Terpaksa Menjadi Istri Pria Ini
The Heaven Hive High School Adalah akademi pendidikan yang paling bergengsi dan berkelas di Rose City. Banyak para remaja yang sangat ingin sekali bersekolah di akademi ini, namun untuk bisa lolos masuk di akademi ini bukanlah hal yang mudah banyak rintangan yang harus dilewati seperti ujian tulis, ujian tata krama, dan sebagainya. Untuk bisa bersekolah di akademi semua murid yang lolos ujian harus menaati aturan peraturan akademi yang sangat ketat ini.
Mungkin saya penulis dari novel ini merasa banyak remaja sekolah kadang-kadang merasa diri mereka adalah orang pilihan karena bisa lolos dan masuk ke akademi ini, namun tidak semua orang senang bisa masuk ke akademi ini contohnya seperti tokoh utama kita, Tiara Sylvia Narendra yang terpaksa bersekolah di akademi ini karena tuntutan ekonomi, banyak yang tidak tahu bahwa Tiara adalah orang pilihan yang sudah sangat dinantikan oleh kepala sekolah akademi ini, paman Dirgantara Wijaya, teman dekat ayah Tiara sekaligus ayah dari sahabat Leon teman dekat nya Tiara.
Ada seorang gadis, namanya Tiara Sylvia Narendra mantan putri konglomerat terpaksa bersekolah di akademi Heaven Hive High School karena tuntutan ekonomi keluarga. Pada saat itu Tiara baru pulang dari sekolah setelah acara wisuda, Tiara dan sekeluarga terkejut melihat kedatangan pria paruh baya di depan rumah Tiara.
Dengan segepok uang tunai beliau menyodorkan uang tersebut di depan Tiara lalu berkata, "Jadilah menantu ku, Tiara!'' dengan nada sombongnya.
Tiara terkejut kemudian bertanya, ''Anda...siapa, ya?''
Ia adalah Tiara Sylvia Narendra, seorang gadis miskin yang mendadak mendapatkan sebuah lamaran dari seorang pria paruh baya kaya raya untuk putra kesayangannya yang kini sebaya dengan nya.
Pria paruh baya itu tampak terkejut mendengar pertanyaan Tiara, ''Tiara sayang, apa kamu lupa. Ini aku, paman Dirgantara sahabat karib ayahmu!.'' Jawabnya seraya menepuk dadanya dengan keras, ''Sewaktu kamu kecil dulu kan sering bermain dengan Leon putra paman!''
Ayah Tiara yang tadinya ikut terkejut pun heran kemudian menghela napas panjang seraya menepuk jidatnya, ''Dasar... Sebelumnya kan aku sudah bilang pada mu, Dirga. Bahwa aku tidak ada niatan sedikitpun untuk menjual dan menjodohkan putri kesayangan ku Tiara pada putra mu itu!.'' tolak ayah ku dengan nada keras nya.
Paman Dirga mengernyitkan alisnya dengan nada sedih beliau berkata, ''Aku mengerti Galuh, aku paham perasaan mu itu. Namun aku juga tahu bahwa kondisi keuangan mu saat ini sedang krisis. Maka dari itu aku menawari kesempatan ini.''
Tiara mendengarkan ucapan paman Dirga dengan cermat sambil berpikir, jika aku menerima tawaran ini apakah kehidupan keluarga ku bisa berjaya dan makmur seperti dulu? pikirnya.
Setelah berpikir matang Tiara memutuskan untuk menerima tawaran paman Dirga tersebut. Tiara mengehela nafas panjang, ''Baiklah paman, aku terima tawaran paman ini.'' jawabnya.
Raut wajah paman Dirga tampak terlihat senang dengan jawaban dari ku, dengan erat beliau memeluk Tiara, '' Terimakasih banyak nak!.'' ucapnya
Berbeda dengan reaksi keluarganya Tiara, ayah dan kedua kakak laki-laki Tiara tampak terlihat sekali bahwa mereka sangat terkejut mendengar jawaban dari nya.
Paman Dirga melepas pelukannya, ''Untuk sisanya, malam ini aku akan segera mengirim ajudan ku ke rumah mu Tiara.''
Usai mendengar jawaban dari ku dengan raut wajah senang paman Dirga masuk ke dalam mobil mewahnya dan meninggalkan mereka bertiga begitu saja. Keadaan rumah Tiara sangat kacau, para kakak laki-laki Tiara diam termenung di kamar mereka dan ayah Tiara juga duduk berkomat-kamit di ruang kerjanya.
Sementara itu di kediaman Dirgantara Wijaya rumah paman Dirga, paman Dirga dan sekeluarga nya berkumpul mempersiapkan persiapan sekolah si bungsu yakni, Leon Dirgantara Wijaya putra kesayangan paman Dirga. Dengan perasaan senang dan gembira paman Dirga membantu Leon menyiapkan peralatan sekolah sambil bersenandung merdu.
Erina Dirgantara Wijaya, putri sulung dari paman Dirga tampaknya bingung dan penasaran melihat sikap paman Dirga hari ini, kak Erina pun bertanya, ''Ada apa pa, tampaknya papa sedang senang hari ini ya?''
Paman Dirga tersenyum kemudian menjawab, ''Erina. Apa kau tahu, Tia sahabat dan teman masa kecil kalian berdua menerima lamaran adikmu Leon!''.
Mendengar hal tersebut Leon sangat terkejut dan mulutnya menganga, berbeda dengan Erina, setelah mendengar kabar tersebut kak Erina tampak terlihat terkejut sekaligus senang akan kabar bahagia itu.
Disisi lain para kakak Tiara dan juga ayah terlihat sangat terkejut dan syok, di kamarnya kakak pertama Daniel menggerutu dan bergumam-gumam setelah kejadian siang tadi.
Tiara menghela nafas panjang melihat sikapnya itu, "kak. Jangan berlebihan begitu dong. Aku menerima tawaran ini kan demi keluarga kita."
Kak Daniel tampak sedih dan tidak berdaya dengan keputusan yang aku ambil ini, dengan nada sedih nya ia memeluk Tiara, "Maafkan kakak Tiara, seandainya saja ini tidak terjadi kakak pasti akan bisa membahagiakan mu adik ku."
Tiara menahan tangis, ia dengan erat memeluk Kak Daniel, kakak pertama nya itu dengan erat, "Aku mengerti kak. Aku tahu kakak hanya ingin yang terbaik untuk ku."
Tiara dan keluarganya berada dalam situasi yang sulit. Meskipun Tiara telah menerima tawaran paman Dirga demi keluarganya, keputusannya itu tidaklah mudah bagi semua orang di sekelilingnya. Konflik dan perasaan campur aduk menghiasi keadaan mereka di tengah keputusan besar yang telah diambil Tiara.
Perasaan Tiara bercampur antara rasa bersalah kepada keluarganya dan kebutuhan untuk mempertahankan keberlangsungan hidup mereka. Meskipun telah menerima tawaran paman Dirga, Tiara merasa beban moral yang berat atas keputusannya. Namun, di balik kesulitan itu, Tiara tetap bertekad untuk menjalani kehidupan baru yang telah ditawarkan padanya, sembari berharap bahwa keputusannya akan membawa kebaikan bagi keluarganya.
Malam telah tiba, suasana di ruang tamu rumah Tiara terasa sunyi, dingin membeku menunggu kedatangan ajudan paman Dirga.
Setelah menunggu beberapa menit terdengarlah suara ketukan pintu. Dengan hati yang berdebar-debar Tiara perlahan-lahan membuka pintu rumah.
Ajudan paman Dirga yaitu Setya dengan rambut coklat pendek nya ia tersenyum menyapa Tiara, "Selamat malam nona Tiara. Senang bertemu dengan anda semua."
Tiara tampak terlihat sedikit ketakutan dan gerogi, ia menelan ludahnya sendiri kemudian membalas senyum sapa sang ajudan paman Dirga dan menyuruhnya untuk masuk ke dalam ruang tamu bersama.
Setya melangkah masuk ke dalam ruang tamu dengan sikap yang ramah, lalu duduk di sofa yang tersedia. Tiara duduk di seberangnya, mencoba menenangkan diri. Suasana tegang terasa di udara saat mereka berdua saling menatap, menunggu percakapan berlanjut.
Setya akhirnya memulai pembicaraan, "Nona Tiara, sebelum memulai perihal kesepakatan ini tuan besar meminta anda untuk sekolah di sekolah yang telah beliau dirikan dan juga tuan besar telah mengatur segalanya untuk persiapan Anda ke Heaven Hive High School tempat Anda akan bersekolah. Saya akan membantu Anda dalam proses ini, Nona Tiara."
Tiara mengangguk perlahan, "Terima kasih, Pak Setya. Saya berharap semuanya berjalan lancar."
Setya tersenyum menghibur, "Jangan khawatir, kami akan mendukung Anda sepenuhnya. Sekarang, mari kita atur semua detailnya."
Mereka pun mulai membahas rencana ke depan, meskipun Tiara masih merasa cemas dengan perubahan besar yang akan terjadi dalam hidupnya. Namun, dengan bantuan Setya dan dukungan paman Dirga, Tiara berharap dapat menghadapi semua tantangan yang akan datang.
Penasaran? Nantikan Kelanjutan nya....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
anggita
like ☝👍
2024-06-06
1