"ya tuhan, apa yang harus aku lakukan? Mereka memang bisa membantu ku, namun kenapa harus Maudy yang di libatkan?" batin papa Ferguson.
Sedikit cerita papa Fergus sama sekali tidak kenal dengan mantan suami anak nya jadi otomatis dia tidak tau kalau Elgara adalah mantan suami Maudy.
Sehari pun berlalu begitu cepat.
Papa Ferguson baru saja kembali dari luar, dia melihat istrinya, ya itu mama Diana menangis di sofa ruang tamu bersama dengan Maudy di samping nya.
"Ada apa ini? Maudy? Kenapa mama mu menangis?" tanya sang papa kaget.
"Mas, mas barusaja tuan Hadi menelpon dan dia meminta kita untuk membatalkan pernikahan Maudy dan Gaza, mereka tidak ingin anak mereka menikah dengan putri kita karena kondisi kelaurga kita sekarang," kata mama Dania sambil menahan tangisnya.
Sementara Maudy hanya diam, tak bisa berkata-kata apa-apa, hatinya kembali remuk bagaikan di hantam dengan palu.
"Apakah itu benar?" Tanya sang papa kepada Maudy.
Maudy menatap sang papa sekilas, dan kemudian berdiri dari duduknya.
"Hiksss ... Hiksss ..." Ia menangis, menutup wajahnya dan kemudian berlalu pergi dari hadapan mama dan papanya.
"Maudy!" pangil sang papa.
Namun Maudy sama sekali tak menggubris nya.
"Mas, Kasian Maudy cinta nya harus kembali kandas, apa yang harus kita lakukan?" tanya mama Dania yanag kemudian kembali menangis.
Papa Ferguson tak bisa berbuat apa-apa sekarang, dia juga tidak mungkin memaksa kelaurga Hadi yang saat ini mengetahui ekonomi mereka seperti apa.
"Aku tidak tau harus bagaimana," kata papa Ferguson pasrah.
Tepat di saat itu Randy tiba di rumah, ia melihat dan mendengar semua percakapan antara keluarga nya barusan.
Ia tak menyangka kalau ada permasalahan sebesar ini di kelaurga nya.
"Ma, pa," ucap nya menarik koper menghampiri mama dan papa nya.
"Randy," lirih sang mama dengan mata semabab.
Randy menghampiri mama dan papa nya lalu kemudian memeluk mereka.
"Kenapa? Ada apa sebenarnya? Apa yang sudah kalian sembunyikan dari ku?" ucap Randy.
Sang mama pun menangis sejadi-jadinya di pelukan Randy dan menceritakan semua yang terjadi di kelaurga mereka.
Sementara itu di kamar Maudy.
"Dunia? Kenapa kau tidak adil dengan ku? Telah ada kebahagiaan selama dua tahun ini tapi kenapa kau ambil dengan begitu cepat?" tanya Maudy dengan air mata yang membasahi pipi.
Ia tak menyangka Hadi yang dia kenal baik sebagai sahabat papa nya, hari ini datang untuk memutuskan hubungan nya dengan Gaza, dan Gaza pula tak bisa berbuat apa-apa karena berada di bawah kuasa sang papa.
"Laki-laki pengecut aku benci! Aku benci!" ucap Maudy yang kemudian tak bisa menahan emosi mencabik-cabik bantal guling nya.
Tak lama kemudian pintu kamar terbuka, Randy masuk ke kamar Maudy yang berantakan, terlihat sang adik yang meringkuk di samping ranjang sambil memeluk kedua lututnya.
"Maudy," lirih nya sambil menghampiri Maudy.
Maudy mendongak dengan mata yang semabab, ia melihat Randy dan kemudian memeluk nya.
"Kakak," ucap nya dengan isak tangis.
"Aku sudah tau semuanya, kau bersabar lah semua ini pasti ada jalan keluarnya," ucap Randy berusaha menenangkan sang adik.
Sementara itu di sisi lain.
"Aku sudah menuruti kemauan papa tolong jangan menyakiti Maudy, aku tidak mau dia kenapa-kenapa," kata Gaza yang saat ini berlutut di hadapan papa nya.
"Ya, aku akan menepati janji ku, kau tidak boleh berhubungan dengan nya lagi, jika aku mengetahui itu, aku akan meminta orang untuk membuat Maudy menderita," kata Hadi yang ternyata mengancam Gaza anak nya untuk tidak berhubungan dengan Maudy lagi.
"Baik pa," jawab Gaza patuh demi keselamatan orang yang dia cintai.
Ternyata Gaza berada di bawah ancaman sang papa.
Dua hari kemudian.
"Pak, dua orang itu sudah datang," kata sekertaris papa Ferguson yang sedari tadi menunggu dan menanti kedatangan Hans dan Elgara.
"Jemput mereka masuk," ucap bapa Ferguson.
"Baik pak," sekertaris tersebut menyambut kedatangan Hans dan Elgara.
Beberapa menit kemudian.
"Bagaimana? Sudah ada jawaban?" tanya Elgara.
"Baik lah, aku setuju," kata papa Ferguson lagi.
Seketika Elgara dan Hans tersenyum lebar mendengar keputusan papa Ferguson, tak peduli dan tak ingin tau ap tanggapan Maudy nanti ketika melihat dirinya.
Flashback on.
Makan malam keluarga Ferguson, sebelum dua hari lalu.
"Sebenarnya ada yang ingin papa bicarakan kepada kalian semua terutama Maudy." Ucap papa Ferguson.
"Apa itu pa?" tanya Randy.
Maudy hanya diam, ia bahkan terlihat tak selera untuk menelan makanan nya.
"Sebenarnya ada satu cara untuk menyelematkan perusahaan, tapi ini bergantung dengan Maudy," jelas sang papa.
"Apa itu?" Tanya Maudy penasaran.
"Beberapa hari lalu, ada seorang laki-laki muda dan tampan bersama dengan asisten nya, datang ke kantor papa, mereka menawarkan infestasi sebanyak sepuluh miliar ke perusahaan dan menjamin perusahaan tidak akan jadi bangkrut," kata papa Ferguson.
"Lalu apa hubungannya dengan putri kita mas?" tanya Diana lagi.
"Itu dia, laki-laki itu menginginkan Maudy untuk menikah dengan nya," kata papa Ferguson lagi.
Seketika semua teridam termasuk Maudy, ia tak menyangka akan ada hal hari seperti ini.
"Siapa orang itu pa?" tanya Randy mulai curiga.
"Dia adalah tuan muda Elgara Aidenio, pemilik perusahaan Mulia grup yang terkenal kaya raya," ucap papa Ferguson.
Ting ...
Sendok yang di pegang Maudy seketika jatuh dari tangan nya.
Sementara mama Diana membulatkan matanya karena kaget.
Dan Randy seketika berdiri dari duduknya.
"Pa! Apa papa menerima tawaran laki-laki sialan itu?" tanya Randy meninggikan nada bicara.
"Aku belum menjawab nya," kata papa Ferguson.
"Pa, apa papa tidak tau kalau dia itu sebenarnya adalah ..." Randy menghentikan ucapannya dan menatap Maudy yang ikut berdiri lalu menatap wajah Randy.
"Jangan kak," kata Maudy sambil menggeleng kepala.
Papa Ferguson punya riwayat penyakit jantung, jika saja dia mengetahui hal yang sebenarnya dengan cara seperti ini bisa saja mereka semua kehilangan sang papa dalam beberapa menit.
"Siapa?" tanya sang papa lagi.
"Di-dia itu licik," jawab Randy mengubah pembicaraan.
"Aku tau, itu terlihat dari gelagat mereka, namun aku tidak tau harus bagaimana, semua tergantung Maudy, papa tidak akan memaksa dan kemiskinan bukan lah hal yang buruk untuk kita papa bisa merelakan perusahaan," kata papa Ferguson yang sangat menyayangi Maudy.
Sementara itu Maudy tak bisa berkata apa-apa, air matanya membasahi kedua pipinya, ia mengigit bibir sangking sakit nya kenyataan ini hampir membuat ia tak mampu untuk menarik nafas lagi.
"Sayang, ikut mama ke kamar," kata mama Dania yang kemudian membawa putrinya ke kamar.
Setibanya di kamar, Maudy memeluk mama nya dan menangis sejadi-jadinya.
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
jangan hanya dendam sampai kau sakiti Maudy.....
2024-07-30
0
Monica
menelpon atau dtg thor?...trus keluarga thor..bukan kelaurga..syg sekali..ceritanya bgus..tp typonya bertebaran..membuat sedikit tdk nyaman..oke..gpp...manusia tdk ada yg sempurna...semangat
2024-07-02
0
Desyi Alawiyah
lanjut kak author 🙏🤗🤗🤗
2024-06-12
0