Parasit yang Membutuhkan Inang

"Bagaimana bisa luka itu ada padanya?"

Pertanyaan itu keluar dari Stella, apa Austin adalah orang gila yang selalu mengganggunya itu? Tapi kenapa? Apa salahnya coba sampai harus diperlakukan begini? Tapi tadi, Austin memakai baju berlengan panjang, jadi dirinya tak melihatnya, lalu sekarang pria itu memakai pakaian berlengan pendek, apa dia sengaja memamerkannya? Ini sungguh aneh. Stella berdiri dari duduknya, perempuan itu berjalan mendekati Austin.

"Eh, hei mau ke mana?" tanya Lea yang aneh, dia keheranan melihat Stella yang berjalan ke arah Austin. "Apa Stella begitu merindukannya? Padahal tadi sudah syuting bersama? Apa Stella harus menemuinya secara pribadi? Wah keren!"

Austin menyimpan ponselnya, dia mengerutkan keningnya melihat Stella yang duduk di sampingnya. "Apa kau butuh sesuatu? Apa ada naskah yang mau didiskusikan?"

Stella berusaha mengingat suaranya, apa sama dengan orang gila itu? Tapi orang gila itu hanya menjerit kesakitan, sulit sekali untuk menyamakannya atau membedakannya.

"Hei?"

Stella menoleh. Perempuan itu langsung menjawab. "Lukamu itu karena apa?" tanyanya to the point.

"Kucing." Wajah Austin menunjuk pada sekretarisnya yang sedang memegang kucing.

Stella menghela napas, jawaban yang masuk akal. Tapi kenapa bisa luka di tempat yang sama ya? Apa ini memang kebetulan saja?

"Apa kau hanya bertanya itu saja?"

Stella tersenyum canggung, otaknya langsung bekerja lebih keras. Apa yang harus ia tanyakan lagi? Oh kejadian kemarin. "Kudengar mobil yang menabrak mu itu dari penggemar? Apa penggemarmu?"

Austin menggelengkan kepalanya. "Tidak, itu dari penggemar Morgan. Tapi aku tidak mempermasalahkannya, toh itu kecelakaan."

Stella terdiam. Kenapa Morgan tidak memberitahunya? Seharusnya ia memberitahunya saat kemarin, tapi Morgan tak mengatakan apapun. Apalagi, sejak bertemu dengan wanita aneh itu, Morgan tak mengganggunya lagi, biasanya lelaki itu akan muncul di hadapannya saat baru sampai ke lokasi syuting. Lalu matanya mencari Morgan, ada kejadian yang lebih aneh lagi.

"Apa tangan Morgan juga terluka karena kucingmu?"

Austin menggelengkan kepalanya lagi. "Aku tak tahu, kucingku juga pemilih soal mengigit.."

Stella berdecak kesal, entah karena sombong atau apa, hingga kata-kata itu keluar dari mulut Austin. Apa katanya? Pemilih? Apa kucingnya hanya bisa menggigit orang blasteran saja? Stella pun bangkit dari sana, dia berniat menghampiri Morgan. Tapi langkah kakinya terhenti saat tak sengaja melihat Asta yang berjalan berdampingan bersama James, tangan mereka pun sama terlukanya.. Hal itu membuat Stella tertawa sinis. Apa harus seperti ini? Kebetulan macam apa ini? Kenapa semua orang yang dikenalnya juga ikut terluka? Apa orang gila itu harus berbuat sejauh ini? Tapi apakah ini memang ulahnya?

"Hai kak!"

James datang ke arahnya sambil menyapa. Lelaki itu terlihat senang melihat keberadaan Stella.

Stella yang masih di ambang kebingungan hanya tersenyum tipis saja, dirinya tidak boleh terlihat mencurigai siapa pun. Tapi Stella harus tetap bertanya. "Oh ya ampun, ada apa dengan tanganmu?"

James melihat luka di tangannya. "Semalam aku dan Kak Asta diserang preman--"

"Rupa premannya seperti apa? Kau melihat wajahnya? Apa dia memiliki parfum yang berbeda atau sesuatu? Lalu apa kau bersentuhan dengan tangannya juga?"

James mengedipkan matanya beberapa kali, lelaki itu terlalu terkejut dengan pertanyaan yang beruntun.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Asta yang sedari tadi diam. Wajahnya sinis seperti terakhir kali bertemu. "Dan mengapa kau begitu penasaran? Kau ingin tahu ya siapa yang membuatku terluka? Apa kau juga akan menuntut mereka?"

"Mereka?" ulang Stella, wajahnya kebingungan. "Apa pelakunya, lebih dari satu?"

James mengangguk. "Bahkan banyak Kak, kami saja kewalahan, bahkan kaki Kak Asta juga cedera."

Stella langsung melihat ke arah kaki Asta. "Apa dia juga berjalan pincang?"

"Tentu saja, tidak!" sahut Asta yang merasa tak terima. "Kau juga tahu aku pandai berkelahi, Stella. Tubuhku sudah kebal! Bagaimana bisa kau bertanya seperti itu?"

"Oh hubungan kalian memang sedekat itu ya?" tanya James yang menatap Stella dan Asta.

Asta langsung menyahut. "Ya, kita bahkan-"

"Hanya teman saja," sahut Stella yang memotong perkataan Asta. Perempuan itu tidak mau jika Asta sampai mengatakan bahwa dirinya adalah mantan kekasih Asta. Tidak boleh ada yang tahu.

James mengangguk. "Oh cuman teman, aku kira kalian mantan kekasih."

Stella hanya tersenyum tipis. Keadaan ini sangat membuatnya jengkel. Tapi dirinya lebih jengkel saat mendengar perkataan James selanjutnya.

"Kak Stella tahu? Para mantan Kak Asta tidak ada yang benar, hampir semua parasit!"

Stella mengatupkan bibirnya. Ia kira James adalah anak yang manis, ternyata tidak sama sekalipun.

"Kakak ingin tahu lebih jelasnya? Aku bisa--"

"Tidak apa-apa. Sebenarnya aku sedang sibuk." Stella berusaha menyembunyikan rasa kesalnya, perempuan itu menoleh pada Asta yang menahan senyum. Senyuman yang sangat menjengkelkan. Kemudian, Stella izin pergi dari sana. Perempuan itu menghampiri Morgan yang sedang mengobrol bersama seseorang? Tapi bukan wanita lain, kali ini perempuan yang sedikit familiar.

"Merry?" sapa Stella yang sedikit tidak menyangka. Perempuan itu bahkan menutup mulutnya tak menyangka. "Sejak kapan kau berada di negara ini?"

Perempuan yang sedang berdiri di samping Morgan itu tersenyum. "Oh hai, teman lama?"

"Kalian sepertinya butuh waktu untuk mengobrol." Morgan pergi dari sana, lelaki itu sepertinya tahu tentang situasi yang menegangkan itu. Tapi Morgan memiilih untuk melarikan diri.

"Kenapa kau tak menemui ku?" tanya Stella diiringi wajah yang kesal. Tapi perempuan itu menyembunyikannya. "Kau masih kesal denganku, Merry?"

Perempuan itu terkekeh sinis. "Untuk apa aku menemui mu? Aku ke negara ini hanya berniat untuk bertemu dengan Morgan. Kau? Aku bahkan hampir lupa dengan namamu? Se-"

"Oh baiklah, aku paham. Aku memang terlalu banyak salah padamu."

Merry mengangguk. "Ya, seharusnya kau tahu akan hal itu, jangan keluar batas! Tapi, kudengar, kau melukai Morgan?"

Stella cengengesan. Kenapa hanya itu yang ia tanyakan setelah tak berjumpa bertahun-tahun? Kenapa hanya Morgan saja yang dipedulikan?

Merry kembali bersuara. "Jangan membuat hidup Morgan menderita, sudah bagus, dia mau menerimamu dengan baik. Bahkan keluargamu saja tak mau menampung mu, Stella."

Stella tak marah, perempuan itu hanya terkekeh kecil. "Yasudah tampung aku lagi?"

"Tidak mau! Kenapa kau ini suka sekali menjadi beban?"

Stella menyahut. "Aku sangat senang tahu jika ada yang mengurusku, menjadi beban juga tak masalah kan? Asal saling menguntungkan? Kau ini suka sekali membuat drama, bilang saja merindukanku?"

Merry tak terlihat senang. Perempuan itu memegang tangan Stella. "Jangan sok akrab, kau itu bukan siapapun lagi. Kau hanya, parasit tahu? Kau seperti membutuhkan inang untuk bertahan hidup!" Merry mendorong Stella ke belakang.

Stella yang sedikit oleng tak bisa menjaga keseimbangan, perempuan itu bahkan tak menyadari seorang staf yang sedang membawa barang, alhasil kecelakaan pun terjadi.

Bruk!

"STELLA"

Episodes
1 Dia Selalu Ada di mana-mana
2 Kejadian yang Terulang
3 Sepasang Mata Elang
4 Tangan yang Terluka
5 Parasit yang Membutuhkan Inang
6 Hari Manis seperti Rasa Stoberi
7 Kesialan
8 Sebuah Benda Kecil Memiliki Lampu Merah
9 Mencoba Melawan
10 Aman dan Bagus
11 Kau Seperti Bunglon
12 Menantikan Kedatanganmu
13 Pengaman yang Tak Terpakai
14 Mencari Malaikat Maut
15 Penggemar yang Membuat Idolanya Merasa Tersiksa
16 Si Penggemar Gila
17 Perintah yang Sudah Mendarah Daging
18 Boneka Terbaik
19 Malaikat Maut Juga Bisa Sakit
20 Harimaumu Marah
21 Tanganmu Ajaib
22 Senyuman Manis Malaikat Maut
23 Mainan Kecil
24 Stella Milikku
25 Kecemburuan Morgan
26 Parasit Itu adalah Pembunuh
27 Biarkan Aku Menjadi Badutmu
28 Heavenly
29 Serena
30 Auman Harimau
31 Halo Saya Grace
32 Aku Bukan Milikmu
33 Berita yang Beredar
34 Serpihan Kaca yang Ditemukan
35 Aku Pelakunya
36 Bagaimana Bisa, Kau Hidup?
37 Penjaga yang Malang
38 Permintaan Maaf
39 Dia Seorang Penggoda
40 Mencoba Bunuh Diri
41 Sebuah Permainan
42 Kau yang Berbeda
43 Usahamu Sia-sia
44 Ciuman Manis
45 Mencoba Berdamai dengan Masa Lalu
46 Ambigu
47 Percobaan Kedua yang Gagal
48 Aku Sangat Mencintaimu
49 Target Selanjutnya
50 Boneka yang Membangkang
51 Permen
52 Memanipulasi?
53 Mendatangiku dengan Sukarela
54 Nona Manis
55 Sesama Pembunuh
56 Hai Teman Lama
57 Aku Masih Membencimu
58 Restu
59 Saya Bersedia
60 Di Antara Luka dan Harapan
61 Kegelisahan yang Menyusup
62 Aku Jatuh, Tanpa Sadar
63 Fakta yang Mengejutkan
64 Perintah dari Bianka
65 Perdebatan
66 Sebuah Surat
67 Kebakaran Malam Itu
68 Pertemuan di Cafe
69 Kisah Pilu
70 Singkat Padat dan Mendebarkan
Episodes

Updated 70 Episodes

1
Dia Selalu Ada di mana-mana
2
Kejadian yang Terulang
3
Sepasang Mata Elang
4
Tangan yang Terluka
5
Parasit yang Membutuhkan Inang
6
Hari Manis seperti Rasa Stoberi
7
Kesialan
8
Sebuah Benda Kecil Memiliki Lampu Merah
9
Mencoba Melawan
10
Aman dan Bagus
11
Kau Seperti Bunglon
12
Menantikan Kedatanganmu
13
Pengaman yang Tak Terpakai
14
Mencari Malaikat Maut
15
Penggemar yang Membuat Idolanya Merasa Tersiksa
16
Si Penggemar Gila
17
Perintah yang Sudah Mendarah Daging
18
Boneka Terbaik
19
Malaikat Maut Juga Bisa Sakit
20
Harimaumu Marah
21
Tanganmu Ajaib
22
Senyuman Manis Malaikat Maut
23
Mainan Kecil
24
Stella Milikku
25
Kecemburuan Morgan
26
Parasit Itu adalah Pembunuh
27
Biarkan Aku Menjadi Badutmu
28
Heavenly
29
Serena
30
Auman Harimau
31
Halo Saya Grace
32
Aku Bukan Milikmu
33
Berita yang Beredar
34
Serpihan Kaca yang Ditemukan
35
Aku Pelakunya
36
Bagaimana Bisa, Kau Hidup?
37
Penjaga yang Malang
38
Permintaan Maaf
39
Dia Seorang Penggoda
40
Mencoba Bunuh Diri
41
Sebuah Permainan
42
Kau yang Berbeda
43
Usahamu Sia-sia
44
Ciuman Manis
45
Mencoba Berdamai dengan Masa Lalu
46
Ambigu
47
Percobaan Kedua yang Gagal
48
Aku Sangat Mencintaimu
49
Target Selanjutnya
50
Boneka yang Membangkang
51
Permen
52
Memanipulasi?
53
Mendatangiku dengan Sukarela
54
Nona Manis
55
Sesama Pembunuh
56
Hai Teman Lama
57
Aku Masih Membencimu
58
Restu
59
Saya Bersedia
60
Di Antara Luka dan Harapan
61
Kegelisahan yang Menyusup
62
Aku Jatuh, Tanpa Sadar
63
Fakta yang Mengejutkan
64
Perintah dari Bianka
65
Perdebatan
66
Sebuah Surat
67
Kebakaran Malam Itu
68
Pertemuan di Cafe
69
Kisah Pilu
70
Singkat Padat dan Mendebarkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!