Kita berangkat.
Setelah gerobak beres di benahi, serta memasukkan dagangan berikut segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tadi.
Tung!
Kita memukul gong kecil seperti biasa. Dengan begini kitab isa memanggil orang-orang tanpa capek memanggil mereka dengan suara. Inilah fungsinya alat. Yang dalam hal ini kenong tadi. Namun ada sedikit kelainan, andai dua penjual yang berbeda dagangan, akan tetapi mesti menggunakan alat yang sejenis. Maka suaranya jadi mirip. Dan pembeli tak bisa membedakan dengan jelas apa makanan yang di butuhkan. Bila menginginkan jajanan enak, nyatanya bukan yang dimaksud, tentu akan kecewa. Bila dia sedikit berani, mungkin saja membatalkannya. Namun bila pendiam, bisa saja membeli apa yang ada. Walau dengan rasa yang lain. Namun demikian, bila masakan itu kurang tenar, bisa menambah pemasukan dari mereka yang terpaksa membeli akibat salah kira. Di sinilah ada pemasukan tak terduga dari hasil penjualan yang sama. Dan di beri sesuatu yang sangat bermakna untuk kesehariannya yang memang sangat di butuhkan setidaknya untuk hari itu.
“Ayo beli.”
Lalu berhenti di bawah pohon rindang. Pohon ini lumayan teduh. Sehingga membuat siapa saja akan sedikit nyaman bila berada di situ. Serta tak perlu alat sudah sejuk. Apalagi di tambah dengan alat yang di bawa, maka akan semakin teduh saja, tentu untuk waktu yang seharian tersebut. Karena panas tidak kepanasan, dan hujan tak ikut basah, akibat pelindung itu di atasnya. Makanya tidak sedikit orang yang ikut menggabung dalam tempat tersebut. Apalagi bila terpaksa,missal hujan dating tiba-tiba, maka Lokasi itu akan langsung di datangi, walau katanya akan sedikit bahaya bila ada petir atau halilintar yang mencengangkan bila Cahaya serta kekuatan yang di timbulkan sangat besar. Sehingga selain membuat kaget, bisa ikut menyambarnya. Karena arus menjalar seiring alat yang merambat nya.
Di sini biasanya ramai. Tapi kali ini kemana anak-anak itu. Mungkin memang lagi sibuk sendiri. Atau daerah mainannya yang sedikit berubah. Mengingat anak-anak biasanya kesukaannya beda-beda. Terkadang Sukanya main bola, yang hanya memakai tanah kosong dekat rumah, Dimana bisa untuk main permainan tersebut. Apalagi bila lagi ada acara khusus misalkan piala kejuaraan di suatu benua, maka akan di lihat sepanjang malam yang sampai tiga-dua pertandingan. Sehingga melihatnya sampai mual akibat mabuk tontonan itu. Sehingga istirahat jadi kurang. Dan semakin di paksakan kalau esoknya mesti beraktifitas. Sehingga waktu kurang itu tetap tak di tutup hanya dengan istirahat di sisa waktu yang sangat kurang dari biasanya. Yang membuat selain perut mual tadi, pinggang juga rasanya sedikit beda. Entah itu karena capek semalaman akibat posisi duduk yang demikian terus, atau memang mengidap suatu penyakit yang ada dalam bagian tertentu, sehingga membuat segala sesuatunya mendapat kelebihan beban kerja yang bisa mengakibatkan suatu masalah.
Lalu beranjak ke sekolah. Barangkali di sana masih ada rejeki yang masuk. Istilahnya jemput bola. Kita mendatangi para calon pembeli supaya mau memperhatikan apa yang kita tawarkan. Sebab kalau tidak demikian, banyak yang tak paham, sehingga menganggap tidak tahu, dan tidak mau tahu. Dengan kesediaan kita mendekati para yang butuh itu, ada kalanya mereka merasa di butuhkan.
Ternyata lagi libur. Sedikit sepi. Tak seperti biasanya.
Pada mengambil rapot. Rupanya hari terakhir mereka masuk. Dan bakalan libur Panjang.
Setelah itu, Langsung pada pulang.
‘Waduh… Nggak laku nih.’
“Wah sulit ya sekarang.“
‘Iya…’
‘Huh capek.’
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments