Tidak lama kemudian, terdengar begitu jelas nada panggilan pada handphone pak Arifin.
Itu adalah panggilan dari pak Airlangga.
"Selamat malam pak," kata pak Airlangga memberi salam.
"Malam juga pak, gimana pak? ada yang hendak bapak sampaikan?," tanya pak Arifin.
"Oh ya pak. Jadi begini, bagaimana anak gadis bapak? apakah dia sudah siap untuk menikah?" tanya pak Airlangga.
"Tentu pak, anak saya sudah lebih dari siap untuk menikah," jawab pak Arifin tertawa.
Mendengar jawaban ayahnya tersebut, seketika raut wajah Tiara jengkel.
"Benarkah pak? baguslah," kata pak Airlangga merasa senang.
"Iya pak," kata pak Arifin.
"Bagaimana kalau besok saya dan keluarga saya berkunjung ke rumah bapak? untuk membahas rencana pernikahan anak kita," kata pak Airlangga.
"Boleh pak boleh. Saya malah sangat senang kalau bapak mau berkunjung ke rumah saya," kata pak Arifin.
"Hahaha, bisa saja pak Arifin. Baiklah, besok saya akan mengunjungi kediaman bapak," kata pak Airlangga.
"Iya pak, ditunggu kedatangannya," kata pak Arifin.
"Ya sudah pak, saya tutup dulu. Selamat malam," kata pak Airlangga.
"Selamat malam pak," kata pak Arifin.
"Pak, kenapa cepat sekali sih pembahasan pernikahannya? pasti bapak sudah merencanakan hal ini sejak lama," kata Tiara merengut.
"Memang bapak sudah merencanakan ini dari dua tahun yang lalu saat kamu awal lulus SMA. Tapi, bapak merasa saat itu kamu belum pantas untuk menikah. Jadi, bapak mengurungkan niat bapak untuk menikahkan kamu dengan anak pak Airlangga," kata pak Arifin.
"Bapak memang..," kata Tiara
"Sudahlah, kelak kau akan berterima kasih kepada bapak," kata pak Arifin.
Semoga saja benar yang bapak baru bicarakan. Batin Tiara dalam hati.
"Masuklah kekamar! segera belajar dan tidurlah," perintah Pak Arifin.
"Iya pak," kata Tiara menurut.
Didalam kamar Tiara sibuk mengerjakan tugas kuliahnya yang lumayan banyak. dikala kesibukannya mengerjakan tugas, tiba-tiba dering nada handphonenya berbunyi. Hal itu menandakan kalau adanya panggilan what's app.
Tiara mengangkat panggilan tersebut. Rupanya panggilan itu berasal dari Fira sahabatnya.
"Tiara... kamu udah tau belum kalau kak Ferdi sebentar lagi akan menikah?" tanya Fira.
"Apa? menikah? dengan siapa?" tanya Tiara balik.
"Aku juga tidak tau Tiara. Yang jelas calon istri kak Ferdi bukan orang kampus kita. Mungkin saja orang yang satu kampung halaman dengan kak Ferdi," kata Fira menerka.
Seketika Tiara termenung lemas mendengar berita itu dari Fira. Tiara yang sudah menyukai Ferdi sejak lama harus kehilangan sosok lelaki tampan itu ditangan wanita lain.
Tapi dia bisa apa? semisalnya pun Ferdi belum menikah, mungkinkah hal tersebut menjadi jaminan kalau Ferdi akan menjadi milik dia?.
"Tiara?," panggil Fira.
"Oh iya Fira, ada apa?" tanya intan tersadar dari lamunannya.
"Kenapa kau diam saja? apa kau merasa sedih karena kak Ferdi sudah menjadi milik orang lain?" tanya Fira.
"Tentu aku sedih. Kamu sendiri juga tahu kalau aku menyukainya sejak lama. Tapi ya sudahlah, ia sudah menjadi milik orang lain.
aku harus mengikhlaskan dia," kata Tiara.
"Ya sudahlah kalau kau sudah bisa mengikhlaskannya, aku sangat senang mendengarnya," kata Fira.
"Iya Fira," kata Tiara.
"Owh iya Tiara, bolehkah aku meminta soft file tugas dari pak imam?" tanya Fira.
"Tentu sangat boleh," kata Tiara.
"Baiklah, kirimkan setelah aku mengakhiri panggilan ini. Selamat malam Tiara," kata Fira menutup telepon.
"Selamat malam juga Fira," kata Tiara membalas.
......
Jam dinding menunjukkan pukul lima pagi. sudah menjadi kebiasaan bagi Tiara untuk bangun jam segitu. Setelah bangun, ia membasuh wajah dan merapikan tempat tidur. Setelahnya ia mengikat rambutnya dan pergi ke dapur untuk membantu ibunya memasak.
"Ibu sudah lama disini?" tanya Tiara.
"Gak kok nak," jawab Ibunya.
"Hmm iya yah bu, apa lauk yang akan kita masak bu?" tanya Tiara kepada ibunya.
"Kita masak ikan saja nak," kata bu Lilis.
"Baiklah bu kalau begitu," kata Tiara.
Sehabis memasak, Tiara kembali kekamar. Ia menyiapkan buku yang kuliahnya dan membersihkan diri. Sesudahnya Tiara akan kembali kemeja makan untuk bersarapan bersama ayah, ibu dan adiknya.
Seusai sarapan, Tiara akan bergegas menuju kampus tempat ia kuliah supaya tidak telat. Kadang, kalau ayahnya tidak sempat Tiara pasti akan diminta untuk mengantar adik bungsunya Dani kesekolah. Itulah keseharian yang dijalani seorang Tiara selama ini.
Aktivitas perkuliahan sudah dimulai. Fira menghampiri Tiara. Mereka bersama-sama masuk kelas. belum ada tanda-tanda kedatangan dosen, jadi mereka mengobrol satu sama lain.
Sekitar tiga puluh menit para mahasiswa menunggu, dosen yang ditunggu-tunggu akhirnya pun datang. Semua mahasiswa berdiri karena itu memang peraturan yang berlaku ditempat Tiara berkuliah.
Perkuliahan dimulai, dosen menerangkan pelajaran. Semua orang memperhatikan dengan seksama.
"Semuanya pahamkan?" tanya dosen.
"Paham," jawab murid.
"Kalau begitu buatlah tugas tentang pembahasan ini. Tugas ini dibuat berkelompok, oleh karenanya pilihlah teman kelompok kalian. Satu kelompok beranggotakan dua orang," kata dosen mengarahkan.
"Baik pak," jawab murid dengan lugas.
"Tiara, aku satu kelompok dengan mu ya," kata Fira meminta.
"Tentu Fir, kapan kita akan mengerjakan tugas ini?" tanya Tiara.
"Bagaimana kalau malam ini? kita mengerjakannya dirumah mu," tanya Fira.
mendengar pertanyaan Fira, Tidak menjadi salah tingkah. Ia tidak mau siapapun tau tentang perjodohannya.
"Jangan malam ini deh Fir," kata Tiara menolak
"Kenapa Tiara?" tanya Fira
"Aku ada acara keluarga Fir. Bapak dan ibuku mengharuskan aku ikut menghadirinya," kata Tiara memberi alasan.
"Jadi kapan Tiara?" tanya Fira kembali.
"Bagaimana kalau besok malam?," tanya Tiara.
"Iya gak papa deh. Janji ya gak ditunda," kata Fira meminta kepastian.
"Iya Fira, aku janji," kata Tiara memberi kepastian.
"Ayo kita pergi ke kantin," ajak Fira.
"Ayo," kata Tiara menerima ajakan.
.....
Dikantor Sandi terlihat sangat tidak fokus. Terlebih pembahasan pernikahannya yang dipaksakan akan dibahas malam ini.
Apa yang harus kukatakan kepada Lisa? kalau dia tau aku akan menikah dia pasti sangat marah. Batin Sandi kebingungan.
"Sayang, kita makan malam yuk nanti malam?," isi pesan what app dari Lisa membuat Sandi kaget.
Apa? makan malam? yang benar saja?. Batin Sandi kebingungan.
"Aku tidak bisa sayang, aku ada acara keluarga bersama papah mamah. Papah mewajibkan aku harus ikut," kata Sandi tanpa disadari bahwa alasan yang ia beri persis sama dengan alasan yang diberikan oleh Tiara kepada Fira.
"Masa gak bisa sih sayang, jarang-jarang banget lho aku minta sama kamu gini," kata Lisa merengek.
"Iya maaf deh sayang," kata Sandi merasa
bersalah.
"Jadi kamu bisanya kapan sayang?" tanya Lisa.
"Gimana besok malam sayang?" tanya Sandi kembali.
"Ya udah deh gak papa," kata Lisa.
"Makasih ya sayang atas pengertiannya," kata Sandi.
"Iya sayang," kata Lisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Nadiatul Adfarin
kok ada intan?
2021-11-25
0