Jatuh hati

Awal bulan Juli tahun 2014. Pagi - pagi jam 8 Nara bergegas masuk ke dalam pekarangan kantor pemda tempat Angga bekerja. Suasana dan tempat ini mengingatkan Nara pada sosok Angga. Semua kenangan itu menguap di sini. Ah..., andai saja ! sudahlah ... , gumam Nara dalam hati.

Menjemput sang kekasih pada saat pulang kerja. Itulah yang biasa dilakukan Nara. Saking seringnya menjemput maka sebagian besar teman kantor Angga mengenalnya dengan baik.

Sesampainya di dalam kantor. Nara menemui Rosi teman satu divisi dengan Angga. Informasi yang diperoleh ternyata Angga kuliah mengambil jurusan Magister Akutansi UI di Salemba Jakarta. Nomor ponsel Angga yang baru pun Rosi tidak mengetahuinya.

Tak banyak informasi yang didapat. Ternyata Angga tak sendiri lulus tubel. Bersama Arif teman kantornya yang juga lulus tubel. Nara kemudian berhasil mendapatkan nomor ponsel Arif dari Rosi.

Nara mengenal Arif jauh sebelum mengenal Angga. Berteman dengan Arif sejak kecil, sedari SD seingat Nara. Teman sepermainan di dekat rumah. Usia Arif terpaut satu tahun di atas Nara.

Nara sangat berterima kasih pada Rosi. Lalu Nara undur diri pamit telah menyita waktu Rosi yang sedang bekerja. Rosi pun meminta maaf karena tak bisa membantu Nara.

Motor honda putih Nara melaju menerobos jalanan menuju rumahnya. Suasana jalan raya yang lengang. Kendaraan yang lalu lalang tak seperti biasanya. Para supir angkot terlihat banyak yang menggerutu karena penumpangnya berkurang.

Batin Nara berkecamuk sepanjang jalan menuju rumahnya. Memikirkan strategi jitu untuk misi balas dendamnya pada sosok yang dulu amat dicintainya, Angga.

"Tunggu pembalasanku Angga. Akan banyak hal yang harus kau persiapkan. Jaga diri baik - baik. Tetap sehat dan kuat. Karena aku Nara

akan membuat perhitungan denganmu, " batin Nara.

######

Keesokan harinya, jam lima sore. Nara melintas masuk ke dalam komplek perumahan rumahnya. Tak sengaja melihat sosok Arif di depan pagar jalan rumahnya.

Arif sedang menyiram tanaman yang ada di depan pagar rumahnya. Membelakangi jalanan sambil tangannya memegang selang air. Melewati jalanan depan rumah Arif adalah hal yang biasa dilakukan Nara.

Setiap hari Nara keluar masuk komplek perumahan tempat ia tinggal pasti melewati rumah Arif yang berada dekat dengan pos penjagaan.

Saking kagetnya ..., hampir saja Nara menabrak Arif yang berada tepat di pinggir jalan rumahnya.

" Ups.. , maaf, " kata pertama yang terucap dari mulut Nara.

" Auw ... , " spontan Arif melompat dan menghindar dari tabrakan roda motor yang menyundul betisnya. Lalu Arif berbalik dan melihat wajah sang penabrak.

Nara kemudian membuka kaca helm. Menampakan wajahnya, menampakan rasa bersalahnya. Amarah Arif yang tadi meluap seketika melunak tak kalah melihat sang gadis cantik penabrak yang dulu dan sekarang masih tetap disukainya.

"Nara, kamu ! "

"Ma - af, kak Arif. Bukannya kamu kuliah di Jakarta, " ucap Nara sambil mengernyitkan kedua alisnya.

"Bagaimana bu guru ini. Sekarang lagi libur panjang anak kuliah, " jawab Arif geleng - geleng kepala. Eits ... , Angga juga pulang tuh , '' ucap Arif sambil terus memperhatikan reaksi Nara.

"Oh ... pulang juga ia., " jawab Nara pelan. Lalu Nara memandang lekat wajah Arif. Saat diperhatikan begini. Mengapa wajah Arif terlihat sangat tampan. Hidung yang mancung dengan kedua alis tebal. Memiliki sorot mata hitam yang tajam. Ada kumis tipis bertengger di atas bibirnya. Tubuh yang tinggi besar diperkirakan oleh Nara berkisar 180 cm dengan berat badan yang pas dengan tingginya.

Mengapa baru disadarinya oleh Nara. Ternyata Arif tetangga teman masa kecilnya begitu menggoda. Untuk pertama kalinya Nara merasakan ada sesuatu yang membuat jantungnya berdegup kencang saat beradu pandang dengan Arif.

"Hei ! Nara. Kok jadi melamun aneh, " Arif mengibaskan kedua tangannya untuk membuyarkan lamunan Nara yang masih setia duduk di atas motor hondanya.

"Astagfirullah ... , kata yang terucap dari mulut Nara.

Arif tersenyum saat melihat reaksi Nara. Gadis yang dulu ia impikan, sekarang sudah ada di depan matanya. "Kenapa Angga bodoh banget meninggalkan gadis secantik Nara, " gumamnya dalam hati.

Tak ingin hilang kesempatan lagi. Arif langsung meminta nomor ponsel milik Nara. Nara dengan senang hati memberikan nomor ponselnya.

Nara lalu undur diri lalu pamit pulang. Ada rasa yang tersisa dihatinya. Entah apa itu. Perasaan yang pernah ia rasakan saat bersama Angga. Menyimpan selaksa bahagia dan rencana besar.

Di dalam hati kecil Nara ia yakin bahwa Arif menyukainya. Nara bisa merasakannya lewat tatapan mata Arif yang penuh arti menatapnya. Ada binar - binar cinta dalam kedua bola mata Arif. "Ah ... , semoga firasatku tak meleset, ucap Nara.

Perasaan setiap orang dengan mudah dibolak balikan oleh sang penguasa hati. Yaitu Tuhan, Allah. Manusia hanya berkehendak, tapi tangan Tuhanlah ikut bermain di dalamnya. Kita hanya menjalankan semua yang telah ditentukan-Nya.

Nara mulai mempertimbangkan umpama Arif menjadi kekasihnya. Sekalian melaksanakan misi balas dendam yang ada dihatinya.

Toh.., ada jalan untuk melancarkan aksi pembalasannya. Jalan yang diberikan Tuhan sudah ada di depan mata. Tinggal selangkah lagi akan terlaksana.

Sesampainya di rumah Nara disambut hangat oleh ibunya. Ada rona bahagia melihat anak gadisnya sudah ceria seperti sedia kala. Anak gadis semata wayang yang cantik. Anak yang selalu menjadi anak kesayangannya.

Nara kemudian mencium punggung tangan ibunya. Merapikan diri lalu istirahat sampai menunggu adzan magrib berkumandang. Tak lama setengah jam kemudian Nara terbangun saat mendengar alunan merdu suara adzan magrib dari masjid yang tak jauh dari rumahnya.

Nara dan Ibunya menunaikan sholat magrib bersama. Selesai sholat tiba - tiba ayah Nara datang. Seharusnya besok pagi ayahnya pulang dari kampung.Tapi karena masalah tanah warisan sudah selesai. Makanya hari ini mendadak pulang ke rumah.

Ketika sedang asyik bercengkerama dengan kedua orang tuanya. Tiba - tiba Nara menerima pesan melalui ponselnya.

"Assalamualaikum Nara ... , ini Arif. Boleh aku main ke rumahmu. Kalau boleh ba'da isya aku kesana."

Nara lalu membalas isi pesan WAnya Arif , " Waalaikum salam ... , boleh saja. Aku tunggu ya."

Ternyata setelah Nara melakukan sholat isya.

Lima belas menit kemudian Arif datang dengan mengendarai sepedanya. Nara menunggu Arif di depan teras rumahnya.

Nara tersenyum sumringah ketika Arif tiba di teras rumahnya. Malam yang romantis. Lampu - lampu taman berpijar warna warni menambah semarak suasana malam ini.

Pohon - pohon rindang dengan gesekan daun - daun yang bergoyang diterpa angin malam. Menghadirkan semilir angin sepoi sepoi.

" Nara, kamu malam ini cantik banget, " ucap Arif sambil mengerlingkan matanya.

" Ah ... , kamu bisa aja Rif. Duduknya mau di dalam apa diluar, " ucap Nara sambil mengibaskan poni yang kepanjangan ke sisi kiri kepalanya.

"Diluar saja Nara, " jawab Arif.

"Oke ... , Nara lalu beranjak masuk ke dapur

Membuat minuman es teh manis dan menyiapkan makanan kecil kue lebaran yang masih tersisa. Kemudian dibawakannya ke hadapan Arif.

Ternyata kedua orang tua Nara sudah ada di teras rumah sedang asyik bercengkrama dengan Arif. Menanyakan kabar Arif dan kedua orang tua Arif yang jarang terlihat oleh para tetangga.

Melihat kedatangan Nara, kedua orang tuanya masuk ke dalam rumah. Meninggalkan Nara dan Arif berdua saja.

Untuk kesekian detik. Arif dan Nara saling memandang dalam diam. Lalu Arif memulai percakapan.

"Nara ..., " Arif mencoba menarik nafas dalam sebelum melanjutkan kalimat yang ingin diucapkannya. Lalu dengan segenap keberaniannya Arif berkata, " Maukah kau menjadi pacarku Nara."

Nara tercekat mendapat pertanyaan Arif yang mendadak. Antara menjawab iya dan tidak. Tapi tanpa disadari seketika Nara mengangguk tanda ia mau menerima Arif menjadi kekasihnya. Lalu Arif menggengam jemari tangan kanan Nara.

"Eits ... , tiba - tiba Ayah Nara terbatuk batuk keluar menghampiri Nara dan Arif. Terlihat buru - buru Arif melepaskan jemari tangan kekasih yang sedari dulu diidamkannya. Lalu mereka saling pandang sambil tersenyum malu saat dipergoki oleh ayah Nara, hehe ....

Terpopuler

Comments

Oi Min

Oi Min

Nara.....semoga kamu tdk mnjdikan Arif sbgai alat utk balas dendammu ke Angga.....jgn jdi jahat karena kmu pernah di sakiti.....

2020-12-05

0

ipah

ipah

Nyicil dulu bacanya thor ...

2020-06-29

1

Oki Indriani

Oki Indriani

aku udah mampir nih kak, ceritanya keren, aku bacanya nyicil dulu ya kak setiap episode juga udah ku like, rate 5 juga, mari saling support kak 😅

2020-06-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!