Aula pesta yang semula riuh kini berubah menjadi senyap.
Para bangsawan menatap Yvaine dengan campuran ekspresi—ada yang penasaran, ada yang mencibir, dan ada pula yang menunggu pertunjukan kehancuran yang akan segera dimulai.
Di tengah-tengah mereka, Roselina Klein, dengan senyum lembut yang dibuat-buat, menatap Yvaine seolah-olah ia hanya ingin "membantu".
"Lady Yvaine," katanya dengan nada penuh kepalsuan, "aku sungguh tidak percaya bahwa kau akan melakukan hal seperti ini. Tapi, sepertinya ada seseorang yang menuduhmu telah mengambil sesuatu. Aku yakin ini hanya kesalahpahaman, jadi mari kita selesaikan bersama."
Matanya tampak berbinar puas, seolah sudah membayangkan Yvaine akan kehilangan kendali, marah, dan mempermalukan dirinya sendiri di depan semua orang—seperti yang terjadi dalam alur asli novel.
Yvaine menatapnya dengan tenang, ia berpikir bahwa Roselina tampak sangat bodoh sekarang. "Dia pikir aku masih Yvaine yang bodoh dan penuh amarah, mari kita ikuti permainannya"
Tetapi kali ini, tidak akan berjalan sesuai keinginannya.
Alih-alih langsung membela diri atau panik seperti yang diharapkan semua orang, Yvaine tersenyum tipis. Semua orang tampak sangat terkejut, bahkan Putra Mahkota Leonhardt menaikkan sebelah alisnya heran.
Dia mulai menikmati pertunjukkan ini, sangat penasaran bagaimana cara gadis pembuat onar ini menyelesaikan masalahnya.
"Oh?" kata Yvaine dengan nada santai, menyandarkan satu tangan di pinggangnya. Ini kebiasaan dari kehidupan sebelumnya yang tidak juga hilang. "Barang apa yang hilang, Roselina? Aku ingin tahu tuduhan macam apa yang ditujukan padaku di tengah pesta yang begitu megah ini."
Kerumunan mulai berbisik.
"Mengapa dia begitu tenang?"
"Bukankah dia biasanya akan meledak marah?"
"Ada yang aneh…"
Semua orang tidak akan menyangka bahwa gadis pembuat onar yang selalu meledak-ledak akan menjadi setenang ini ketika dituduh mencuri.
Roselina tampak sedikit terkejut, tetapi segera mengendalikan ekspresinya.
"Seorang pelayan melapor bahwa sebuah kalung berlian biru milik Lady Bella dari Marquis Belmont hilang dari meja tempatnya diletakkan. Dan… seseorang mengaku melihatmu berada di dekat sana."
Bella dari Marquis Belmont.
Seorang wanita bangsawan yang terkenal angkuh dan tidak suka kalah. Jika dia mendengar namanya disebut dalam skandal seperti ini, dia pasti akan menuntut keadilan tanpa berpikir panjang.
Dan benar saja, seorang wanita bergaun hijau zamrud dengan rambut pirang keperakan melangkah maju.
"Benar!" katanya, suaranya tajam dan penuh kemarahan. "Kalung itu sangat berharga! Jika benar Lady Yvaine mengambilnya, maka hukuman harus diberikan!"
Persis seperti yang Roselina rencanakan.
Roselina yang merasa bahwa rencananya sempurna berusaha menutupi senyumnya dengan kipas ditangannya.
Sekarang, semua mata tertuju pada Yvaine. Jika ia salah langkah, reputasinya akan hancur selamanya.
Tetapi Yvaine hanya menyunggingkan senyum tenang, seolah ini hanyalah permainan kecil baginya. Sejak awal dia sudah menduga bahwa wanita licik ini akan menargetkan dan membuat rencana untuknya.
Roselina mungkin licik. Tapi Yvaine sangat pandai.
"Baiklah, mari kita pikirkan ini dengan logis," batin Yvaine.
Yvaine mulai menganalisis semua hal yang bisa terjadi dan kemungkinan-kemungkinan yang telah terjadi. Pertama, Kalung itu hilang di pesta yang penuh dengan bangsawan. Kedua, Seseorang ‘mengaku’ melihat Yvaine berada di dekat tempat itu. Ketiga, Roselina adalah orang yang pertama kali mengangkat masalah ini. Terakhir, Tidak ada bukti konkret bahwa Yvaine yang mengambilnya.
"Jika orang-orang ini memang punya otak, mereka pasti tahu bahwa bukan aku pelakunya." batin Yvaine.
Yvaine benar, mereka yang pintar telah menyadari kejanggalan ini sedari awal, tapi mereka hanya diam dan menonton pertunjukkan. Tidak ada yang mau membantu gadis pembuat onar untuk keluar dari masalah.
Jika Yvaine di tuduh hal yang paling mudah untuk dilakukan adalah memutar balikkan logika dari tuduhan ini. Mulut terkadang bisa sangat berbisa dan beracun dibandingkan hal lainnya.
"Kalung itu hilang?" Yvaine bertanya, suaranya terdengar sedikit terkejut, tetapi tetap santai. "Dan aku yang dicurigai?"
Bella mengangkat dagunya. "Benar! Aku tidak ingat ada orang lain yang berdiri di dekat mejaku sebelum kalung itu menghilang!"
"Begitu…" Yvaine berpura-pura berpikir sejenak, lalu menatap Roselina dengan mata penuh arti.
"Lalu, izinkan aku bertanya. Siapa yang pertama kali menyadari bahwa kalung itu hilang?"
Roselina tidak mengira Yvaine akan balik bertanya. Ia sedikit tergagap, tetapi tetap tersenyum.
"Salah satu pelayan istana menemukannya hilang dan segera melapor," jawabnya.
"Oh? Pelayan istana?" Yvaine mengangkat alis. "Dan kapan tepatnya mereka menyadarinya hilang?"
Roselina mulai terlihat ragu. "A-aku… tidak tahu pasti. Mungkin setelah kau pergi dari meja itu?"
"Gotcha."
Yvaine berpaling ke Bella.
"Lady Bella, kalung itu milikmu. Apakah kau ingat kapan terakhir kali melihatnya di tempatmu?"
Arabella terdiam. "Aku… aku pikir… mungkin sekitar setengah jam yang lalu?"
Kerumunan mulai berbisik.
"Kenapa dia tidak langsung menyadari kalungnya hilang?"
"Kalau memang hilang setengah jam lalu, bagaimana mereka bisa yakin Yvaine yang mengambilnya?"
Roselina menggigit bibirnya.
"Lalu, bagaimana kau bisa begitu yakin bahwa aku yang mengambilnya?" tanya Yvaine, menatap Roselina langsung.
"Ka-kalau begitu, bagaimana kalau kita memeriksa barang bawaanmu?" kata Roselina cepat.
"Oh? Memeriksa barang bawaanku?" Yvaine tertawa kecil. "Ide bagus! Aku tidak keberatan sama sekali."
Orang-orang mulai terkejut.
"Kenapa dia setenang itu?"
"Jika dia benar-benar mencuri, seharusnya dia panik, bukan?"
Yvaine memutar otaknya.
"Kalung itu pasti telah disembunyikan di suatu tempat di dekatku. Tapi jika aku bisa menunjukkan bahwa itu mustahil bagiku untuk menyentuhnya..."
Lalu, ia mendapat ide.
"Aku bahkan bersedia membantu mencarinya," lanjutnya dengan senyum licik. "Karena, jika benar kalung itu ditemukan dekat denganku, kita harus menyelidiki siapa yang meletakkannya di sana, bukan?"
Roselina menegang.
"Oh? Kau tidak menyangka aku akan mengucapkan itu, ya?"
Tak lama, seorang pelayan tiba-tiba datang membawa sebuah kotak kecil.
"Ini… ini kalung yang hilang, Lady Bella!" katanya sambil menyerahkannya. "Kami menemukannya di… belakang kursi Lady Yvaine."
Bangsawan-bangsawan mulai berbisik lebih keras.
Tetapi, sebelum Roselina bisa bersorak kemenangan, Yvaine menyela dan berkata, "Belakang kursiku? Itu aneh. Aku duduk di sana lebih dari satu jam, bukan?"
Kerumunan terdiam.
"Lalu," lanjutnya, tatapan tajamnya menusuk ke arah Roselina, "mengapa tidak ada yang melihatnya lebih awal? Jika aku menjatuhkannya, seseorang pasti sudah melihatnya sebelum sekarang. Bukan begitu Lady Roselina?"
Wajah Roselina pucat seketika. "Sial! Kalau dia membela diri dengan cara ini, aku tidak bisa menekannya lebih jauh!"
Bella, yang awalnya marah, kini tampak ragu.
Roselina mencoba menenangkan situasi. "M-mungkin itu hanya kebetulan, mungkin kalung itu jatuh ke belakang kursimu—"
"Atau," Yvaine memotong, "seseorang meletakkannya di sana setelah aku duduk."
Suara Roselina tercekat.
Yvaine tersenyum penuh kemenangan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Tika Alia
sayang mereka bodoh/Angry/
2025-02-14
2
Ayu Dani
hmm sangat menarik
2025-02-22
0