U…
‘Aku lagi benahi ini dulu.’
“Wah tulisannya semakin seram ya.“
Dia memandang kea rah tulisan aneh tersebut.
‘Penjual tukang cilok.’
Yang terasa semakin aneh, serta warna yang cemerlang. Terutama bila di sandingkan dengan bagian lain dari gerobak kotak dengan penuh jajanan tersebut.
‘Hehe…’ aku mengekeh.
‘Biar rapi untuk nutupi kerusakan saja kok ini,’ ujarku. Dengan begini menjadi lebih rapi dan di pandang juga indah. Apa-apa yang Tengah di perbaiki setidaknya bakalan lebih rapi dan lebih sempurna. Sehingga kita yang menggunakannya juga nyaman, serta nanti para pelanggan, pembeli dan yang melihat juga sedikit mengagumi. Karena makanan yang ada di dalam suatu tempat yang menarik, bakalan terkesan lebih nikmat. Sebab semakin bersih dan layak untuk di nikmati. Begitulah kira-kira pemikiranku, sehingga gerobak butut yang setiap hari menemaniku ini bisa lebih Panjang cara beroperasi, serta awet, karena terlindungi juga oleh pewarna dengan lapisan cukup kuat. Dan dalam pengoperasiannya juga lebih enak. Karena semua sudah melalui proses yang Kita Yakini suatu yang indah.
“Gitu.“
“Ya.“
Dia hanya melihat. Aku terus saja membersihkan gerobak tersebut, serta melihat mana kira-kira yang rusak. Walau memang kondisinya demikian, sebab itu sudah lama, serta sudah beberapa tangan yang menggantikannya. Dengan begitu setidaknya bakalan bisa menambah kekuatan, dan kalaupun itu kotor, akan sedikit lebih bersih. Dan jika itu sudah dalam kondisi kritis akan kerusakannya, setidaknya masih bisa di gunakan, dan bila perlu di perbaiki. Sebab dengan tampak cantik tadi, maka akan banyak yang menyukainya, terutama bila di bandingkan dengan kala seperti biasanya yang membiarkan kerusakan di sana-sini. Selain akibat usia yang memang menua bagi si gerobak tadi, juga pengeroposan akibat korosi, sebab memang ada bagian tertentu yang dari besi, serta pelapukan akan materi pembentuknya, juga sudah mulai terasa. Dengan adanya penambahan zat pewarna tadi, maka bakalan membuat segalanya lebih awet dan cemerlang.
Selebihnya nanti tinggal memuat dagangan yang banyak. Dengan rapinya tempat, tentu muatannya juga lebih banyak. Karena juga tersusun dengan rapi. Beda bila di tata asal-asalan. Karena panas, dan bentuknya memang demikian saja. Membuat segalanya itu seperti begitu saja.
Juga nanti dalam berjalan, biar tak terlampau capek, juga perlu paying. Walau tak ada hubungannya dengan Langkah, akan tetapi menjadi tak begitu panas akibat sengatan sang Mentari yang seakan turut mengiringi itu. Makanya seperti pada kebanyakan gerobak, akan di bekali paying. Tentu saja bukan hanya penjual cilok, tapi apa yang di jajakan tersebut juga melakukannya. Sebagai situasi yang darurat, terutama bila Tengah hari, Dimana matahari tepat di atas kepala, maka alat yang sebelumnya biasa itu menjadi luar biasa. Karena bisa berpengaruh terhadap kondisi tubuh. Bukan menjadi semakin hitam saja, namun panas yang menyengat, tentunya akan semakin menguras cairan dalam tubuh. Tentunya akan segera terganti dengan minuman ion yang sudah banyak di jajakan, atau Cuma sekedar air putih yang steril saja, namun juga tubuh tidak sampai dehidrasi, akibat kepanasan itu, sehingga menjadi lemah, letih, mata kunang-kunang, serta kunang mata-mata, dan pandangan menjadi berputar, seakan bumi berguncang dan mata jadi kabur, dengan pandangan tak jelas, lihat orang gendut seperti drum bekas, atau orang tinggi malah di kira seperti galah, baru kalau duit merah, menjadi Nampak cemerlang saja. Itulah yang patut di hindari.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments