Helena yang memprotes pengumuman pertunangan itu kepada paman Dirga dengan keras. "Paman Dirga, ini tidak adil! Saya pantas menjadi istri pendamping Leon, bukan Tiara!" protesnya dengan nada tinggi.
Paman Dirga menatap Helena dengan tegas, "Helena, keputusan ini sudah diambil oleh keluarga besar kami. Tiara dipilih sebagai calon istri pendamping Leon karena karakter dan kepribadiannya yang luar biasa tegas. Kamu harus menghormati keputusan ini."
Helena merasa kecewa dan marah, namun dia tahu bahwa dia tidak bisa melawan keputusan keluarga besar paman Dirgantara. Dengan hati yang berat, dia merelakan impian untuk menjadi istri Leon.
Sementara itu, Tiara merasa campur aduk dengan pengumuman tersebut. Meskipun awalnya dia tidak yakin tentang pertunangan yang diatur, dia merasa terharu karena dipilih oleh keluarga Leon. Tetapi, dia juga merasa tertekan dengan tanggung jawab yang besar yang menunggunya.
Leon, di sisi lain, merasa bingung dan campur aduk. Meskipun dia merasa bersimpati pada Tiara, dia juga merasa tidak yakin apakah pertunangan ini adalah yang terbaik baginya.
Di tengah kekacauan emosi mereka, Tiara, Leon, dan Helena harus menavigasi hubungan mereka yang rumit, sambil berusaha menemukan kebahagiaan dan makna dalam perjalanan hidup mereka.
Murid-murid akademi yang lain berbisik-bisik dan bertanya-tanya, siapakah itu Tiara yang menjadi tunangan Leon?
Kak Erina menoleh ke kanan dan ke kiri, ia bertanya-tanya kenapa kedua tokoh utama dari kabar pertunangan ini belum muncul juga.
Paman Dirgantara kepala akademi sekolah menggelengkan kepalanya, beliau tidak tahu keberadaan kedua tokoh utama saat ini.
Di sisi lain, di balik gerbang masuk akademi sekolah Tiara dan Leon terlambat masuk akademi. Di situlah tempat mereka pertama kali akan bertemu kembali.
Dengan nafas terengah-engah Tiara mencoba membuka gerbang masuk akademi sekolah berdiskusi dengan pak penjaga gerbang pintu masuk akademi sekolah, tetapi pak penjaga gerbang masih tetap tidak bisa membuka kan gerbang untuk Tiara masuk.
Namun, ketika Leon baru saja sampai di depan pintu masuk akademi sekolah pak penjaga membuka kan pintu masuk akademi sekolah untuk Leon.
Tiara tampak terlihat heran dan bingung, "Lah pak, dia kan juga terlambat datang ke sekolah seperti saya kok dia di beri kan izin masuk pak?" tanya Tiara, "Kenapa saya di perlakukan berbeda seperti ini pak?"
Bapak penjaga gerbang itu tampak nya terlihat kesal dengan ngegas dan keras berkata, "Jaga omongan mu itu, dia itu orang penting di akademi ini. Dan juga dia itu tuan muda pemilik kartu VVIP di akademi sekolah ini!" jawab nya.
Setelah mengetahui itu, Tiara tetap bersikukuh ingin masuk ke dalam akademi, dengan diam-diam ia mencoba masuk ke gerbang pintu belakang akademi sekolah tanpa sepengetahuan penjaga akademi sekolah. Tetapi sayang sekali, niat nya itu ketahuan oleh Leon si tokoh utama pria kita.
Dengan raut wajah marah Tiara melempar kan sepatu nya, "Oy, biarkan aku masuk!" teriaknya.
Dengan raut wajah datar tanpa ekspresi Leon menjawab, "Maaf, menurut peraturan sekolah kamu tidak boleh masuk tanpa izin dari pihak akademi sekolah."
Dengan nada keras Tiara mengepalkan tangannya, "Hey, apa kamu tidak tahu hari ini akan ada pengalaman pertunangan ku dengan anak pemilik akademi sekolah ini tahu!"
Leon terkejut dan bertanya kepada Tiara, "Apa kamu Tiara?" tanya nya.
Tiara mengangguk, "Iya. Aku Tiara!" jawabnya.
Leon tersenyum tipis, Leon tampak terlihat senang karena ia bisa melihat Tiara lagi seperti dulu.
"Kalau begitu, ayo segera masuk saja bersama ku. Yang lain nya pasti sedang menunggu kita saat ini." ujar Leon seraya membukakan gerbang pintu masuk untuk Tiara.
Tiara tampak terlihat bingung, "Apa maksud mu?" tanya nya.
Tiara menatap Leon dengan rasa penasaran yang jelas terlihat di matanya.
Leon tersenyum lembut, "Ayo, mari kita bicarakan semuanya di dalam. Ada banyak hal yang perlu kita bahas."
Tiara mengangguk, meskipun masih ada kebingungan di wajahnya. Mereka berdua masuk ke dalam akademi, siap untuk menghadapi apa pun yang menanti mereka di dalam.
Sesampainya di dalam aula sekolah kak Erina berteriak memanggil, "Oh, itu dia mereka. Tiara, Leon, ayo cepat kemari!"
Semua murid menoleh ke belakang ke arah Leon dan Tiara berada, kemudian semua murid mulai berbisik-bisik, "Oh. jadi, gadis preman itu tunangan nya Leon?" bisik mereka, "Beruntung sekali gadis preman itu bertunangan dengan wakil akademi sekolah ini."
Tiara tampak terlihat terkejut kemudian ia menoleh ke samping nya, "Jadi, jadi kamu itu Leon?!" tanya nya.
Leon tersenyum sambil mengangguk, "Ya, aku Leon. Sudah lama tidak bertemu, ya?"
Tiara masih terlihat terkejut, namun dia kemudian tersenyum, "Ya, benar sekali. Sudah lama sekali."
Kak Erina menghampiri mereka dengan senyum ramah, "Baiklah, mari kita mulai pengumuman pertunangan ini dengan doa bersama."
Tiara dan Leon saling bertatapan sebentar sebelum mengikuti Kak Erina ke tempat duduk mereka. Di tengah-tengah keramaian dan kehebohan, mereka berdua tahu bahwa perjalanan mereka akan menjadi semakin rumit setelah pengumuman ini. Tetapi mereka siap menghadapinya bersama.
Setelah doa bersama, Kak Erina mulai memberikan pengumuman tentang pertunangan Leon dan Tiara kepada seluruh murid dan staf akademi. Sebuah gemuruh kecil terdengar di antara para murid, tetapi kemudian semuanya menjadi hening saat mereka mendengarkan dengan serius.
Tiara merasa tegang saat namanya disebutkan sebagai tunangan Leon. Dia merasa sorotan semua orang tertuju padanya, dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman.
Leon merasakan campuran perasaan di dalam dirinya. Di satu sisi, dia merasa lega karena dapat menunjukkan dukungannya pada Tiara di depan semua orang. Namun, di sisi lain, dia merasa tidak yakin apakah pertunangan ini akan membawa kebahagiaan bagi mereka berdua.
Setelah pengumuman selesai, para murid bersorak memberikan ucapan selamat kepada Tiara dan Leon. Beberapa di antaranya menyampaikan harapan mereka untuk kebahagiaan mereka berdua, sementara yang lain masih memperdebatkan keputusan tersebut di antara mereka sendiri.
Tiara dan Leon duduk di tempat mereka dengan perasaan campur aduk. Mereka saling bertatapan sejenak, mencoba membaca ekspresi satu sama lain.
Kemudian, Tiara menghela nafas dalam-dalam dan berbisik pada Leon, "Apa yang kita lakukan sekarang?"
Leon membalas bisikan itu dengan lembut, "Kita akan menghadapinya bersama. Kita akan menemukan cara untuk membuat ini berhasil, Tiara."
Mereka berdua tersenyum satu sama lain, merasa sedikit lebih lega dengan dukungan satu sama lain di tengah situasi yang rumit ini. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka ke depan tidak akan mudah, tetapi mereka siap menghadapinya bersama-sama.
Helena, yang tidak senang akan pengumuman pertunangan ini merasa sedih dan kecewa.
"Tidak bisa, aku tidak terima ini. Lihat saja, aku akan memberi mu pelajaran Tiara!" gumamnya.
Rencana licik apa lagi yang akan di rencanakan oleh Helena?
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments