Rara merasa kepalanya berat seperti habis terbentur sesuatu. Rara terbangun dan mendapati dirinya tengah berbaring di lantai. Lalu Rara mencoba untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi.
" oh iya maling", Rara berusaha berdiri.
" gue bukan maling", Pria itu menatap Rara tidak senang.
Rara kembali terduduk dan tanpa sadar menarik dirinya ke arah dinding. Menatap ke arah pria yang tampak santai duduk di sofa ruang tamunya.
" Hantu? ", Rara mencicit pelan lalu memejamkan matanya sambil berdoa. Entah doa apa yang sedang dia bacakan.
" Hei? Lo takut sama gue ? Memangnya gue semenakutkan itu ?", tanya pria itu serius.
Rara membuka sebelah matanya lalu menatap pria itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. Kalau secara kasat mata dia tidak tampak menakutkan menurut Rara.
Malah terkesan sangat nyata dan tampan. Hantu di depannya ini berusia 30an tahun, dengan perawakan cukup tinggi sekitar 170 cm, berbadan atletis, wajahnya sangat tampan dengan tatapan matanya yang tajam dan terkesan sedikit angkuh.
Berpakaian layaknya orang kantoran, stelan jas, dasi dan sepatu yang necis. Dan saat ini, dia menatap Rara serius karena menunggu jawaban dari Rara.
" Gue menakutkan?", Pria itu mengulangi pertanyaannya.
Rara spontan menggeleng. Tapi tentu saja benda menembus badannya itu adalah hal mengejutkan untuk siapapun.
Pria itu mengangguk bangga. " Tentu saja, gue kan tampan. Tidak mungkin menakutkan", dia berkata sombong.
Rara mengangkat sebelah alisnya. " Hantu kok sombong", Rara nyeletuk.
Pria itu berdiri dan berjalan mendekati Rara. Hal yang membuat Rara tidak takut adalah pria ini tidak melayang seperti kebanyakan hantu di TV, dia berjalan seperti orang pada umumnya. Hanya saja, dia tidak memiliki bayangan yang terpantul.
" Mau sampai kapan lo duduk di lantai?", tanya pria itu.
Rara langsung cepat berdiri tapi masih tetap di pojokan. Bisa saja kan hantu ini berubah jadi jelek. Misalnya berdarah-darah atau matanya gak ada kayak di film-film.
" Lo.. Ngapain di rumah gue?", Rara bertanya curiga.
" Nah itu gue mau nanyain sama lo. Kenapa gue bisa ada di sini? ", Pria itu berpikir.
" Lah mana gue tau. Kan elu yang datang ke rumah gue", Rara dongkol. Ini hantu ngeselin juga ternyata.
" Ya betul. Tapi gue kan kemarin tiba-tiba ketarik ke sini. Berkali-kali. Padahal gue udah coba kembali ke tempat gue buka mata pertama kali, tapi tetap saja gue ada di sini ", Pria itu berlagak mikir.
Rara ikutan mikir. Ini setan lagi ngomongin apa sih, batin Rara.
" Nama lo siapa?", Rara bertanya.
Pria itu menatap Rara. " Lupa", jawabnya enteng.
" Oke baik tuan Lupa, di sana ada pintu silahkan menuju pintu dan keluar dari rumah saya", Rara menunjuk ke arah pintu masuk.
" Haduh... Nama gue bukan lupa, maksudnya gue gak ingat nama gue siapa. Dan lagi gue udah coba berkali-kali keluar dari sini. Bisa keluar tapi setelah itu gue bakal ketarik lagi ke sini. Jadi gue capek, gue mau istirahat", pria itu kembali duduk di tempatnya tadi.
Rara berdiri dan berlari masuk ke dalam kamar, mengunci pintu dari dalam. Berharap hantu itu tidak dapat masuk dengan menembus pintu atau tembok kamarnya.
" Gue mimpi kali ya?", Rara berbicara pada dirinya sendiri.
Rara menatap dirinya di cermin, lalu menarik area bawah matanya. " Gak ah. Gue gak anemia juga", Rara mengambil kesimpulan. Setelah itu menempelkan punggung tangannya ke keningnya sendiri.
" Gue gak panas juga. Apa gue halusinasi karena kecapekan kerja", Rara menyimpulkan.
Rara menempelkan kupingnya di pintu. Tidak ada suara sama sekali di ruang tamu. Dengan segenap keberaniannya Rara membuka pintu kamar dan mengintip ke arah sofa ruang tamu. Tidak ada siapa-siapa di sana.
Rara memanggil " halo .....hantu... Hei...hantu .....", Rara mencoba memanggil.
Tidak ada jawaban. Akhirnya Rara menghela nafas lega. Untuk pertama kali dalam hidupnya Rara melihat hantu, semua pikiran logisnya runtuh seketika.
*****
" Bengong aja lo.... Ntar kerasukan",Edward mengagetkan Rara.
Rara menghela nafas seperti menahan beban berat. " kita pulangnya masih lama ya? Duh..... ", Rara mulai mengeluh.
" Iya bentar lagi sih. Lu kenapa dah... Dari tadi kayaknya gak fokus", Edward mengambil sepotong kue di atas meja.
" kelihatan ya?", Rara bertanya.
Edward mengangguk cepat.
" Iya gue.. Eh gue mau cerita deh sama lu", Rara mode serius.
" apaan?", Edward ikut serius.
" Gue punya teman. Teman gue yak", Rara memulai cerita.
" Iye... Teman lu kenapa?", Edward tidak sabar.
" Kata dia, kemarin dia ngeliat cowo tapi cowo itu gak di liat org lain", Rara menjelaskan.
Edward mengerutkan kening bingung. " Maksud lo gimana?", Edward minta penjelasan.
" Gini-gini.... Teman gue bangun tidur. Terus tiba-tiba ada cowo di rumah dia", Rara mencoba untuk menjelaskan lagi.
" Tapi hanya dia yg bisa lihat?", Edward bertanya dengan serius.
" Iya", Rara menjawab lebih serius.
" orang rumahnya gak ada yang bisa lihat cowo ini?", Edward bertanya lagi.
" Iya... ", Rara menjawab yakin.
" hmm... Cowo ini bisa di ajak ngomong?".
" Bisa".
" teman kamu jomblo ?".
Rara berpikir sejenak lalu menjawab " Iya".
" Berapa lama jomblo?".
" 7 tahun... ", Rara ragu menjelaskan status jomblonya pada Edward, walaupun mengatasnamakan temannya.
" Ya udah fix", kata Edward.
" Apanya?", Rara bingung.
" Teman lu halu kelamaan jomblo .. Suruh dia cari pacar atau ke psikolog", Edward memberikan saran dan diagnosa.
" Bangke lu", Rara memaki.
" Lah bener... Orang kalau kelamaan jomblo biasanya gitu ra.. Suka halu".
Rara terdiam. Kadang-kadang si Edward ini bangke tapi suka benar kalau ngomong.
*****
Rara masuk ke dalam mobilnya, saat menutup pintu dan berbalik hantu pria itu duduk di sebelahnya tanpa suara sedikitpun. Membuat Rara hampir jantungan.
Rara menempel di kaca mobil sambil menghela nafas panjang pendek. " Lo... Sejak kapan ada di mobil gue?", Rara menunjuk-nunjuk pria itu.
" sejak tadi. Gue nungguin lu lama banget", pria itu malah balik mengomel.
" Gimana caranya lo masuk ke mobil gue?", Rara melotot ke arah pria itu.
" Yaa lewat pintu", pria itu menjawab enteng.
" Tapi kan pintunya gue kunci", Raa masih bawel.
" Aduh gue nembus. Ntar gue praktekkan lu pingsan lagi", mata pria itu sedikit menyipit untuk mengejek.
" Gak... Gak.. Ini halusinasi", Rara tiba-tiba berbicara sendiri. " Ya.. Ya.... Ini halusinasi", Rara turun lagi dari mobil.
Pria itu mengikuti dari belakang. " Eh lu kenapa sih... Ayo pulang. Gue mau minta tolong sama lo",pria itu menowel pundak Rara.
Rara masuk ke dalam lift. Pria itu mengikuti sambil terus mengoceh. " ayo pulang tolongin gue dulu. Gerah banget gue gak ganti baju", pria itu menowel pundak Rara.
Rara yang risih refleks menggerakkan bahunya menghindar beberapa kali. Dua orang perawat yang di dalam lift bersamanya menatap Rara bingung.
" hehe hehe ini.. bahunya Twitching.. Kejang ringan... Saraf kesleo.... ", Rara malu.
Kedua perawat itu tersenyum dan turun di lantai 4. pria itu tertawa.
" Otot kesleo.. Masa saraf kesleo", ejek pria itu.
" Diam lo", maki Rara kesal.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Mrs.Riozelino Fernandez
kocak nih berdua 😆😆😆😆😅😅
2024-09-14
0
Ita Xiaomi
🤣🤣🤣
2024-09-01
0
Ita Xiaomi
Diagnosa ala dokter Edward 😁
2024-09-01
0