Bagian 4 Kecelakaan

Sinar matahari pagi menyelinap masuk melalui celah gorden kamar Yas, namun tak ada siapapun di atas ranjang, bahkan ranjang sudah terlihat rapi, malah suara terdengar dari kamar mandi, sepertinya pemilik kamar ini yang tak lain adalah Yas sedang berada di kamar mandi, padahal Yas cukup susah bangun sejak sebulan belakangan ini, namun pagi ini Yas sudah bangun sangat pagi seperti biasanya

" cklak.." pintu kamar mandi di buka dan Yas keluar dengan hanya mengenakan handuk yang melilit pinggang hingga atas lututnya

" Vi..." panggil Yas begitu keluar dari kamar mandi

" ya mas?" jawab Vira yang muncul di sisi rajang, masih mengenakan gaun pengantin

" mas sudah selesai mandi?" tanya Vira

" iya" balas Yas yang sangat bahagia, pasalnya sejak istri itu muncul beberapa hari yang lalu, ia tak pernah menghilang lagi, meskipun tak bisa Yas sentuh namun Yas sudah puas hanya dengan melihat dan mendengar suaranya saja, sungguh hal ini sangat bisa mengobati kerinduan Yas terhadap istrinya

" mas harus segera bersiap-siap untuk ke kantor, bukankah semalam mas bilang kalau pagi ini ada rapat penting" ucap Vira yang masih setia duduk di tepi ranjang dengan anggunnya

" iya mas tau" balas Yas yang mulai menyisir rambutnya

" mas selalu tampan" puji Vira saat Yas sedang merapikan kemejanya

" mas hanya tampan untuk mu" balas Yas dengan segaris senyum terbit di bibirnya

" Vi juga sangat cantik dan selalu sangat cantik" balas Yas yang dibalas senyuman manis oleh Vira

Dengan seksama Vira memperhatikan Yas yang sedang bersiap-siap, begitu pula dengan Yas yang sesekali mencuri pandang pada Vira, sungguh sosok Vira bisa mengalihkan segalanya bagi Yas

" apa mas harus ke kantor?" tanya Yas yang sedang memasangkan dasinya

" jika tidak mas mau kemana?" tanya Vira

" dirumah saja melihat Vi sepanjang hari" balas Yas

" tidak boleh mas.. mas harus ke kantor, nanti pekerjaan mas terbengkalai" balas Vira

" lagi pula mas bisa melihat dan bersama Vi terus meskipun mas berada di kantor" lanjut Vira

" baiklah sesuai keinginan Vi" balas Yas mendekati Vira dan memberikannya kecupan dari jauh, ia sadar ia tak bisa menyentuh istrinya lagi, Vira tersenyum saja saat Yas melakukan hal itu

" ayo kita sarapan" ucap Yas

" em" Vira mengangguk, Vira mengikuti Yas menuju ruang makan, tiba di ruang makan Yas tak mendapati adiknya disana

" sepertinya Rama belum datang mas" ucap Vira yang langsung duduk di tempatnya, tempat yang ia gunakan saat masih hidup

" sepertinya begitu" balas Yas

" bi.. apa Ram belum bangun?" tanya Yas pada bik nani yang sedang berada disana

" belum pak, sejak pagi nak Rama belum terlihat" balas bik nani

" tolong bangunkan dia bik, barangkali dia ketiduran" perintah Yas

" baik pak" balas bik nani yang langsung pamit undur diri dan menuju kamar tamu yang kini ditempati Rama

Sementara Yas langsung memulai sarapannya tanpa menunggu Rama, baru beberapa saat berlalu Rama tiba di meja makan dengan wajah yang masih kusut dan rambut berantakan khas bangun tidur, bahkan ia masih menggunakan piyama nya

" apa sih bang?" tanya Rama yang langsung duduk di tempatnya, tepatnya disisi kiri Yas

" aku takut kau terlambat ke kampus jadi ku meminta bik nani membangunkan mu" balas Yas

" aku ke kampus masih siangan bang" balas Rama

" mana ku tau" balas Yas yang tak ingin disalahkan karena telah menganggu tidur adiknya itu

" karena sudah bangun aku ikut sarapan saja" balas Rama yang juga mulia sarapan, sesekali ia memperhatikan Yas yang terus tersenyum kearah kursi kosong disisi kanannya yang diketahui bahwa itu adalah tempat Vira

" bang Yas aneh banget sejak seminggu terakhir" batin Rama yang terus memperhatikan Yas sembari terus menikmati makanannya

🌹

" ini masih seperti mimpi mas bisa berkendara bersama Vi" ucap Yas yang saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju kantor

" Vi juga senang bisa menemani mas lagi" balas Vira diiringi senyum manisnya, Yas terus memandangi Vira hingga tak sadar ada sesuatu di depannya... Ckiiiit... Yas mengerem mendadak saat ada sebuah mobil yang berada di tengah jalan

" hampir saja" Yas membuang nafas lesu

" ada apa sih di depan sana?" gumam Yas sembari keluar dari mobilnya

" tunggu sebentar ya Vi, mas cek dulu apa yang sedang terjadi" ucap Yas sebelum menutup pintu mobilnya

" padahal lagi buru-buru" gumam Yas sedikit kesal karena jalannya terhalangi oleh mobil dan kerumunan orang yang berada di tengah jalan

" permisi..." Yas menerobos menuju depan, agar lebih dekat untuk melihat sumber kemacetan pagi ini, saat Yas tiba ternyata ada yang sedang terlibat kecelakaan, sepertinya seorang pengemudi mobil tak sengaja menabrak seorang nenek tua, terlihat nenek itu terbaring di jalan dengan bersimbah darah, dan seorang wanita muda yang sedang menangis di sampingnya, karena tak terlibat Yas langsung kembali ke mobilnya

" ada apa mas?" tanya Vira

" ada yang terlibat kecelakaan dan tadi sudah di bawa kerumah sakit" balas Yas

" kasian banget mas" balas Vira sungguh-sungguh

" iya.. tadi ada perempuan muda yang menangis disisi nenek itu" balas Yas

" cantik tidak mas?" tanya Vira

" hah?" Yas malah menatapnya aneh

" siapa Vi? nenek itu?" tanya Yas yang sudah fokus ke jalan yang sudah mulai normal lagi

" ya bukan lah mas.. maksud Vi, perempuan muda yang bersama nenek itu" balas Vi menjelaskan maksudnya

" mana mas tau Vi" balas Yas santai

" ih mas" Vira memanyunkan bibirnya karena jawaban Yas

" apa?" tanya Yas heran

" masa mas tidak tau dia cantik atau tidak?" tanya Vira

" ya kan mas tidak memperhatikannya Vi" balas Yas masih merasa heran mengapa kini ia terlihat seperti seseorang yang melakukan kesalahan

" jangan aneh Vi" lanjut Yas

Pria tampan itu melajukan mobilnya menuju kantor setelah sempat terjebak kemacetan beberapa saat dan kini mereka sudah tiba di kantor, Yas segera memulai pekerjaannya karena sekertarisnya sudah menunggu untuk pertemuan penting pagi ini, syukur saja Yas masih belum terlambat

Bersambung....

Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗

Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 Bayangan Masa Lalu
3 Bagian 2 Mimpi?
4 Bagian 3 Senyum Yang Kembali Terbit
5 Bagian 4 Kecelakaan
6 Bagian 5 Melisa Oktavia
7 Bagian 6 Pagi Yang Tak Terduga
8 Bagian 7 Secangkir Kopi
9 Bagian 8 Baik
10 Bagian 9 Cinta
11 Bagian 10 Rumah Dan Keluarga
12 Bagian 11 Bersama Keluarga
13 Bagian 12 Hari Di Taman
14 Bagian 13 Makan Siang
15 Bagian 14 Hanya Firasat?
16 Bagian 15 Kasih Sayang Dan Perhatian
17 Bagian 16 Bukan Kebetulan
18 Bagian 17 Hujan
19 Bagian 18 Malam Yang Berat
20 Bagian 19 Rumah Sakit
21 Bagian 20 Rasa Terimakasih Dan Hormat
22 Bagian 21 Kembali Ke Rumah
23 Bagian 22 Rasa
24 Bagian 23 Keras Kepala
25 Bagian 24 Sepertinya Sesuatu Terjadi
26 Bagian 25 Tak Terduga
27 Bagian 26 Keanehan Yas
28 Bagian 27 Rasa Yang Ingin Keluar
29 Bagian 28 Taruh Di Hati
30 Bagian 29 Bimbang
31 Bagian 30 Nasi Goreng Dan Kebersamaan
32 Bagian 31 Pesan Sang Ipar
33 Bagian 32 Resah Dan Cuek
34 Bagian 33 Sudah Sembuh?
35 Bagian 34 Keluarga Dan Teman
36 Bagian 35 Kerja Kelompok
37 Bagian 36 Sakit Dan Kesembuhan
38 Bagian 37 Nenek Baik-baik Saja
39 Bagian 38 Bersaudara
40 Bagian 39 Apakah Rasa Ini Boleh Ada?
41 Bagian 40 Rasa Dan Tidak
42 Bagian 41 Gejolak Cinta
43 Bagian 42 Gundah
44 Bagian 43 Masih tentang Cinta
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
51 Bagian 50
Episodes

Updated 51 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 Bayangan Masa Lalu
3
Bagian 2 Mimpi?
4
Bagian 3 Senyum Yang Kembali Terbit
5
Bagian 4 Kecelakaan
6
Bagian 5 Melisa Oktavia
7
Bagian 6 Pagi Yang Tak Terduga
8
Bagian 7 Secangkir Kopi
9
Bagian 8 Baik
10
Bagian 9 Cinta
11
Bagian 10 Rumah Dan Keluarga
12
Bagian 11 Bersama Keluarga
13
Bagian 12 Hari Di Taman
14
Bagian 13 Makan Siang
15
Bagian 14 Hanya Firasat?
16
Bagian 15 Kasih Sayang Dan Perhatian
17
Bagian 16 Bukan Kebetulan
18
Bagian 17 Hujan
19
Bagian 18 Malam Yang Berat
20
Bagian 19 Rumah Sakit
21
Bagian 20 Rasa Terimakasih Dan Hormat
22
Bagian 21 Kembali Ke Rumah
23
Bagian 22 Rasa
24
Bagian 23 Keras Kepala
25
Bagian 24 Sepertinya Sesuatu Terjadi
26
Bagian 25 Tak Terduga
27
Bagian 26 Keanehan Yas
28
Bagian 27 Rasa Yang Ingin Keluar
29
Bagian 28 Taruh Di Hati
30
Bagian 29 Bimbang
31
Bagian 30 Nasi Goreng Dan Kebersamaan
32
Bagian 31 Pesan Sang Ipar
33
Bagian 32 Resah Dan Cuek
34
Bagian 33 Sudah Sembuh?
35
Bagian 34 Keluarga Dan Teman
36
Bagian 35 Kerja Kelompok
37
Bagian 36 Sakit Dan Kesembuhan
38
Bagian 37 Nenek Baik-baik Saja
39
Bagian 38 Bersaudara
40
Bagian 39 Apakah Rasa Ini Boleh Ada?
41
Bagian 40 Rasa Dan Tidak
42
Bagian 41 Gejolak Cinta
43
Bagian 42 Gundah
44
Bagian 43 Masih tentang Cinta
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49
51
Bagian 50

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!