"Alena tolong maafkan Daffin ya, bibi tau Daffin pernah menyakitimu, tapi bibi mohon ini kesempatan baik untuk memperbaiki hubungan kalian," pinta bu Agis dengan tatapan memohon.
"Kesempatan untuk memperbaiki hubungan?? Bukannya disini Alena hanya akan menjadi perisai untuk Daffin, hanya untuk menjadi pengganti dan untuk menutupi rasa malu keluarga kalian, kan??" sangkal Alena.
"Alena, perhatikan ucapan mu.!!" bentak pak Bisma sambil berdiri dari duduknya.
Alena kecewa dengan semua orang. Tidak ada satupun yang mengerti tentang perasaannya. Alena pun lalu pergi meninggalkan ruangan dan menuju toilet untuk menumpahkan semua amarahnya.
"Aku juga setuju dengan Alena Pah, aku tidak akan menikahinya," ucap Daffin dengan wajah serius.
"Dasar bodoh, jika kau gagal menikah apa kata orang-orang di luar sana, mau ditaruh dimana muka Papa mu ini. Dari awal papa sudah tidak setuju dengan pernikahan mu bersama Serli, tapi kamu sangat keras kepala dan seperti inilah akhirnya." tegas pak Bagas memarahi putranya.
"Tenang saja bagaimana pun caranya aku akan membuat Alena menyetujui pernikahan ini jika nak Daffin juga menyetujuinya," timpal pak Bisma di sela-sela pembicaraan pak Bagas dan putranya.
Daffin terdiam sejenak tidak langsung menjawab pertanyaan dari pak Bisma. Dia ragu untuk menyetujuinya karena Alena tidak menginginkan pernikahan ini. Bagaimana bisa Alena menyetujuinya dengan lapang dada, karena baginya dia seperti wanita yang tidak di inginkan dan terpaksa di pandang kembali karena sedang dibutuhkan.
"Aku setuju jika Alena setuju," jawab Daffin setelah beberapa menit termenung.
Pak Bisma pun langsung mengangguk dan langsung keluar untuk mencari Alena. Dia langsung menuju toilet karena dia tau tempat teraman untuk menangis hanya di dalam toilet yang sepi dari orang-orang.
Tokkk tokkk tokk
"Alena, apa kamu di dalam? Ayah mau bicara," panggil pak Bisma sambil mengetuk pintu berkali-kali.
"Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, pokonya Alena gak mau menikah dengan dia. Ayah kenapa tega banget sih rela mengorbankan kebahagiaan putri semata wayangnya hanya untuk menjadi perisai." teriak Alena dari dalam toilet.
"Alena kamu tau kan sudah berapa banyak keluarga pak Bagas menolong kita saat kita susah, kita selama ini belum pernah sedikitpun membalas kebaikan keluarganya, tolong mengerti posisi ayah saat ini.!!" bujuk pak Bisma kepada putrinya.
Alena termenung mencerna kata-kata ayahnya. Memang benar selama ini keluarga Daffin memang sangat baik dan selalu menolong ayahnya hingga menjadi sukses. Alena hanya tidak ingin menikah dengan pria yang pernah menyakitinya, dia tidak ingin masuk kedalam lubang yang sama.
Setelah berpikir lama Alena pun memutuskan untuk mempertimbangkan permohonan ayahnya. Alena keluar dari dalam toilet sambil menyeka air matanya. Pak Bisma lalu memeluk Alena dengan penuh kasih sayang.
"Sayang bukannya ayah tidak menyayangimu, tapi apa salahnya kamu menikah dengan dia. Hidup mu pasti akan bahagia," ucap Pak Bisma meyakinkan lagi putrinya.
"Sekarang cuci wajah kamu dulu, ayah akan menunggu keputusan kamu, cepat kembali ya.!" pinta pak Bisma lalu berlalu meninggalkan Alena.
Alena pun masuk kembali kedalam kamar mandi dan berhenti di depan westafel. Dia membasuh wajahnya hingga berkali-kali sampai hatinya menjadi tenang.
Saat akan keluar dari kamar mandi, tiba-tiba Sania datang menghampiri Alena. Alena pun langsung memeluk tubuh Sania dan kembali menumpahkan tangisnya dipelukan Sania.
"San, persis seperti apa yang kamu katakan, hiks." isak Alena.
"Al, ini kesempatan bagus buat balas dendam," ucap Sania membuat Alena terkejut.
"Balas dendam??" tanya Alena bingung.
"Ssuutt kecilkan suara mu!" bisik Sania sambil membungkam mulut Alena.
Sania langsung keluar untuk memeriksa keadaan takut ada yang menguping pembicaraan mereka berdua. "Perasaan tadi di balik pintu ada orang, apa cuman perasaan ku saja ya," batin Sania sambil melihat kekanan dan kekiri.
Setelah merasa aman dia langsung menutup pintu toilet dan langsung kembali menghampiri Alena.
"Tadaa! Aku disni," gumam Dafka sambil tersenyum licik dan masih bersembunyi di balik lemari.
❤ Dafka Permana
(Ig: Iqbaal.e)
"Kenapa?" tanya Alena heran.
"Aku pikir tadi ada seseorang, tapi sepertinya hanya perasaanku saja," jawab Sania lega.
"Oke, kembali ke topik balas dendam, dulu saat kamu lagi sayang-sayangnya Daffin malah ninggalin kamu dan pergi bersama wanita lain. Sekarang saatnya kamu balas dendam, nikahi dia dan buat dia jatuh cinta sama kamu, setelah itu tinggalkan dia, buat dia merasakan apa yang dulu pernah kamu rasakan." sambung Sania dengan sangat percaya diri dan tatapan bak nenek sihir.
"Ya kamu benar Sania, ini saatnya untuk balas dendam," gumam Alena sambil menunjukan ekspresi jahatnya.
"Tapi bagaimana caranya buat dia jatuh cinta lagi sama aku?" tanya Alena kembali ke dalam mode bingungnya.
"Gampang itu urusan nanti ketika sudah menikah," jawab Sania meyakinkan Alena.
Setelah mendengar ide dari sahabatnya, dengan percaya diri Alena kembali ke ruang keluarga. Sania tersenyum ternyata caranya berhasil untuk membuat Alena menyetujui pernikahanya.
"Haha, semangat untuk balas dendam ya Alena. Aku gak yakin kamu bisa balas dendam, paling juga kamu nanti yang baper duluan gara-gara mas Daffin," gumam Sania sambil tertawa kecil.
Setelah menyusun rencana untuk balas dendam, Alena pun kembali ke dalam ruang keluarga. Alena duduk di samping bundanya lalu menatap satu persatu semua orang. Dia menatap tajam kedua mata Daffin, Daffin membalas tatapan Alena dengan ekspresi datarnya.
Tidak ada yang berani memulai pembicaraan karena semua orang menunggu Alena mengatakan keputusan akhirnya. Setelah beberapa menit Alena masih juga membisu, Daffin pun berdiri dan membawa Alena keluar dari ruangan.
"Ikut aku.!!" bisik Daffin sambil menarik tangan Alena. Dia membawa Alena ke dalam kamarnya.
"Kenapa?" tanya Alena setelah sampai di kamarnya Daffin.
"Kamu segitu tidak mau nya menikah dengan ku??" tanya Daffin serius.
"Tentu saja aku tidak mau, bahkan wanita mu saja tidak mau menikah dengan mu, apa lagi aku." jawab Alena dengan nada juteknya.
"Oke, aku juga tidak mau menikah dengan mu, jadi... untuk saat ini ikuti saja apa kata orangtua kita, setelah menikah selama 5 bulan aku akan menceraikanmu dan kamu bebas mau menikah dengan siapa pun," jelas Daffin meyakinkan Alena.
"Setuju, selama 5 bulan itu jangan pernah menyentuhku dan jangan pernah mengganggu kebebasanku," sambung Alena lagi sambil menunjukan jari kelingkingnya.
"Oke deal.!!" balas Daffin menyambut jari kelingking Alena.
Tanpa mereka sadari ternyata Dafka sesang berada di dalam kamar Daffin. Dafka yang sedang berada di balkon kamar Daffin pun sepenuhnya mendengarkan pembicaraan Alena dengan kakaknya. Dia kali ini menghela napasnya karena selalu kebetulan mendengar sebuah percakapan rahasia.
"Haish, aku akan menjadi penonton saja, untuk menyaksikan diantara kalian berdua siapa yang akan kalah," gumam Dafka sambil memejamkan kedua matanya.
🍃🍃🍃
Setelah mengobrol dan saling setuju dengan kesepakatan masing-masing, Daffin pun kembali keruang keluarga. Alena tersenyum licik menatap punggung Daffin, dalam hati kecilnya sudah menggebu-gebu ingin segera melampiaskan dendamnya kepada Daffin.
"Bukan kamu yang akan menceraikan aku, tapi aku yang akan menceraikan mu. Tunggu saja tanggal mainnya.!" batin Alena sambil berjalan menyusul Daffin.
Mereka berdua serempak masuk kedalam ruangan, semua pasang mata tertuju kepada Daffin dan Alena berharap mereka akan setuju untuk pernikahan itu.
"Kami setuju untuk menikah," ucap Daffin dan Alena serempak.
Seketika senyum di bibir para orangtua pun melebar setelah mendengar persetujuan dari Daffin dan Alena. Daffin dan Alena pun memaksakan senyum mereka agar tidak terlihat palsu dan orangtua mereka tidak mencurigainya.
"Baiklah kalau begitu tunggu apa lagi, detik ini juga kalian harus menikah." Pak Bagas sangat bersemangat untuk menikahkan Daffin dengan Alena. Pak Bagas pun langsung memanggil penghulu untuk segera menikahkan mereka berdua.
Wajah Daffin menjadi pucat karena sangking gugupnya, begitu pula dengan Alena. Tidak di sangka-sangka bagi Alena yang berniat hadir sebagai tamu undangan malah berujung menjadi pengantin wanita.
Bu Dewi menuntun Alena agar duduk disamping Daffin, Alena menatap bundanya dengan senyum manis. Dia tidak ingin terlihat murung karena tidak ingin membuat bundanya bersedih atas pernikahan yang sangat mendadak dan terpaksa.
Pak Bisma duduk di depan Daffin dengan tatapan yang sangat tegas dan percaya diri, dia ingin dirinya sendiri yang menikahkan putri semata wayangnya itu. Pak Bisma mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tangan Daffin. Dengan lantang Pak Bisma mengucapkan ijab dihadapan semua orang, setelah itu Daffin pun membalas mengucapkan qobul dengan sekali tarikan napasnya.
"Saya terima nikah dan kawinnya Alena Aristia Putri Binti Bisma Putra dengan maskawinnya yang tersebut diatas tunai." Daffin mengucapkan Qobul benar-benar lancar dan hanya sekali napas. Semua orang tertegun dan para saksi dengan semangat langsung mengucapkan sah.
"Sah.!!"
BERSAMBUNG
❤ Sania Oktaviani
(Ig: Pierinrada)
.
.
Note: Dilarang Promosi, kecuali tinggalkan..
*Like.
*Komentar sewajarnya tentang isi cerita.
*Rate 5 🌟
*Vote.
Buat para readers tercinta juga jangan lupa tinggalin jejak seperti diatas yah!!😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Priskha
lagi2 anak jd korban keegisan org tua
2022-01-15
0
🌸つみれ🌸
lebih cantik pemeran Sania daripada Alena
2021-10-17
0
Libra itu Aku
pasti menang dan kalah semua Daffin dan Alena,
2021-08-03
0