NovelToon NovelToon

My Parent'S

Chapter 2_Gosip lantai 3

Jam makan siang telah tiba, giliran Rena, Zeina dan Bryant yang makan siang menggantikan karyawan yang telah makan siang terlebih dahulu. Seperti biasa mereka bertiga akan berbagi makanan dan saling berbicara untuk mengisi keheningan setiap saat di ruangan istirahat mereka masing masing.

Ada sih beberapa promo untuk para karyawan jika ingin membeli makanan di restoran bos nya tersebut. Ada juga kantin, tapi makanan lebih higienis jika dimasak sendiri.

Mereka bertiga tidak seperti yang lainnya yang jauh lebih boros akan uang hanya untuk makan makanan di restoran tempat mereka bekerja. Setidaknya mereka diizinkan untuk membawa bekal dari rumah masing masing. Maklum saja mereka mendapatkan pujian dari bos nya.

"Widih udang, kenapa setiap kalo Lo mau makan selalu bawa seafood dan makanan yang selera sih bry-?" ucap Rena langsung menyaut santapan Bryant.

"Renn, makanan guee. Kenapa sih Lo, selalu saja merampas kebahagiaan gue?" ucap Bryant.

"Emang Lo pernah bahagia? Apa kebahagiaan Lo?" ucap Rena sambil menyuap makanan di mulutnya.

"Kebahagiaan gue itu makanan itu, Yang biasa Lo makan membuat gue juga ikut kenyang-" ucap Bryant gembel.

Plak

"Wihh, tendangan maut-!" ucap Bryant memegang kepala nya yang kena pukul dari Zeina.

"Lo jangan jadi gembel, nyebar nyebar bucin ae Lo-!" ucap Zeina tidak terima.

"Ada yang cemburu ni ciee-" goda Bryant.

"Monyet kali yang cemburu, banyak cogan yang mau sama gue. Iya gak Ren?" ucap Zeina membanggakan diri menatap Rena yang masih fokus dengan sarapan siang Bryant yang ia rampas.

"Bry, Lo makan ni. Kasihan gue, anak monyet enggak makan. Bisa bisa gue di jitak sama mbok nya." ucap Rena menyodorkan makanan nya ke Bryant.

"Lo masak apa Ren astaghfirullah halazim, Lo masak apa masak-?" ucap Bryant menatap bekal yang dibawa Rena yang berisi telor gosong dengan nasi.

"Sama ajah ****-!" ucap Zeina menyisir Bryant.

"Ya sana makan, enak kok haha." tawa Rena tertawa

"Mulai sekarang gue suruh Mak gue buat nyiapin bekal dua deh. Kasian gue anak jerapah enggak bisa makan jadi ngerampas punya orang-" ucap Bryant.

"Eh jangan, gue kasihan sama Mak lu. Gue enggak ngerampas lagi deh sarapan Lo, gitu gitu dia masak pake sayur dan butuh uang kan-" ucap Rena.

"Lo pikir ekonomi keluarga gue standart, Ren?" tanya Bryant.

"Barang kali perusahaan bapak Lo bangkrut ya gak, Zen-" ucap Rena

"Bener banget tuh, wkwk." ucap Zeina.

"Bener bener kalian berdua not have akhlak tau gak-" ucap Bryant kesal dengan mereka.

"Ya sudah sih ya, Lo bicara kayak gitu emang akhlak Lo udah bener? Kayak siapa sih, ummi Dedeh. Gue ngefans banget sama dia, wkwk." ucap Rena

"Kayak anak nya dia ajah Lo," ucap Bryant.

"Ya biarin sih ya, kan Rena cuman ngefans doang. Wajar sih, Emak Rena dulu pas hamil mungkin suka sama ummi Dedeh. Iya gak, Ren?" ucap Zeina.

"Bener banget tuh Zen, wkwk." ucap Rena.

"Ah bodo lah, makin nimbrung sama anak anak kancil jadi oon sendiri gue-" ucap Bryant lalu berdiri menuju kantin supaya dia makan leluasa.

"Wkwk, anak badak kesel tuh Zen." sindir Rena meletakan bekal Bryant yang sudah habis ia lahap.

"Apa apaan sih lu Zen, tadi anak monyet sekarang anak badak. Mungkin besok buaya berkaki kali ya, aneh ajah lu-" ucap Zeina sambil menelan minuman untuk melegakan tenggorokan nya.

"Bukan buaya berkaki Zen, beda lagi kalo buaya berkaki-" ucap Rena

"Emang apa perbedaannya, Ren?" tanya Zeina

"Ya kalo buaya berkaki dia bakalan nerkam cewek cantik, Zen. Sedangkan buaya tanpa kaki, ia buta cinta sama ceweknya Zen. gitu, lu gak tau pelajaran IPS kali ya?" ucap Rena mengerutkan keningnya.

"Ya mana ada IPS mempelajari hal kayak gitu Ren, aneh lu. Bukan IPS kali, IPA yang bener-" ucap Zeina.

"Iya iya gue tau. Gue tau kalo cuman gue yang mempelajari budak kura kura wkwk-" ucap Rena.

"Shh, terserah apa kata lu deh ren, gak waras lu." ucap Zeina akhirnya menyerah.

"Wkwk." tawa Rena.

***

Disisi lain Bryant yang sudah sampai di kantin pun merasa aneh. Kenapa sepi? Karyawan lainnya dimana kok menghilang?.

"Mbak, pegawai disini dimana-?" tanya Bryant.

"Pegawai sih tau tau nya tadi ke lantai 3 mas. Tadi denger gosip sih, pelanggan VIP marah gegara kinerja karyawan disini tidak becus-"

"What? Kok saya tidak tau ya mbak-" ucap Bryant.

"Ya palingan mas nya nongkrong sama 2 peri itu mungkin-"

"Iya sih, ya sudah makasih info nya ya mbak-" ucap Bryant

"Iya sama sama mas-"

Bryant pun berjalan ke ruangan tongkrongan teman temannya itu.

"Napa Lo, buru buru kayak dikejar macan-!" ucap Rena.

"IDIH, ya wajar sih. Gue dapat info dari penjaga kantin kalo anak anak lainnya di lantai 3 woii-!" ucap Bryant membuat suasana menjadi heboh.

"Ya kalo gitu kita harus ngapain?, emang ada apa sih di lantai 3? kayaknya cuman lantai doang deh. ngapain pada ngumpul-?" ucap Rena heran.

"Ya gue juga enggak tau, tapi kata mbak penjaga kantin sih. Mereka kumpul gegara pelanggan VIP marah, kinerja anak anak dikira enggak becus-" ucap Bryant.

"Ya firasat gue sebaiknya jangan kesana sih. Biasanya pelanggan VIP menyuruh manajer memecat karyawan, dia kan punya uang banyak. Jadi kek gitu lah ah tauk gue-" ucap Rena

"Iya tapi gue Panasaran Ren, kesana yuk-" ucap Zeina

"Apaan sih ogah ah-" tolak Rena

"Udah jangan cerewet ayo-" ucap Bryant menggandeng paksa tangan Rena

"Ishh-" gerutu Rena berusaha menjalankan kaki nya yang mager tersebut.

Maaf kalo ada kosakata yang salah-!

***

Chapter 3_Para anak kancil

Mereka memiliki kendala untuk meminta maaf kepada pelanggan lainnya apa bila suasana di lantai 3 menganggu. Hingga pada akhirnya Rena menyuruh para pelanggan yang berkenan masih mau makan dan tidak mau mendengar keributan yang terdengar dari lantai satu pun memakai headset.

Supaya mereka jauh lebih asik dan bisa mengobrol leluasa. Setelah menyelesaikan urusannya di lantai satu mereka beralih ke lantai 3. Suasana gebrak menggebrak meja langsung terdengar begitu lift sampai di lantai tujuan.

Rena langsung berlari untuk menghampiri anak anak karyawan yang masih tertunduk.

"Ada apa sih?" ucap Rena terhadap salah satu karyawan.

"Sstt-!" ucap nya sambil menaruh jari telunjuk nya di bibirnya.

"Bagaimana bisa kinerja kalian seburuk ini, hah!!! Saya tidak mau tau-! Saya akan menuntut restoran ini ke pihak yang berwajib-!" ucap salah seorang pria dengan marahnya didepan mereka.

"Tuan saya mohon, kami bisa membayar kerugian atas kinerja karyawan saya. Cukup pilih karyawan yang mengerjakan sesuatu tidak becus, dengan segera kami akan memecat nya-" pihak manajer berusaha menenangkan pria itu yang sedari tadi mengomel ngomel seperti koala. Ups.

"Karyawan-? Ok-! Saya pilih dia-!" ucap pria itu menunjuk ke arah Rena membuat Rena membelalakkan mata nya.

"S-Saya.. Saya baru datang pak, tidak mungkin saya melakukan kesalahan-" ucap Rena.

"Sudah jelas jelas dia menunjuk kamu tidak mungkin dia salah Rena, kamu di pecat sekarang juga-! pergi tanpa menyiapkan surat pengunduran diri-!" ucap manajer tersebut.

"Pak, ini tidak adil-!" bela Zeina memberanikan diri.

"Saya minta, siapapun yang membela wanita dengan kinerja buruk ini. Dia berhak di pecat-!" ucap pelanggan tersebut sambil melirik manajer.

"Mohon maaf pak, anda tidak berwenang memecat karyawan saya. Saya hanya mengizinkan anda untuk memecat satu dibanding 30 karyawan-" ucap manajer tersebut.

"Baiklah!, pecat dia-!" ucap nya

"Pak, saya melakukan kesalahan apa? Pasti ada kesalahpahaman. Saya baru datang untuk menghentikan ini pak-" ucap Rena.

"Kamu tunggu di ruangan saya-!" ucap manajer tersebut.

"Tapi pak.."

"Turun Rena-!" ucap nya dengan nada membentak.

"Baik pak-" suara lirih terdengar dari mulut Rena.

Bryant dan Zeina menatap ku ketika aku hendak melangkah pergi meninggalkan mereka. Terlihat mereka berdua melirik Cia dan Ferda dimana mereka berdua tersenyum menatap kami.

Rena yang tidak mau seudzon pun langsung turun dengan kedua sahabat nya. Beberapa saat kemudian setelah mereka turun, para karyawan di persilahkan turun. Bryant dan Zeina sepertinya sedang bekerja, mungkin karena suruhan manajer yang tidak memperbolehkan mereka berdua untuk menguping pembicaraan manajer dengan Rena.

Manajer pun masuk, ia menatap Rena dengan lirih. Dengan tatapan kelelahan ia duduk di kursi kebesarannya, Rena masih diam di tempat. Merapatkan kedua tangannya, menunduk. Namun mata nya melihat ke arah lain selain bawah.

Manajer pun memulai pembicaraan.

"Maaf Rena, saya tau kamu tidak bersalah-" ucap nya dengan pelan dan lembut.

Rena masih diam.

"Saya tidak bisa apa apa, tanda tangani berkas ini. setelah 4 bulan kamu di pecat, kamu bisa kembali bekerja di restoran ini--" ucap manajer menyerahkan dokumen di depan Rena.

"Saya masih belum terlalu berharap di pecat pak-. Kenyataan ini sangat mendadak dan membuat luka di hati saya. Bagaimana mungkin, pegawai yang sudah bekerja lebih dari 2 tahun di sini. Di pecat hanya karena kesalahpahaman tapi bapak semuanya sudah tau. Mungkin saya bisa menerima apa bila bapak tidak tau permasalahan nya dan tanpa sengaja memecat saya. Namun ini berbeda pak, bapak tau tapi tidak membela saya. Saya merasa seperti karyawan rendahan-" lirih Rena.

"Saya tau Rena, oleh karena itu saya pinta kamu untuk menandatangani perjanjian di berkas ini--" ucap nya tetap menyodorkan berkas di hadapan Rena.

"Tidak perlu pak, saya benar benar ikhlas apa bila di pecat. Kalo itu memang atas dasar pelanggan untuk memecat saya, anggap saya tidak pernah bekerja di sini. Permisi pak-" ucap Rena mengundurkan diri lalu keluar dari ruangan manajer.

Manajer merasa bersalah terhadap Rena, ia menjadikan Rena, Bryant dan Zeina karyawan yang handal. Namun manajer merasa kurang apa bila diantara mereka izin tidak masuk atau sakit. Rasanya pilu dan menyedihkan tanpa kekompakan mereka bertiga dalam menjalin hubungan.

Walau begitu, manajer tidak bisa apa apa. Ia akan mengirim uang yang pantas Rena dapatkan dari hasil bekerja 2 tahun setengah itu di restorannya. Kinerja nya yang baik membuat restoran itu ramai, manajer pun tidak sia sia menerima Rena.

Kesalahannya begitu besar, atas kesalahannya. Rena juga harus menanggung konsekuensi nya. Ia pikir Rena tidak ada di lantai tersebut, tapi ternyata Rena sedari tadi memperhatikan Keributan di lantai 3. Membuatnya mengambil keputusan tanpa berpikir 2× terlebih dahulu. Biarlah ini menjadi pelajaran atas kesalahan manajer terhadap Rena kedepannya.

Disisi Rena, sedari tadi ketika Rena keluar dari ruangan manajer. Anak karyawan yang lainnya menunggu nya untuk diberi tahu hasil keputusan manajer apakah Rena di pecat atau tidak.

"Gimana, Ren? Kamu tetap di pecat oleh manajer-?" Pertanyaan dilontarkan dari anak karyawan.

"Iya, tidak apa apa kok. Aku tetap ikhlas-" ucap Rena tersenyum.

"Kamu gimana sih, Ren. Kamu tuh anak pimpinan kita-! Masa kamu di pecat diikhlaskan sih-" salah seorang karyawan tidak terima apa bila Rena tetap di pecat oleh manajer.

"Udah udah, kalian berkerja saja. Bantu aku untuk tetap menjalankan restoran mantan bos, makasih atas partisipasi kalian dalam 2 tahun setengah ini--" ucap Rena agak menundukan badannya.

"Aku enggak bisa apa apa Ren, tapi aku akan selalu mendukung kebaikan kebaikan kamu yang sudah membantu karyawan lainnya ketika kamu bekerja disini-" karyawan king of baperan mulai drama.

"Iya udah, aku beres beres dulu. Pekerjaan kalian masih belum selesai kan? Lupain aku, dahh-" ucap Rena berjalan mendahului.

"Walau dia sedang sedih namun secara fisik ia tetap tersenyum ya, Ten-"

"Iya, ambil positif nya saja ca. Yaudah yuk kerja-"

Mereka pun bubar dan kembali bekerja. Rena mengambil tas nya dan mengganti pakaiannya, ia menaruh Seragam nya di laci. Sekarang karyawan berkurang dan akan membuka lowongan baru.

Disisi lain Rena bahagia karena dirinya tak mengumbar aurat nya lagi. Namun disisi lain ia tidak bisa bertemu Zeina dan Bryant juga.

"Ren, yuk-" Bryant muncul dari belakang dengan Zeina dengan pakaian semula.

"Loh? Kalian tidak kerja?" tanya Rena.

"Enggak, kami juga mengundurkan diri. Lo lupa ya-! Kalo di salah satu kita di pecat, kita juga akan mengundurkan diri! Wah parah sih ini anak koala lupa, dah tua ya lo-" umpat Bryant.

"Kalian disini saja, gue merasa bersalah kalo kalian jadi pengangguran hanya demi gue, bry, zen-" ucap Rena.

"Nggak apa apa Ren, kita enggak pengangguran. Insya Allah nanti kita bakalan ada kerjaan baru, yang penting santai ajah-" ucap Zeina

"Iya, ditambah persahabatan kita jangan sampai putus Ren. Gue benci diri sendiri, Lo tau kan. gimana malangnya nasib gue-" ucap Bryant

"Iya iya, gue tau nggak akan lupa. Gue sayang banget sama kalian-" ucap Rena memeluk Bryant dan Zeina.

"Ekhem-" seseorang mendahem dari belakang membuat mereka melepaskan pelukannya.

"Bapak kok disini? Menganggu saja-" umpat Bryant.

"Heh pembicaraan kamu tidak sopan ya-" ucap mantan manajer Rena yang bernama Kevin.

"Kita kan udah mengundurkan diri. Anggap saja kami tidak mengenal bapak, hehe-" ucap Bryant Celengir.

"Dia mantan bos kita oon, hargai woii-" ucap Zeina mencubit lengan Bryant.

"Ah tauk ah, kalian suka main tangan gak seru." ucap Bryant memegang lengannya ngambek dengan mereka.

"Dihh, baperan Lo-" ucap Rena

"Iya, baperan Lo bry-" ucap Zeina

"Bodo-" ucap bryant memalingkan muka nya kesal.

"Saya disini dengan tujuan mau menyampaikan terima kasih dan meminta maaf-" ucap pak Kevin meneruskan tujuan nya datang disana.

"Terima kasih kenapa pak-?" tanya Rena.

"Terima kasih karena kalian hadir di restoran saya. Menjadi sanak ide memasak, membangun kantin. Dan sebagainya, dan juga permintaan maaf karena kesalahan saya membuat kalian di pecat-" ucap pak Kevin.

"Tidak apa apa pak, saya memaklumi saja. Lagian anak anak kancil juga masih bisa bertahan demi saya pak-" ucap Rena.

"Jangan Geer Lo, Ren-! Kami bertahan demi persahabatan bukan demi lo-" ucap Bryant.

"Diam Lo wahai human-!" ucap Rena menatap tajam Bryant

"Tau ah, gue duluan-!" ucap Bryant keluar.

"Maaf pak, anak jerapah memang ngambekan-" ucap Rena

"Tidak apa apa, oh ya, saya punya sedikit uang untuk menghargai kinerja kalian. Masih akan ada lowongan jika kalian mau kembali-" ucap pak Kevin menyerahkan amplop coklat tebal kepada mereka.

"Aduh pak, tidak usah tidak usah. Ini kan uang bapak, jangan sungkan pak-" ucap Rena

"Kamu yang jangan sungkan Rena, terima saja. Anggap saja bayaran kalian bertiga, saya sudah membagi rata uang ini untuk kalian-" ucap manajer

"Aduh gimana ya-" bimbang Rena.

"Terima kasih pak, bapak tau saja kami kekurangan uang gegara anak koala suka maksa kami untuk traktir minuman pak-" akhirnya Zeina yang sedari tadi hampir sibuk dengan handphone pun menerima amplop tersebut.

"Jangan nyalahin gue Lo bambank-" ucap Rena

"Sstt-" bisik Zeina.

"Ya sudah saya tinggal dulu, hati hati ya di jalan-" ucap pak Kevin.

"Iya pak, terima kasih-" ucap Rena.

Pak Kevin mengangguk dengan senyuman. Ia pun pergi meninggalkan mereka berdua.

"Untuk Lo, ni-" ucap Zeina menyodorkan amplop semulanya yang ia pegang kepada Rena.

"Idih, kan katanya kita bertiga. Ya sudah untuk kita bertiga lah, udah lah jangan banyak omong. Kasihan Bryant udah menunggu didepan." ucap Rena langsung menarik tangan Zeina.

Ia tau, apa bila Zeina berkesempatan ngomong. Ia akan memaksa Rena untuk mengambil uang hasil kinerjanya. Walaupun Rena membutuhkan uang untuk biaya pengobatan ibunya, ia tidak akan mengambil hak orang lain atas upah yang selama ini mereka kerjakan.

Maaf kalo tulisan ada yang salah, mohon maklumi-!

Chapter 4_Belanja

Rena, Bryant dan Zeina pun memutuskan untuk langsung pulang ke rumah masing masing. Jarak antara restoran dengan rumah Rena pun sangat dekat, sehingga membuat Rena duluan yang turun dari mobil Bryant.

Melambaikan tangannya dari belakang mobil Bryant didepan area rumahnya. Rumahnya tak sebesar yang dikira, Rena bersyukur saja mempunyai rumah yang agak sederhana namun sangat bisa ditempati.

Ceklek.

Ia membuka pintu, meletakan tas nya di meja lalu mendekat dengan sang ibunda yang tengah duduk di kursi roda. Melamun di atas kurs roda, tanpa berbicara.

"Ibu, Rena kembali-" ucap Rena menyalami tangan ibunya.

"Ibu..Maafkan Rena. Rena belum bisa menjadi terbaik buat ibu, Rena tidak bisa membantu ibu. Tapi Rena ada uang, ibu mau kan mengantar Rena ke supermarket buat beli bahan bahan keseharian sama membelikan obat ibu-" ucap Rena

Ia tetap Berbicara walau ibunya tidak merespon ucapannya dengan pembicaraan. Namun ibunya masih memiliki hati, terkadang suara Isak terdengar. Tangis, dan senyuman kecil. Hanya itu yang bisa di respon mama Rena.

Tak lama ketika Rena meninggalkan ibunya di ruang tengah ayahnya datang. Ia menatap sepatu Rena yang telah berjejer di salah satu lemari sepatu di depan pintu masuk.

"Loh Bu? Rena udah pulang kah-?" Tanya ayahnya sambil mendekat ke istrinya.

"Rena-!!" panggil ayahnya

"Iya ayah sebentar-" ucap Rena berteriak dari kamarnya.

"Alhamdulillah dia sudah pulang bu, tidak pulang malam malam lagi-" ucap ayahnya sambil mencopot kaos kaki.

"Ya ayah-?" tanya Rena memakai pakaian kasual kaos dengan rambut di kucir belalang.

"Kok tumben kamu pulang sangat awal, Nak-?" tanya ayahnya.

"Aku..Aku di pecat ayah-" ucap Rena membuat aktifitas ayahnya terhenti.

"Kenapa-?" tanya ayahnya menatap Rena.

"Tidak apa ayah, hanya karena kesalahpahaman antara pegawai. Mungkin pegawainya terlalu banyak jadi sebagian besar di pecat-" ucap Rena

"Jangan berbohong Rena, katakan saja sejujurnya. Ayah tidak akan marah kok-" ucap ayahnya.

"Hufft, jadi..."

Rena pun menceritakan kejadian yang sesungguhnya, ia tau ayahnya memang penyabar. Setidaknya berusaha jujur walau hasilnya akan menyakitkan.

"Rena takut ayah marah sama bos Rena.." ucap Rena

"Tidak apa apa, ayah tau. Yang penting Rena ikhlas dengan pekerjaan Rena, tetap semangat untuk cari kerja ya Rena-" ucap ayahnya

"Iya ayah,terima kasih-" ucap Rena tersenyum.

"Lalu kau mau kemana?" tanya ayahnya

"Mengantar ibu ke taman dekat sini, kasian ibu, ayah. Sekali sekali di ajak keluar, ayah mau ikut kah-?" tanya Rena.

"Tidak perlu, tapi jangan lama lama ya. Kasihan ibunya diluar panas, takutnya kepanasan. Ayah masih harus istirahat, nanti malam ayah harus ke tempat kerja lagi-" ucap nya.

"Ya sudah ayah, aku udah memasak air panas untuk buat kopi di termos. Kalo mau buat ayah tinggal tuang menuang saja-" ucap Rena.

"Iya makasih ya anak ayah yang cantik-" ucap nya.

"Dah ayah-" ucap Rena melambaikan tangan. Ayahnya hanya menjawab dengan senyuman, ia pun langsung merebahkan dirinya di kamar nya. Tanpa sadar karena kelelahan ia pun tertidur, memang mengajar karate bagi pemula harus mengeluarkan tenaga dan kesabaran jauh dari batas normal haha.

Ya Tuhan, maafkan hamba mu ini yang tidak bisa apa apa. Aku hanya bisa berdoa atas kehendak mu, engkau lah pencipta dan maha kuasa di dunia. Sempurnakan dan lindungi lah keluarga kecil ku, hamba memohon terhadap mu ya Allah.

"Ibu, ada varian bubur baru ni, mau nyobak enggak? Beli ya, nanti Rena cicipi dulu sebelum ibu makan. Ibu kan enggak boleh makan yang agak asin dan masam, apa lagi pedas. Jadi Rena ambil bubur merah dengan varian original saja ya, Alhamdulillah ada varian yang original. Rena juga mau cicipi, itung itung belanja bulanan hari ini hehe-" ucap Rena berbicara sambil menunjukan bubur yang ia maksud lalu dimasukkan nya di keranjang.

"Kalo gini bawa nya susah bu, gmn kalo telpon mbak ima?" tanya Rena.

"Ya sudah lah, bentar ya bu-" ucap Rena menelpon mbak ima.

Ima adalah pengasuh ibunya, ia hanya memanggil mbak ima ketika ia membutuhkan sekali. Berhubung dirinya tadi agak tidak sibuk jadi tidak menghubungi mbak ima. Tapi saat ini ia sangat membutuhkan mbak ima untuk mengawasi ibunya.

40 menit berlalu, mbak ima dengan buru buru nya menghampiri Rena yang duduk sambil makan di taman.

"Ya non, maaf, tadi perjalanan nya agak macet-" ucap mbak ima

"Tidak apa apa bi, sini bi. Saya kan tadi pulang lebih awal dari pekerjaan, terus berhubung saya mendapatkan bayaran terakhir saya musti harus cepat cepat belanja bulanan. Karena saya juga mengajak ibu, jadi mbak ima harus bantu saya untuk mengawasi ibu-" ucap Rena

"Owh iya non, siap. Kayak biasanya-" ucap mbak Ima duduk di dekat Rena.

"Tadi saya beli mangkuk kecil dan air panas. Mumpung ibu belom makan ya kan, Jadi saya minta tolong mbak Ima menyiapkan nya ya. Saya mau beli siomay dulu-" ucap Rena

"Baik non-" ucap mbak Ima menurut.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!