Bab 5. Main Fisik

Semenjak peristiwa pembalut itu, Bella sudah tak lagi membuli Alika. Bukan karena Bella takut nanti akan dilaporkan, tapi karena Bella tak mau bertengkar dengan sahabat-sahabatnya itu.

Selama beberapa hari hubungan Bella dan teman-temannya sempat merenggang, namun setelah memikirkan perkataan Dita kala itu, Bella akhirnya menurunkan egonya dan menuruti saran dari Dita.

Kini pertemanan mereka sudah kembali seperti sedia kala, namun Bella tetap menuruti saran dari Dita dan Putri untuk tidak membuli Alika untuk sementara waktu.

Tentu saja hal ini adalah hal baik bagi Alika, ia jadi merasa lebih baik saat di sekolah. Meski tetap saja ia tidak memiliki teman seperti sebelumnya. Entah apa yang ada dalam pikiran teman-teman sekelasnya, nyatanya Alika masih tetap seorang diri tak ada yang menemani.

Saat jam istirahat siang itu, Bella dan teman-temannya sedang menikmati makan siang di kantin sekolah. Saat sedang asik bercanda ria, tiba-tiba Alika melintas di depan mereka.

"Eh, eh... lihat tuh, si orang kaya baru. Udah berapa hari ini kita diemin tapi ga ada yang berani ngedeketin," bisik Putri di telinga Bella.

Bella yang sebenarnya masih kesal pada Alika menatap sinis ke arah Alika.

"Iyalah, siapa juga yang mau temenan sama anak cupu kaya gitu?" Tambah Dita.

"Seharusnya dia tuh beruntung ya selama ini selalu gue samperin dia, kurang baik apa gue? Kalau ga ada gue kan dia jadi sendirian, lihat tuh malah mojok di sana emang dasar cupu. Dia tuh sadar gak sih sebenernya kalau kehadiran gue di hidupnya dia itu adalah sebuah anugerah, ya wajar aja kan sebagai gantinya gue jadi nyuruh dia ini itu?"

"Bener Bel, emang dasar gak tau diri tuh anak." Kali ini Intan yang sebenarnya jarang bergabung di gengnya Bella pun ikut bersuara.

"Kayanya perlu kita kasih pelajaran tuh anak," ucap Bella tiba-tiba.

"Setuju Bel, biar itu anak tau diri. Dia tuh bukan apa-apa kalau ga ada kita. Dia ga bakal dianggep. Cuma kita doank yang mau berteman sama dia, tapi dia malah ga tau terima kasih," sambung Putri.

"Kita bawa aja dia ke tempat sepi, biar ga ada yang bisa nolongin dia," usul Dita.

"Bawa dia ke belakang sekolah aja, di sana kan sepi tuh," Intan memberi ide.

"Jangan, di sana kadang suka ada guru yang keliling karena suka banyak anak cowok yang ngerokok," Dita langsung mencegahnya.

"Jadi menurut lo dimana tempat yang aman?" Tanya Intan.

"Atap sekolah aja gimana? Gue denger di sana tempat yang cocok buat ngasih pelajaran buat seseorang," jawab Dita.

"Dapet info dari mana lu?" Tanya Putri.

"Ada... Gue denger selentingan dari kakak kelas," jawab Dita.

"Oke, gue sama Putri bakal nunggu di atap, kalian berdua bawa itu anak cupu ke sana," perintah Bella.

"Siap!!" Jawab Dita dan Intan kompak.

"Tapi inget, kalian ga boleh kasar ke dia. Bawa dia pelan-pelan seolah gue mau minta maaf ke dia," bisik Bella di antara telinga Dita dan Intan.

Dita dan Intan tersenyum sambil mengangguk paham mendengar bisikan dari Bella.

Bella dan Putri pun berjalan santai menuju atap sekolah, sedangkan Dita dan Intan bergegas menghampiri Alika yang duduk seorang diri di sudut kantin.

"Hai Alika," sapa Dita dengan ramah.

Alika menatap Dita dan Intan yang tiba-tiba muncul dengan wajah yang ramah.

"Sendirian aja di sini, mana temen-temen lo?" Tanya Intan seraya duduk di samping Alika sambil merangkul pundak Alika.

Alika merasa canggung dengan sikap ramah Intan dan Dita, ia ingin menepis tangan Intan yang bertengger di bahunya, namun Alika takut Intan akan marah.

"Mmm... Aku..." Alika tak tau harus menjawab apa.

"Ikut kita aja yuk, dari pada sendirian di sini kan ga asik," ucap Dita.

"Kemana?" Tanya Alika.

"Iya yuk, oh iy, si Bella pengen ketemu tuh sama lo. Katanya ada yang mau diomongin, mungkin dia mau minta maaf karena kejadian kemaren," tambah Intan.

"Mmm... Aku di sini aja deh," jawab Alika. Entah mengapa firasatnya tidak enak saat itu.

Dita dan Intan saling tatap-tatapan.

"Kok lo gitu sih, orang mau minta maaf kok malah ditolak. Ga mau terima permintaan maaf Bella?" Tanya Intan dengan nada sedikit sinis.

"Eng... Enggak... Bukan gitu..." Alika terbata-bata menjawab pertanyaan Intan.

"Ya kalau engga kenapa ga mau ikut?" Pertanyaan Intan semakin menyudutkan.

Alika menghela nafas panjang, akhirnya dengan berat hati ia memutuskan untuk ikut dengan Intan dan Dita.

"Nah gitu donk, Bella pasti seneng ngeliat lu mau maafin dia," ucap Intan sambil terus merangkul pundak Alika.

Mereka bertiga berjalan menuju atap, sesekali Intan sengaja bicara santai dengan Alika dan Dita agar orang-orang yang melihat tidak curiga.

Saat tiba di atap, Alika melihat ada Bella dan Putri yang menyambutnya dengan ramah.

"Haiii teman SD ku, bagaimana kabarmu? Pasti akhir-akhir ini kamu kesepian ya karena gak ada kita di samping kamu," ucap Bella sambil memeluk lengan Alika. Bella dan gengnya membawa Alika menuju belakang gudang yang berada di atap sekolah.

Alika yang merasa tidak asing dengan situasi itu memilih untuk diam saja.

"Kenapa? Kamu sedih ya karena gak bisa gabung sama kita kemaren-kemaren?" Bella menghentikan langkah kakinya saat mereka tiba di belakang gudang. Ia lalu berdiri di hadapan Alika.

"Atau jangan-jangan lo seneng ya karena ga ada kita?" Wajah Bella perlahan berubah menjadi sinis. Wajah yang selama ini Alika kenal, wajah yang selalu Alika lihat saat Bella tengah menatapnya.

"Seneng lo?" Bella kembali bertanya, namun kali ini ia juga mendorong tubuh Alika ke sudut tembok sehingga membuat Alika tak bisa berkutik.

Sama seperti sebelum-sebelumnya, Alika hanya bisa diam sambil menundukkan kepalanya saat berada disituasi seperti itu.

"Jawab!!" Bentak Bella sambil menjambak rambut Alika hingga kepalanya mendongak ke atas.

"A... Ah, i... Iya..." jawab Alika terbata-bata seraya menahan sakit di kepalanya.

"Apa? Iya?" Nada bicara Bella sedikit menurun, namun dari matanya Alika dapat melihat dengan jelas bahwa Bella sedang marah saat itu.

Alika tak berani menjawab, sementara rambut Alika masih ditarik dengan kencang oleh Bella. Yang bisa Alika lakukan saat ini hanyalah menangis menahan sakit di kepalanya.

Sedetik kemudian Bella menarik rambut Alika ke arah bawah dengan kencang sehingga Alika tertarik ke arah belakang dan terjatuh. Saat Alika terjatuh, entah apa yang merasuki Bella sehingga membuatnya tega menendang dan menginjak-injak tubuh Alika yang terjatuh dengan membabi buta.

Melihat Bella yang seperti kerasukan, teman-teman Bella langsung menarik Bella dan memegangi Bella yang berontak seolah tak ingin menyudahi aktivitasnya.

"Bel, Bel... Udah Bel..." Teman-teman Bella berusaha menenangkan Bella.

"Arrgghhh..." Bella berontak ingin melepaskan cengkraman tangan teman-temannya.

"Cukup Bel," ucap Dita.

Bella menghela nafas kasar, dan menatap sinis ke arah Alika. Melihat Bella yang sudah sedikit tenang, teman-temannya pun melepaskan tangan mereka.

Sementara itu Alika masih terbaring di lantai sambil terus memegangi kepalanya sejak diserang oleh Bella tadi. Alika menangis sesenggukan, perlakuan Bella padanya itu membawa ingatan Alika saat kecil dulu saat ayahnya sering memukulinya. Alika menangis ketakutan, sejatinya meski selama ini Bella sering membulinya, namun belum pernah sekalipun Bella bermain fisik sekasar itu.

Selama ini Bella hanya membuli dengan mengejek, menghina dan menyuruh-nyuruh Alika saja, tanpa pernah bermain kasar. Alika juga tak menyangka jika Bella juga bisa memperlakukan dirinya seperti ayahnya dulu.

Bella terus menatap Alika dengan penuh amarah. Berulang kali ia mencoba mengatur nafasnya agar emosinya bisa sedikit mereda.

Baru saja emosi Bella mulai mereda, tiba-tiba datang segerombolan anak laki-laki ke tempat itu. Mereka adalah murid-murid kelas 2 yang memang terbiasa nongkrong di tempat itu. Tentu saja kedatangan gerombolan laki-laki itu membuat Bella dan teman-temannya terkejut.

"Siapa kalian?" Tanya salah seorang dari mereka.

Terpopuler

Comments

Muhayat Nur

Muhayat Nur

hayoo loh Bella

2024-09-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Sekelompok Pembuli
2 Bab 2. Berbelanja
3 Bab 3. Kehidupan Baru
4 Bab 4. Ancaman di Sekolah
5 Bab 5. Main Fisik
6 Bab 6. Salah Tempat
7 Bab 7. Makan Malam Keluarga
8 Bab 8. Ketua Pembuli
9 Bab 9. Kejadian Memalukan
10 bab 10. Pingsan
11 Bab 11. Datang ke rumah
12 Bab 12. Sarapan
13 Bab 13. Pendekatan
14 Bab 14. Makan Malam
15 Bab 15. Hak Milik
16 Bab 16. Pewaris Tahta
17 Bab 17. Tidak Memiliki Keberanian
18 Bab 18. Curiga
19 Bab 19. Dunia yang Berbeda
20 Bab 20. Tertidur
21 Bab 21. Peristiwa di Atap
22 Bab 22. Ancaman
23 Bab 23. Bahan Gunjingan
24 Bab 24. Tak Ada Tempat
25 Bab 25. Si Rubah Licik
26 Bab 26. Hasutan
27 Bab 27. Masuk Perangkap
28 Bab 28. Penyelamatan
29 Bab 29. Pengaruh Obat
30 Bab 30. Mencari Tau
31 Bab 31. Fitnah
32 Bab 32. Babak Belur
33 Bab 33. Di Unit Penthouse
34 Bab 34. Kesan Pertama
35 Bab 35. Meluruskan Kesalahpahaman
36 Bab 36. Cemburu
37 Bab 37. Gosip Di Rumah
38 Bab 38. Jadian Atau Tidak
39 Bab 39. Cemburu Buta
40 Bab 40. Trauma Kedua
41 Bab 41. Perkelahian Sepihak
42 Bab 42. Kepastian
43 Bab 43. Numpang Menginap
44 Bab 44. Kehilangan Muka
45 Bab 45. Keluarga Sempurna
46 Bab 46. Hukuman
47 Bab 47. Sikap Berdasarkan Uang
48 Bab 48. Sekolah ke Luar Negeri
49 Bab 49. Maaf Yang Tak Tulus
50 Bab 50. Hubungan Rahasia
51 Bab 51. Teman Baru
52 Bab 52. Menjadi sahabat
53 Bab 53. Uring-uringan
54 Bab 54. Cinta Pertama
55 Bab 55. Double Date
56 Bab 56. Restu Yang Tak Disangka
57 Bab 57. Pasangan Baru
58 Bab 58. Perjalanan Pulang
59 Bab 59. Salah Masuk?
60 Bab 60. Deep Talk
61 Bab 61. Melarikan Diri
62 Bab 62. Dibuntuti
63 Bab 63. Di Kediaman Keluarga Permana
64 Bab 64. Ucapan Kakak Pertama
65 Bab 65. Acara Amal
66 Bab 66. Interaksi Kakak Adik
67 Bab 67. Bisnis Kecil
68 Bab 68. Belajar Bisnis
69 Bab 69. Orang Misterius
70 Bab 70. Masalah Yang Belum Selesai
71 Bab 71. Tantangan Duel
72 Bab 72. Provokator
73 Bab 73. Permintaan Untuk Berhenti
74 Bab 74. Disidang
75 Bab 75. Izin Bekerja
76 Bab 76. Mulai Bekerja
77 Bab 77. Ramai Pelanggan
78 Bab 78. Pasangan Bucin
79 Bab 79. Kejutan
80 Bab 80. Cinta Sendirian
81 Bab 81. Girls Day
82 Bab 82. Menemani Bekerja
83 Bab 83. Sosok Masa Lalu
84 Bab 84. Berlibur
85 Bab 85. Kembalinya Sosok Masa Lalu
86 Bab 86. Hubungan Yang Terusik
87 Bab 87. Alasan Kembali
88 Bab 88. Pergilah, Jangan Kembali!
89 Bab 89. Kegelisahan Hati
90 Bab 90. Hubungan yang membaik
91 Bab 91. Firasat
92 Bab 92. Si Pengendara Motor
93 Bab 93. Kejutan Ulang Tahun
94 Bab 94. Alika menghilang
95 Bab 95. Pencarian
96 Bab 96. Salah Sangka
97 Bab 97. Bantuan
98 Bab 98. Penawaran
99 Bab 99. Ketemu
100 Bab 100. Ampunan
101 Bab 101. Pasangan Yang Lain
102 Bab 102. Romansa Beda Usia
103 Bab 103. Gagal Dihukum
104 Bab 104. Overprotective
105 Bab 105. Takut
106 Bab 106. Bukan Masalah Sepele
107 Bab 107. Tidak Hilang
108 Bab 108. Panggilan Sayang
109 Bab 109. Ambisi
110 Bab 110. Interogasi Keluarga
111 Bab 111. Campur Tangan Keluarga
112 Bab 112. Perjodohan
113 Bab 113. Meluapkan Amarah
114 Bab 114. Rencana Jahat
115 Bab 115. Bayaran Mahal
116 Bab 116. Membalaskan Dendam
117 Bab 117. Tawanan
118 Bab 118. Penyerangan
119 Bab 119. Tawaran Mematikan
120 Bab 120. Bantuan
121 Bab 121. Permintaan Putus
122 Bab 122. Terasing
123 Bab 123. Luka
124 Bab 124. Kesempatan Terakhir
125 Bab 125. Sudah Tau
126 Bab 126. Amnesia
127 Bab 127. Rahasia
128 Bab 128. Rencana Jahat
129 Bab 129. Bekerja
130 Bab 130. Gosip Baru
131 Bab 131. Kembali Ke Sekolah
132 Bab 132. Memory di atap sekolah
133 Bab 133. Nasib Pelakor
134 Bab 134. Dalang di Balik Rumor
135 Bab 135. Menjual Alika
136 Bab 136. Menyelamatkan Alika
137 Bab 137. Ketakutan
138 Bab 138. Sisi Lain Sahabat
139 Bab 139. Kecelakaan Maut
140 Bab 140. Kembali Pulang
141 Bab 141. Kesal
142 Bab 142. Pesta Penyambutan
143 Bab 143. Suasana Di Rumah Duka
144 Bab 144. Keputusan Kevin
145 Bab 145. Rencana Di Balik Keputusan
146 Bab 146. Amarah
147 Bab 147. Turut Berduka Cita
148 Bab 148. Perpisahan
149 Bab 149. Kembali
150 Bab 150. Akhir Dari Pelarian
151 Bab 151. Ketemu
152 Bab 152. Kembali ke Kota
153 Bab 153. Pesta Pernikahan
154 Bab 154. Rindu
155 Bab 155. Ketemu
156 Bab 156. Tak Perlu Takut
157 Bab 157. Berkhianat
158 Bab 158. Kembali Bersama
159 Bab 159. Menggoda
160 Bab 160. Tertangkap
161 Bab 161. Ingatan Yang Hilang
162 Bab 162. Para Hidung Belang
163 Bab 163. Amarah Kevin
164 Bab 164. Hasrat Terpendam
165 Bab 165. Tak Punya Pilihan
166 Bab 166. Pakaian Minim
167 Bab 167. Bertemu Kembali
168 Bab 168
169 Bab 169
170 Bab 170
Episodes

Updated 170 Episodes

1
Bab 1. Sekelompok Pembuli
2
Bab 2. Berbelanja
3
Bab 3. Kehidupan Baru
4
Bab 4. Ancaman di Sekolah
5
Bab 5. Main Fisik
6
Bab 6. Salah Tempat
7
Bab 7. Makan Malam Keluarga
8
Bab 8. Ketua Pembuli
9
Bab 9. Kejadian Memalukan
10
bab 10. Pingsan
11
Bab 11. Datang ke rumah
12
Bab 12. Sarapan
13
Bab 13. Pendekatan
14
Bab 14. Makan Malam
15
Bab 15. Hak Milik
16
Bab 16. Pewaris Tahta
17
Bab 17. Tidak Memiliki Keberanian
18
Bab 18. Curiga
19
Bab 19. Dunia yang Berbeda
20
Bab 20. Tertidur
21
Bab 21. Peristiwa di Atap
22
Bab 22. Ancaman
23
Bab 23. Bahan Gunjingan
24
Bab 24. Tak Ada Tempat
25
Bab 25. Si Rubah Licik
26
Bab 26. Hasutan
27
Bab 27. Masuk Perangkap
28
Bab 28. Penyelamatan
29
Bab 29. Pengaruh Obat
30
Bab 30. Mencari Tau
31
Bab 31. Fitnah
32
Bab 32. Babak Belur
33
Bab 33. Di Unit Penthouse
34
Bab 34. Kesan Pertama
35
Bab 35. Meluruskan Kesalahpahaman
36
Bab 36. Cemburu
37
Bab 37. Gosip Di Rumah
38
Bab 38. Jadian Atau Tidak
39
Bab 39. Cemburu Buta
40
Bab 40. Trauma Kedua
41
Bab 41. Perkelahian Sepihak
42
Bab 42. Kepastian
43
Bab 43. Numpang Menginap
44
Bab 44. Kehilangan Muka
45
Bab 45. Keluarga Sempurna
46
Bab 46. Hukuman
47
Bab 47. Sikap Berdasarkan Uang
48
Bab 48. Sekolah ke Luar Negeri
49
Bab 49. Maaf Yang Tak Tulus
50
Bab 50. Hubungan Rahasia
51
Bab 51. Teman Baru
52
Bab 52. Menjadi sahabat
53
Bab 53. Uring-uringan
54
Bab 54. Cinta Pertama
55
Bab 55. Double Date
56
Bab 56. Restu Yang Tak Disangka
57
Bab 57. Pasangan Baru
58
Bab 58. Perjalanan Pulang
59
Bab 59. Salah Masuk?
60
Bab 60. Deep Talk
61
Bab 61. Melarikan Diri
62
Bab 62. Dibuntuti
63
Bab 63. Di Kediaman Keluarga Permana
64
Bab 64. Ucapan Kakak Pertama
65
Bab 65. Acara Amal
66
Bab 66. Interaksi Kakak Adik
67
Bab 67. Bisnis Kecil
68
Bab 68. Belajar Bisnis
69
Bab 69. Orang Misterius
70
Bab 70. Masalah Yang Belum Selesai
71
Bab 71. Tantangan Duel
72
Bab 72. Provokator
73
Bab 73. Permintaan Untuk Berhenti
74
Bab 74. Disidang
75
Bab 75. Izin Bekerja
76
Bab 76. Mulai Bekerja
77
Bab 77. Ramai Pelanggan
78
Bab 78. Pasangan Bucin
79
Bab 79. Kejutan
80
Bab 80. Cinta Sendirian
81
Bab 81. Girls Day
82
Bab 82. Menemani Bekerja
83
Bab 83. Sosok Masa Lalu
84
Bab 84. Berlibur
85
Bab 85. Kembalinya Sosok Masa Lalu
86
Bab 86. Hubungan Yang Terusik
87
Bab 87. Alasan Kembali
88
Bab 88. Pergilah, Jangan Kembali!
89
Bab 89. Kegelisahan Hati
90
Bab 90. Hubungan yang membaik
91
Bab 91. Firasat
92
Bab 92. Si Pengendara Motor
93
Bab 93. Kejutan Ulang Tahun
94
Bab 94. Alika menghilang
95
Bab 95. Pencarian
96
Bab 96. Salah Sangka
97
Bab 97. Bantuan
98
Bab 98. Penawaran
99
Bab 99. Ketemu
100
Bab 100. Ampunan
101
Bab 101. Pasangan Yang Lain
102
Bab 102. Romansa Beda Usia
103
Bab 103. Gagal Dihukum
104
Bab 104. Overprotective
105
Bab 105. Takut
106
Bab 106. Bukan Masalah Sepele
107
Bab 107. Tidak Hilang
108
Bab 108. Panggilan Sayang
109
Bab 109. Ambisi
110
Bab 110. Interogasi Keluarga
111
Bab 111. Campur Tangan Keluarga
112
Bab 112. Perjodohan
113
Bab 113. Meluapkan Amarah
114
Bab 114. Rencana Jahat
115
Bab 115. Bayaran Mahal
116
Bab 116. Membalaskan Dendam
117
Bab 117. Tawanan
118
Bab 118. Penyerangan
119
Bab 119. Tawaran Mematikan
120
Bab 120. Bantuan
121
Bab 121. Permintaan Putus
122
Bab 122. Terasing
123
Bab 123. Luka
124
Bab 124. Kesempatan Terakhir
125
Bab 125. Sudah Tau
126
Bab 126. Amnesia
127
Bab 127. Rahasia
128
Bab 128. Rencana Jahat
129
Bab 129. Bekerja
130
Bab 130. Gosip Baru
131
Bab 131. Kembali Ke Sekolah
132
Bab 132. Memory di atap sekolah
133
Bab 133. Nasib Pelakor
134
Bab 134. Dalang di Balik Rumor
135
Bab 135. Menjual Alika
136
Bab 136. Menyelamatkan Alika
137
Bab 137. Ketakutan
138
Bab 138. Sisi Lain Sahabat
139
Bab 139. Kecelakaan Maut
140
Bab 140. Kembali Pulang
141
Bab 141. Kesal
142
Bab 142. Pesta Penyambutan
143
Bab 143. Suasana Di Rumah Duka
144
Bab 144. Keputusan Kevin
145
Bab 145. Rencana Di Balik Keputusan
146
Bab 146. Amarah
147
Bab 147. Turut Berduka Cita
148
Bab 148. Perpisahan
149
Bab 149. Kembali
150
Bab 150. Akhir Dari Pelarian
151
Bab 151. Ketemu
152
Bab 152. Kembali ke Kota
153
Bab 153. Pesta Pernikahan
154
Bab 154. Rindu
155
Bab 155. Ketemu
156
Bab 156. Tak Perlu Takut
157
Bab 157. Berkhianat
158
Bab 158. Kembali Bersama
159
Bab 159. Menggoda
160
Bab 160. Tertangkap
161
Bab 161. Ingatan Yang Hilang
162
Bab 162. Para Hidung Belang
163
Bab 163. Amarah Kevin
164
Bab 164. Hasrat Terpendam
165
Bab 165. Tak Punya Pilihan
166
Bab 166. Pakaian Minim
167
Bab 167. Bertemu Kembali
168
Bab 168
169
Bab 169
170
Bab 170

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!