Maudy terdiam, dia tidak tau apa yang di maksud oleh suaminya itu, Elgara yang dia tanyakan malah menanyakan balik kepada nya.
"Jangan banyak tanya, intinya sekarang aku adalah penyelamat keluarga kalian, jika tidak ada aku, papa mu dan keluarga mu itu akan kehilangan perusahaan," kata Elgara yang kemudian kembali melanjutkan perjalanan mereka.
Satu jam pun akhirnya berlalu, kini mereka tiba di sebuah villa yang telah di beli Hans, villa yang cukup mewah.
Maudy membawa koper nya masuk ke dalam villa, tersebut mengikuti langkah kaki Elgara.
Tak lama kemudian mereka tiba di lantai dua villa tersebut, di dalam villa hanya ada mereka berdua, tidak ada tanda-tanda kalau ada pelayan di sana.
"Di mana kamar ku?" tanya Maudy kembali angkat bicara setelah beberapa saat ia membungkam mulut nya.
"Kamar mu? Apa kau pikir kita akan pisah kamar? Jangan mimpi, ayo masuk, ini kamar kita," kata Elgara yang kemudian menarik paksa Maudy ke dalam kamar.
"Lepaskan! Aku tidak mau sekamar!" kata Maudy menghempaskan tangan nya yang di pegang oleh Elgara.
"Kenapa? Kau mau pisah kamar dengan ku? Apa alasan nya? Apa kau berfikir diam-diam ingin kabur!? Ingat Maudy, aku sudah membeli mu sebesar sepuluh miliar dari kelaurga mu jadi kau jangan berharap bisa lepas dari ku," kata Elgara sambil menujuk wajah Maudy.
"Kenapa!? Kenapa kau melakukan ini? Bukan kah seharusnya kau itu bahagia karena aku sudah tidak ada di sisi mu? Kau yang meminta berpisah tapi sekarang kenapa kau datang dan melakukan semua ini kepada ku? Apa yang salah dengan ku?" ucap Maudy sambil menatap tajam Elgara.
Elgara terdiam sambil menatap wajah Maudy, ia melihat mata itu perlahan-lahan meneteskan bulir bening, kini mereka saling menatap satu sama lain dengan tatapan yang saling membenci.
"Kenapa? Baik aku akan mengatakan nya, aku akan menjelaskan nya sekarang, dengar baik-baik Maudy, awalnya aku memang merasa bersalah! Aku merasa bersalah sudah mencampakkan mu aku menyesal! Tapi kakak mu yang jahat tidak pernah mengijinkan aku untuk bertemu bahkan hanya sekedar meminta maaf! Dan kau! Kau meninggalkanku Jakarta tampa tau keadaan mama! Mama meninggal di hari kepergian mu!" kata Elgara setengah berteriak, tak tahan lagi dirinya menyimpan semua kekesalan ini.
Deg ...
Seketika Maudy menatap Elgara dengan tatapan tak percaya.
"Tidak, itu tidak mungkin, mama Mulia tidak mungkin meninggal, kalau itu benar, kak Randy tidak mungkin tidak mengatakan nya kepada ku," ungkap Maudy.
Kini malah giliran Elgara yang diam, ia juga kaget mengetahui ternyata selama ini Maudy sama sekali tidak mengetahui kabar kalau mama nya meninggal.
"Jangan mencoba untuk bersandiwara di hadapan ku, kau tidak mungkin tidak mengetahui kabar itu dari Randy," kata Elgara tak percaya.
Seketika Maudy terduduk di lantai kamar, ia menagis sejadi-jadinya setelah mengetahui kabar kalau mama Mulia sudah lama meninggal.
"Tidak, ini tidak mungkin mama tidak mungkin meninggal," kata Maudy mengabaikan ucapan Elgara.
Elgara pun membungkuk sampai tubuh nya sejajar dengan Maudy yang saat ini bersimpuh di lantai.
"Jangan bilang kakak mu itu benar-benar tidak mengatakan apa-apa, jika itu benar, dia memang seorang dokter yang tidak punya hati nurani," ucap Elgara sambil memegang dagu Maudy.
Maudy hanya bisa menggelengkan kepalanya, dia benar-benar tidak tau soal itu.
Mengetahui bahwa itu adalah kebenaran nya, Elgara pun menjadi kacau, ia berdiri dari duduknya dan memutuskan untuk meninggalkan kamar tersebut.
Tidak meningalkan kamar, ia memutuskan pergi dari villa untuk menemui Hans.
Jarak villa dan apartemen tidak terlalu jauh, jika mengunakan mobil tiga puluh menit saja sudah sampai.
Tiga puluh menit kemudian.
"Hey, apa yang kau lakukan di sini?" tanya Hans yang saat itu baru saja selesai mandi.
Elgara mengelengkan kepala, dia duduk di Sofa sambil meneguk segelas air yang ada di atas meja tersebut.
"Hey itu milikku," kata Hans mencoba menahan namun tidak di pedulikan oleh Elgara.
"Ada apa lagi? Bukan nya tujuan mu sudah tercapai? Kenapa kau ke sini di malam pertama mu?" tanya Hans yang kini duduk berhadapan dengan Elgara.
"Dia, dia selama ini sama sekali tidak tau kalau mama ku sudah meninggal, dan Randy dokter tak punya perasaan itu ternyata sama sekali tidak mengatakan apapun kepada nya," kata Elgara mulai menjelaskan.
"Hah? Benarkah? Lalu?" tanya Hans.
"Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Dia sama sekali tidak bersalah," ucap Elgara.
"Ya, sungguh malang jika kau mengetahui kebenaran nya di saat sudah melakukan semuanya, jalani saja semua seperti apa yang kau inginkan, meskipun kau tau dia tidak bersalah, tapi kakak nya bersalah," ucap Hans.
Elgara menatap Hans, dia tau apa yang di maksud oleh Hans, dia meminta Elgara melampiaskan kekecewaannya terhadap Randy ke Maudy.
Namun apakah Elgara orang yang seperti itu? Kita lihat saja bagaimana keterusan nya.
"Sabar dan pikirkan secara perlahan, aku tau kau pasti punya cara mu sendiri," ujar Hans lagi.
"Ya," jawab Elgara yang kemudian kembali meneguk air yang ia sendiri tak menyadari kalau itu adalah bir yang di siapkan Hans untuk dirinya sendiri dan Elgara malah meminum nya.
Malam pun tiba dan Elgara memutuskan untuk kembali ke villa, namun ia masih tidak menyadari kalau kepala nya mulai pusing di sebabkan oleh alkohol yang mulai bekerja, meskipun tak terlalu cepat namun alkohol tetap lah alkohol.
Dengan sedikit pusing dan sempoyongan Ia membuka pintu kamar dan melihat Maudy yang sedang tertidur pulas dengan tubuh yang masih terbalut gaun pengantin putih.
Perlahan Elgara menghampiri Maudy dan menatap nya dari jarak dekat, ia melihat kalau mata Maudy begitu semabab karena seharian menangis, dan kemudian tertidur lelap karena lelah.
"Kau, kau menagis sampai ketiduran? Tapi apa gunanya? Mama, mamaku sudah mati dan itu karena kau," kata Elgara sambil memegang pipi Maudy.
Hembusan nafas Elgara yang hangat menyapu wajah Maudy yang begitu dekat, perlahan Maudy yang merasa terganggu membuka mata nya dan kaget.
"Elgara, apa yang kau lakukan?" tanya nya menatap sang suami yang menatap sinis ke arah nya.
Kemeja putih yang di gulung selengan, celana hitam, masih di gunakan Elgara sama seperti ia pergi tadi.
"Menurut mu apa? Ini adalah malam pertama kita," ucap Elgara yang setengah mabuk.
"Tidak, jangan mencoba menyentuh ku! Aku tidak mau," kata Maudy mencoba untuk bangkit dan berdiri.
Namun dengan cepat Elgara menarik nya dan kemudian melempar tubuh mungil Maudy ke atas ranjang.
"Malam ini, kau miliku, aku pikir Hans benar, untuk membuat mu tidak berani pergi maka aku harus melakukan nya," Ucap Elgara yang kemudian membuka ikat pinggang nya dan melemparkan ke sembarang tempat.
"Tidak aku mohon, jangan lakukan," kata Maudy yang ketakutan.
Namun Elgara dengan cepat mengungung nya di bawah tubuh nya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sungguh tega sekali kau Elgara....
2024-07-30
0
jaran goyang
𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐚𝐡 ..... 𝐤𝐞𝐣𝐚𝐦 𝐱 𝐥𝐛𝐡𝐢 𝐡𝐞𝐰𝐚𝐧
2024-06-15
0
jaran goyang
𝐣𝐠𝐧 𝐥𝐨𝐧𝐠𝐨𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫.... 𝐜𝐤𝐩 𝐥𝐨𝐧𝐠𝐨𝐨𝐨𝐨𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫𝐫 𝐤𝐚𝐮 𝐝𝐢 𝐦𝐬 𝐥𝐚𝐥𝐮... 𝐤𝐚𝐮 𝐤𝐬𝐞𝐥 𝐬𝐦 𝐫𝐞𝐧𝐝𝐲.... 𝐛𝐤𝐧 𝐬𝐦 𝐦𝐚𝐮𝐝𝐲... 𝐣𝐝 𝐤𝐚𝐮 𝐛𝐥𝐬 𝐤𝐧 𝐬𝐦 𝐫𝐞𝐧𝐝𝐲 𝐛𝐤𝐧 .𝐦𝐚𝐮𝐝𝐲... 𝐨𝐞𝐚 𝟏 𝐥𝐠... 𝐤𝐦𝐭𝐢𝐚𝐧 𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐚𝐥𝐥𝐡 𝐲𝐠 𝐭𝐚𝐮 .. 𝐣𝐝 𝐛𝐤𝐧 𝐬𝐥𝐡 𝐫𝐞𝐧𝐝𝐲
2024-06-15
0