Bab 5 : Profil Neo-Gaia

Setelah ditinggal Dee dan Taryon, Makaria dengan semangat, memeriksa keadaan dimensi dia tinggal saat ini. Ternyata penanggalan di planet ini sedikit berbeda dari Bumi dia berasal. Bahkan Neo-Gaia yang disebut-sebut Taryon pun berbeda penanggalannya.

Dia merasa sangat ter-alienisasi. Entah bagaimana nasibnya apabila dia mulai hidup di Neo-Gaia nantinya. Sejenak dia senang memandangi Tablet tersebut. Berbagai budaya dan gaya hidup baru tertulis di sana, disertai gambar dengan berbagai ras.

Makaria termangu berpikir mendalam. Jika Sistemnya tidak bekerja disini, apakah kemampuan dia sebagai seorang Demi-Human pun hilang? Apakah penampilannya sekarang sinkron dengan usianya kelak? Gegas Ria berjalan menuju meja rias sederhana milik Dee. Wajahnya tampak sama dari pantulan cerminnya.

Ria mencoba memusatkan kemampuan Demi-humannya, "Heekhhmmm...." celetuknya sambil mengintip ke telapak tangannya. Lima menit berlalu, ternyata pendaran di telapak tangannya tidak muncul. Dia malah berkeringat hebat sebagai gantinya.

Setelah bermeditasi dan mencoba mengerahkan kekuatan tenaga dalamnya, Ria tak kunjung berhasil mengaktifkan kekuatan Demis-nya. Lesu darah dia memikirkan ini. Dia lalu kembali memeriksa Tablet dan mencari informasi terkait Neo-Gaia.

Berdasarkan temuannya setelah satu jam, hanya sekitar dua persen penduduk Neo-Gaia yang menetap di planet Verush, planet dimana dia saat ini. Dan hanya kurang dari 100 orang yang tinggal di Amalea, kotanya saat ini.

"Oh mai gad....aku benar-benar seperti isekai-ed ke dunia baru tanpa perbekalan..." gumamnya, menyebut istilah yang cukup trend di negara dimana dulu dia dilahirkan. Satu-satunya benda berharga yang dia punya hanyalah sebuah cincin, itupun benda yang tak dapat dia jual.

Dengan tenang, dia berusaha berpikir jernih. Menatap perlengkapan di kamar Dee sesaat, lalu dengan tersenyum smirk. Dia mulai berjalan menuju alat-alat olahraga milik Dee.

****

"Hey, Yon. Aku sudah dapat ijin tamasya antar planet dari kerabatku!" bisik Dee ketika mereka berdua bertemu di kantin kampus mereka.

"Dan aku sudah mendapat identitas sementara Ria. Tak terlalu bagus, tapi paling tidak dia lebih bebas kemana-mana asal kita temenin..." sahut Taryon sambil menunjukkan sebuah kartu pengenal transparan dengan beberapa informasi dan data sidik jari, yang tentu saja sudah dimintanya dari Ria.

Mereka pun duduk berhadap-hadapan, mengetuk meja. Tak lama sebuah Robo-Waiter wanita tiba untuk mencatat pesanan mereka. Iseng, Taryon mengganti permintaan penggantian bahasa ke bahasa Neo-Gaia secara acak, membuat Dee menjitak kening pria itu.

"Mau pesan apa, Mbak, Mas?" ucap robot tersebut. Terlihat di bagian kerah si robot terdapat plat holograf kecil tertulis 'Bahasa Betawi' membuat Taryon terkekeh mendengarnya.

"Astaga, Yon! Udah ih!" segera gadis itu menukarnya kembali ke bahasa Mariantis. Dia pun segera memesan pesanannya dan Taryon.

"Kita perlu memberinya sedikit perbekalan, Dee..." ucap Taryon ditengah makannya.

"Maksudmu aku?" sahut Dee sambil memandangnya sinis. Namun gadis itu juga tampak agak cemas dengan keadaan Ria.

"Sedikit aja, sekitar 1000 Pleisith bisa kan?" pinta Taryon agak memohon. Dee berpikir sejenak, satu Pleisith sama dengan sepuluh ribu dolar Gaia. Sehingga memberinya seribu sama dengan sepuluh juta dolar Gaia.

"Kalau seribu, aku cuma bisa jamin dia bertahan hidup di negara Neo-Gaia yang berkembang. Bukan negara maju. Apa dia ga masalah...?" tanya Dee. Taryon mempertimbangkan sejenak permintaannya tadi.

"Nanti kita beri dia opsi saja. Tapi kamu siapkan budgetnya, bisa kan?" jawab Taryon, Dee hanya berdehem setuju.

****

Makaria merasa sedikit tenang, karena meskipun kekuatan Sistem dan kekuatan batinnya berkurang banyak. Tenaganya sebagai anak dari Demigod rupanya tidak hilang. Makaria sebenarnya anak dari reinkarnasi Heracles dan Megara. Karena itu dia mendapatkan kekuatan fisik dan stamina yang mumpuni. Walau tak se-mematikan ayahnya.

Terbukti dari latihan fisiknya dengan alat-alat gym Dee, dia baru merasa lelah setelah empat jam berlatih. Ukuran yang mustahil bagi manusia biasa di Bumi.

*Ceklek...*

Kira-kira tiga jam kemudian, Dee baru saja kembali ke kamarnya. Terlihat olehnya Makaria sedang santai memakan cemilan Neo-Gaia yang pagi tadi Dee bawa ke kamar. Dan kamarnya dalam keadaan wangi dan Dee yakin Ria membersihkan sedikit kamarnya. Tersenyum, dia pun menyapa gadis itu.

"Ria, aku pulang. Bagaimana harimu hari ini?" tanyanya santai sambil mengelus bahu gadis Bumi itu.

"Menyenangkan! Maaf, aku ada sedikit pakai alat olahragamu. Aku perlu berlatih..." ucap Ria riang. Dee mengernyit menoleh ke alat olahraganya. Tampak olehnya alat olahraga itu seperti tak habis dipakai.

"Oh ya ampun? Apa kau juga membersihkan alat olahragaku?!" seru Dee terkesima.

"Ngg...aku tak enaklah, masa nanti alat olahragamu bau keringat, hehe...lagipula aku agak risih kalo alat-alatmu itu basah..." ucap Ria sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal. Pikiran Dee traveling sejenak. Sekarang dia merasa agak sayang kalau Ria pergi darinya. Dia pun pamit mandi terlebih dahulu.

Sementara Ria kembali membaca semacam website ensiklopedia mengenai planet Neo-Gaia. Sepanjang dia baca, walau planet itu berbeda nama dan jamannya, hampir semua sejarah, budaya dan politik di planet itu, mirip dengan Bumi di dimensinya. Perbedaannya hanya terletak pada penamaan dan tahun kejadian beberapa tragedi dan perkembangan teknologi.

Kasarnya Neo-Gaia ibarat Bumi-nya lima hingga sepuluh abad di masa depan. Mereka bahkan ada daerah bernama Neo-Japan. Dimana merupakan negara kelahirannya tapi versi masa depan. Mengapa disebut 'daerah'? Karena Neo-Gaia menetapkan Negara sebagai penyatuan tiga hingga lima daerah di setiap wilayah.

Seperti Neo-Japan misalnya, dibawah negara Asia-EA (Asia East Asia) dimana daerah-daerah yang dibawah itu Neo-Japan, Neo-Korea, East-China dan East Beach Asia. Ria yakin East Beach Asia itu mewakili Hongkong dan Taiwan, yang seingatnya di Bumi masih bersengketa dengan China.

Terlepas dari politik, teknologi satu negara itu terbagi rata. Dan semua daerah tersebut sangat maju. Terlihat olehnya berbagai foto digital yang dibagikan penduduknya. Tidak ada lagi pembatasan berbasis politik. Sejenak Ria menjadi semakin bersemangat mendatangi planet tersebut!

"Neo-Gaia dahulu cukup terbelakang, Ria. Namun karena adanya Kaunsel Sejarah dan Penghapusan paham Geopolitik, semua negara di planet itu menjadi maju dengan pesat..." tutur Dee sambil tersenyum kecut. Ria menyadari nada itu. Dia pun berhambur ke pelukan Dee.

"Kalau aku sudah berhasil, aku takkan lupakan jasa kalian, Dee dan Taryon!" ucap Ria menenangkan. Sejenak Dee terkejut dengan bertambahnya tenaga gadis itu, namun dia tetap membalas pelukan itu dengan lembut, tanpa berusaha meremukkan fisik gadis tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!