Tiara menahan amarahnya, tetapi tetap menjaga sikapnya. "Tidak ada yang salah dengan aku berada di sini. Jadi, kenapa kamu begitu peduli, Helen?" ucapnya dengan tenang.
Sarah dan Tiko memperhatikan situasi itu dengan serius, mereka siap membela Tiara jika situasi memburuk.
Helen tersenyum sinis, "Hanya mencoba membantu menyadarkan mu bahwa tempatmu tidak di sini, gadis miskin."
Tiara tersenyum tajam, "Terima kasih atas perhatiannya, tapi aku merasa sangat nyaman di sini. Tidak butuh bantuanmu untuk menentukan tempatku."
Helena dan dan juga anggota gengnya tertawa licik menertawakan Tiara, "Nyaman disini, ya tentu saja lah gadis miskin seperti mu merasa begitu. Karena hanya akademi inilah yang punya banyak fasilitas kemewahan dan kenyamanan yang selalu didambakan semua orang di dunia ini."
Tarah mengangguk setuju, "Benar itu yang kamu katakan Helen. Gadis miskin seperti nya pasti tidak sanggup membayar semua kemewahan dan kenyamanan disini."
Tiara mendengus ringan, memandang Helen dan gengnya dengan tatapan tajam. "Kemewahan dan kenyamanan bukanlah segalanya. Aku lebih memilih memiliki kejujuran, integritas, dan harga diri daripada hidup dalam kepalsuan dan keangkuhan seperti kalian."
Sarah dan Tiko tersenyum bangga mendengar kata-kata Tiara, sementara Helen dan gengnya terdiam sejenak, terkejut dengan keberanian Tiara.
Helen mencoba mengendalikan amarahnya, tetapi tatapannya masih penuh dengan kebencian. "Kamu hanya bisa bicara besar, Tiara. Tapi tunggu sampai kita tunjukkan siapa yang benar-benar memiliki kekuatan di sini."
Tiara tersenyum meyakinkan, "Kita akan lihat siapa yang memiliki kekuatan, Helen. Tapi bukan dengan cara kalian yang suka merendahkan dan menyakiti orang lain."
Dengan itu, Tiara berbalik dan pergi, diikuti oleh Sarah dan Tiko yang masih tersenyum bangga. Meskipun tantangan mungkin berat, mereka yakin bahwa kebaikan dan kejujuran akan selalu menang atas kejahatan dan keangkuhan.
Tiara dan teman-temannya melangkah pergi dengan langkah mantap, meninggalkan Helen dan gengnya yang terdiam di tempat. Di dalam hati, Tiara bersyukur memiliki sahabat-sahabat sejati seperti Sarah dan Tiko yang selalu mendukungnya dalam setiap situasi.
Sementara itu, di sudut kampus yang lain, Tiara bertemu dengan Ajudan Setya, sekretaris pribadi paman Dirgantara yang melihatnya dengan penuh penghargaan. "Kamu punya tekad yang luar biasa, Nona Tiara," ujar ajudan Setya dengan senyum hangat.
Tiara tersenyum, "Terima kasih, Setya. Saya hanya berusaha menjadi diri sendiri dan mempertahankan nilai-nilai yang saya yakini."
Ajudan Setya itu mengangguk mengerti, "Kamu memiliki potensi besar, Nona Tiara. Tidak salah tuan Dirgantara memilih mu menjadi menantu nya. Jangan pernah ragu untuk mengejar impian Anda, meskipun harus melewati rintangan yang berat."
Dengan semangat yang membara, Tiara melanjutkan langkahnya, siap menghadapi apa pun yang akan datang dalam perjalanan hidupnya.
Dalam perjalanan menuju ke ruang kelasnya ia tidak sengaja melihat seorang siswa perempuan di rundung oleh siswa perempuan yang lain.
Dengan berani Tiara menghampiri mereka berdua, "Ya ampun... Bukan kah ini Rani, salah satu anggota gengnya Helena?" tanya nya, "Kamu sedang apa Ran?"
Rani mendercak kesal, "Cih, sebaiknya kau jangan ikut campur urusan ku, gadis dekil!"
Tiara sedikit terkejut, ia tampak terlihat kesal melihat sikap Rani yang semena-mena itu, "Lah. kau sendiri malah enak-enakan menyiksa murid lemah lain disini. Dasar tidak berperikemanusiaan. akan ku hajar kau!" ujar Tiara.
Sebelum Tiara melawan Rani tiba-tiba saja kak Erina datang menghentikan perkelahian itu, "Tiara, Tunggu jangan di pukul dia!" teriak kak Erina seraya berlari menghampiri mereka bertiga.
"Tapi kan kak Erina, dia telah..." sanggah Tiara.
"Iya aku tahu itu. Aku tahu dia telah melakukan tindakan tidak pelanggaran peraturan akademi, Tiara." jawab Kak Erina.
Kak Erina menghela nafas panjang, "Ya ampun kamu ini. Kamu dari dulu masih belum berubah juga ya. Masih saja kasar seperti ini..."
Tiara mengaku salah, ia mengakui kesalahannya dan meminta maaf kepada kak Erina.
Tiara merasa terpukul dengan peristiwa yang baru saja terjadi, di mana ia hampir terlibat dalam konflik fisik dengan Rani, salah satu anggota geng Helena. Keberanian dan semangatnya untuk melawan ketidakadilan hampir membuatnya melanggar aturan sekolah.
Ketika Kak Erina datang dan menghentikan pertikaian itu, Tiara merasa lega bahwa situasi tidak semakin memanas. Meskipun Kak Erina menegurnya atas tindakannya, Tiara dengan tulus meminta maaf dan berjanji untuk belajar dari kesalahannya.
Tiara menahan amarahnya, "Kalau bukan karena kak Erina, sudah ku hajar habis kau Rani!" ujar Tiara.
Dengan hati yang terpenuhi rasa penyesalan dan harapan untuk menjadi lebih baik, Tiara melanjutkan langkahnya menuju ruang kelasnya. Dia merenungkan betapa pentingnya menjaga nilai-nilai kebaikan, kejujuran, dan keberanian dalam menghadapi segala situasi yang menantang.
Di dalam hatinya, Tiara bersyukur atas kehadiran sahabat sejatinya, Sarah dan Tiko, yang selalu mendukungnya dalam setiap langkah yang diambil. Dengan semangat yang baru dan tekad yang kuat, Tiara siap menghadapi segala rintangan dan tantangan yang mungkin menghadang di masa depan.
Tarah, salah satu anggota gengnya Helena yang melihat kejadian itu di balik tembok sekolah dengan licik ia menyebarkan rumor buruk tentang Tiara.
Semenjak kejadian itu lah Tiara di kenal dengan panggilan Ratu preman kasar.
Cerita Tiara terus berkembang dengan liku-liku kehidupan di Heaven Hive High School, di mana ia harus menghadapi tidak hanya tuntutan keluarga dan pernikahan yang diatur, tetapi juga dinamika sosial dan konflik di antara sesama siswa. Bagaimana Tiara akan menghadapi perjalanan hidupnya selanjutnya? Apa yang akan terjadi pada hubungannya dengan Leon dan bagaimana ia akan mempengaruhi lingkungan sekolahnya? Teruslah mengikuti cerita Tiara untuk melihat bagaimana petualangannya di sekolah dan dalam cinta akan berlanjut.
Leon, calon tunangan Tiara di masa depan hanya bisa menggelengkan kepalanya setelah mendengar rumor tersebut.
Di dalam ruangan OSIS Leon hanya bisa tersenyum tipis seraya merapikan dokumen sekolah, "Kamu masih sama seperti dulu, Tiara." gumamnya.
Kak Erina, kakak perempuan Leon hanya bisa tersenyum melihat senyuman adiknya itu, "Seperti nya kamu masih menyukai Tiara, Leon. Tidak sia-sia papa memilih Tiara untuk menjadi kan Tiara istri pendamping Leon." pikirnya.
Seminggu kemudian, waktu telah berlalu dengan cepat. Tidak terasa sudah Tiara mendaftar di akademi sekolah Heaven Hive High School ini.
Kini sudah waktunya paman Dirga kepala sekolah dari akademi mengumumkan pertunangan Leon putranya dengan tokoh utama wanita kita yaitu Tiara.
Di aula sekolah semua murid sudah berkumpul, Helena yang menanti-nanti kan pengumuman pertunangan nya dengan Leon sudah tidak sabar lagi ingin memamerkannya.
Tetapi, saat pengumuman telah disebarkan Helena terkejut dan syok bahwa bukan ia yang akan di jodohkan dengan Leon melainkan sepupunya sendiri yaitu Tiara yang akan menjadi istri pendamping masa depan pria pujaan nya itu.
Helena yang tidak terima atas kabar pengumuman tersebut protes ke paman Dirga, "Paman Dirga, apa-apaan ini?!" tanya nya.
"Yang akan menjadi istri pendamping Leon itu aku, nyonya besar telah memilih ku untuk dijadikan istri pendamping Leon, paman Dirga!" bantah Helena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments