Setelah kepergian Aiu ke ruang kerjanya, Andre termenung di kursinya merutuki kebodohannya. Hanya karena candaan papanya dia jadi bicara ketus dan mengatakan kata terlarang.
Andre tak sadar saat mengucapkan kata "unik" tadi. Sebenarnya dia ingin mengatakan bahwa nama Aiu itu unik, bagus. Unik karena nama itu ditulis dengan huruf vokal semua, A, I, U. Bukan merujuk pada sifat. Tapi apa daya sudah terjadi. Sebenarnya papa Andre sudah memberitahu hal ini.
Flashback on
Sehari sebelumnya,
"Dre, kamu sampe jam berapa?" tanya Pak Hadi pada putranya. Pak Hadi berjalan menuju ranjang di kamar Andre. Andre terlihat masih menelungkupkan badannya sambil tangannya memeluk bantal. Karena mendengar suara, akhirnya dia terbangun dan melihat ke arah orang yang datang. "Oo... Papa toh, kirain siapa? Hmmm... jam 1 siang tadi pa." jawabnya.
Dilihat Pak Hadi jam sudah menunjukkan pukul 4 sore. "Kamu udah solat dzuhur? tanyanya. "Jangan sampe kamu tinggalin solat ya!" lanjut Pak Hadi.
"Ya ampun papa kirain mau nanya apa? Aku udah solat dzuhur tadi pa, setelah turun dari pesawat." jawabnya. Pak Hadi tersenyum mendengarnya. Keluarga Pak Hadi memang bukan keluarga yang religius banget tapi untuk urusan ibadah terutama solat dia tidak segan untuk mengingatkan keluarganya. Bagaimanapun sibuknya gak boleh ninggalin solat.
"O ya ada hal penting yang mau papa omongin terkait sekretaris papa. Karena kamu gak keberatan dia yang jadi sekretarismu, jadi papa harus ngomongin hal penting ini." kata Pak Hadi. "Apa sih pa yang penting? Penting banget apa?" tanyanya antusias. "Yup, penting banget. Kamu harus ingat ya jangan pernah kamu ngucapin kata "unik" di depan dia. Itu kata terlarang." jelas Pak Hadi. "Emang kenapa?" tanya Andre lagi. "Nanti kamu akan tau jawabannya kalo kamu udah sering kerja bareng dia." jawab Pak Hadi sambil berlalu pergi dari kamarnya.
Flashback off
Andre mengedarkan pandangan ke sudut ruangan. Saat menatap sudut ruangan di sebelah kanan pintu, dia melihat sang sekretaris sedang makan. Ya ruangan Aiu memang terlihat jelas dari kursi kebesaran Andre karena berdinding kaca dan tidak ada kertas film yang menghalanginya. Terbit seringai di bibirnya, diapun mengangkat gagang telepon dan menekan nomor ekstensi sekretaris. "Ke ruangan saya sekarang dan bawa apa yang kamu makan sekarang!" Perintah Andre dengan suara tegas.
Di seberang sana, Aiu yang terkejut karena suara dering telepon pun segera menghentikan kegiatan mengunyahnya. Belum sempat menjawab halo, sudah terdengar suara perintah tegas dari seberang sana. "Baik pak!" jawab Aiu singkat. Dengan segera Aiu berjalan menuju ruangan bosnya sambil membawa kotak makan berisi roti bakar keju kesukaannya. ****** apalagi sekarang masalahnya. Ya Allah lindungi hambamu ini. Ucap Aiu dalam hati.
Sesampainya di hadapan Andre, "Ada yang bisa saya bantu pak?" tanya Aiu takut. "Apa yang kamu bawa itu?" tanyanya. "Ini roti bakar pak." jawab Aiu. "Kalo begitu roti itu untuk saya. Saya laper belum sarapan." jawab Andre santai sambil mengambil roti bakar yang ada di dalam kotak makan lalu memakannya tanpa berdosa. "Enak!" kata Andre sambil tersenyum. Aiu yang melihat itu melongo dan seketika mengumpat dalam hati. Ya ampun si bos rese banget ya sarapan gue diembat juga, ngeselin banget sih ni bos ya. Aiu kesal karena makanan kesukaannya raib begitu saja padahal dia baru makan satu gigitan saja. Di kenyataannya Aiu hanya tersenyum canggung menahan rasa kesalnya.
"Roti ini kamu yang buat?" tanya Andre. "Bukan pak, itu buatan adik saya. Karena takut terlambat saya minta adik untuk buatkan bekal." jawab Aiu jujur.
"Papa bilang kamu bisa masak ya?" tanyanya lagi.
"Bisa pak!" jawabnya.
"Kalau begitu mulai hari ini kamu harus masak makan siang dan membuatkan sarapan untuk saya setiap hari." perintah Andre.
Aiu yang mendengar hal itu jadi kaget. What the hell?!! gumamnya dalam hati. Apalagi sih ini? Kenapa anaknya Pak Hadi nyebelin banget sih. Duh kerjaan gue nambah lagi kan. Udah gaji tetep malah nambah kerjaan. Eeh...tapi tunggu, Ahaaaa... gue ada ide. Enak aja dia mau makan gratis, bayar lah. Senyum Aiu terbit seketika. Andre yang melihatnya jadi bertanya-tanya dalam hati. Kenapa ni cewek, tadi cemberut sekarang senyum. Emang aneh ni cewek. Untung gue suka.
"Boleh pak tapi bapak bayar ya!" jawab Aiu dengan pedenya. "Bayar?" tanya Andre heran. "Bukannya kamu udah digaji?" tanyanya lagi. "Bapak betul saya sudah digaji tapi sebagai sekretaris sedangkan bapak minta saya untuk masak juga. Itu sama saja bapak minta saya jadi tukang masak alias chef. Jadi, ya bayarannya beda lah pak. Biar gini-gini saya punya sertifikat chef." terang Aiu dengan pedenya.
Andre yang mendengar itu dibuat terkejut. Dia gak nyangka kalo sekretarisnya minta bayaran. "Matre!" sindir Andre. "Biarin!"jawab Aiu asal. Melihat ekspresi kesal yang ditunjukkan Aiu, Andre pun jadi gemas. Gemesin banget deh kamu kalo lagi kesel, ucap Andre dalam hati. "Baiklah! Tolong kamu tunjukkan sertifikat chef kamu ya biar saya percaya kalo kamu beneran chef!" pinta Andre. "Siap pak! Anda tidak akan kecewa!" jelas Aiu. "Saya permisi dulu pak!" pamit Aiu. "Hmmm...!" hanya itu jawab Andre.
Aiu keluar ruangan Andre dengan wajah sumringah. Pasalnya dengan sertifikat chef yang dimilikinya saat ini sudah pasti bayarannya akan mahal. Aiu sudah membayangkan berapa banyak uang yang akan masuk rekeningnya dengan begitu impiannya untuk buka kafe akan segera terlaksana.
Sedangkan di dalam ruangan, Andre sedang mesam-mesem membayangkan setiap hari dimasakkan oleh Aiu. Kayak suami istri aja. Tak lama Alex masuk ruangan. Alex heran melihat Andre yang senyum-senyum sendiri. Dilambaikan tangannya di depan wajah Andre sambil memangil-manggil namanya. "Dre...oi...Dre!" tapi yang dipanggil belum sadar juga. Akhirnya dia menepuk bahu Andre untuk menyadarkannya. "Ah, lo ngagetin gue aja. Ganggu gue ngayal aja dah." celoteh Andre kesal. "Nah elo dipanggil daritadi bengong aja, ngelamun jorok lo ya?" tanya Alex sambil tertawa. "Sembarangan aja lo! Mana berkas yang gue minta?" tanya Andre. "Nih!" jawab Alex sambil menyodorkan berkas yang diminta. Setelah membaca, Mata Andre terbelalak melihat yang tertulis dalam berkas. ****** gue, bakalan bolong dah ni kantong, tapi setelahnya dia tersenyum setelah membaca kalimat selanjutnya. Hmmm... ternyata itu kamu ya!??
Hayooo...kira-kira ada apa ya??? Masih penasaran, lanjut terus bacanya ya... Terima kasih sudah membaca karyaku 😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
💕𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕
itu yg di sensor apa tulisannya saya gak ngerti🤔🤔🤔🤦🤦🤦
2021-05-05
2
Ruryanti Mikdar
AIU...bacanya gimana thor 😁
2021-03-21
2
Roroazzahra
lanjut
2020-12-30
1