" Sayang ku cintaku, sexy sekali kamu " Goda Arditya saat melihat adiknya sedang bersiap untuk boxing.
" Heleh, mas baru bangun ? "
" Pagi-pagi udah ada pengganggu " Arditya berkata dengan menunjuk kearah Zavian.
" Oh, , , aku mau boxing dulu mas " Pria itu mengusap kepala sang adik lalu menjauh.
Dua jam berlalu, Nica mengakhiri boxing mengambil handuk dan tumbler.
" Mas " Niat hati ingin hanya memanggil Arditya namun dua pria itu malah kompak menoleh.
" Aku balik duluan "
" Oke " jawab Arditya sambil melambaikan tangan.
" Sarapan ke aku " ucap Nica lagi sebelum benar-benar pegi.
" Temen gua ikut " teriak Arditya yang di respon dengan simbol 'ok' dari jari lentik Nica.
* * *
Setelah mandi dan sudah bersiap akan berangkat ke restoran, ada suara Arditya yang datang bersama dengan temannya.
" Zavian, apakabar ? " sapa Mama Nadia pada pria yang datang bersama Arditya.
Pria itu mencium punggung tangan Nadia dan memeluknya " Baik ma, mama sehat ? "
" Sangat sehat dan happy, mama punya anak perempuan loh sekarang " begitu antusiasnya Nadia ingin mengenalkan Nica pada Zavian.
" Nohkan, liat mereka lebih sayang bocil itu. Mau di bilang bocil udah punya anak tapi masih bocil " gumam Arditya sambil berjalan kearah meja makan yang sudah rapi tertata makanan.
" Sayang sini kenalin anak mama juga " panggil Nadia begitu antusiasnya mengenalkan Zavian pada Nica
" Zavian " Ucap pria itu sambil menyodorkan tangannya, dan Nica membalasnya " Nica ".
" Sarapan yuk " ajak mama dengan cerianya, bahkan obrolan mereka bertiga begitu seru, Nica hanya sesekali tersenyum atau menanggapi.
" Ma, ke Resto dulu ya " pamit Nica, di rasa dia mulai tidak nyambung dengan obrolan diantara mereka.
" Mas anter dek " tawar Arditya yang langsung di jawab dengan gelengan kepala " No, mas disini aja, sehatin itu badan, ntar sebelum flight mampir ke restoran aku bawain makanan "
" Iya, hati - hati " wanita itu kembali mengangguk dan memberikan simbol 'Oke' lalu mencium mama Nadia.
" Mama nanti pulang ke rumah ya sayang, kamu pulang dari restoran ke rumah "
" Iya ma "
" Papi pilih kasih sekali ya, tiap abis long flight selalu adik yang di cari "
" Mas cemburu yaa " Goda Nica yang masih mengenakan sepatu di sofa.
" Dikit "
" Kapan-kapan ikut mas terbang boleh ? "
" Boleh banget "
" Aku berangkat "
" Hati hati cinta mama "
Mereka kembali mengobrol saat Nica sudah benar-benar pergi meninggalkan unit apartemen yang dia tinggalin.
" Anak itu masih tetap sedingin kulkas ya ma, ada pria tampan dianggurin " Gumam Arditya yang hanya di tanggapi senyuman oleh perempuan satu-satunya yang ada di ruangan itu.
" Mas tahu banget dia seperti apa, luka itu belum sembuh walaupun sudah bisa tersenyum, Mas, mama minta luangin waktu di tanggal anniversary mama dan papi. untuk acara mama udah minta Nica mengaturnya "
" Oke ma "
" Zavian kamu juga harus datang bersama anak-anak mu, kalau udah calon mama boleh diajak "
" Zavian masih betah jadi duda ma "
" Haha, sudah biar senyaman dia saja. kamu juga masih nyaman single "
" Aku hanya ingin memastikan adik bahagia dulu ma, terlalu banyak luka yang membuat dirinya berusaha terlihat baik-baik saja "
" Karena dia anak pertama perempuan yang mati-matian berusaha menjadi panutan buat adik-adiknya namun bukan panutan tetapi luka dan luka, anak yang selalu tertawa dan selalu berusa membuat orang lain bahagia namun senyatanya dia sendiri sedang memeluk erat luka itu sendiri "
" Berusaha menggantikan semua hal yang membuat anaknya dulu tidak bahagia karena dia tidak ingin anak-anaknya tumbuh dengan penuh luka "
Zavian hanya dia mendengarkan obrolan ibu dan anak itu tanpa memberikan komentar apa-apa, karena bukan porsi dia untuk ikut memberikan komentari.
" Zavian, mama minta tolong bisa ? "
" Boleh ma "
" Titip anak perempuan mama itu, banyak luka yang dia rasakan dan dia usahakan sendiri sembuhnya. Bantu peluk dia "
Zavian tersenyum dan mengangguk " Semoga bisa membantu ya ma "
" Makasih ya mas " dua pria itu mengangguk dan tersenyum.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments