My Parent'S
Jam makan siang telah tiba, giliran Rena, Zeina dan Bryant yang makan siang menggantikan karyawan yang telah makan siang terlebih dahulu. Seperti biasa mereka bertiga akan berbagi makanan dan saling berbicara untuk mengisi keheningan setiap saat di ruangan istirahat mereka masing masing.
Ada sih beberapa promo untuk para karyawan jika ingin membeli makanan di restoran bos nya tersebut. Ada juga kantin, tapi makanan lebih higienis jika dimasak sendiri.
Mereka bertiga tidak seperti yang lainnya yang jauh lebih boros akan uang hanya untuk makan makanan di restoran tempat mereka bekerja. Setidaknya mereka diizinkan untuk membawa bekal dari rumah masing masing. Maklum saja mereka mendapatkan pujian dari bos nya.
"Widih udang, kenapa setiap kalo Lo mau makan selalu bawa seafood dan makanan yang selera sih bry-?" ucap Rena langsung menyaut santapan Bryant.
"Renn, makanan guee. Kenapa sih Lo, selalu saja merampas kebahagiaan gue?" ucap Bryant.
"Emang Lo pernah bahagia? Apa kebahagiaan Lo?" ucap Rena sambil menyuap makanan di mulutnya.
"Kebahagiaan gue itu makanan itu, Yang biasa Lo makan membuat gue juga ikut kenyang-" ucap Bryant gembel.
Plak
"Wihh, tendangan maut-!" ucap Bryant memegang kepala nya yang kena pukul dari Zeina.
"Lo jangan jadi gembel, nyebar nyebar bucin ae Lo-!" ucap Zeina tidak terima.
"Ada yang cemburu ni ciee-" goda Bryant.
"Monyet kali yang cemburu, banyak cogan yang mau sama gue. Iya gak Ren?" ucap Zeina membanggakan diri menatap Rena yang masih fokus dengan sarapan siang Bryant yang ia rampas.
"Bry, Lo makan ni. Kasihan gue, anak monyet enggak makan. Bisa bisa gue di jitak sama mbok nya." ucap Rena menyodorkan makanan nya ke Bryant.
"Lo masak apa Ren astaghfirullah halazim, Lo masak apa masak-?" ucap Bryant menatap bekal yang dibawa Rena yang berisi telor gosong dengan nasi.
"Sama ajah ****-!" ucap Zeina menyisir Bryant.
"Ya sana makan, enak kok haha." tawa Rena tertawa
"Mulai sekarang gue suruh Mak gue buat nyiapin bekal dua deh. Kasian gue anak jerapah enggak bisa makan jadi ngerampas punya orang-" ucap Bryant.
"Eh jangan, gue kasihan sama Mak lu. Gue enggak ngerampas lagi deh sarapan Lo, gitu gitu dia masak pake sayur dan butuh uang kan-" ucap Rena.
"Lo pikir ekonomi keluarga gue standart, Ren?" tanya Bryant.
"Barang kali perusahaan bapak Lo bangkrut ya gak, Zen-" ucap Rena
"Bener banget tuh, wkwk." ucap Zeina.
"Bener bener kalian berdua not have akhlak tau gak-" ucap Bryant kesal dengan mereka.
"Ya sudah sih ya, Lo bicara kayak gitu emang akhlak Lo udah bener? Kayak siapa sih, ummi Dedeh. Gue ngefans banget sama dia, wkwk." ucap Rena
"Kayak anak nya dia ajah Lo," ucap Bryant.
"Ya biarin sih ya, kan Rena cuman ngefans doang. Wajar sih, Emak Rena dulu pas hamil mungkin suka sama ummi Dedeh. Iya gak, Ren?" ucap Zeina.
"Bener banget tuh Zen, wkwk." ucap Rena.
"Ah bodo lah, makin nimbrung sama anak anak kancil jadi oon sendiri gue-" ucap Bryant lalu berdiri menuju kantin supaya dia makan leluasa.
"Wkwk, anak badak kesel tuh Zen." sindir Rena meletakan bekal Bryant yang sudah habis ia lahap.
"Apa apaan sih lu Zen, tadi anak monyet sekarang anak badak. Mungkin besok buaya berkaki kali ya, aneh ajah lu-" ucap Zeina sambil menelan minuman untuk melegakan tenggorokan nya.
"Bukan buaya berkaki Zen, beda lagi kalo buaya berkaki-" ucap Rena
"Emang apa perbedaannya, Ren?" tanya Zeina
"Ya kalo buaya berkaki dia bakalan nerkam cewek cantik, Zen. Sedangkan buaya tanpa kaki, ia buta cinta sama ceweknya Zen. gitu, lu gak tau pelajaran IPS kali ya?" ucap Rena mengerutkan keningnya.
"Ya mana ada IPS mempelajari hal kayak gitu Ren, aneh lu. Bukan IPS kali, IPA yang bener-" ucap Zeina.
"Iya iya gue tau. Gue tau kalo cuman gue yang mempelajari budak kura kura wkwk-" ucap Rena.
"Shh, terserah apa kata lu deh ren, gak waras lu." ucap Zeina akhirnya menyerah.
"Wkwk." tawa Rena.
***
Disisi lain Bryant yang sudah sampai di kantin pun merasa aneh. Kenapa sepi? Karyawan lainnya dimana kok menghilang?.
"Mbak, pegawai disini dimana-?" tanya Bryant.
"Pegawai sih tau tau nya tadi ke lantai 3 mas. Tadi denger gosip sih, pelanggan VIP marah gegara kinerja karyawan disini tidak becus-"
"What? Kok saya tidak tau ya mbak-" ucap Bryant.
"Ya palingan mas nya nongkrong sama 2 peri itu mungkin-"
"Iya sih, ya sudah makasih info nya ya mbak-" ucap Bryant
"Iya sama sama mas-"
Bryant pun berjalan ke ruangan tongkrongan teman temannya itu.
"Napa Lo, buru buru kayak dikejar macan-!" ucap Rena.
"IDIH, ya wajar sih. Gue dapat info dari penjaga kantin kalo anak anak lainnya di lantai 3 woii-!" ucap Bryant membuat suasana menjadi heboh.
"Ya kalo gitu kita harus ngapain?, emang ada apa sih di lantai 3? kayaknya cuman lantai doang deh. ngapain pada ngumpul-?" ucap Rena heran.
"Ya gue juga enggak tau, tapi kata mbak penjaga kantin sih. Mereka kumpul gegara pelanggan VIP marah, kinerja anak anak dikira enggak becus-" ucap Bryant.
"Ya firasat gue sebaiknya jangan kesana sih. Biasanya pelanggan VIP menyuruh manajer memecat karyawan, dia kan punya uang banyak. Jadi kek gitu lah ah tauk gue-" ucap Rena
"Iya tapi gue Panasaran Ren, kesana yuk-" ucap Zeina
"Apaan sih ogah ah-" tolak Rena
"Udah jangan cerewet ayo-" ucap Bryant menggandeng paksa tangan Rena
"Ishh-" gerutu Rena berusaha menjalankan kaki nya yang mager tersebut.
Maaf kalo ada kosakata yang salah-!
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
🎯Pak Guru📝📶
like
dukung juga karyaku ya
ILMU YANG BERMANFAAT.
2020-09-10
1