Disaat Rena membeli siomay, suara anak jalanan lainnya terdengar ramai ramai. ia pun menengok ke sumber suara, menatap satu korban yang di keroyok. Disaat ia memutar badannya tak memperdulikan satu kalimat mengelilingi kepala nya.
Jadikan kekuatan mu hanya untuk menolong, jangan kau umbar umbar seraya nya orang gila
ucapan itu pun membuat Rena harus berbalik badan ke tempat keroyokan laki laki tersebut.
"Heh kalian mau apa-!" ucap Rena memulai pembicaraan.
"Sapa lo-!, Lo cewek jangan ikut campur deh-! Lo kesandung saja malu-" remeh pria tersebut yang membully pria tengah (Korban).
"Iya gue cewek, lalu kalo gue lemah Lo bisa kan mengabulkan permintaan gue untuk melepaskan cowok lemah itu-" ucap Rena menatap datar para pria tersebut.
Ia menatap pria tersebut yang tengah berbisik sambil tersenyum.
"Oke, Lo pergi sana-" ucap pria tersebut melepaskan korban tersebut.
"Oke thanks-" ucap Rena hendak kembali ke tempat penjual siomay tangan nya di pegang oleh pria tersebut.
"Tapi lo sebagai jaminan nya-" ucap nya tertawa sambil menarik tangan Rena.
Dengan kekuatan nya pun ia menangkis tangan pria itu dan menjatuhkan nya.
"Lo jangan sembarangan pegang gue-!" bentak Rena
"Cewek sialan lo-! sini lo-"
mereka pun mengepung Rena di pinggir jalan, sedangkan pria korban tadi hanya bisa beralih agak menjauh dari tempat nya.
Satu persatu tangan dan kaki pria pria berandalan tersebut patahkan, hingga semuanya merintih kesakitan di aspal.
"Capek gue sama tingkah kalian, kalo mau jadi berandalan. Jangan mengusik orang yang lemah, apa sih keuntungan nya. Mentang mentang kalian yang berkuasa gitu, bisa seenaknya mengusik. Itu adalah hukuman yang diberikan Tuhan karena kalian mengusik pria itu dan gue-! ngerti lo-" ucap Rena langsung berlalu. Namun kaki nya di pegang spontan Rena pun terjatuh.
"Asshit-!" ucap Rena menatap kaki dan tangannya yang memar.
"Sialan lo-!"
Brak
Rena memukul kepala pria yang menjatuhkan nya tadi dengan siku tangannya. Ia pun langsung pingsan karena mengalami pukulan terlalu keras.
"Cuih-" ucap Rena meludah
Ia pun langsung pergi tanpa hambatan lagi. Mengambil siomay nya dan meninggalkan taman tersebut dengan ibunya dan mbak Ima.
"Untung saja aku sudah mengambil foto nya-" ucap pria lemah tadi menatap handphonenya.
Disana ada beberapa foto Rena yang sedang maki maki pria tersebut, disaat ia terjatuh. Dan Rena yang terbang hendak jatuh ke tanah.
"Tapi ibu yang ada di kursi roda tadi siapa-? Apakah dia ibunya-" batin pria itu
"Ya sudah lah-"
Ia pun menutup ponsel nya lalu pergi menghilang entah kemana.
***
"Nona tidak apa apa kan? Apa perlu bibi oleskan obat merah-?" mbak Ima menanyai Rena dengan khawatir..
"Tidak apa apa bi, tidak sakit kok. Tadi cuman perih sekarang tidak-" ucap Rena
"Ini kenapa ni-?"ayah keluar dari kamar menatap perihal mbak Ima yang menunduk berdiri didepan Rena yang tengah duduk didepan mbak Ima.
"Ini tuan, tadi nona Rena bertengkar sama laki laki jalanan-" adu mbak Ima.
"Mbak Ima ngapain sih kok di adu ke ayah-" ucap Rena mengkerut menatap mbak Ima.
"Tidak apa apa non, biar tuan besar tau kasian luka nya-" ucap mbak Ima.
"Rena, ayah mau bicara sama kamu di atas-" ucap ayahnya berjalan mendahului.
"Tuh kan Bi, Rena pasti di marahin sama ayah-" ucap Rena kesal
"Maaf non, bibi tidak bermaksud tadi-" ucap mbak Ima merasa bersalah.
"Ah sudah lah, jaga ibu bi-" ucap Rena berdiri meninggalkan mbak Ima dsn ibunya disana.
"Iya non-" ucap mbak Ima.
Rena pun melangkahkan kaki nya melewati tangga, diatas udaranya sangat sejuk. Lantai atas bukan kamar, melainkan rooftop untuk bersantai. angin kencang membuat baju ayahnya yang ia lihat berkibar membelakangi nya.
"Ya ayah-?" ucap Rena menunduk.
"Rena, jelaskan tadi ucapan mbak ima-" ucap ayahnya.
"Ayah, tadi Rena cuman membantu seorang pemuda yang tengah di bully sama segerombolan berandalan ayah. Kasian dia, Rena bantu bicara baik baik. Tapi ketika Rena hendak kembali ke ibu, ia memegang tangan Rena meminta jaminan atas kepergian pria lemah tadi. Yaudah karena Rena berjaga diri takutnya ia memegang badan Rena yang lain, akhirnya kita bertengkar ayah-" ucap Rena
"Lalu kamu apakan berandalan tadi-?" tanya ayahnya.
"Aku..Tangan dan kaki nya Rena patahkan ayah-"
Plak
Rena di tampar oleh ayahnya seketika membuat Rena membeku ditempat.
"Bodoh kamu Rena-! Kamu tidak bersalah jika melawan mereka, setidaknya beri mereka pelajaran atas perbuatan mereka dengan wajar. Begini jika polisi datang menyerbu rumah kita bagaimana-?" jelas ayahnya emosi.
"Maaf ayah, Rena terlalu kesal tadi-" ucap Rena menunduk. Tidak mempedulikan darah yang mengalir di pipinya. Tamparan yang diberikan ayahnya tadi cukup keras, membuat pipi Rena terkelupas.
"Maaf, maafkan ayah. Ayah tadi juga kesal-" ucap ayahnya memeluk Rena.
Rena diam atas perlakuan ayahnya, tak berapa lama ketika ayahnya memeluk dirinya. Ia kembali berkata..
"Pergilah ke Singapura dengan ibu mu-" ucap ayahnya membuat Rena mendongak seketika.
"Maksud ayah apa-?" tanya Rena.
"Ayah tidak mau kau di masukan penjara Rena, masa depan mu masih panjang. Kau belum menikah, kau adalah anak gadis satu satu nya yang di miliki ayah dan ibu mu. Pergi lah, biar ayah yang menjaga di sini-" ucap ayahnya.
"Rena tidak mau ayah-" ucap Rena
"Anak kesayangan ayah pasti menurut kok, ayo cepat bereskan barang barang kamu. Ayah akan mengantar kamu ke bandara-" ucap ayahnya.
"Tapi ayah-" ucap Rena sendu
Ayahnya diam, dirinya mulai kesal dengan penolakan Rena. Hingga akhirnya Rena pun mengiyakan saja ucapan ayahnya. Ia menyuruh mbak Ima untuk ikut bersama nya menjaga ibu di Singapura. Nyata nya mbak Ima jauh lebih memilih untuk mengundurkan diri dari pada ikut.
Ia mempunyai anak dirumah, tidak mungkin ia tinggalkan. Ya sudah jika itu memang sudah menjadi keputusan mbak Ima, Rena berterima kasih dan menyerahkan 5 juta jauh lebih banyak dari pada bayaran normal nya ke mbak Ima.
Sesuai ucapan ayahnya, ibunya dan Rena di antar ke bandara kota tersebut. Ia terkaget ketika menatap dua orang yang mendekat dan berlari ke arah mereka. Nampak nya, ucapan mereka telah mereka tepati untuk ikut bersama nya di Singapura.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments