NovelToon NovelToon

Bukan Wanita Suci

1

Laura tidak bisa memejamkan matanya, sebab Ia juga tidak mau untuk bisa satu tempat tidur bersama Gibson, orang yang sudah mengambil kesuciannya.

Laura tidak mau jika Ia seranjang dengan Gibson lagi, ia tidak ingin jika sampai Gibson menyentuhnya lagi Laura tidak ingin sampai dirinya menjadi tempat pelampiasan Gibson.

Laura memutuskan untuk berusaha tidak tidur dan terjaga sampai pagi hari. Ia berharap bisa segera pulang segera ke mess.

Laura juga sangat ingin bisa bertemu dengan Rossa dan menceritakan semuanya. Tetapi Laura tidak akan menceritakan tentang ancaman yang diberikan Lukas yang menjadikan Rossa sebagai senjata untuk bisa menakut-nakuti Laura.

Laura menanti hari sampai matahari terbit di sekitar pantai itu. la melihat keindahan mentari yang mulai terbit dari ufuk timur dengan berwarna keemasan.

Laura merasa kalau angin di pantai itu terasa begitu sejuk, namun hal tersebut tidak bisa menutupi kegundahan hatinya. Sebab Laura baru saja kehilangan keperawanannya di tangan Gibson.

Laura sebenarnya tidak mau melakukannya tetapi Laura harus tunduk kepada Lukas. Jika tidak maka Rossa yang akan menjadi korbannya, dan tentu saja Laura tidak ingin hal tersebut terjadi kepada Rossa.

Sebab bagaimanapun ia sangat menyayangi sahabatnya itu. Laura masih sibuk menikmati pemandangan pantai itu di pagi hari, sampai saatnya Gibson terbangun dan masih melihat Laura berada di di balkon kamar hotel itu.

'Dari saat aku istirahat sampai bangun, Laura masih terus di sana. Namun gairah Gibson kembali naik saat melihat tubuh Laura dari belakang.

“Sebenarnya tubuh Laura sangat menggoda, jika aku bisa aku ingin membuat Laura menjadi simpananku tanpa harus menikahinya. Tetapi tidak mungkin, karena Laura di bawah kuasa Lukas. Lukas pasti akan meminta uang kepadaku untuk terus menerus memanfaatkan Laura, pikir Gibson.

Namun saat memandang tubuh Laura dari belakang hasrat Gibson kembali timbul, ia ingin segera untuk menikmati tubuh Laura lagi.

Dan Gibson merasa pantas untuk mendapatkannya, karena saat itu dia sudah membayar jasa Laura sampai siang hari kepada Lukas. Agar ia membawa Laura dan menikmatinya kapan saja sampai waktunya habis.

Gibson seperti masih merasa ketagihan untuk bisa menikmati tubuh Laura lagi. Lalu Gibson pun terbangun dari tempat tidurnya dan menuju ke arah balkon untuk bisa mendekati Laura.

la sangat ingin untuk pisah bercinta lagi dengan Laura. Gibson pun kemudian memeluk dari belakang. Laura pun terkejut saat kita bisa memeluk tubuhnya.

“Ada apa, Tuan?" tanya Laura. Namun Gibson hanya terdiam. Ia kemudian menciumi tengkuk leher dan rambut Laura, seolah ingin minta kenikmatan lagi dari Laura.

Laura juga merasa kalau Gibson sepertinya akan kembali menggaulinya.

“Bagaimana aku akan menolak niat Tuan Gibson kepadaku? Sungguh aku tidak ingin untuk bisa bercinta dengannya lagi, karena aku sudah tidak sanggup untuk bisa menjadi tempat pelampiasan hasrat dan hawa nafsu Tuan Gibson, pikir Laura.

“Maaf Tuan. Apakah Tuan ingin melakukannya lagi?" tanya Laura. Gibson pun kemudian menganggukkan kepalanya.

“Tentu saja, Sayang. Waktuku bersamamu sampai siang hari dan aku bisa bebas memilikimu,” kata Gibson. Laura pun terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Gibson.

“Berarti memang ada kesepakatan antara Tuan Gibson dan Tuan Lukas untuk bisa membawa diriku. Pantas saja aku tidak juga dijemput oleh Tuan Lukas. Setelah aku selesai melayani Tuan Gibson, pikir Laura.

Kemudian Gibson membawa lagi Laura ke dalam tempat tidur dan Gibson membuka kembali pakaian yang dikenakan oleh Laura.

“Mengapa Tuan harus menikmati tubuh lagi? Apakah tadi malam belum cukup?" tanya Laura. Gibson pun kemudian tersenyum sambil menggelengkan kepalanya.

“Tidak Sayang. Tubuhmu itu seperti candu bagiku dan aku ingin bisa terus memilikimu, jika aku bisa. Tetapi Sayangnya tidak mungkin,” kata Gibson.

“Kamu hanya perlu untuk menemaniku sampai siang hari dan kemudian aku akan mengantarmu pulang kepada Lukas," imbuh Gibson. Ia kemudian kembali mencumbu tubuh Laura yang begitu indah sebagai 'sarapan pagi' di pagi hari itu.

Namun sebenarnya Laura merasa risih dengan niat Gibson kepada dirinya untuk kembali menggagahi tubuhnya.

Tetapi Laura merasa pasrah sebab Ia teringat lagi dengan ancaman Lukas. Jika ia macam-macam atau melawan Gibson lagi. Maka Rossa lah yang akan menerima akibatnya dan Laura tidak ingin hal tersebut terjadi kepada Rossa.

Kemudian Gibson pun melampiaskan hasratnya kembali kepada Laura. Namun Laura merasa ia tak merasakan sakit yang lebih pedih di bagian kewanitaannya.

Tetapi hatinya yang begitu pedih menerima kenyataan kalau dirinya sudah dijual oleh Lukas kepada Gibson, agar utangnya bisa segera terlunasi.

Setelah selesai untuk menggagahi Laura. Gibson pun kemudian mandi dan membersihkan diri.

Laura hanya menangis di tempat tidurnya. la tidak berani menangis terisak, sebab Ia takut mengganggu kenyamanan Gibson lalu Gibson pasti akan marah kepada Laura lagi. Laura merasa trauma jika Gibson menampar pipinya lagi seperti tadi malam.

Laura menyembunyikan kepedihan hatinya sambil menunggu Gibson selesai mandi. Kemudian saat Gibson selesai membersihkan dirinya.

Giliran Laura yang masuk ke kamar mandi itu.

“Mengapa kamu tidak sekalian masuk ke kamar mandi, Laura?” tanya Gibson. Laura menggelengkan kepalanya.

“Tidak Tuan. Lebih baik kita bergiliran saja menggunakan kamar mandi ini,” jawab Laura.

Tetapi jika Ia tahu Laura akan menggunakan kamar mandi itu, maka Gibson akan menyusulnya dan ia ingin bisa merasakan bercinta di dalam kamar mandi.

Tetapi Sayangnya hasrat Gibson sudah terlampiaskan di pagi hari itu. Namun perutnya begitu lapar Gibson ingin sekali menikmati sarapan pagi.

“Laura, sebaiknya kamu cepat bergegas. Kita akan sarapan pagi di bawah,” seru Gibson. Namun Laura hanya terdiam, ia kembali menangisi nasibnya yang tragis.

Sebab Ia sudah kehilangan ibunya. Dan kini ia menanggung utang yang begitu besar serta ia harus menjual kesuciannya kepada Gibson untuk melunasi sebagian utangnya.

Laura merasa hidupnya begitu sangat kotor dan berantakan, setelah ibunya pergi.

'Kalau saja Ibu masih ada bersamaku, mungkin ibu akan memelukku. Tetapi maafkan aku, ibu. Sebab aku tidak menuruti semua nasihat ibu dan akhirnya aku menjadi begini,” tangis Laura di bawah guyuran air shower itu.

Kemudian setelah lima belas menit Laura berada di kamar mandi. Gibson memanggil Laura lagi.

“Laura! Cepatlah keluar! Aku sudah lapar, ayo kita pergi sarapan,” seru Gibson. Laura kemudian menghentikan tangisnya.

Dia segera membersihkan diri agar bisa menemani Gibson sarapan. Sebenarnya Laura enggan melakukannya tetapi ia sangat takut kepada ancaman Lukas terhadap dirinya sehingga ia mematuhi apa yang dikatakan oleh Gibson.

Dan Laura memasrahkan dirinya kepada Gibson sampai waktu siang hari tiba. Sebab saat siang hari waktu Gibson bersama Laura sudah habis, dan Gibson akan mengantarkan Laura kembali kepada Lukas.

Merekapun kemudian turun ke bawah untuk sarapan pagi, Gibson memesan kopi untuk dirinya dan jus jeruk untuk Laura.

Mereka menikmati sajian di restoran hotel tersebut. Bagi Gibson, ia tak henti-hentinya menatap kecantikan Laura.

Walaupun saat itu Laura tidak mengenakan make up lagi dan baju nya tidak diganti. Tetapi tetap menyiratkan kecantikan Laura yang begitu luar biasa di mata Gibson. Bahkan mata Gibson selalu mencuri pandang kepada Laura.

Sehingga Laura merasa risih, jika ia terus dipandangi oleh Gibson.

2

“Aku mohon Tuan Gibson, jangan memandangiku seperti itu,” tegur Laura. Tetapi Gibson sepertinya sudah mabuk kepayang kepada Laura.

Bahkan tubuh Laura merupakan candu bagi Gibson.

“Suatu hari nanti atau kapan-kapan. Aku ingin membawamu ke suatu tempat, Laura. Apakah kamu mau?” tanya Gibson kepada Laura. Namun Laura hanya terdiam.

la sebenarnya ingin menolak tawaran dari Gibson, karena ia tak ingin lagi untuk bisa bertemu dengan pria paruh baya itu.

“Tenang saja Laura, tentu aku akan membayarmu. Sebab sebanrnya aku selalu ingin bersama dengan dirimu. Tubuhmu seperti candu bagiku dan aku selalu ingin membenamkan kepalaku dalam pelukanmu,” goda Gibson kepada Laura.

Laura kembali merasa risih mendengar apa yang dikatakan oleh Gibson.

“Bagaimana Laura? Apakah kamu mau?" tanya Gibson lagi, dan Laura mengangkat kedua bahunya.

“Aku tidak tahu itu, Tian Gibson. Sebaiknya Tuan Gibson bertanya kepada Tuan Lukas. Karena dia yang mengatur segalanya," jawab Laura. Gibson pun tersenyum kepada Laura.

“Baiklah kalau begitu, Laura. Nanti aku akan hubungi Lukas untuk meminta kamu pergi bersamaku lagi,” ujar Gibson. Dan Laura hanya terdiam, ia tak mau menanggapi perkataan Gibson .

Kemudian mereka melanjutkan sarapannya, walaupun saat itu Laura hanya meminum jus jeruk dan setangkup roti bakar.

Sebenarnya Laura tidak merasa lapar, sebaliknya ia ingin segera pulang dari hotel itu dan kembali ke mess itu. Bahkan Laura ingin bisa meluapkan perasaannya kepada Rossa.

Karena la sangat membutuhkan Rossa saat ini. Laura ingin mengeluarkan segala perasaan sedih, marah, dan kecewanya kepada sahabatnya itu. Sebab dia begitu menahan beban berat di dadanya untuk bisa segera dibagikan kepada sahabatnya tersebut.

Namun tidak bagi Gibson, ia tidak ingin waktu sampai cepat berlalu. Karena ia masih ingin terus bisa bersama dengan Laura.

Bahkan Gibson ingin menikmati tubuhnya Laura lagi di dalam kamar hotel itu, karena sepertinya pengaruh obat kuat itu masih terasa di tubuh Gibson.

Sehingga Gibson berniat untuk bisa menggagahi Laura lagi.

“Aku harap Laura setuju, jika aku menggaulinya lagi. Tetapi jika ia tidak mau, maka aku akan berbuat kasar kepada dirinya. Tetapi jika Laura kembali melawan, aku akan melaporkan hal ini kepada Lukas. Biar Luks yang akan menangani Laura, pikir Gibson sambil menatap nakal kepada Laura.

Laura kembali merasa risih dengan tatapan Gibson kepada dirinya, ia segera menghabiskan sarapannya. Laura ingin segera pulang ke mess dan berpisah dari Gibson.

“Aku sudah selesai sarapan, Tuan Gibson. Bisakah kita pulang sekarang?" pinta Laura. Namun Gibson terdiam sejenak dan menggelengkan kepalanya.

“Tidak Laura. Aku sudah meminta izin kepada Lukas, untuk bisa membawamu sampai siang hari. Jadi kamu harus menemaniku sampai siang ini,” jawab Gibson. Laura pun kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Gibson.

“Tetapi aku merasa lelah, Tuan. Mengertilah hal itu,” jawab Laura. Tetapi Gibson malah tersenyum lagi.

“Kamu kan bisa istirahat di kamar Laura? Kamu tidak perlu memaksakan dirimu untuk terus menemaniku, aku hanya membutuhkanmu saat gairah dalam diriku muncul,” kata Gibson.

Laura kembali merasa cemas jika Gibson sudah mengatakan hal tersebut.

“Apakah Tuan Gibson akan melakukan hal itu lagi kepadaku? Sungguh, sebenarnya aku tidak mau. Sebab aku tidak ingin jika Tuan Gibson sampai menyentuhku lagi. Cukup tadi pagi terakhir kalinya dia menyentuh diriku, ujar Laura.

Ttapi sepertinya harapan Laura jauh dari kenyataan, sebab Gibson ingin bisa segera kembali ke kamar itu selalu menggarap tubuh Laura lagi.

Gibson pun segera menghabiskan sarapannya dan mengajak Laura masuk ke kamar hotel itu lagi.

“Ayo Laura! Kita kembali ke kamar,” ajak Gibson.

Laura pun terkejut.

“Maaf Tuan, bukannya kita harus pulang?” tanya Laura. Gibson pun menggelengkan kepalanya.

“Tidak Laura. Bukankah sudah kubilang tadi kamu harus menemaniku sampai siang hari. Bahkan aku juga sudah membayarkan biaya tambahan yang diminta oleh Lukas,” jawab Gibson. Laura pun kaget saat mendengar apa yang dikatakan oleh Gibson.

'Jadi ternyata Tuan Lukas juga mengambil keuntungan dari diriku, amuk hati Laura. Ia merasa sangat geram kepada Lukas.

Tetapi ia lebih takut dengan ancaman Lukas kepada dirinya. Bahkan akan melibatkan Rossa jika ia tidak mau. Laura harus bisa menuruti semua keinginan dari Gibson.

Walaupun ia tidak mendapatkan apa-apa, bahkan uang sepeserpun. Karena uang untuk Laura sudah diberikan kepada Lukas dan Lukas yang mengaturnya.

Sehingga Laura sepertinya tak akan mendapatkan pembayaran sepeserpun setelah ia menemani Gibson selama sehari semalam.

Lalu Gibson bangun dan menggandeng tangan Laura. Dengan langkah gontai Laura menerima gandengan tangan Gibson untuk bisa kembali ke kamar mereka.

Bahkan beberapa tamu mengira kalau sebenarnya Gibson dan Laura adalah ayah dan Anna. Tetapi sebaliknya Gibson adalah orang yang merenggut kegadisan Laura.

Kemudian saat Gibson dan Laura dan masuk ke dalam kamar itu. Gibson kemudian segera

kembali menarik baju Laura untuk, sebab Gibson merasa tidak tahan lagi untuk bisa membuat dirinya hanyut dalam pelukan Laura. Laura hanya pasrah menerima perlakuan Gibson.

Namun Gibson ingin melakukannya di kamar mandi. Ia kemudian menyeret tangan Laura untuk menarik tubuhnya ke dalam kamar mandi, dan Gibson kemudian membuka semua seluruh pakaiannya.

la lalu mengunci pintu kamar mandi itu. Gibson lalu menyalakan air shower untuk membasahi tubuh mereka, dan benar saja ternyata berada di bawah guyuran air shower membuat sensasi berbeda kepada Gibson dan Laura.

Gibson pun kemudian menjamah lagi tubuh Laura secara brutal, bahkan mencoba berbagai gaya saat menikmati tubuh Laura di kamar mandi itu.

Lauta seperti merasa kalau dirinya adalah boneka hidup yang selalu dieksploitasi oleh Gibson. Pagi hari itu terasa kelam, Laura sebenarnya tidak tahan untuk bisa segera mengakhiri semua ini.

Namun Ia hanya pasrah saat Gibson melampiaskan nafsunya lagi kepada Laura. Bahkan sudah keempat kalinya Gibson melaporkannya kepada Laura. Sebab Gibson merasakan candu untuk terus menikmati tubuh Laura yang indah.

Sementara itu, Rossa masih belum juga memejamkan mata sampai pagi hari. Sebab Rossa ingin menantikan kedatangan Laura.

la ingin bisa segera menanyakan kondisi Laura dan berharap Laura baik-baik saja, karena saat itu ia sudah dibawa oleh Gibson untuk menemani Gibson dan melayani pria itu.

Rossa merasa kalau Laura sebenarnya keberatan untuk menjual kegadisannya kepada Gibson. Tetapi mau bagaimana lagi ancaman Lukas kepada Laura sangat menekan Laura untuk bisa menerima dirinya harus menyerahkan kegadiasannya kepada Gibson.

Rossa masih menahan kantuk karena ia ingin bisa segera bertemu dengan Laura. Walaupun ia belum tidur semalaman, bahkan matanya pun agak merah. Karena Rossa berusaha menahan kantuk sampai esok hari.

3

Tetapi Laura belum juga pulang, Rossa pun memutuskan untuk bertanya kepada Lukas. Tetapi sayangnya saat Rossa menuju ruangan kerja Lukas.

Ternyata Lukas tidak berada di ruangannya, karena Lukas tertidur di tempat tidurnya. Setelah ia berpesta dengan Anna semalam.

'Kemana perginya Laura? Aku khawatir dengan kondisi Laura saat ini, semoga saja Laura tidak apa-apa. Karena aku sangat cemas jika Laura sampai diperlakukan dengan kasar kepada Tuan Gibson. Sebab aku tahu kalau Tuan Gibson sudah marah, dia pasti akan berbuat kasar, ujar Rossa.

"Walaupun sejatinya dia adalah orang baik, tetapi jika ada orang yang tidak menuruti keinginannya. Maka Tuan Gibson akan marah. Aku takut hal tersebut terjadi kepada Laura, pikir Rossa dengan nada cemas.

la sebenarnya ingin menemui Anna dan menanyakan keberadaan Laura. Tetapi Rossa sangat benci kepada Anna. Karena Anna sudah menjadi anak emas bagi Lukas.

Dan Rossa memutuskan untuk menunggu Laura di kamarnya, dan berharap Laura segera kembali. Sebab Rossa saat ini sangat cemas dengan kondisi sahabatnya itu.

Bahkan Rossa mengira kalau Laura sebenarnya dibawa ke suatu tempat oleh Gibson sampai siang hari. Dan Rosa memutuskan untuk terus menunggu Laura.

Tetapi karena kantuknya tidak tertahankan, Rossa ketiduran di tempat tidurnya. Sehingga ia menunggu Laura dalam kondisi tertidur.

Sementara itu, kini Gibson sudah selesai menyalurkan hasratnya kepada Laura. Gibson malah mengajak Laura untuk mandi bersama di kamar mandi itu.

Gibson meminta Laura untuk membersihkan dirinya dengan sabun yang tersedia. Laura pun kemudian menuruti keinginan Gibson.

Bahkan merasa dirinya seperti anak kecil yang dimandikan oleh ibunya. Gibson merasa senang dengan perlakuan Laura.

Walaupun sebenarnya hati Laura merasa sakit dengan apa yang dilakukan oleh Gibson kepada dirinya.

Sebab sudah berulang kali Laura menjadi pelampiasan hasrat Gibson dan Laura berpikir kalau di kamar mandi itu terakhir ia bergumul dengan Gibson.

Karena ia tak ingin lagi untuk bisa kembali bersama Gibran dan ia tidak mau lagi jika Gibson sampai menikmati tubuhnya.

Sebab Laura tidak ingin lagi untuk menjadi gadis panggilan seperti Anna dan Rossa. Walaupun ia hanya mengandalkan pendapatannya dengan menari.

Tetapi Laura tidak ingin terlalu dalam untuk masuk ke dalam pekerjaan yang haram itu. Batin Laura sangat bersalah kepada ibunya karena Laura masih tetap menjadi penari erotis karena Lukas tidak mengizinkan Laura untuk mencari pekerjaan sampingan.

Dalam hatinya, Laura terus memohon ampun kepada sang Ibu karena ia terpaksa menjual keperawanannya kepada Gibson agar utangnya sebagian bisa dilunasi.

Tiba saatnya bagi Laura untuk dipulangkan pada Lukas, karena saat itu hari sudah menjelang siang dan Gibson akan mengantarkan Laura kepada Lukas.

Namun Gibson berniat akan kembali menggunakan jasa Laura untuk menemani dirinya, walaupun Laura sempat pernah berbuat kasar pada Gibson, karena melawan dirinya.

Tetapi kini Laura sudah menjadi kucing betina yang begitu menuruti semua perintah dan keinginan Gibson, sehingga membuat Gibson merasa kalau Laura sangat bisa memuaskannya dengan keindahan tubuhnya.

Sebenarnya Gibson saat ini masih ingin terus memburu gadis perawan. Tetapi dengan adanya Laura dan keindahan tubuhnya membuat Gibson tidak ingin berpaling dari Laura.

la merasa candu dengan tubuh Laura itu, sehingga membuat Gibson ingin bisa kembali menghabiskan malam bersama Laura.

Tetapi tidak dengan Laura, ia tidak akan pernah untuk bertemu dengan Gibson lagi. Karena ia tidak mau untuk menjual tubuhnya kepada Gibson atau pria manapun.

Laura tidak ingin jika ia sampai dijadikan wanita penghibur oleh Lukas. Laura akan menolaknya apapun alasannya.

Namun ia takut, jika Lukas akan kembali menyasar Rossa untuk dijadikan sebagai senjata agar menuruti keinginan Lukas. Laura pun hanya menganggukkan kepala saat Gibson ingin mengajaknya kembali.

Tetapi itu semua tergantung Lukas, karena saat ini Laura begitu tak tunduk kepada Lukas. Jika tidak maka Rossa lah yang akan terkena sasarannya.

Matahari sudah meninggi, Gibson kemudian mengantar Laura ke mess yang menjadi tempat tinggalnya.

Laura merasa lega sebab saat itu ia tidak akan bertemu dengan Gibson lagi. Mungkin untuk sementara wakiu, tetapi ia tidak ingin bertemu dengan pria itu.

Karena dalam hati, Laura ia sangat membencinya. Gibson sudah merenggut kesucian Laura dan merendahkan harga diri Laura dengan menamparnya.

“Aku tidak akan menemui pria ini lagi. Sebab aku tidak mau jika dia membawaku lagi bersamanya. Aku bukan kupu-kupu malam yang menawarkan jasa tubuhku untuk melakukan cinta satu malam, kata Laura dalam hatinya.

“Ada apa Laura? Mengapa kamu terdiam?" tanya Gibson saat dalam perjalanan pulang menuju mess itu. Gibson merasa kalau ada yang dipikirkan oleh Laura. Laura menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak apa-apa Tuan Gibson,” jawab Laura singkat. Ia ingin segera mobil itu sampai, lalu keluar dan berpisah segera dari Gibson.

Laura merasa muak dan tak ingin lagi bertemu dengan pria yang sudah merengut kesuciannya.

Gibson pun kemudian merengkuh tangan Laura yang mulai hangat.

Gibson merasa saat Laura dibawa olehnya tangan Laura sangat dingin. Tetapi mengapa saat ini tangan Laura berubah menjadi hangat.

“Apakah mungkin Laura merasa cemas saat dibawa olehku sehingga tangannya menjadi dingin dan kini Laura merasa lega jika aku membawanya pulang, pikir Gibson.

Tetapi Laura hanya terdiam saat Gibran mencium tangannya.

“Maafkan aku Laura. Aku pernah menamparmu tadi malam dan marah-marah kepada dirimu,” ucap Gibson. Namun Laura hanya terdiam sejenak.

“Tidak apa-apa Tuan Gibson. Aka tidak mempermasalahkannya," jawab Laura. Gibson pun kemudian mencium punggung tangan Laura lagi.

“Terima kasih Laura. Kamu tidak dendam kepada diriku kan?” tanya Gibson. Laura hanya terdiam.

'Aku memang tidak dendam kepada Anda, Tuan Gibson. Tetapi aku berharap tidak akan lagi berjumpa dengan Anda. Sebab aku tidak mau jika Anda membawa diriku lagi untuk pelampiasan hasrat Anda sebagai pria hidung belang. Lebih baik Anda mencari wanita lainnya yang lebih baik dan mau melayani Tuan Gibson. Bukan aku, karena aku bukan wanita penghibur, bisik Laura dalam hatinya.

Gibson sebenarnya merasa berat untuk berpisah dari Laura, karena ia ingin bisa terus bersama dengan Laura.

Tetapi Gibson ingat kalau Laura juga penari erotis di klub malam milik Lukas. Dia akan menyaksikan penampilan Laura. Jika ia merindukan Laura lagi. Gibson juga akan kembali membawa Laura jika ia membutuhkan Laura sebagai pelampiasan hasratnya.

Selama satu jam kemudian, sampailah mobil Gibson di mess yang tempat tinggal Laura. Gibson pun kemudian mengantarkan Laura sampai ke dalam mess itu.

“Aku permisi dulu Tuan Gibson," tandas Laura. Ia segera pamit untuk menuju masuk ke kamarnya.

Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!

Download Novel PDF
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!