Bagian 2 Mimpi?

Seorang pria tampan terlihat sedang berada di sebuah rumah yang tampak sederhana namun terkesan sedikit mistis, pria tampan yang mengenakan jas rapi itu baru saja keluar dari rumah yang terlihat mistis itu dan langsung masuk ke dalam mobilnya

" arghh!!" Yas memukul setir mobil begitu masuk ke dalam mobil, ya.. dialah pria tampan yang baru keluar dari rumah yang tampak mistis itu

" orang-orang mengatakan aku bisa bertemu dengan roh jika meminta bantuannya, aku hanya ingin bisa bertemu dengan Vi.. Argh!! sial" Yas menggerutu, ia meremas kuat rambutnya pertanda ia frustasi

Yas sudah mengunjungi banyak orang yang katanya pintar dalam hal-hal gaib, sudah banyak cara yang ia lakukan untuk setidaknya bisa berkomunikasi dengan Vi sekali saja, hanya sekali yang ia minta namun tak ada hasil apapun, sudah sebulan berlalu dan Yas masih tak mendapatkan hasil apapun, tentu saja perbuatan Yas tak di ketahuilah oleh keluarganya juga

" Vi.. mas merindukan mu, bisa tolong datang dan sapa mas sekali saja, mas ingin melihatmu lagi, bukan hanya melihat potret kaku yang terpasang di kamar mas" dengan lirih Yas berucap, pria itu menyandarkan kepalanya pada setir mobil, bulir bening kembali jatuh tanpa permisi, saat Yas sendiri ia akan menangis, namun tak ia tunjukkan pada siapapun tangisannya itu

Cukup lama Yas berdiam diri di dalam mobil yang masih terparkir di depan rumah orang pintar itu "ting" notifikasi masuk di ponsel Yas, pria tampan itu mengambil ponselnya dengan malas dari sakunya, saat membukanya tertera nama Rama disana, segera Yas membuka pesan dari adiknya itu

"abang dimana? masih di kantor?" isi pesan teks dari Rama, karena hari sudah malam itulah sebabnya Rama bertanya

" tidak.. abang sedang dalam perjalanan pulang" balas Yas dengan pesan teks juga

" bawain Rama martabak ya bang.. martabak manis" balas Rama

" oke" balas Yas yang langsung mengakhiri berbalas pesan tersebut

" ada-ada saja, dia malah minta martabak.. hufh.." Yas menggeleng saat mendapati pesan adiknya yang menginginkan martabak, benar sekali Rama mampu menepis pikiran sedih Yas, meksipun sedikit pria tampan itu tak lagi melanjutkan ratapannya, setelah membuang nafas panjang untuk menenangkan dirinya Yas menyalakan mobilnya dan melaju menuju rumah.

🌹

Deru mobil Yas terdengar dari dalam rumah, pria tampan itu langsung masuk setelah memarkirkan mobilnya di garasi, bik nani yang melihat majikannya pulang langsung menghampirinya untuk menanyakan apakah Yas butuh sesuatu

" bapak baru pulang.. bibi akan segera siapakan makan malam" ucap bik nani

" saya akan turun sebentar lagi" balas Yas

" bi.. dimana Rama?" tanya Yas

" nak Rama sedang berada di kamar tamu pak" balas bi nani

"baiklah terimakasih" balas Yas yang langsung menuju kamar tamu untuk memberikan martabak manis yang di pesan adiknya itu

" sedang sibuk ya?" tanya Yas pada Rama yang sedang fokus pada layar laptopnya dan tak menyadari kedatangan Yas

" bang Yas.." balas Rama sedikit terkejut karena menurutnya Yas tiba-tiba muncul

" masih mengerjakan skripsi?" tanya Yas

" iya bang... pusing" balas Rama sembari memijat pelipisnya

" oh ya martabak ku mana?" tanya Rama kemudian dengan semangat

" nih" Yas memberikan kantong plastik yang ia bawa

" hehehe" Rama sumringah mendapati Yas membawa pesanannya

" mau abang bantuin?" tawar Yas soal skripsi Rama

" em" Rama menggeleng

" aku masih sanggup bang" balas Rama

" nginep disini udah bilang mama papa belum?" tanya Yas lagi

" udah" balas Yas

" ya sudah abang mau mandi dulu, lengket banget" lanjut Yas, Rama hanya mengangguk karena ia sibuk dengan martabak manisnya

🌹

" Rama sudah makan ya bi?" tanya Yas yang sedang menyantap makan malamnya seorang diri

" sudah pak" balas bik nani

"em" Yas mengangguk mengerti dan melanjutkan menyantap makan malamnya

Makan malam telah berlalu dan Yas kembali memasuki ruang kerjanya, sepertinya pria tampan ini belum ingin beristirahat, seakan rasa lelah dan kantuk tak menyerang dirinya sama sekali, Yas sengaja menyibukkan dirinya agar tak terlalu teringat pada istrinya yang sudah tiada

Matahari sudah muncul dan terlihat Yas tertidur di meja kerjanya, sepertinya Yas tak sadar tidur disana, foto Vira ada di genggamannya, sepertinya pria tampan ini meratap kembali sebelum tertidur disana

" bangun.. bangun.." sayup terdengar suara lembut dan halus di telinga Yas membuatnya sedikit merasa terganggu namun belum membuka matanya

" mas bangun" kembali suara lembut itu menghiasi telinga Yas, suara yang ia rindukan dan sangat ia kenal, namun Yas belum membuka matanya, ia menepis pikiran bahwa itu adalah seseorang yang sedang ia rindukan

" sebentar lagi Ram" ucap Yas yang mengira bahwa itu adalah Rama

" bukan Ram mas tapi Vi" kembali suara itu berbisik, mendengar bisikan itu Yas membuka matanya karena terkejut, ia pun menoleh kesamping

" jedeeeerrrr!!" betapa terkejut Yas saat mendapati seorang wanita dengan baju pengantin sedang berdiri di dekatnya, Yas hingga terjatuh dari kursinya

" Vi?" gumam Yas saat melihat sosok dihadapannya ini adalah Vira, istrinya

" Vi..." selanjutnya Yas bangkit dan langsung ingin memeluk Vira, tentu saja ia tak bisa memeluk Vira yang tak lagi sejenis dengannya

" ini benar-benar Vi kan?" tanya Yas yang malah merasa senang bukanya takut

" iya mas ini Vi" balas Vira

" mas tidak bermimpi kan?" tanya Yas lagi

" tidak mas" balas Vira, masih tak percaya dengan apa yang ia lihat Yas mencubit pahanya sendiri dan merasakan sakit yang berarti bahwa ini bukan mimpi

" Vi.. Vi..Vi.." tak ada kata yang mampu Yas ucapakan pria itu terpaku dengan apa yang ia lihat, istrinya yang telah meninggal sedang berdiri dihadapannya mengenakan gaun pernikahan mereka, bulir benih jatuh dari pelupuk mata Yas yang tak lagi bisa terbendung

" maaf kan mas Vi.. maaf" suara lirih Yas meminta maaf pada Vira

" coba saja mas lebih sigap menjagamu.. pasti takkan terjadi seperti itu, mas minta maaf" suara serak Yas meluapkan permintaan maaf yang selalu ingin ia sampaikan pada Vira

" jangan menangis mas.. itu bukan salah mas.. takdir sudah menggariskannya seperti itu" Vira mendekat dan berdiri tepat di hadapan Yas, tak bisa saling menyentuh hanya bisa melihat dan mendengar suaranya saja

" mas ingin pergi bersama Vi juga.. mas tak sanggup bila harus sendiri disini" ucap Yas yang masih bersedih

" jika mas melakukan itu maka Vi akan sangat marah pada mas" balas Vira tegas

" tapi Vi.."

" tidak mas, jangan lakukan hal seperti itu, Vi akan selalu menemani mas disini" Vira langsung memotong kalimat Yas yang belum selesai

" mas Yas yang Vi kenal tidak seperti ini, mas Yas nya Vi orang yang disiplin, tegar, dan sangat keren, yang sekarang Vi lihat bukan mas Yas yang Vi kenal" ucap Vira mencoba membangkitkan semangat Yas yang terlihat kacau

" mas lihat Vi.. apa Vi bersedih.. tidak mas, Vi merelakan apa yang sudah terjadi, mas juga harus bisa seperti itu, kan mas Yas nya Vi orang yang sangat tegar" lanjut Vira... Yas tak mengatakan apapun ia hanya terus memperhatikan sosok cantik yang ia rindukan itu, yang kini sedang berdiri di hadapannya

Bersambung...

Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗

Episodes
1 Prolog
2 Bagian 1 Bayangan Masa Lalu
3 Bagian 2 Mimpi?
4 Bagian 3 Senyum Yang Kembali Terbit
5 Bagian 4 Kecelakaan
6 Bagian 5 Melisa Oktavia
7 Bagian 6 Pagi Yang Tak Terduga
8 Bagian 7 Secangkir Kopi
9 Bagian 8 Baik
10 Bagian 9 Cinta
11 Bagian 10 Rumah Dan Keluarga
12 Bagian 11 Bersama Keluarga
13 Bagian 12 Hari Di Taman
14 Bagian 13 Makan Siang
15 Bagian 14 Hanya Firasat?
16 Bagian 15 Kasih Sayang Dan Perhatian
17 Bagian 16 Bukan Kebetulan
18 Bagian 17 Hujan
19 Bagian 18 Malam Yang Berat
20 Bagian 19 Rumah Sakit
21 Bagian 20 Rasa Terimakasih Dan Hormat
22 Bagian 21 Kembali Ke Rumah
23 Bagian 22 Rasa
24 Bagian 23 Keras Kepala
25 Bagian 24 Sepertinya Sesuatu Terjadi
26 Bagian 25 Tak Terduga
27 Bagian 26 Keanehan Yas
28 Bagian 27 Rasa Yang Ingin Keluar
29 Bagian 28 Taruh Di Hati
30 Bagian 29 Bimbang
31 Bagian 30 Nasi Goreng Dan Kebersamaan
32 Bagian 31 Pesan Sang Ipar
33 Bagian 32 Resah Dan Cuek
34 Bagian 33 Sudah Sembuh?
35 Bagian 34 Keluarga Dan Teman
36 Bagian 35 Kerja Kelompok
37 Bagian 36 Sakit Dan Kesembuhan
38 Bagian 37 Nenek Baik-baik Saja
39 Bagian 38 Bersaudara
40 Bagian 39 Apakah Rasa Ini Boleh Ada?
41 Bagian 40 Rasa Dan Tidak
42 Bagian 41 Gejolak Cinta
43 Bagian 42 Gundah
44 Bagian 43 Masih tentang Cinta
45 Bagian 44
46 Bagian 45
47 Bagian 46
48 Bagian 47
49 Bagian 48
50 Bagian 49
Episodes

Updated 50 Episodes

1
Prolog
2
Bagian 1 Bayangan Masa Lalu
3
Bagian 2 Mimpi?
4
Bagian 3 Senyum Yang Kembali Terbit
5
Bagian 4 Kecelakaan
6
Bagian 5 Melisa Oktavia
7
Bagian 6 Pagi Yang Tak Terduga
8
Bagian 7 Secangkir Kopi
9
Bagian 8 Baik
10
Bagian 9 Cinta
11
Bagian 10 Rumah Dan Keluarga
12
Bagian 11 Bersama Keluarga
13
Bagian 12 Hari Di Taman
14
Bagian 13 Makan Siang
15
Bagian 14 Hanya Firasat?
16
Bagian 15 Kasih Sayang Dan Perhatian
17
Bagian 16 Bukan Kebetulan
18
Bagian 17 Hujan
19
Bagian 18 Malam Yang Berat
20
Bagian 19 Rumah Sakit
21
Bagian 20 Rasa Terimakasih Dan Hormat
22
Bagian 21 Kembali Ke Rumah
23
Bagian 22 Rasa
24
Bagian 23 Keras Kepala
25
Bagian 24 Sepertinya Sesuatu Terjadi
26
Bagian 25 Tak Terduga
27
Bagian 26 Keanehan Yas
28
Bagian 27 Rasa Yang Ingin Keluar
29
Bagian 28 Taruh Di Hati
30
Bagian 29 Bimbang
31
Bagian 30 Nasi Goreng Dan Kebersamaan
32
Bagian 31 Pesan Sang Ipar
33
Bagian 32 Resah Dan Cuek
34
Bagian 33 Sudah Sembuh?
35
Bagian 34 Keluarga Dan Teman
36
Bagian 35 Kerja Kelompok
37
Bagian 36 Sakit Dan Kesembuhan
38
Bagian 37 Nenek Baik-baik Saja
39
Bagian 38 Bersaudara
40
Bagian 39 Apakah Rasa Ini Boleh Ada?
41
Bagian 40 Rasa Dan Tidak
42
Bagian 41 Gejolak Cinta
43
Bagian 42 Gundah
44
Bagian 43 Masih tentang Cinta
45
Bagian 44
46
Bagian 45
47
Bagian 46
48
Bagian 47
49
Bagian 48
50
Bagian 49

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!