My Parent'S

My Parent'S

Chapter 2_Gosip lantai 3

Jam makan siang telah tiba, giliran Rena, Zeina dan Bryant yang makan siang menggantikan karyawan yang telah makan siang terlebih dahulu. Seperti biasa mereka bertiga akan berbagi makanan dan saling berbicara untuk mengisi keheningan setiap saat di ruangan istirahat mereka masing masing.

Ada sih beberapa promo untuk para karyawan jika ingin membeli makanan di restoran bos nya tersebut. Ada juga kantin, tapi makanan lebih higienis jika dimasak sendiri.

Mereka bertiga tidak seperti yang lainnya yang jauh lebih boros akan uang hanya untuk makan makanan di restoran tempat mereka bekerja. Setidaknya mereka diizinkan untuk membawa bekal dari rumah masing masing. Maklum saja mereka mendapatkan pujian dari bos nya.

"Widih udang, kenapa setiap kalo Lo mau makan selalu bawa seafood dan makanan yang selera sih bry-?" ucap Rena langsung menyaut santapan Bryant.

"Renn, makanan guee. Kenapa sih Lo, selalu saja merampas kebahagiaan gue?" ucap Bryant.

"Emang Lo pernah bahagia? Apa kebahagiaan Lo?" ucap Rena sambil menyuap makanan di mulutnya.

"Kebahagiaan gue itu makanan itu, Yang biasa Lo makan membuat gue juga ikut kenyang-" ucap Bryant gembel.

Plak

"Wihh, tendangan maut-!" ucap Bryant memegang kepala nya yang kena pukul dari Zeina.

"Lo jangan jadi gembel, nyebar nyebar bucin ae Lo-!" ucap Zeina tidak terima.

"Ada yang cemburu ni ciee-" goda Bryant.

"Monyet kali yang cemburu, banyak cogan yang mau sama gue. Iya gak Ren?" ucap Zeina membanggakan diri menatap Rena yang masih fokus dengan sarapan siang Bryant yang ia rampas.

"Bry, Lo makan ni. Kasihan gue, anak monyet enggak makan. Bisa bisa gue di jitak sama mbok nya." ucap Rena menyodorkan makanan nya ke Bryant.

"Lo masak apa Ren astaghfirullah halazim, Lo masak apa masak-?" ucap Bryant menatap bekal yang dibawa Rena yang berisi telor gosong dengan nasi.

"Sama ajah ****-!" ucap Zeina menyisir Bryant.

"Ya sana makan, enak kok haha." tawa Rena tertawa

"Mulai sekarang gue suruh Mak gue buat nyiapin bekal dua deh. Kasian gue anak jerapah enggak bisa makan jadi ngerampas punya orang-" ucap Bryant.

"Eh jangan, gue kasihan sama Mak lu. Gue enggak ngerampas lagi deh sarapan Lo, gitu gitu dia masak pake sayur dan butuh uang kan-" ucap Rena.

"Lo pikir ekonomi keluarga gue standart, Ren?" tanya Bryant.

"Barang kali perusahaan bapak Lo bangkrut ya gak, Zen-" ucap Rena

"Bener banget tuh, wkwk." ucap Zeina.

"Bener bener kalian berdua not have akhlak tau gak-" ucap Bryant kesal dengan mereka.

"Ya sudah sih ya, Lo bicara kayak gitu emang akhlak Lo udah bener? Kayak siapa sih, ummi Dedeh. Gue ngefans banget sama dia, wkwk." ucap Rena

"Kayak anak nya dia ajah Lo," ucap Bryant.

"Ya biarin sih ya, kan Rena cuman ngefans doang. Wajar sih, Emak Rena dulu pas hamil mungkin suka sama ummi Dedeh. Iya gak, Ren?" ucap Zeina.

"Bener banget tuh Zen, wkwk." ucap Rena.

"Ah bodo lah, makin nimbrung sama anak anak kancil jadi oon sendiri gue-" ucap Bryant lalu berdiri menuju kantin supaya dia makan leluasa.

"Wkwk, anak badak kesel tuh Zen." sindir Rena meletakan bekal Bryant yang sudah habis ia lahap.

"Apa apaan sih lu Zen, tadi anak monyet sekarang anak badak. Mungkin besok buaya berkaki kali ya, aneh ajah lu-" ucap Zeina sambil menelan minuman untuk melegakan tenggorokan nya.

"Bukan buaya berkaki Zen, beda lagi kalo buaya berkaki-" ucap Rena

"Emang apa perbedaannya, Ren?" tanya Zeina

"Ya kalo buaya berkaki dia bakalan nerkam cewek cantik, Zen. Sedangkan buaya tanpa kaki, ia buta cinta sama ceweknya Zen. gitu, lu gak tau pelajaran IPS kali ya?" ucap Rena mengerutkan keningnya.

"Ya mana ada IPS mempelajari hal kayak gitu Ren, aneh lu. Bukan IPS kali, IPA yang bener-" ucap Zeina.

"Iya iya gue tau. Gue tau kalo cuman gue yang mempelajari budak kura kura wkwk-" ucap Rena.

"Shh, terserah apa kata lu deh ren, gak waras lu." ucap Zeina akhirnya menyerah.

"Wkwk." tawa Rena.

***

Disisi lain Bryant yang sudah sampai di kantin pun merasa aneh. Kenapa sepi? Karyawan lainnya dimana kok menghilang?.

"Mbak, pegawai disini dimana-?" tanya Bryant.

"Pegawai sih tau tau nya tadi ke lantai 3 mas. Tadi denger gosip sih, pelanggan VIP marah gegara kinerja karyawan disini tidak becus-"

"What? Kok saya tidak tau ya mbak-" ucap Bryant.

"Ya palingan mas nya nongkrong sama 2 peri itu mungkin-"

"Iya sih, ya sudah makasih info nya ya mbak-" ucap Bryant

"Iya sama sama mas-"

Bryant pun berjalan ke ruangan tongkrongan teman temannya itu.

"Napa Lo, buru buru kayak dikejar macan-!" ucap Rena.

"IDIH, ya wajar sih. Gue dapat info dari penjaga kantin kalo anak anak lainnya di lantai 3 woii-!" ucap Bryant membuat suasana menjadi heboh.

"Ya kalo gitu kita harus ngapain?, emang ada apa sih di lantai 3? kayaknya cuman lantai doang deh. ngapain pada ngumpul-?" ucap Rena heran.

"Ya gue juga enggak tau, tapi kata mbak penjaga kantin sih. Mereka kumpul gegara pelanggan VIP marah, kinerja anak anak dikira enggak becus-" ucap Bryant.

"Ya firasat gue sebaiknya jangan kesana sih. Biasanya pelanggan VIP menyuruh manajer memecat karyawan, dia kan punya uang banyak. Jadi kek gitu lah ah tauk gue-" ucap Rena

"Iya tapi gue Panasaran Ren, kesana yuk-" ucap Zeina

"Apaan sih ogah ah-" tolak Rena

"Udah jangan cerewet ayo-" ucap Bryant menggandeng paksa tangan Rena

"Ishh-" gerutu Rena berusaha menjalankan kaki nya yang mager tersebut.

Maaf kalo ada kosakata yang salah-!

***

Terpopuler

Comments

🎯Pak Guru📝📶

🎯Pak Guru📝📶

like

dukung juga karyaku ya

ILMU YANG BERMANFAAT.

2020-09-10

1

lihat semua
Episodes
1 Chapter 2_Gosip lantai 3
2 Chapter 3_Para anak kancil
3 Chapter 4_Belanja
4 Chapter 5_Suruhan ayah
5 Chapter 6_Gagal nya penerbangan
6 chapter 7_Vano
7 Chapter 8_Sosok Nean
8 Chapter 9_Dih Geer
9 Chapter 10_Negoisasi
10 Chapter 11_Mau pulang
11 Chapter 12_Keputusan Ny.Alvin
12 Chapter 13_Ayah..
13 Chapter 14_Melamun teros
14 Chapter 15_Menyetujui
15 Chapter 16_Kenyataan pahit
16 Chapter 17_Emosi Nean
17 Chapter 18_Kehilangan Vano
18 Chapter 19_Kesal
19 Chapter 20_Pecat tidak ya..
20 Chapter 21_ANAK CEO!!!
21 Chapter 22_Permainan yang gagal
22 Chapter 23_Istri?!
23 Chapter 24_Menjenguk 1
24 Chapter 25_Menjenguk 2
25 Chapter 26_Bermain di taman^^
26 Chapter 27_Kegaduhan Vano
27 Chapter 28_Kekacauan di kamar mandi
28 Chapter 29_Gak ada angin kok tertarik?
29 Chapter 30_Pulangg
30 Chapter 31_CEO tak berpendidikan
31 Chapter 32_Cicip bubur
32 Chapter 33_Membiarkan Vano tinggal
33 Chapter 34_Pagi-pagi buta
34 Chapter 35_Perbincangan
35 Chapter 36_Pertengkaran di mall.
36 Langgar janji
37 chapter 38_Kedok terbongkar
38 Chapter 39_Bertemu Nean
39 Chapter 40_Kesempatan?
40 Chapter 41_Khawatir
41 Chapter 42_Masuk kerja
42 Chapter 43_Pernyataan Cia
43 Chapter44_Kehilangan Zeina
44 Chapter45_Pergi ke Amerika
45 Chapter46_Pulangnya ayah
46 Chapter47_KondisiZeina
47 Chapter48_MenyelamatkanZeina
48 Chapter49_DisusulNean
49 Chapter50_RumahSakit
50 Chapter51_Berdua
51 Chapter52_Perasaan...
52 Chapter53_TerpaksaMenginap
53 Chapter54_MengobrolDiRumahNean
54 Chapter55_SosokNeyna
55 Chapter56_MenujuHariH
56 Chapter57_KabarGembira
57 Chapter58_KorbanBullying
58 Chapter59_CeritaMendiangNenek
59 Chapter60_CeritaTentangRumah#2
60 Chapte 61_Kecupan
61 Chapter62_HariUlangTahun
62 Chapter63_JebakanUntukVano
63 Chapter64_SeorangGadis?
64 Chapter65_Panggilan sayang
65 Chapter66_MenujuSAH
66 Chapter67_Kau kembali....
67 Chapter68_Awal masalah
68 Chapter69_Diusir
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Chapter 2_Gosip lantai 3
2
Chapter 3_Para anak kancil
3
Chapter 4_Belanja
4
Chapter 5_Suruhan ayah
5
Chapter 6_Gagal nya penerbangan
6
chapter 7_Vano
7
Chapter 8_Sosok Nean
8
Chapter 9_Dih Geer
9
Chapter 10_Negoisasi
10
Chapter 11_Mau pulang
11
Chapter 12_Keputusan Ny.Alvin
12
Chapter 13_Ayah..
13
Chapter 14_Melamun teros
14
Chapter 15_Menyetujui
15
Chapter 16_Kenyataan pahit
16
Chapter 17_Emosi Nean
17
Chapter 18_Kehilangan Vano
18
Chapter 19_Kesal
19
Chapter 20_Pecat tidak ya..
20
Chapter 21_ANAK CEO!!!
21
Chapter 22_Permainan yang gagal
22
Chapter 23_Istri?!
23
Chapter 24_Menjenguk 1
24
Chapter 25_Menjenguk 2
25
Chapter 26_Bermain di taman^^
26
Chapter 27_Kegaduhan Vano
27
Chapter 28_Kekacauan di kamar mandi
28
Chapter 29_Gak ada angin kok tertarik?
29
Chapter 30_Pulangg
30
Chapter 31_CEO tak berpendidikan
31
Chapter 32_Cicip bubur
32
Chapter 33_Membiarkan Vano tinggal
33
Chapter 34_Pagi-pagi buta
34
Chapter 35_Perbincangan
35
Chapter 36_Pertengkaran di mall.
36
Langgar janji
37
chapter 38_Kedok terbongkar
38
Chapter 39_Bertemu Nean
39
Chapter 40_Kesempatan?
40
Chapter 41_Khawatir
41
Chapter 42_Masuk kerja
42
Chapter 43_Pernyataan Cia
43
Chapter44_Kehilangan Zeina
44
Chapter45_Pergi ke Amerika
45
Chapter46_Pulangnya ayah
46
Chapter47_KondisiZeina
47
Chapter48_MenyelamatkanZeina
48
Chapter49_DisusulNean
49
Chapter50_RumahSakit
50
Chapter51_Berdua
51
Chapter52_Perasaan...
52
Chapter53_TerpaksaMenginap
53
Chapter54_MengobrolDiRumahNean
54
Chapter55_SosokNeyna
55
Chapter56_MenujuHariH
56
Chapter57_KabarGembira
57
Chapter58_KorbanBullying
58
Chapter59_CeritaMendiangNenek
59
Chapter60_CeritaTentangRumah#2
60
Chapte 61_Kecupan
61
Chapter62_HariUlangTahun
62
Chapter63_JebakanUntukVano
63
Chapter64_SeorangGadis?
64
Chapter65_Panggilan sayang
65
Chapter66_MenujuSAH
66
Chapter67_Kau kembali....
67
Chapter68_Awal masalah
68
Chapter69_Diusir

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!