ku lalu melihat jam yang melingkar di tangannya

"bagus, kamu bisa pergi" ucapnya lalu berdiri dan kembali ke tempat duduknya

"baik tuan, saya pamit" ujarku lalu pergi dari sana jujur saja aku sedikit gugup satu ruangan dengan tuan damian

'akhirnya keluar juga' gumam ku

dan pergi ke pantry untuk minum rasanya sangat seret sekali tenggorokan ku

"habis dari mana lo, gua cari cari" ucap ka sinta saat aku minum

"ada tugas dari tuan damian"

"lo yakin tugas atau lo gatel sama tuan damian" tunjuk ka sinta pada wajahku

"tentu saja tugas ka"

"gua gak percaya, gua ke sini ambil pengharum ruangan, lo yang ambil semua dari gudang kebersihan kan"

"tapi aku cuma ambil 3 ka, emang nya di gudang belum di isi?" tanya ku

"lo ikut briefing gak si tadi pagi setiap ruangan wajib ambil dua setiap hari"

"maap ka, aku gak terlalu merhatiin"

"makanya jangan kebanyakan ngelamun, mana barangnya" ucap ka sinta

aku pun mengambil pengharum di bawah laci ruang pantry

"ini ka" ucapku sambil memberikan pengarum ruangan tersebut ka sinta langsung merebutnya

"makanya apa apa tuh dengerin, jangan banyak ngelamun lo bikin repot aja gua udah bolak balik kesini, mana lift ke lantai ini gak sembarangan bisa di akses lagi" ucap ka sinta sambil mengomel

"ia ka maaf" ucapku merasa bersalah

Sinta pun langsung pergi dari sana dengan sedikit kesal

'gua kebanyakan ngelamun kayaknya sampai gak fokus tadi'

...Bersambung. . ....

Episodes
1 bab 1 Perkenalan
2 bab 2
3 Bab 3
4 bab 4
5 Bab 5 terjebak di lift
6 Bab 6 di rumah sakit
7 Bab 7 rumah sakit
8 Bab 8 deman tinggi
9 bab 9 ka sasa
10 Bab 10 tenang
11 Bab 11 damian gelisah
12 bab 12 seperti awal
13 bab 13 mencoba
14 bab 14
15 Bab 15 perjanjian
16 Bab 16 pernikahan
17 Bab 17 Nasihat
18 Bab 18 Awal baru
19 Bab 19 awal baru part 2
20 Bab 20 belanja
21 Bab 21 curhat
22 Bab 22 kemarahan damian
23 Bab 23 Mengundurkan diri
24 Bab 24 Pulang
25 Bab 25 buat kue
26 Bab 26 Fitnah
27 Bab 27 Ribut
28 Bab 28 pengakuan
29 Bab 29 merubah panggilan
30 Bab 30 Mencoba dekat
31 Bab 31 Ketahuan
32 Bab 32 Bersedih
33 Bab 33 Chika sakit
34 Bab 34 berbaikan ???
35 Bab 35 kemarahan keren
36 Bab 36 Galau
37 Bab 37 Cemburu
38 Bab 38 Kemarahan Damian
39 Bab 39 Merasa Bersalah
40 Bab 40 Keresahan keren
41 Bab 41 Rencana Keren
42 Bab 42 Penasaran
43 Bab 43 Pertemuan
44 Bab 44 Pertengakaran
45 Bab 45
46 Bab 46 mengantar makan siang
47 Bab 46 Keren dan Clara
48 Bab 48 Kedatangan Clara
49 Bab 49 Clara Vs Keren
50 Bab 50 melepaskan masker
51 Bab 51 Undangan pernikahan
52 Bab 52
53 Bab 53 Pernikahan Gagal
54 Bab 54 Chika di culik
55 Bab 55 Petunjuk
56 Bab 56 Temukan
57 Bab 57 kematian keren
58 Bab 58 Sadar
59 Bab 59 Terungkap.
60 Bab 60
61 Bab 61 pindah rumah sakit
62 Bab 62 Tes DNA
63 Bab 63 kematian Clara
64 Bab 64 Hasil tes DNA
65 bab
66 Bab 66
67 Bab 67
Episodes

Updated 67 Episodes

1
bab 1 Perkenalan
2
bab 2
3
Bab 3
4
bab 4
5
Bab 5 terjebak di lift
6
Bab 6 di rumah sakit
7
Bab 7 rumah sakit
8
Bab 8 deman tinggi
9
bab 9 ka sasa
10
Bab 10 tenang
11
Bab 11 damian gelisah
12
bab 12 seperti awal
13
bab 13 mencoba
14
bab 14
15
Bab 15 perjanjian
16
Bab 16 pernikahan
17
Bab 17 Nasihat
18
Bab 18 Awal baru
19
Bab 19 awal baru part 2
20
Bab 20 belanja
21
Bab 21 curhat
22
Bab 22 kemarahan damian
23
Bab 23 Mengundurkan diri
24
Bab 24 Pulang
25
Bab 25 buat kue
26
Bab 26 Fitnah
27
Bab 27 Ribut
28
Bab 28 pengakuan
29
Bab 29 merubah panggilan
30
Bab 30 Mencoba dekat
31
Bab 31 Ketahuan
32
Bab 32 Bersedih
33
Bab 33 Chika sakit
34
Bab 34 berbaikan ???
35
Bab 35 kemarahan keren
36
Bab 36 Galau
37
Bab 37 Cemburu
38
Bab 38 Kemarahan Damian
39
Bab 39 Merasa Bersalah
40
Bab 40 Keresahan keren
41
Bab 41 Rencana Keren
42
Bab 42 Penasaran
43
Bab 43 Pertemuan
44
Bab 44 Pertengakaran
45
Bab 45
46
Bab 46 mengantar makan siang
47
Bab 46 Keren dan Clara
48
Bab 48 Kedatangan Clara
49
Bab 49 Clara Vs Keren
50
Bab 50 melepaskan masker
51
Bab 51 Undangan pernikahan
52
Bab 52
53
Bab 53 Pernikahan Gagal
54
Bab 54 Chika di culik
55
Bab 55 Petunjuk
56
Bab 56 Temukan
57
Bab 57 kematian keren
58
Bab 58 Sadar
59
Bab 59 Terungkap.
60
Bab 60
61
Bab 61 pindah rumah sakit
62
Bab 62 Tes DNA
63
Bab 63 kematian Clara
64
Bab 64 Hasil tes DNA
65
bab
66
Bab 66
67
Bab 67

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!