" Assalamualaikum Mama " Nica yang mendapati apartemen miliknya sepi langsung mencoba mencari sosok yang ingin dia temui.
" Mama, , , Ma " ulang Nica sekali lagi dengan terus mencari sosok wanita yang sudah sangat dia cintai setelah ibu nya.
" Waalaikumsalam sayang, mama baru sholat " Nica yang mendengar jawaban itu langsung berjalan lebih cepat kearah kamar sang mama.
" Tidur sini kan ma ? " Pertanyaan yang di lontarkan Nica saat perempuan itu memeluk tubuh wanita yang usianya lebih tua dari dia.
" Iya tidur sini aja, dulu sebelum ada kamu disini mama kesepian kalau di tinggal papi kerja apalagi Flight lama "
" Sekarang udah ada aku, nggak bakal kesepian lagi "
" Iya sayang " wanita itu mengusap kepala dan pipi Nica.
" Mama ikut aku ke Klaten jemput Michael sama Bita nggak ? "
" Ha jemput cucu, kapan ? " Mama Nadia cukup antusias jika soal Michael dan Bita walaupun keduanya bukan cucu kandung.
" Mungkin tiga minggu lagi ma "
" Ikut dong, nanti bilang papi biar ikut juga ke Klaten nya "
" Shiap mama, kita makan dulu yuk. Aku bawa lauk dari Restoran "
" Mama lipat mukena dulu ya sayang "
" Oke ma, aku siapin makanan "
" Iya sayang "
* * *
Saat Nica dan Mama Nadia masih asyik ngobrol serta menyantap makanan tiba-tiba bel berbunyi membuat Nica mau tidak mau reflek beranjak dari kursi menuju pintu.
" Tadi gua ke Restoran " Ucap Arditya saat pintu terbuka dan pria itu langsung nyelonong masuk ke dalam.
" Bukan mas Flight ya ? "
" Batal, mas tiba-tiba demam " begitu mendengar kata 'demam' Nica langsung menaruh punggung tangan di dahi milik Arditya.
" Udah lebih baik dek "
" Makan dulu deh mas ayo, ngomelnya nanti " Nica mengambil satu set peralatan makan untuk Arditya.
" Mama, sehat ma ? " tanya Arditya menyapa tante yang lebih suka di panggil mama.
" Sehat sayang, duduk makan yang banyak biar sehat "
" Nggak usah di suruh dia bakal yang lebih banyak habisnya " celoteh Nica yang membuat Mama Nadia tertawa.
" Biarin sayang, kasian dia nggak ada yang masakin "
" Iya betul ma, tapi semenjak aku disini berasa punya koki pribadi dia. Kadang suka ngelunjak nyuruh-nyuruh masak "
" Astaga adik ngaduan banget, bisa susah ini naik tingkat nya "
" Hahaha, aduin ke papi ya ma "
Wanita itu hanya tersenyum sambil mengangguk kepala, dan sesekali tertawa lepas lihat tingkah laku Nica dan Arditya.
" Ma, kalau aku bawa perempuan ke apartemen boleh ? " Pertanyaan random yang selalu membuat dua wanita di hadapan saling pandang.
" Bawa ke apartemen adik kamu mas, jangan ke apartemen milik kamu "
" Kenapa ? "
" Mama nggak mau kamu buat masalah ya ! "
" Emang mas mau ngapain ma ? "
" Inget kata papi, boleh di apartemen karena nemenin adik oke ! "
" Emang mas ada rencana mau bawa perempuan kesini ? Kapan ? "
" Semangat banget "
" Nanya, mau masakin lah calon Kakak iparkan ? "
" Kakak ipar apaan ? Temen doang, dia balik dari korea mau mampir jakarta dua hari doang sebelum ke Makassar "
" Oh gitu "
" Mama nggak mau ya kamu tinggal satu apartemen sama perempuan, sama adik kamu aja nggak di kasih izin apalagi sama perempuan lain "
" Tapi ma "
" Mas tahu kan papi gimana ? "
" Iya ma, adik nggak masalah kan ? "
" Enggak ma aman "
" Ntar lo sama duda temen gua aja "
" Single emang nggak ada mas ? Yang CEO juga boleh "
" Ada ntar lo pilih aja, tapi mas yakin lo lebih cocok sama duda "
* Kenapa ? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments