💐💐💐💐💐💐
...HAPPY READING......
.
.
"Apakah ini tempatnya?" tanya Evans begitu mereka sampai di depan rumah milik Rentenir tempat Aulia meminjam uang. Ada pagar tinggi menjulang mengelilingi rumah tersebut dan juga penjaganya yang lumayan banyak. Dapat ditebak bahwa mereka adalah para preman bayaran yang bekerja dengan si rentenir
"Iya, ini tempatnya," jawab Aulia sambil melepas helm dari kepalanya. Karena mereka pergi mengunakan motor, bukan mobil. Sebetulnya Evans ingin pakai kendaraannya, tapi Aulia menolak. Jadilah mereka berdua naik motor dengan gadis itu sebagai sopirnya.
"Kenapa? Apakah kau takut?" perkataan Aulia seperti sebuah ejekan.
"Hah! Takut? Hahaha! Mana mungkin aku takut. Kau ragu padaku," tawa Evans sambil melihat di sekeliling mereka berdua.
"Aduh, kenapa premannya banyak sekali? Jika di keroyok bisa kabur dari sini apa tidak ya? Jika hanya empat atau lima orang aku masih bisa melawannya. Tapi... jika sebanyak ini bisa-bisa aku yang mati. Rugi dong, bersusah payah mama membesarkan ku, tidak mati ditangan kaka ku, malah mati ditangan preman pasar."
Gumam Evans sebelum dia mengaduh kesakitan.
"Auh! Kenapa kau menyakiti aku?" tanya Evans karena bukan sakit tapi sebetulnya dia kaget.
"Kau yang kenapa melamun. Jika takut kenapa tadi memaksa mau ikut bersama ku," Aulia merengut kesal karena Evans saat dibonceng pakai motor juga ketakutan.
"Hey, aku bukannya takut. Tapi lagi memikirkan apakah uangnya cukup atau tidak,"
"Apa? Jadi kau tidak memiliki ua---"
Shuiit!
Evans membekap mulut Aulia mengunakan tangannya. "Diamlah! Kenapa kau ini ribut sekali. Aku hanya bercanda," kata pemuda itu tergelak. Entah mengapa melihat wajah Aulia marah dia justru merasa bahagia. Seolah-olah memiliki mainan baru.
"Awas kau ya, jika bermain-main denganku. Maka kau yang akan aku jadikan bahan jaminannya sampai aku memiliki uang untuk melunasi hutangnya," ancam Aulia yang membuat Evans tersenyum lebar.
"Ya, tidak masalah. Asalkan kau sanggup membayar ku satu harinya 500 juta."
"Hey, kau mau memeras ku? Mana aku punya uang sebanyak itu. Jika aku punya uang tidak mungkin punya hutang dimana-mana," seru Aulia yang menanggapi serius. Padahal Evans hanya bercanda.
"Kau banyak hutang karena kebodohan mu sendiri. Bukan karena---"
"Aulia, kau sudah datang? Apakah sudah memiliki uang untuk melunasi semua hutang-hutang mu?" Pak Yoseph yang merupakan Rentenir keluar untuk menyambut kedatangan Aulia.
"Iya, Saya sudah memiliki uang. Teman Saya ini yang akan membayarnya," mendengar perkataan Aulia, Pak Yoseph melihat penampilan Evans dari atas hingga bawah.
"Jika dilihat dari penampilannya dia adalah orang kaya? Apakah orang yang datang tadi musuh dari pemuda ini? Aneh sekali tiba-tiba mengancam ku agar mendesak Aulia melunasi hutang-hutang nya."
Gumam Pak Yoseph heran karena dia juga dibawah ancaman. Siapa lagi jika bukan ulah bodyguard Evans sendiri. Hanya saja beliau tidak tahu.
"Evans, ayo bayar!" Aulia menyenggol lengan pemuda itu. Andaikan dia tahu siapa Evans sebenarnya maka tidak mungkin berani memerintah seperti itu. Apalagi hanya menyebutnya Evans. Tidak ada kata tuan mudanya.
"Nanti dulu, kau ini kenapa ceroboh sekali. Orang ini sepertinya begitu licik, jadi jangan asal bayar," bisik Evans karena tidak ingin Pak Yoseph mendengar ucapnya.
"Ayo kita masuk dulu! Tidak baik mengobrol di depan rumah," ajak Pak Yoseph dan Evans langsung saja menarik tangan Aulia agar mengikuti pria tersebut.
"Gadis ini sangat polos. Dia tidak tahu kejamnya Dunia ini bila berhubungan dengan uang. Pantas saja dia bisa dibohongi oleh mantannya."
Kata Evans di dalam hatinya. Meskipun mereka baru bertemu dan kenal beberapa jam, tapi dia dapat menyimpulkan bahwa Aulia adalah gadis yang mudah diperdaya.
"Ayo, silahkan duduk!" Pak Yoseph mempersilahkan. Sehingga Evans dan Aulia pun ikut duduk di sofa yang sama.
"Apakah benar kau ingin melunasi hutang-hutang mu, Aulia?" pria setengah baya itu mengulang pertanyaan yang sama.
"Sa---"
"Tentu saja. Memangnya kami tidak ada pekerjaan lain. Sehingga datang ke sini dengan omongan kosong. Sekarang kembalikan jaminan yang Aulia berikan, maka Saya akan melunasi hutang-hutang nya," Evans memotong perkataan Aulia. Sehingga gadis itu diam tidak melanjutkan ucapnya.
"Jaminannya hanya surat rumah yang harganya tidak sebanding dengan uang 70 juta. Untuk apa dikembalikan,"
"Hahaaa!" Evans tertawa sumbang. Dia sudah tahu dari bodyguard nya bahwa Pak Yoseph sangatlah licik.
" Apakah Anda sedang membuat lelucon, Pak? Saya tidak akan membayar sepeserpun jika jaminannya belum dikembalikan sekarang juga." kata Evans dengan wajah serius nya. Dia memang orang yang humoris jika sedang santai. Namun, Evans akan menjadi sangat kejam bila ada yang bermain-main dengannya. Seperti itulah dia dan ibunya bisa bertahan di keluarga Gialola selama ini.
"Vans, kau tinggal bayar saja jangan---"
"Diamlah! Ini urusan ku sebagai calon pacar mu," sela Evans sedikit memelankan suaranya.
"Cepatlah, Pak. Jika tidak ada surat jaminannya, Saya tidak akan membayarnya. Saya tidak memiliki waktu untuk bermain-main dengan, Anda," desak Evans. Karena malam ini dia harus membawa Aulia ke kediaman keluarga Gialola. Dan diperkenalkan sebagai kekasihnya.
"Petrik, cepat ambil surat rumah Atas nama Demian!" perintah Pak Yoseph karena tadinya dia mengira Evans bisa dibodohi seperti Aulia. Setelah surat rumah peninggalan orang tua gadis itu dikembalikan Evans langsung mentransfer uang ke rekening Pak Yoseph. Sehingga lunas lah hutang Aulia pada Rentenir tersebut.
Setelah urusan di sana selesai Evans mengajak Aulia pergi ke sebuah butik ternama dan masih mengunakan motor.
"Ayo cepat kau coba dress nya!" titah Evans sambil duduk untuk melihat penampilan Aulia.
"Kau menyuruhku ikut fesyen show atau menjadi pacar bo--"
"Sayang, sudah cukup kau berpenampilan seperti ini hanya untuk membuktikan cintamu padaku. Sekarang aku sudah percaya bahwa kau benar-benar mencintaiku," sela Evans cepat. Dia langsung berdiri dan merangkul mesra bahu Aulia. Karena pemilik butik langganan keluarganya ada di sana.
"Aulia, aku sudah membayar mu mahal. Aku tadi kan sudah bilang jangan banyak bicara karena bisa-bisa Tante Anya melaporkan pada mamaku jika kita hanya pacar bohongan," Evans berbisik di telinga Aulia.
"Tapi... " Aulia tidak jadi bicara lagi karena dia baru ingat jika pacar bohong nya itu orang kaya. Tidak mungkin dia datang ke kediaman keluarga Gialola memakai celana jeans dan berpenampilan seperti sekarang.
"Sayang, kau kenapa diam saja? Apakah pakaian di butik ini tidak sesuai dengan selera mu?" tanya Evans kembali bersandiwara.
"Tante Anya, tolong pilih dress yang paling mahal di butik ini. Kekasihku tidak biasa jika hanya memakai dress yang harganya dibawah 100 juta," perkataan Evans membuat Aulia menelan saliva nya sendiri.
"100 juta hanya untuk satu dress? Apakah aku lagi bermimpi menjadi Cinderella? Jika iya, tolong bangunkan aku sekarang juga."
Gumam gadis itu di dalam hatinya. Dia merasa semuanya seakan-akan mimpi yang indah. Hanya dalam hitungan jam seluruh hutang-hutang nya sudah dilunasi. Dan sekarang dia di suruh memakai dress yang harganya ratusan juta.
...BERSAMBUNG......
.
.
Ini pemeran Evans Gialola versi Mak Autor ya🥰
Umurnya sudah 25 tahun.
Ini adalah pemeran Aulia. Umurnya 22 tahun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments
kagome
bisa gk thor tak getok si evans
gemes banget dikira beli permen kali
jiwa misquin meronta ronta😁😁
2024-09-13
0
Suriani Lahusi Lajahiti
suka pemerannya
2024-07-19
0
Rifa Lestari
visualnya kece badaiii kak, cucok bgt 🤩🤩🤩
2024-07-04
2