Bab 4

Kilauan cahaya dari ribuan lilin kristal memantul di cermin besar, membuat aula pesta kekaisaran terlihat seperti dunia dongeng. Bangsawan-bangsawan berpakaian megah bercakap-cakap dengan anggun, sementara orkestra kerajaan memainkan musik yang lembut namun meriah.

Di tengah kemewahan ini, Yvaine Klein Abelard berdiri di pintu masuk aula, menatap lautan manusia yang sebentar lagi akan menjadi medan perangnya.

Namun, berbeda dari kehidupannya di novel, kali ini dia telah siap.

Tidak tahu mengapa rasa takutnya tergantikan dengan rasa semangat, Yvaine sedikit tidak sabar untuk memperlihatkan kepada semua orang betapa rupawannya seorang Yvaine Klein Abelard. Sekarang bukan gadis bodoh di dalam novel lagi, namun seorang gadis pejuang dari era modern!

...----------------...

Beberapa jam sebelum pesta, pelayan pribadinya, Arabelle, telah memilihkan gaun yang pantas untuknya, gaun berwarna biru tua dengan hiasan perak yang mencerminkan kemewahan keluarga Abelard. Sedikit perhiasan sederhana melekat di tubuh indahnya, membuat aura si pemakai terasa lebih murni.

Semua yang melekat pada dirinya sangat bagus, menyatu dengan rambut perak milik keluarga Abelard ini.

Namun, yang paling berpengaruh bukanlah gaun itu, melainkan parfum modern yang baru saja ia beli dari sistem.

> [Parfum Modern telah digunakan.]

Efek: Aura lebih elegan & menarik. Daya tarik alami meningkat selama 6 jam.]

Ini benar-benar menarik, karena sistem ini membuat barang biasa memiliki efek tetap seperti itu. Saat di dunia Yvaine dulu, meskipun banyak Parfum yang tahan lama, ketahanan tersebut tidak selalu pasti. Ada banyak faktor yang mempengaruhinya.

Yvaine berbalik melihat banyak orang telah menatapnya. Sejak dia menyemprotkan parfum itu, Arabelle dan para pelayan lainnya mulai memandangnya dengan ekspresi berbeda—seolah sesuatu dalam dirinya telah berubah.

"Anda sangat cantik Lady" Arabelle tidak bisa menahan mulutnya untuk berucap.

Yvaine hanya berusaha tersenyum lembut dan berusaha anggun. Kalau bukan karena kebiasaan tubuh kecil ini, dia mungkin tidak akan bisa bersikap seanggun ini.

"Ayo, aku sudah siap. Jangan sampai terlambat dan dimarahi oleh ayah."

Arabelle mengikuti di belakang Yvaine, mereka berjalan menuju kereta kuda. Dia sudah ditinggal oleh keluarganya. Yah, lebih tepatnya mereka memang tidak berniat menunggunya dan datang bersama dengan Yvaine.

Parfum ini sangat manjur. Bahkan ketika ia menaiki kereta menuju istana, para ksatria yang menemaninya tampak sedikit bingung dan diam-diam meliriknya.

"Efeknya bahkan bisa dirasakan oleh mereka? Menarik."

Yvaine memutuskan untuk menggunakan perubahan ini sebagai senjata pertamanya di pesta nanti.

...****************...

"Laporkan Lady Yvaine Klein Abelard akan memasuki aula" Pengawal di belakangnya berbicara kepada penjaga pintu, dan pria itu mengangguk.

"Lady Yvaine Klein Abelard memasuki aula perjamuan!"

Saat Yvaine melangkah masuk ke aula, suara musik dan percakapan tidak berhenti, tetapi perhatian orang-orang mulai mengarah padanya. Seperti yang Yvaine bayangkan, namanya saja akan menarik banyak perhatian. Seorang perusak pesta yang datang ke sebuah pesta.

Para bangsawan yang biasanya mengabaikannya kini melirik diam-diam. Beberapa wanita bahkan berbisik satu sama lain, membahas perubahan mengejutkan dari putri Duke Abelard yang dikenal sebagai "si gadis pembuat onar".

"Menarik. Jadi beginilah cara mereka menilainya."

Dia tetap melangkah dengan tenang, seolah tidak menyadari tatapan itu. Jika ini adalah permainan politik, maka ia harus memastikan dirinya tidak menunjukkan kelemahan sekecil apa pun.

Yvaine tidak akan membiarkan dirinya ditindas lagi, akan lebih menyenangkan jika dia bisa menindas mereka.

Di sudut aula, dua orang pria berambut perak yang berdiri di dekat meja minuman memperhatikannya dengan ekspresi tak percaya.

Cedric Abelard dan Vincent Abelard, saudara laki-lakinya.

Mereka tidak pernah benar-benar memperhatikannya sebelumnya, tetapi kali ini, mata mereka tertuju padanya lebih lama dari yang seharusnya.

"Aku tidak membutuhkan pengakuan mereka. Aku hanya perlu memastikan mereka tidak menjadi penghalang."

Namun, sebelum ia bisa menganalisis lebih jauh, suara seorang wanita yang terlalu ramah menyapanya.

"Lady Yvaine, senang bertemu denganmu lagi."

Suara yang lembut dan hangat itu datang dari seorang gadis dengan rambut pirang keemasan dan mata biru jernih.

Lulana Stible.

Sang protagonis utama novel.

Gadis yang di kehidupan sebelumnya menjadi awal dari kehancurannya.

Lulana, seperti yang diingat Yvaine dari novel, memiliki kepribadian yang baik hati namun naif.

Di kehidupan sebelumnya, Yvaine versi asli membenci Lulana karena mencuri perhatian semua orang, termasuk ayah dan saudara-saudaranya.

Namun kali ini, Yvaine tidak memiliki niat untuk menuruti alur lama.

"Senang bertemu denganmu juga, Lady Lulana," jawab Yvaine dengan senyum sopan namun terukur.

Lulana tampak terkejut, tetapi tidak berkata apa-apa. Mungkin karena dalam cerita aslinya, Yvaine seharusnya sudah mulai menyerangnya dengan kata-kata tajam sejak pertemuan pertama mereka.

Menjauh dari masalah, Yvaine memutuskan untuk mundur sejenak dan pamit untuk menyapa yang lain.

Aku tidak akan bermain dalam skenario lama, Lulana. Aku akan menulis ulang segalanya.

Tak jauh dari Lulana, seorang pria dengan mata emas tajam dan rambut hitam pekat menatap Yvaine dengan ekspresi dingin.

Putra Mahkota Leonhardt.

Seorang pangeran kuat dengan kepribadian tegas dan ketidakpercayaan terhadap orang-orang yang dianggapnya manipulatif.

Dalam novel, Leonhardt adalah salah satu orang yang paling membenci Yvaine—menganggapnya sebagai bangsawan sombong dan manja yang selalu menyusahkan Lulana.

Sekarang, meskipun ia tidak berkata apa-apa, matanya dengan jelas menyiratkan kecurigaan. Merasa ada yang mengawasinya, Yvaine menoleh, Dia mengamatiku. Itu artinya, dia sudah memiliki kesan buruk terhadapku bahkan sebelum aku berbicara. Suara hati Yvaine.

Sementara itu, di seberang ruangan, Roselina Klein, putri bangsawan yang terkenal anggun dan sopan, menatap Yvaine dengan senyum palsu.

Dalam novel, Roselina adalah orang yang benar-benar menyebabkan kehancuran Yvaine.

Dialah yang memanipulasi orang-orang untuk membenci Yvaine, membuatnya terlihat jahat, dan akhirnya menjebaknya dalam skandal yang menyebabkan kematiannya.

Yvaine menatap balik Roselina tanpa ekspresi.

"Kau mengira aku masih Yvaine yang dulu? Kali ini, aku tidak akan membiarkanmu mengendalikan permainan ini sendiri." bisiknya pada dirinya sendiri.

Pesta terus berlanjut. Yvaine mencoba untuk tetap tenang dan tidak menarik terlalu banyak perhatian, tetapi ia bisa merasakan bahwa Roselina sedang merencanakan sesuatu.

Dan benar saja, tak lama kemudian, seorang pelayan datang dan membisikkan sesuatu ke telinga Roselina.

Roselina menutup mulutnya dengan gestur terkejut palsu, lalu berbalik ke arah Yvaine.

"Sial, dia akan melakukan sesuatu."

Roselina lalu tersenyum lembut—senyum khas yang ia gunakan saat akan menjebak seseorang.

"Lady Yvaine," katanya dengan nada manis, "sepertinya seseorang di pesta ini menuduhmu telah mencuri sesuatu. Aku yakin ini hanya kesalahpahaman, tapi... bagaimana jika kita menyelesaikannya di sini?"

Suasana pesta menjadi sunyi seketika.

Bangsawan-bangsawan mulai menutup mulut mereka dan berbisik satu sama lain.

Yvaine tidak menunjukkan reaksi terkejut.

Sebaliknya, ia tersenyum tipis.

Jadi ini rencana pertamamu, Roselina? Baiklah. Mari kita lihat siapa yang akan menang dalam permainan ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!