Bagian 3 Senyum Yang Kembali Terbit

Yas masih terpaku dengan sosok istri tercintanya yang sudah meninggal namun kini sedang berada di hadapannya dengan gaun pengantin yang indah, gaun pengantin yang istrinya pakai saat pernikahan mereka.

" ayo bangun mas.. nanti mas kesiangan ke kantor kalau terus begini" suara lembut Vira kembali menghiasi gendang telinga Yas yang masih tak beranjak dari tempatnya

" mas.. mas.. ayo mandi, mas bau banget" Vira menutup hidungnya menggoda Yas dan sedikit memalingkan wajah darinya, dengan nakal Vira kembali mendekatkan wajahnya pada Yas

" tuh kan mas Yas bau" kembali Vira menutup hidungnya dan memalingkan wajahnya dari Yas, pria tampan itu masih tertegun, sungguh ia masih tak percaya, tingkah Vira sungguh natural begitu juga dengan suaranya

" jangan bengong mas.. nanti kesambet loh" celoteh Vira lagi, namun Yas masih tak menjawab, seolah lidahnya menjadi kelu saat ini

" mas.. mas.. mas Yas.." Vira melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Yas, namun pria tampan itu masih tak berkutik, seperti ia masih tenggelam dalam dirinya sendiri, tentu saja ia tak percaya bahwa istrinya muncul di hadapannya, meskipun senang hati Yas tak terkira melihat pujaan hatinya kembali padanya

" bang.. bang Yas.." terdengar suara Rama berteriak memanggil Yas dengan suara langkah mendekati ruang kerja Yas

"cklek!!" pintu ruang kerja di buka Rama

" ternyata abang disini" ucap Rama, sementara Yas sibuk menatap Vira dan Rama bergantian, Vira memberi kode agar Yas diam saja, jangan membahas kedatangannya, agar tak ada yang menganggap Yas gila

" ehem.. ada apa?" Yas berusaha membuat suaranya senormal mungkin

" sarapan sudah siap loh bang, kenapa abang bahkan belum mandi?" tanya Rama

" ayolah.. nanti abang terlambat dan aku di teror sekertaris abang lagi" Rama menarik tangan Yas, pria tampan itu menurut saja

" tidak baik loh bang jika sering tidur dengan cara yang tidak benar seperti itu.. nanti kesehatan abang memburuk, lalu bagaimana jika hal itu terjadi, bisa-bisa aku repot" gerutu Rama yang masih menarik tangan Yas sambil berjalan menuju kamar Yas

" abang dengar tidak?" Rama berbalik karena Yas tak menjawabnya sama sekali

" iya" Yas mengangguk namun matanya masih sibuk mencari sosok Vira yang tak lagi tampak, entah kapan Vira menghilang Yas sungguh tak menyadarinya

" nah sudah.. lebih baik abang masuk, mandi dan bersiap-siap lah untuk bekerja, aku akan tunggu di meja makan" ucap Rama setelah tiba di depan pintu kamar Yas

" cepat ya bang nanti aku terlambat" lanjut Rama sebelum Yas masuk kamarnya

" kau kan mahasiswa semester akhir.. lagi pula apa hubungannya kau terlambat dengan ku" balas Yas

" ya kan aku nunggu abang untuk sarapan" balas Rama

" sudah jangan banyak tanya.. cepat sana mandi" Rama berlalu meninggalkan Yas yang juga masuk ke kamarnya

" Vi..Vi.." Yas memanggil Vira pelan setelah pintu kamar di tutupnya

" ya mas?" Vira muncul tepat dihadapan Yas

" ternyata benar-benar bukan mimpi" kembali gumam Yas

" sudah sana mas mandi gih.. kasian Rama nunggu mas sarapan" ucap Vira dengan sangat lembut

" Vi tidak akan pergi kan?" tanya Yas yang takut jika ia pergi Vira akan menghilang

" Vi akan selalu datang saat mas memanggil dan saat mas sendirian" balas Vira dengan segaris senyum manisnya

" em" Yas mengangguk dan langsung mengambil handuk yang akan ia gunakan untuk mengeringkan tubuhnya setelah mandi, setelah Yas selesai mandi ia langsung bersiap-siap agar bisa berangkat bekerja, senyum Yas terus terpancar karena Vira duduk manis di sisi ranjang memperhatikan dirinya yang sedang memakai dasinya.

" mas sangat senang Vi disini bersama mas" ucap Yas masih terlihat berseri-seri, seolah seperti pengantin baru yang sedang sangat bahagia

" Vi juga senang bisa bersama mas lagi" balas Vira dengan suara lembutnya

" mas pergi dulu ya" pamit Yas setelahnya

" em.. hati-hati ya mas" balas Vira sembari mengangguk

Yas keluar kamar dengan wajah bersinar, sungguh segala kesedihan dan kelelahan yang tampak di wajahnya sudah hilang, Rama yang menyadari hal itu mengangkat sebelas alisnya, ia merasa heran apa yang sedang terjadi pada kakak laki-lakinya itu

" maaf ya nunggu lama" ucap Yas yang langsung duduk di kursinya, segaris senyum terbit di wajah Yas

" bang Yas?" panggil Rama memastikan apakah ia benar-benar melihat Yas yang saat ini tampak berbeda dari sebulan belakangan ini

" ya Ram?" balas Yas

" em.. tidak ada apa-apa" Rama menggeleng

" ya sudah ayo kita sarapan" balas Yas yang disetujui Rama

🌹

Ilyas Mahara sudah tiba di kantornya, aura suram yang terlihat padanya sejak sebulan belakangan ini seolah menghilang begitu saja

" selamat pagi Mani" sapa Yas pada sekertarisnya saat melewati meja kerja sekertarisnya itu

" selamat pagi pak" balas sekertaris Mani

" apa jadwal saya hari ini?" tanya Yas sembari mereka berjalan menuju ruangan Yas.. Sekertaris Mani mulai membacakan apa saja yang harus dilakukan bosnya itu hari ini.

Yas memulai semua pekerjaannya dengan sangat baik, biasanya juga baik namun hari ini seolah Yas yang dulu sudah kembali, ia terlihat lebih hidup dan terlihat segar

" sepertinya sesuatu yang baik sudah terjadi pada pak Yas, beliau terlihat seperti pak Yas yang dulu" batin sekertaris Mani yang saat ini mereka sedang rapat dengan klien

" sudah waktunya istirahat makan siang" gumam Yas setelah rapatnya selesai

" ayo istirahat dulu" ucap Yas pada sekertarisnya

" kamu juga makanlah sesuatu" lanjut Yas

" baik pak" balas sekertaris Mani

Mereka meninggalkan ruang rapat dan Yas menuju ruang kerjanya juga, tiba disana Yas menghempaskan tubuhnya pada kursi kerjanya, menarik nafas dalam dan membuangnya agar ia merasa lega

" mas lelah ya?" suara lembut Vira kembali menghiasi pendengaran Yas, segera pria itu mengangkat kepalanya dan melihat Vira yang berdiri di depan meja kerjanya, Vira masih menggunakan gaun pengantin seperti sebelumnya

" Vi..." senyum terbit di wajah Yas saat melihat Vira disana, ia mendekat pada Vira yang kini tak bisa lagi ia sentuh, kini ia hanya bisa melihatnya dan mendengar suaranya, Vira langsung duduk pada sebuah sofa yang tak jauh dari sana, Yas mengikutinya dan duduk sangat dekat dengan Vira, meskipun tak bisa menyentuhnya, namun aroma wanginya Vira seakan bisa tercium oleh Yas

" mas makan siang dulu.. nanti mas sakit jika tidak makan dengan baik" dengan lembut Vira memberitahu suaminya agar menjaga kesehatannya

" em" Yas mengangguk

Yas meminta OB untuk membelikannya makanan, karena ia malas untuk keluar saat ini, ia tak ingin meninggalkan istrinya sendirian, ia ingin menikmati waktu bersama Vira saja selama jam istirahat makan siang ini

Bersambung...

Maaf ya kakak sekalian, PK baru update lagi 🤭🙏

Selamat menikmati 😁 salam manis untuk pembaca 🥰🥰🥰 Jangan lupa tinggalkan jejak kakak sekalian di kolom komentar 🤗

Jangan lupa juga follow ig author (6113_dimas)

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!