Alena My Beloved Wife
Alena duduk di depan cermin sambil sesekali memberikan polesan lipstick di bibir ranumnya. Padahal bibirnya sudah di poles lipstick oleh Sania, perias wajahnya sekaligus sahabat Alena. Namun, Alena secara tidak sadar terus saja memoleskan lipstick di bibirnya. Matanya menatap cermin tapi pikirannya tidak tau kearah mana.
Sania yang melihat sahabatnya terus melamun, dia pun jadi menggeleng-gelengkan kepalanya karena heran melihat sikap sahabatnya itu. Dia pun langsung merebut lipstick yang dipegang Alena dan meletakkannya di atas meja rias.
"Kamu itu kenapa sih Alena?? Sudah pakai gaun cantik, wajah juga sudah cantik, tapi ekspresi mu sungguh tidak cantik tau.!!" gerutu Sania sambil menyentuh sudut bibir Alena dan memaksanya agar tersenyum.
"Huuhhh..!"
Alena menghela napasnya dengan kasar, dia lalu berdiri dengan tatapan mata masih menatap dirinya di dalam cermin.
"San, aku malas banget hadir ke acara pernikahan dia," ketus Alena sambil menghentakan satu kakinya.
"Kenapa... kamu masih cinta sama dia?? Gak rela dia nikah sama wanita selain kamu, iya??" tanya Sania dengan tatapan meledek.
"Hiss bukan begitu lah," balas Alena sambil kembali duduk di depan cermin.
Setelah 3 tahun tidak bertemu, Alena masih belum siap untuk bertemu kembali dengan Daffin. Daffin adalah kekasih yang sangat dia cintai 3 tahun yang lalu. Sampai akhirnya hubungan mereka hancur saat datang orang ketiga. Karena Alena sangat mencintai Daffin, dia tidak bisa melupakan semua kenangan indah bersama Daffin. Selama 3 tahun pacaran Daffin selalu memperlakukan Alena dengan sangat romantis. Daffin adalah satu-satunya pria selain ayah Alena yang sangat sabar mampu menghadapi sikap manja dan keras kepalanya Alena. Itulah yang membuat Alena tidak bisa dengan mudahnya melupakan Daffin.
"Alena..!! Kamu sudah siap belum sayang sebentar lagi kita berangkat ni." Panggil Bu Dewi bundanya Alena.
Bu Dewi membuka pintu kamar Alena dan langsung menghampiri Alena yang masih duduk di depan cermin. Dia mengkerutkan keningnya saat melihat anak semata wayangnya memasang wajah cemberut bahkan sudah hampir menangis. Dia sangat mengerti perasaan Alena saat ini, bagaimana mungkin Alena bisa tersenyum saat akan menghadiri pernikahan mantan kekasihnya. Walau Alena sempat kabur ke Singapura selama 3 tahun hanya untuk melupakan Daffin, itu tidak cukup untuk melupakan Daffin hingga sepenuhnya.
"Sayang, katanya kamu 3 tahun di Singapura sudah berhasil melupakan dia. Kamu harus strong sayang, bunda percaya anak gadis bunda yang sangat cantik ini pasti akan mendapatkan pria yang lebih baik dari dia." Ucap Bu Dewi dengan nada yang sangat lembut mencoba untuk meyakinkan putrinya. Bu Dewi mengusap kedua sudut mata putrinya yang sudah membendung air mata karena kata-kata bundanya yang membuat Alena menjadi terharu.
"Bunda..!! Hiks" Alena langsung memeluk tubuh bundanya. Dia tidak kuat menahan tangisnya dan menumpahkannya di pelukan sang bunda. Bu Dewi merasa sangat sedih melihat putrinya yang belum bisa merelakan Daffin menjadi suami wanita lain.
"Cup cup, sayang sudah dong jangan nangis.!! Kamu harus kuat, tunjukan kepada Daffin bahwa tanpa dia kamu bisa hidup, tanpa dia kamu juga bisa bahagia,oke.!!" ucap Bu Dewi memberi semangat kepada putrinya.
Alena pun melepaskan pelukannya dan langsung menyeka air mata di kedua pipinya. Dia mulai menunjukan senyumnya dan dengan tekad yang kuat dia meyakinkan dirinya sendiri bahwa tanpa Daffin, dia bisa hidup bahagia bersama pria pilihannya suatu hari nanti.
"Ya Bunda, Alena selama ini sudah move on dari Daffin sialan itu. Alena bisa hidup dan akan bahagia tanpa dia." Tegas Alena sambil mengangkat kedua tangannya dan menggenggam erat jari-jarinya.
"Ya sayang, kalau begitu bunda tunggu di mobil ya, ayah pasti sudah menunggu juga di mobil." Balas Bu Dewi sambil menepuk bahu Alena lalu pergi dari kamar.
Alena kembali duduk di depan meja rias, dia melebarkan senyumnya yang membuat dia jadi tambah terlihat manis. Dia mengambil kapas lalu menghapus semua make up yang sudah menempel rapi di wajahnya.
"Sania, rias ulang wajahku.!! Aku ingin terlihat lebih cantik dari pengantin wanitanya. Aku akan membuat Daffin menyesal sudah membuang wanita cantik seperti Alena." Tukas Alena sambil menunjukan tatapan yang sangat tajam.
"Siap bos..!!" Balas Sania, dengan penuh semangat dia langsung merias ulang wajah Alena hingga membuatnya terlihat lebih cantik dari sebelumnya.
Setelah selesai merias wajah Alena, Sania langsung mengobrak-ngabrik isi lemari Alena dan mengeluarkan gaun terbaik di dalam lemarinya.
"Sayangku, ganti gaun mu dengan gaun ini. Jangan hanya wajahnmmu yang terlihat bahagai, bahkan warna baju pun harus terlihat bahagia." Ucap Sania dan Alena hanya nurut dengan peraturan sahabatnya itu.
Di sisi lain, Ayah dan Bunda Alena yang sedang menunggu di luar rumah sudah sangat gelisah menunggu putrinya yang tak kunjung keluar. Pak Bisma ayahnya Alena hingga berkali-kali menatap jam tangannya melihat waktu yang terus berjalan dan sudah semakin siang. Saat ini waktu sudah menunjukan jam setengah sembilan pagi, sedangkan acaranya akan mulai jam sembilan. Jarak tempuh dari rumahnya ke rumah keluarga besar Permana memakan waktu hampir satu jam, itulah yang membuat pak Bisma terlihat tidak sabar menunggu putrinya keluar.
"Bun, mana sih putrimu itu kenapa belum keluar juga?" tanya pak Bisma dengan sangat gelisah.
"Sabar dong sayang, namanya juga anak perempuan pasti sedikit lama merias diri." bela bu Dewi sambil mengelus bahu suaminya.
Tidak menunggu lama lagi, Alena pun akhirnya keluar dari dalam rumah. Dengan senyum yang sangat merekah di wajahnya, Alena sudah siap untuk menghadiri pesta pernikahan sang mantan. Alena ditemani oleh Sania teman Alena saat SMP dan juga sahabat sejati yang menemani Alena saat di Singapura.
"Waw sayang, kamu bukan mau merebut posisi pengantin wanita, kan? Kenapa berdandan sangat cantik?" tanya Bu Dewi dengan tatapan kagum karena Alena saat ini sangat terlihat lebih cantik.
"Bunda aku tidak pernah belajar untuk menjadi perusak hubungan orang, jadi mana mungkinlah.!" Balas Alena dengan senyuman tipis namun sangat sinis.
"Sudah jangan banyak bicara nanti kita terlambat.!" Timpal pak Bisma sambil masuk kedalam mobil.
Pak Bisma dan istrinya masuk kedalam mobil yang berada di depan, sedangkan Alena dan Sania mengendarai mobil lainnya. Alena mengemudi sendiri karena semenjak tinggal di Singapura dia tidak pernah di izinkan untuk mengemudi karena orangtuanya terlalu mengkhawatirkannya. Oleh karena itu saat di Indonesia Alena ingin memuaskan dirinya mengemudikan lagi mobil kesayangannya.
"Oh sayang ku sudah 3 tahun aku mengabaikan dirimu, tidak tau aku masih bisa atau tidak mengendarai mu," gumam Alena sambil mengelus-ngelus kemudi mobil.
"Lena kamu kan belum punya SIM, yakin nih mau bawa mobil sendiri?" tanya Sania sangat ragu.
"Tenang saja selama mengikuti mobil ayah kita akan aman," balas Alena dengan sangat percaya diri. Alena pun mulai menginjak gas dan melajukan mobilnya mengikuti mobil Ayahnya yang sudah sedikit jauh.
❤ Alena Arystia Putri
(Ig: Mewnittha)
.
.
.
.
.
.
BERSAMBUNG
Note: Dilarang Promosi, kecuali tinggalkan..
*Like.
* Komentar sewajarnya tentang isi cerita.
*Rate 5 🌟
*Vote
Buat para Readers tercinta jangan lupa juga tinggalkan jejak seperti di atas ya!!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Libra itu Aku
menarik
2021-08-03
0
ⱮҼⱮҼყ ყιɳ 🎀
Mampir dulu thor 💚 Baca nyicil ya...
2021-03-02
1
เลือดสีน้ำเงิน
jejak dukungan 😇 salam persahabatan
2021-03-01
0