Alena menghela napasnya, detik ini juga dia sudah sah menjadi seorang istri tanpa ada persiapan apapun. Tubuhnya bergetar karena sangat gugup dan keringat dinginpun mulai menjalar keseluruh tubuhnya.
Setelah selesai membaca doa, Daffin memasangkan cincin pernikahannya di jari manis Alena. Namun karena itu bukan cincin yang disiapkan untuknya, cincin pun terlalu besar di jari manis Alena.
"Loh kok cincinnya kebesaran?" tanya pak penghulu terlihat heran.
"Ohh sepertinya pengantin wanitanya terlalu banyak diet, jadi kurus dan cincinnya kebesaran," bela bu Agis sambil mengelus punggung Alena.
Alena pun mengerti maksud dari bu Agis, dia hanya dapat menghela napasnya karena sadar dia hanyalah seorang pengganti dalam pernikahan ini. Alena menatap Daffin dengan senyum terpaksa, sedangkan dia tetap menunjukan ekspresi yang sulit diartikan.
Karena tidak ada cincin, penghulu menyuruh Alena untuk mencium tangan suaminya dan Daffin mencium kening istrinya. Dengan perasaan canggung dan gugup Daffin dan Alena pun menuruti apa yang diperintahkan oleh penghulu. Jantung Alena berdegup sangat kencang ketika Daffin mengecup keningnya. Rasa tidak percaya penuh di batin Alena bahwa dirinya sekarang sudah benar-benar menjadi isterinya Daffin, pria yang pernah menjadi dambaan hatinya sekaligus pria yang pernah menyayat hatinya.
Setelah acara ijab qobul disambung dengan jamuan untuk para kerabat dan tamu lainnya. Acara pun berlangsung hingga sore hari. Daffin dan Alena sepanjang hari berdiri menyambut para tamu yang ingin menyalami pengantin baru. Walau tamu tidak terlalu banyak karena hanya ada kerabat dekat saja, tapi faktanya sampai membuat Alena menjadi kelelahan.
Saat acara selesai mereka berdua benar-benar sangat kelelahan dan merebahkan tubuh mereka dia atas sofa di dalam kamarnya Daffin.
"Huhh, badanku terasa remuk dan kaki ku seperti mau patah," rengek Alena sambil memijit-mijit tangannya sendiri.
"Kamu mandi duluan, habis tu istirahat.!" ucap Daffin sambil melemparkan handuk bersih kewajah Alena.
"Nggak Mas aku mau pulang saja kerumah bunda," balas Alena sambil beranjak dari sofa.
"Hey kamu lupa ya sekarang kita suami istri otomatis kamu tinggal sama aku mulai sekarang," jelas Daffin menghentikan langkah Alena.
"Huh, suami istri palsu," ketus Alena sambil mengambil handuk lalu berjalan menuju kamar mandi.
"Ck dasar merepotkan," Daffin berdecak kesal karena merasa sepertinya Alena akan sulit diatur.
Sambil menunggu Alena mandi, Daffin keluar untuk mengambil minuman. Daffin melewati ruang keluarga dan langkahnya langsung dihentikan oleh papanya.
"Daffin kemari sebentar.!!" panggil pak Bagas sambil menepuk-nepuk sofa kosong di sampingnya.
"Ada apa, Pa??" tanya Daffin sambil menghampiri papanya.
"Kamu harus benar-benar menjaga Alena karena dia sekarang istrimu. Tanggung jawabmu sepenuhnya untuk melindungi Alena. Papa tidak mau jika suatu hari nanti Alena ketahuan menangis gara-gara kamu. Papa tekankan cukup sekali kamu menyakiti hatinya jangan sampai ada yang kedua kalinya," jelas pak Bagas sangat tegas.
Daffin pun termenung mencerna nasehat dari papanya, setelah beberapa menit dia pun langsung mengangguk tanda mengerti.
"Iya Pa aku mengerti," balas Daffin.
"O iya, pernikahan kalian memang sah secara agama, tapi kalian belum mendaftarkan surat nikah. Jadi harus secepatnya mendaftarkan surat nikah kalian," jelas pak Bagas lagi memperingatkan putranya dan langsung di balas anggukan oleh Daffin.
Daffin pun kembali kedalam kamarnya tidak jadi pergi ke dapur untuk mengambil minuman. Dia merebahkan tubuhnya keatas kasur. Daffin termenung mengingat kembali semua nasehat papanya tadi. Rasa tanggung jawab mulai memenuhi pikirannya. Awalnya Daffin hanya menjadikan Alena sebagai perisai untuk menutupi rasa malu keluarganya, tapi setelah mendengar nasehat dari Papanya dia merasa ada tanggung jawab besar untuk menghidupi Alena dan menjaga jiwa dan raganya.
Daffin juga mengingat selama ini dia belum pernah mengatakan maaf yang sesungguhnya kepada Alena atas perbuatannya dulu. Daffin hanya pernah meminta maaf via chat saja, karena saat Daffin hendak menemui Alena di rumahnya ternyata Alena sudah terbang ke Singapura.
"Arghh benar-benar sangat merepotkan," keluh Daffin sambil mengacak-ngacak rambutnya.
Alena sudah selesai dengan ritual mandinya dia pun keluar dari kamar mandi. Daffin langsung menoleh kearah Alena saat tau dia sudah keluar dari kamar mandi. Daffin ternganga dan menahan tawanya saat melihat Alena keluar menggunakan kemejanya yang terlihat sangat kebesaran. Alena sadar sedang di tatap oleh Daffin dengan ekspresi sedang menahan tawanya.
"Kalau mau tertawa ya tertawa saja," ucap Alena dengan wajah jutek.
Seketika tawa Daffin pun langsung meledak melepaskan tawanya setelah dapat izin dari Alena.
"Hahahahaha, kamu kenapa pakai kemejaku ? terlihat seperti anak kecil," ejek Daffin sambil tertawa terbahak-bahak.
"Ya terus aku harus telanjang gitu? Gak ada satu pun pakaian wanita disini," protes Alena sambil memonyongkan bibirnya.
"Ya sudah untuk sementara kamu pakai itu dulu, lucu juga." ledek Daffin lagi sambil berjalan menuju kamar mandi.
Alena merasa kesal karena terus ditertawakan dan diejek oleh Daffin. Alena juga tidak ada pilihan lain selain menggunakan kemaja Daffin yang kebesaran itu.
Alena merasa sangat lelah karena sehari ini tidak sempat istirahat. Dia pun langsung merebahkan tubuhnya keatas kasur dan langsung memejamkan kedua matanya. Namun belum sempat Alena terlelap, dia langsung membuka matanya dan langsung terduduk karena terkejut mengingat ini adalah kamarnya Daffin.
"Sial, inikan kamarnya Daffin, masa iya aku mau tidur disini, terus nanti Daffin tidur dimana? Gak mungkin kan tidur satu ranjang sama dia," gumam Alena kebingungan.
Alena menatap kearah lantai, dia langsung turun dari ranjang dan meraba-raba lantai dibawahnya. Dia pun langsung menjentikan jarinya karena memiliki ide yang bagus.
"Tidur di lantai juga tidak masalah, kan??" batin Alena tersenyum licik.
Alena pun langsung melemparkan dua bantal dan selimut kelantai, sedangkan dia kembali tidur di atas kasur yang hangat dan empuk itu.
Setelah selesai mandi Daffin keluar hanya dengan memakai celana pendek dan kaos dalamnya saja. Dia berjalan sambil mengeringkan handuknya menggunakan handuk kecil. Daffin melihat Alena sudah tertidur pulas dan dia juga melihat ada bantal dan selimut diatas lantai.
"Apa maksudnya bantal dan selimut di atas lantai?" gumam Daffin sangat geram.
Daffin pun menghampiri Alena yang sedang tertidur dan langsung membangunkannya.
"Alena bangun.!!" bisik Daffin sambil menggoyang-goyangkan tubuhnya.
Alena pun terkejut dan langsung terduduk setelah membuka matanya. Dia memandang tubuh Daffin yang hanya menggunakan kaos dalam saja.
"Arghh Mas Daffin ngapain sih di atas kasur?" teriak Alena sambil mendorong tubuh Daffin.
"Hey ini kasur ku dan apa maksudnya itu?" tanya Daffin sambil menunjuk bantal di atas lantai.
"Bukannya sudah jelas Mas Daffin harus tidur di lantai," jawab Alena tanpa rasa bersalah.
"Enak aja gak mau lah," tolak Daffin tidak senang.
"Kalau tidak mau ya tidur di sofa saja," balas Alena lagi sambil menunjuk kearah sofa.
"Kamu aja yang tidur di sofa," bantah Daffin sambil mengangkat tubuh Alena dan membawanya keatas sofa.
Alena pun terus berontak karena dia tidak mau tidur di sofa, begitu pun dengan Daffin dia tidak mau mengalah sama sekali.
"Mas Daffin ngalah dong jadi cowok, Mas yang tidur di sofa," protes Alena sambil mendorong tubuh Daffin ke atas sofa.
"Ini kamar ku jadi yang tidur di kasur ya aku," ketus Daffin lagi sambil mendorong Alena ke atas sofa.
Mereka berdua pun akhirnya terus berdebat memperebutkan siapa yang akan tidur di atas ranjang. Daffin dan Alena saling dorong hingga akhirnya mereka jatuh bersama ke atas sofa. Mereka jatuh dengan posisi Daffin di atas tubuh Alena, kedua mata mereka saling bertemu pandang hingga membuat keduanya langsung terdiam. Jantung Alena langsung berdegup kencang seperti mau meledak. Daffin pun merasakan hal yang sama seperti apa yang di rasakan Alena.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Note: Dilarang Promosi, kecuali tinggalkan..
*Like.
*Komentar sewajarnya tentang isi cerita.
*Rate 5 🌟
*Vote.
Buat para readers tercinta juga jangan lupa tinggalkan jejak seperti diatas yah!!😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Numa Echizen
pulang ajalah Kalo daffin ga mau ngalah, pasti takut deh
2021-07-26
0
Ana Krinyol
😂😂😂😂😂😂
2021-05-16
0
ARSY ALFAZZA
like + rate bintang ⭐⭐⭐⭐⭐😇 saling mendukung ya Thor 👌
2021-03-01
1