💐💐💐💐💐💐
...HAPPY READING......
.
.
Pukul 7 : 22. Waktu Negara Halu.
"Bagaimana, apakah kau sudah siap?" tanya Evans ketika mereka sudah sampai di kediaman keluarga Gialola. Seharusnya mereka sudah berangkat dari tadi, tapi mendadak Aulia perutnya mules. Jadi Evans harus bersabar menunggu kekasih bohongan nya itu.
"Ya, aku sudah siap." jawab Aulia menarik nafas panjang dan dia keluarkan perlahan.
"Aku harus bisa melakukan sandiwara ini sebaik mungkin. Karena Evans sudah banyak membantuku."
Gumam Aulia karena dia benar-benar tidak menyangka jika malam ini akan menginjakan kakinya di kediaman keluarga Gialola. Rumah tersebut bagaikan istana yang begitu megah dan mewah. Pagar luarnya saja tinggi menjulang seperti tiang PLN. Jarak dari pagar ke rumah saja sekitar 400 meter. Halamannya luas dan bagaikan taman ibukota. Terdapat puluhan penjaga di rumah tersebut yang memakai seragam bertuliskan Gialola Mecine grup.
Untungnya Aulia malam ini memakai gaun mewah serta sudah dilatih untuk berjalan anggun. Jika tidak maka gadis itu pasti akan dipermalukan oleh saudari tiri Evans.
"Oke, kalau begitu kita masuk sekarang dan mainkan sandiwara mulai dari sini!" ajak Evans yang turun dari mobil lebih dulu untuk membantu kekasihnya.
"Ayo, sayang! Maaf membuatmu tidak nyaman karena rumah orang tuaku agak jauh dari Bandara," kening Aulia mengerut sambil berpikir keras karena mereka berdua memang belum membicarakan dari mana asal-usul gadis itu. Tadi yang dilatih hanya cara berjalan, cara minum dan juga makan malam. Memang malam ini tidak ada rencana untuk makan malam bersama, tapi Evans antisipasi apabila tiba-tiba mereka diajak makan bersama keluarga besarnya.
"Tidak usah binggung, nanti kau cukup iyakan saja karena aku yang akan menjawab bila ada yang bertanya tentang mu lebih banyak," bisik Evans yang berpura-pura menyelipkan anak rambut Aulia. Sehingga jika orang lain melihatnya bahwa mereka adalah pasangan paling romantis.
"Baiklah! Sekarang aku mengerti." Aulia membalasnya tersenyum kecil.
"Wah-wah! Papa coba lihatlah siapa yang datang. Putra kesayangan mu akhirnya pulang juga," begitu mereka masuk, Muara kakak kedua Evans sudah menyambut kedatangan mereka berdua.
"Diamlah! Apakah begitu caramu menyambut adikmu sendiri. Evans putraku sudah tiga bulan kurang empat hari tidak pulang ke rumah ini dan itu gara-gara kalian yang membuatnya tidak nyaman di rumahnya sendiri," tegur Tuan Gialola marah pada putrinya yang sudah memiliki anak seumuran dengan Evans. Karena disaat Tuan Gialola menikahi Shireen ibunya Evans, beliau sudah memiliki menantu.
Wanita yang bernama Muara itu mendengus kesal. Setiap kali ada Evans maka sudah pasti mereka akan bertengkar karena semuanya iri pada putra bungsu Tuan Gialola tersebut.
"Evans, sayang. Jadi benar kau akan pulang malam ini bersama... siapa nama kekasihmu ini, Nak?" Nyonya Mika tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya melihat kedatangan putra tunggalnya itu.
"Hay, Tante. Selamat malam. Perkenalkan nama Saya Aulia Maharani. Kekasih Evans putra mu," ucap Aulia langsung menyalami tangan Nyonya Mika yang terlihat sangat cantik dan masih muda. Bisa dikatakan hampir seusia dengan Muara anak tirinya.
"Ah, iya. Tante lupa nama mu adalah Aulia. Padahal tadi Evans sudah memberitahu Tante lewat telepon jika malam akan pulang bersama mu. Ternyata kau sangat cantik, Nak. Tidak salah Evans memilihmu," dengan hangat Nyonya Mika langsung memeluk Aulia. Gadis itu balas memeluk karena memang dalam kesepakatan Aulia akan berperan seperti pacar sungguhan.
Tak!
Tak!
Suara Heels bergema di dalam rumah mewah tersebut. Sehingga Nyonya Mika mengurai pelukannya.
"Siapa dia, adikku? Apakah calon menantu di rumah ini?" tanya seorang wanita yang tidak terlalu tua. Namun, dia sama terlihat cantiknya. Di belakangnya ada dua orang gadis cantik beserta suami wanita itu.
"Kak Erlia, tebakan mu benar sekali. Dia adalah kekasihku dari luar negeri," jawab Evans tersenyum kecil. karena diantara ke empat kakaknya, hanya Erlia sebagai kakak tepat diatasnya yang masih baik. Meskipun suaminya sempat ingin melenyapkan Evans sebagai pewaris Gialola Mecine grup. Namun, Evans tidak membenci Erlia.
"Baguslah! Agar papa bisa beristirahat dengan tenang di masa tuanya. Kau tahu kan syarat untuk menjadi pewaris sepenuhnya kau harus menikah dulu. Tidak akan berpengaruh apa-apa jabatanmu sebagai Presdir itu,"
"Erlia, kenapa kalian selalu mendesaknya. Biarkan Evans menjalani semuanya dengan nyaman." Tuan Gialola berdiri dari tempat duduknya. Beliau sudah diberitahu oleh istrinya jika malam ini putra kesayangan akan datang. Maka dari itu berdua menunggu di ruang keluarga.
"Papa, aku hanya ingin Evans segera menjadi pewaris sesungguhnya. Papa tahu sendiri bukan begitu banyak---"
"Sudahlah! Malam ini jangan ada yang berbicara masalah perusahaan. Evans adalah putraku dan singgasana itu untuknya, bukan kalian berempat. Apalagi hanya menantu laki-laki ku. Karena kalian semua sudah aku wariskan hartaku secara adil," sela Tuan Gialola. Dia berjalan mendekati Evans dan Aulia.
"Apakah kau benar-benar kekasih Evans?" tanya beliau karena tahu betapa terpuruknya Evans saat kehilangan Nikita.
"Benar, Om. Saya adalah kekasihnya dan kami berdua saling mencintai," jawaban Aulia langsung membuat Pria tua itu tersenyum lebar. Hingga Nyonya Mika dan putrinya merasa heran.
"Lihatlah Erlia, Muara. Adik yang kalian bilang sudah mati rasa ini secara diam-diam sudah memiliki kekasih. Siapa bilang putraku tidak akan bisa menjadi pewaris Gialola Mecine grup." kata pria tua itu yang langsung menyindir kedua menantunya. Bukan beliau tidak tahu konspirasi anak menantunya untuk menyingkirkan Evans dan Nyonya Mika. Namun, begitu banyak pertimbangan yang beliau pikiran. Karena keempat putrinya begitu mencintai suami mereka. Beliau juga tidak ingin para cucunya malu memiliki orang tua penjahat dalam keluarganya sendiri.
"Ya, jika papa percaya bahwa mereka pasangan kekasih yang saling mencintai. Kenapa tidak suruh Evans menikahinya dalam waktu dekat ini. Karena aku sangat yakin bahwa putra kesayangan mu tidak akan pernah menikah seumur hidupnya, jika bukan bersama Nikita," ucap Mona kakak pertama Evans yang baru turun dari lantai atas. Karena dia dan dua saudarinya masih tinggal di rumah tersebut. Wanita itulah yang menjadi provokator ke tiga adiknya untuk menyingkirkan Evans beserta ibu tiri mereka yang dituduh melenyapkan istri pertama Tuan Gialola. Yaitu ibu kandungnya.
"Menikah? Bisa-bisa aku mati diracuni bila menjadi istri Evans. Pantas saja tidak ada yang mau padanya jika memiliki nenek sihir sebanyak ini."
Gumam Aulia langsung paham bahwa saudara Evans benar-benar jahat. Karena begitu datang saja yang dibahas mereka hanyalah harta. Padahal sudah lama Evans tidak menginjakkan kakinya di rumah itu.
"Tidak masalah jika itu yang kakak inginkan. Minggu ini juga aku dan Aulia akan menikah." keputusan Evans membuat Aulia kaget karena tidak ada dalam perjanjian mereka untuk menjadi istri pura-pura.
...BERSAMBUNG......
.
.
Insya Allah kalau Princess Mak Autor tidak rewel akan up 1 bab lagi. Jadi jangan lupa tinggalkan jejaknya ya🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
Zahra dila Dila
semangat trus kak berkarya , up lagi ya kakak
2024-06-29
1