2

“Aku mohon Tuan Gibson, jangan memandangiku seperti itu,” tegur Laura. Tetapi Gibson sepertinya sudah mabuk kepayang kepada Laura.

Bahkan tubuh Laura merupakan candu bagi Gibson.

“Suatu hari nanti atau kapan-kapan. Aku ingin membawamu ke suatu tempat, Laura. Apakah kamu mau?” tanya Gibson kepada Laura. Namun Laura hanya terdiam.

la sebenarnya ingin menolak tawaran dari Gibson, karena ia tak ingin lagi untuk bisa bertemu dengan pria paruh baya itu.

“Tenang saja Laura, tentu aku akan membayarmu. Sebab sebanrnya aku selalu ingin bersama dengan dirimu. Tubuhmu seperti candu bagiku dan aku selalu ingin membenamkan kepalaku dalam pelukanmu,” goda Gibson kepada Laura.

Laura kembali merasa risih mendengar apa yang dikatakan oleh Gibson.

“Bagaimana Laura? Apakah kamu mau?" tanya Gibson lagi, dan Laura mengangkat kedua bahunya.

“Aku tidak tahu itu, Tian Gibson. Sebaiknya Tuan Gibson bertanya kepada Tuan Lukas. Karena dia yang mengatur segalanya," jawab Laura. Gibson pun tersenyum kepada Laura.

“Baiklah kalau begitu, Laura. Nanti aku akan hubungi Lukas untuk meminta kamu pergi bersamaku lagi,” ujar Gibson. Dan Laura hanya terdiam, ia tak mau menanggapi perkataan Gibson .

Kemudian mereka melanjutkan sarapannya, walaupun saat itu Laura hanya meminum jus jeruk dan setangkup roti bakar.

Sebenarnya Laura tidak merasa lapar, sebaliknya ia ingin segera pulang dari hotel itu dan kembali ke mess itu. Bahkan Laura ingin bisa meluapkan perasaannya kepada Rossa.

Karena la sangat membutuhkan Rossa saat ini. Laura ingin mengeluarkan segala perasaan sedih, marah, dan kecewanya kepada sahabatnya itu. Sebab dia begitu menahan beban berat di dadanya untuk bisa segera dibagikan kepada sahabatnya tersebut.

Namun tidak bagi Gibson, ia tidak ingin waktu sampai cepat berlalu. Karena ia masih ingin terus bisa bersama dengan Laura.

Bahkan Gibson ingin menikmati tubuhnya Laura lagi di dalam kamar hotel itu, karena sepertinya pengaruh obat kuat itu masih terasa di tubuh Gibson.

Sehingga Gibson berniat untuk bisa menggagahi Laura lagi.

“Aku harap Laura setuju, jika aku menggaulinya lagi. Tetapi jika ia tidak mau, maka aku akan berbuat kasar kepada dirinya. Tetapi jika Laura kembali melawan, aku akan melaporkan hal ini kepada Lukas. Biar Luks yang akan menangani Laura, pikir Gibson sambil menatap nakal kepada Laura.

Laura kembali merasa risih dengan tatapan Gibson kepada dirinya, ia segera menghabiskan sarapannya. Laura ingin segera pulang ke mess dan berpisah dari Gibson.

“Aku sudah selesai sarapan, Tuan Gibson. Bisakah kita pulang sekarang?" pinta Laura. Namun Gibson terdiam sejenak dan menggelengkan kepalanya.

“Tidak Laura. Aku sudah meminta izin kepada Lukas, untuk bisa membawamu sampai siang hari. Jadi kamu harus menemaniku sampai siang ini,” jawab Gibson. Laura pun kaget mendengar apa yang dikatakan oleh Gibson.

“Tetapi aku merasa lelah, Tuan. Mengertilah hal itu,” jawab Laura. Tetapi Gibson malah tersenyum lagi.

“Kamu kan bisa istirahat di kamar Laura? Kamu tidak perlu memaksakan dirimu untuk terus menemaniku, aku hanya membutuhkanmu saat gairah dalam diriku muncul,” kata Gibson.

Laura kembali merasa cemas jika Gibson sudah mengatakan hal tersebut.

“Apakah Tuan Gibson akan melakukan hal itu lagi kepadaku? Sungguh, sebenarnya aku tidak mau. Sebab aku tidak ingin jika Tuan Gibson sampai menyentuhku lagi. Cukup tadi pagi terakhir kalinya dia menyentuh diriku, ujar Laura.

Ttapi sepertinya harapan Laura jauh dari kenyataan, sebab Gibson ingin bisa segera kembali ke kamar itu selalu menggarap tubuh Laura lagi.

Gibson pun segera menghabiskan sarapannya dan mengajak Laura masuk ke kamar hotel itu lagi.

“Ayo Laura! Kita kembali ke kamar,” ajak Gibson.

Laura pun terkejut.

“Maaf Tuan, bukannya kita harus pulang?” tanya Laura. Gibson pun menggelengkan kepalanya.

“Tidak Laura. Bukankah sudah kubilang tadi kamu harus menemaniku sampai siang hari. Bahkan aku juga sudah membayarkan biaya tambahan yang diminta oleh Lukas,” jawab Gibson. Laura pun kaget saat mendengar apa yang dikatakan oleh Gibson.

'Jadi ternyata Tuan Lukas juga mengambil keuntungan dari diriku, amuk hati Laura. Ia merasa sangat geram kepada Lukas.

Tetapi ia lebih takut dengan ancaman Lukas kepada dirinya. Bahkan akan melibatkan Rossa jika ia tidak mau. Laura harus bisa menuruti semua keinginan dari Gibson.

Walaupun ia tidak mendapatkan apa-apa, bahkan uang sepeserpun. Karena uang untuk Laura sudah diberikan kepada Lukas dan Lukas yang mengaturnya.

Sehingga Laura sepertinya tak akan mendapatkan pembayaran sepeserpun setelah ia menemani Gibson selama sehari semalam.

Lalu Gibson bangun dan menggandeng tangan Laura. Dengan langkah gontai Laura menerima gandengan tangan Gibson untuk bisa kembali ke kamar mereka.

Bahkan beberapa tamu mengira kalau sebenarnya Gibson dan Laura adalah ayah dan Anna. Tetapi sebaliknya Gibson adalah orang yang merenggut kegadisan Laura.

Kemudian saat Gibson dan Laura dan masuk ke dalam kamar itu. Gibson kemudian segera

kembali menarik baju Laura untuk, sebab Gibson merasa tidak tahan lagi untuk bisa membuat dirinya hanyut dalam pelukan Laura. Laura hanya pasrah menerima perlakuan Gibson.

Namun Gibson ingin melakukannya di kamar mandi. Ia kemudian menyeret tangan Laura untuk menarik tubuhnya ke dalam kamar mandi, dan Gibson kemudian membuka semua seluruh pakaiannya.

la lalu mengunci pintu kamar mandi itu. Gibson lalu menyalakan air shower untuk membasahi tubuh mereka, dan benar saja ternyata berada di bawah guyuran air shower membuat sensasi berbeda kepada Gibson dan Laura.

Gibson pun kemudian menjamah lagi tubuh Laura secara brutal, bahkan mencoba berbagai gaya saat menikmati tubuh Laura di kamar mandi itu.

Lauta seperti merasa kalau dirinya adalah boneka hidup yang selalu dieksploitasi oleh Gibson. Pagi hari itu terasa kelam, Laura sebenarnya tidak tahan untuk bisa segera mengakhiri semua ini.

Namun Ia hanya pasrah saat Gibson melampiaskan nafsunya lagi kepada Laura. Bahkan sudah keempat kalinya Gibson melaporkannya kepada Laura. Sebab Gibson merasakan candu untuk terus menikmati tubuh Laura yang indah.

Sementara itu, Rossa masih belum juga memejamkan mata sampai pagi hari. Sebab Rossa ingin menantikan kedatangan Laura.

la ingin bisa segera menanyakan kondisi Laura dan berharap Laura baik-baik saja, karena saat itu ia sudah dibawa oleh Gibson untuk menemani Gibson dan melayani pria itu.

Rossa merasa kalau Laura sebenarnya keberatan untuk menjual kegadisannya kepada Gibson. Tetapi mau bagaimana lagi ancaman Lukas kepada Laura sangat menekan Laura untuk bisa menerima dirinya harus menyerahkan kegadiasannya kepada Gibson.

Rossa masih menahan kantuk karena ia ingin bisa segera bertemu dengan Laura. Walaupun ia belum tidur semalaman, bahkan matanya pun agak merah. Karena Rossa berusaha menahan kantuk sampai esok hari.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!