"Iya mah, sama-sama," kata Sandi.
"Ya sudah kalau gitu, mamah kembali ke kamar, mamah sudah ngantuk sayang," kata bu Sari.
"Iya mah," kata Sandi membalas.
Bu Sari meninggalkan kamar Sandi. Sandi kembali ke ranjangnya, ia pun juga terlelap dalam tidurnya.
Matahari pagi menyingsing dengan sinar cerahnya. Sandi terbangun dari tidurnya yang pulas tadi malam. Ia memasuki kamar mandi dan membersihkan diri. Berjalan menuju lemari mengambil kemeja serta jas, bersiap menuju kantor.
Hal yang sama pun begitu, pak Airlangga, ayah Sandi sudah siap berangkat kerja ke kantor. Sedangkan ibu Sari sudah menunggu mereka dimeja makan untuk sarapan pagi bersama.
Sandi dan ayahnya menuruni tangga secara bersamaan.
"Ayo pah, San, kita makan!" ajak bu Sari lirih.
"Iya mah," balas Sandi.
Mereka sarapan bersama pagi ini dengan ceria.
"Kalau gitu aku sama papah pergi ke kantor ya mah," kata Sandi pamit kepada ibunya.
"Iya sayang, hati-hati ya!" kata bu Sari.
Sandi dan ayahnya menuju kendaraan mobil milik mereka dan meninggalkan rumah.
Mereka sampai dikantor setelah beberapa saat dalam perjalanan. Sandi memasuki kantornya dan mulai bekerja. Disela-sela kesibukannya bekerja tiba-tiba handphone miliknya berdering. Ia mengeceknya dan ternyata telepon masuk dari Lisa.
"Halo sayang," kata Sandi.
"Halo sayang, kamu lagi apa," kata Lisa.
"Biasa sayang, aku lagi kerja," kata Sandi.
"Oh iya sayang, kamu gak lupakan kalau kita makan malam bareng hari ini," kata Lisa.
"Pasti donk sayang, aku gak akan lupa sama janji aku," kata Sandi.
"Ya sudah deh, aku tau kamu selalu tepati janji," kata Lisa memuji.
"Makasih sayang," kata Sandi.
"Oh iya, kamu lagi apa sekarang sayang?," tanya Sandi.
"Aku, aku, aku lagi syuting sayang, iya, aku lagi syuting film baru," kata Lisa terbata-bata.
"Oh gitu ya, ya udah, sukses selalu ya sayang," kata Sandi mesra.
"Iya sayang," kata Lisa.
"Sayang, aku tutup teleponnya, sampai jumpa nanti malam," kata Sandi.
"iya sayang, sampai jumpa," kata Lisa menutup telepon.
Sandi sedikit bingung, kenapa Tiara menjawab teleponnya terbata-bata pada bagian salah satu pertanyaannya.
"Siapa yang telepon Lisa?," tanya seorang laki-laki separuh baya.
"Bukan siapa-siapa kok om," kata Lisa tersenyum.
"Oh kirain siapa? sampai-sampai kamu meninggalkan om dikamar dan berdiri di balkon ini," kata pak Irawan.
Pak Irawan memeluk hangat Lisa dari belakang.
"Maaf ya om," kata Lisa.
Lisa membalikkan badan dan membalas pelukan pak Irawan.
Pak Irawan adalah produser film yang sering mengontrak Lisa sebagai pemain utama dalam setiap serial film utamanya. Iya, Lisa Sudah sering berhubungan dengan pak Irawan, bahkan mereka sering melakukan hubungan intim sejak saling mengenal.
Hal itu dilakukan Lisa demi kariernya agak terus menanjak. Dengan ia melakukan kedekatan dengan Produser film besar, ia akan dengan mudah menanjakkan kariernya disaat ini dan kedepannya.
Tiara hari ini libur kuliah, ia tidak punya jadwal kuliah untuk diikuti. Untuk mengisi kesibukannya, Tiara pergi ke warung sembako milik orang tuanya. Orang tua Tiara memang memiliki warung sembako sederhana sebagai tambahan penghasilan disamping ayah Tiara yang bekerja sebagai karyawan tetap diperusahaan cabang milik keluarga Sandi.
Sembari melayani pembeli yang datang, Lisa sesekali memainkan ponsel pintar ditangannya. Tidak sengaja, ia melihat postingan di sosial media miliknya. Postingan itu berisi tentang kedekatan Sandi dan Lisa. Tiara segera mengklik tautan yang mengantarkannya ke artikel tersebut. Ia membaca dengan serius dan seksama artikel itu.
Tiara menemukan pembenaran hubungan Sandi dan Tiara yang ternyata sudah berjalan lumayan lama, sekitar satu setengah tahun. Bahkan ada isu mereka akan segera menikah.
Tiara tersenyum dan menjadi lemas. Ia meletakkan handphonenya ke atas meja.
"Apa-apaan ini! apa? aku akan menikah dengan pacar orang? aku akan menikahi laki-laki yang akan memiliki rencana menikah dengan perempuan lain?," Kata Tiara bergumam sendiri.
"Tidak bisa terbayangkan apa yang akan dipikirkan orang terhadapku? apalagi mas Sandi dan calonnya itu orang terkenal," kata Tiara dengan perasaan gelisah.
"Bapak dan ibu harus tau ini," kata Tiara geram.
Malam pun tiba, makan malam dihidangkan dengan sederhana dimeja makan. Tiara seperti tidak ***** untuk makan malam ini.
Ia terus memandangi wajah ayahnya, ia tidak sabar ingin mengatakan apa yang ia baca dengan jelas tadi. Makan malam pun usai.
Mereka kembali keruang tamu usai santap malam. Doni, adik Tiara, memilih pergi ke kamarnya untuk belajar dan mengerjakan pr yang diberikan oleh gurunya. Sekarang diruang tamu hanya ada Tiara, ayahnya serta ibunya.
Ibu Sari dan pak Airlangga juga sedang menikmati makan malam.
"Pah, Dimana Sandi? mamah dari tadi gak lihat dia sejak sore," tanya bu Sari.
"Oh, papah lupa bilang ke mamah, sandi tadi pamit pergi ke papah, dia bilang mau pergi Makan malam bersama temannya di salah satu restauran di kawasan xxx," kata pak Airlangga.
"Oh gitu ya pah, ya udah gak papa," kata bu Sari.
Diruang tamu rumah Tiara, Tiara sedang akan mengutarakan yang ingin ia sampaikan ke bapak dan ibunya.
"Pak, Bu," kata Tiara.
"Ia nak," jawab mereka secara bersamaan.
"Pak, bu, ada yang mau Tiara sampaikan kepada bapak dan ibu juga," kata Tiara.
"Apa itu nak? kelihatannya sangat serius," kata bu Lilis.
"Iya bu, ini sangat serius," kata Tiara.
Bu Lilis memandang wajah suaminya, pak Arifin begitu juga sebaliknya.
"Pak, sebenarnya sebelum menjodohkan aku dengan mas Sandi, anaknya pak Airlangga, apa bapak sudah menyelidiki terlebih dahulu siapa mas Sandi itu?," tanya Tiara.
"Kenapa rupanya Tiara?" tanya balik pak Arifin.
"Pak, apa bapak tau apa yang Tiara baca tadi sore disalah satu artikel online?" tanya Tiara.
"Memangnya apa yang kamu baca nak?," tanya pak Arifin penasaran.
Tiara membuka ponselnya, mengunjungi kembali tautan Artikel yang ia baca tadi sore diwarung. Artikel itu sudah ia temukan, Tiara memberikan ponsel pintarnya kepada ayahnya.
"Sosok Sandi Airlangga, calon suami aktris ternama Lisa Anandra" begitulah judul artikel yang dibaca Tiara tadi.
Melihat artikel itu, pak Arifin sangat terkejut dan merasa keheranan, sekaligus merasa geram. Bagaimana mungkin calon menantunya sudah memiliki kekasih lain yang ternyata belakangan ini sering muncul di layar kaca.
Melihat ekspresi suaminya, bu Lilis menjadi penasaran, ia pun mengarahkan pandangannya ke layar ponsel Tiara.
"Astagfirullah, artikel apa ini?," kata bu Lilis keheranan.
"Pak," kata bu Lilis memandang wajah suaminya.
"Bapak juga gak tau akan hal ini bu,'' kata pak Arifin.
"Bagaimana pak,bu?, apakah bapak dan ibu tidak malu jika orang-orang tau nanti kalau aku menikahi kekasih orang?, bukan hanya itu pak bu," kata Tiara terhenti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
wins
Tiara?
2022-10-08
0