KASIH HAMIL

Kasih langsung menangis sejadi-jadinya air matanya kini banjir berderai, sesak nafas dan patah hati membuat Ia terjatuh perlahan duduk di bawah lantai, lemas tak berdaya Kasih mendengar kabar duka itu.

"Tidak mungkin sus...Dia tidak mungkin meninggalkan Saya, Dia tidak boleh pergi suster"

Suster pun ikut terenyuh melihat Kasih yang begitu lemah tak berdaya, apalagi saat ini Kasih tengah mengandung.

"Bu tenangkan diri.. Ibu harus ikhlas dan ibu harus punya semangat hidup untuk ibu sendiri terutama anak yang sedang Ibu kandung, kasihan Bu kalau ibu depresi"

Kabar kali ini sungguh membuat hati dan jantung Kasih hampir tak berdetak.

"Apa suster Saya hamil?"

Entah bagaimana lagi Kasih harus menyikapi masalah yang di alaminya bertubi-tubi ini, kehilangan suami sungguh sangat menyakitkan di tambah Ia harus menjalani hidup seseorang diri dengan keadaan hamil.

"Ya Allah.. kenapa ini harus terjadi padaku, kenapa engkau beri aku hamil, namun engkau mengambil suami ku tuhan....."

Sungguh sangat sakit ketika Kita menangis tanpa suara namun bibir ini rasanya ingin teriak.

Setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit, kondisi Kasih kini mulai membaik, Dia harus pulang namun entah kemana Ia harus pulang, Kasih tak mungkin pulang ke kampung halamannya dengan keadaan berbadan dua, akan banyak gunjingan dari warga jika Kasih hamil tanpa Ayah, apalagi yang diketahui oleh orang kampung disana saat ini Kasih sedang mencari suaminya.

Kasih pun memutuskan untuk pulang ke apartemen Andi yang berada di Kebayoran, namun sebelum pulang ke apartemen Kasih mengunjungi makam sang suami terlebih dahulu.

"Aku tidak tahu apakah Aku bisa hidup sendirian seperti ini Andi"

Kasih mengelus-elus papan nisan milik Andi.

"Kenapa Kamu tega meninggalkan Aku, apa karena Aku hamil anak Makmun hah..!!?"

Kasih menangis lagi untuk kesekian kalinya, matanya sembab lagi, kasih pun memeluk papan nisan dengan terus menangis.

Tapi pikiran Kasih saat ini mulai terbuka Ia harus semangat untuk tetap melanjutkan hidupnya Ia tak ingin berlarut-larut dalam kesedihan yang tak tahu kapan akan berakhir.

"Aku akan berjuang hidup.. Aku akan tetap hidup, jika Aku sudah siap Aku akan katakan peristiwa ini pada orang tuamu nanti, Kamu yang tenang sayang di alam sana, semoga Allah menerima mu disisinya"

Kata terakhir Kasih untuk Andi adalah doanya akan selalu tetap menjadi yang utama dihatinya, Kasih dengan cepat menghapus air matanya Iapun pergi dari makam menuju apartemen untuk melanjutkan hidupnya.

"Begitu lah Mas ceritanya"

Makmun benar-benar kaget tak menyangka bahwa Andi akan secepat ini meninggal Kasih juga dunianya.

"Tapi kenapa Kamu kerja disini?"

Kasih menoleh lalu tertawa kecut, mengatakan,

"Kalau Aku tidak bekerja lalu dengan apa Aku bisa menyambung hidup Mas, apalagi saat ini Aku sedang hamil, tidak akan yang menerima Aku menjadi ART dalam keadaan hamil"

Eni rekan kerja Kasih yang datang tiba-tiba lalu ikut mendengarkan cerita pilu kehidupan Kasih Ia pun berkata,

"Benar Mas, untung bos Kita disini orangnya baik, jadi Kasih di perbolehkan bekerja disini sebagai pengantar makanan dan menjaga kasir"

Setelah itu Eni kembali bekerja lagi, meninggalkan mereka berdua untuk melanjutkan obrolannya.

Makmun hanya menyimak perkataan rekan kerja Kasih, Makmun baru sadar Kasih hamil saat kejadian kecelakaan itu lalu Makmun bertanya siapa ayah yang di kandung Kasih saat ini, namun Kasih tak menjawab, Ia masih diam bingung apakah harus Makmun tahu bahwa anak yang sedang di kandungnya adalah anak Makmun.

"Kasih jawab... siapa ayah bayi ini, kalau Kamu tadi bercerita saat malam pengantin terjadi kecelakaan itu artinya Andi belum menyentuh Kamu"

Kasih masih diam tak tahu harus menjawab apa.

"Sudahlah Mas...siapapun ayah dari anak ini itu tidak penting, yang penting Aku akan mencintai anak ini dan akan berjuang hidup untuk anak ku ini"

Setelah berbicara hal itu, kasih langsung melangkahkan kaki ingin meninggalkan Makmun, namun Makmun menarik lengan Kasih dan berkata,

"Apa itu anak Aku"

Kasih hanya terdiam belum menjawab apa-apa.

"Katakan Kasih.. Itu anak Aku bukan, Anak hasil pemerkosaan yang aku lakukan padamu waktu itu"

Kasih tak dapat menahan air matanya, Ia masih melengos kan wajahnya dari pandangan Makmun, lalu Makmun menarik badan kasih agar menghadapnya.

"Kasih jawab...Aku butuh jawaban itu, betapa sungguh aku seorang ayah yang jahat jika Aku menelantarkan Kalian"

Kasih kini menatap Makmun dengan mata yang merah dan terbelalak lebar.

"Aku tidak ingin merusak rumah tangga orang , Aku tidak ingin menyakiti hati mbak Lia, Aku tidak ingin ada di antara kalian...!!"

Ucap Kasih dengan tegas kepada Makmun.

"Jadi benar ini Anak Aku.."

Kasih hanya menganggukkan kepalanya sambil menangis kecil.

Makmun kini merasa lemah ia tak menyangka jika Kasih akan hamil anaknya karena kejadian waktu itu, Ia bimbang harus bagaimana menyikapi masalah ini, di satu sisi Ia sangat mencintai Lia istri nya, di satu sisi lagi Ia tak mungkin menelantarkan anak yang sedang di kandung Kasih, apalagi saat ini Kasih sudah tak punya siapapun.

Karena sudah satu jam Makmun berada di sini, ia harus segera pulang karena Lia memintanya menjemput di rumah orangtuanya.

"Kita akan bicarakan masalah ini nanti lagi, Aku harus pulang Lia meminta jemput sedang berada d rumah mamah"

"Bu Alya bagaimana kabarnya Mas?"

"Mamah sehat, mamah hanya sering mengeluh kesepian karena semenjak Aku dan Lia pindah, dan Kamu berhenti bekerja ya mamah semakin sendirian di rumah"

"Sampaikan salam ku untuk Bu Alya dan mbak Lia"

"Pasti Aku sampaikan, Aku harus pergi sekarang"

Kemudian Makmun meminta kontak Kasih agar supaya Makmun bisa terus mengawasi Kasih dari kejauhan, setelah itu Makmun pamit dan pergi.

Bu Alya sangat senang saat ini menantunya bermain ke rumahnya, Bu Alya menjadi merasa tidak sendirian lagi, Lia datang dengan membawa banyak makanan, Mereka mengobrol tertawa riang bersama, layaknya ibu dan anak, karena semenjak Lia sadar dari koma, Bu Alya berubah sikapnya menjadi lebih manis dan perhatian pada Lia, mungkin karena rasa bersalahnya waktu itu yang menyebabkan Lia menjadi koma.

"Wah.... makasih ya Lia makanannya enak dan banyak sekali"

"Iya Mah.. sekali-kali Aku kan sudah jarang main kesini, lagi pun Papah nanti malam akan pulang, jadi Aku beli banyak makanan"

"Oh iya Kamu belum hamil juga Lia?"

Lagi-lagi Bu Alya mengingatkan tentang kehamilan pada menantunya.

"Belum Mah.. Aku juga gak tahu padahal sudah 6 bulan lamanya Aku sembuh dari koma, mungkin Allah belum mengizinkan"

Sebenarnya Bu Alya sangat ingin menimang cucu, mengingat usianya sudah hampir 50 tahun, tapi Lia menantunya belum juga kunjung hamil.

"Lia ini Kamu minum ya setiap hari, yang kemarin sudah mau habis kan?"

Sudah beberapa bulan ini Lia sering dikirimi jamu-jamuan tradisional supaya rahimnya subur dan Lia cepat hamil.

"Em.. Iya mah, yang kemarin sudah mau habis"

"Tapi Kamu minum setiap hari kan?"

Lia agak gugup dengan pertanyaan Bu Alya, karena yang sesungguhnya Lia jarang meminum jamu kiriman mertuanya, kalau ingat saja baru Lia minum dan kebanyakan Lia selalu lupa untuk meminumnya.

"Lalu Makmun mana jam segini kok belum menjemput Kamu"

Lia melihat jam tangannya lalu berkata,

"Mungkin kena macet Mah, atau ada pekerjaan tambahan"

Baru saja Lia ingin menghubungi Makmun, tiba-tiba terdengar suara mobil yang baru saja datang, Lia langsung menuju ke luar.

"Mah.. Sepertinya itu Makmun, Aku kedepan sebentar ya"

"Kok baru pulang Mun jam segini?"

Makmun turun dari mobilnya, lalu Ia memandangi Lia dengan tatapan aneh.

"Kenapa..? Ada masalah di kantor?"

Tanya Lia dengan rasa bingung karena Makmun memandangnya dengan tatapan aneh.

"Tidak.. Ayo kita pulang, Aku ingin segera mandi, istirahat sebentar lalu Kita ke rumah mamah Kamu"

Lia tersenyum kemudian Lia berpamitan dengan Bu Alya.

"Mah.. Aku dan Makmun pulang ya, Makmun sepertinya lelah"

Lalu Makmun menghampiri Putranya dan menyapa,

"Gak mampir dulu, Mamah jarang loh ketemu Kamu"

"Aku lelah Mah...mau istirahat sebentar, lagi pun sehabis magrib Kita mau ke rumah mamah Lia, jadi kapan Aku istirahatnya, Aku janji nanti Kita main lagi kalau Aku sedang libur ya Mah"

Bu Alya hanya mengatakan ya saja dengan suara yang lesu, rasa rindunya kepada sang Anak, harus terhalang dengan waktu.

Episodes
1 DOKTER PENGGANTI
2 KABAR ASRI
3 MERASA TERSAINGI
4 ANDI MENINGGAL
5 KASIH HAMIL
6 MEMBACA CHAT
7 ANFAL
8 PEMAKAMAN
9 BERTEMU ASRI
10 KHAWATIRNYA SEORANG IBU
11 MENANGKAP HERMAN
12 INGIN BERTEMU PAPAH
13 KOTAK RAHASIA
14 DUGAAN DOKTER
15 KESAKSIAN ASEP
16 FERY MENINGGAL DUNIA
17 KEBENCIAN DIAN
18 SIDANG PERCERAIAN
19 RESMI BERCERAI
20 SURPRISE UNTUK ASRI
21 PERTEMUAN
22 INGIN BUNUH DIRI
23 MENUNGGU MAKMUN
24 WASIAT FERY
25 MENDAPAT WARISAN
26 BERTEMU DERY
27 INGATAN KEMBALI
28 DIMARAHI CUSTOMER
29 MELAMAR ASRI
30 MENGAJAK JALAN-JALAN
31 SAKIT LAGI
32 DATANG KE PERSIDANGAN
33 SIDANG DI MULAI
34 HAMPIR MENANG
35 MENYEKAR KE MAKAM
36 MEMILIH BAJU PENGANTIN
37 ASRI MENIKAH
38 PERGI KE BANDUNG
39 PERTEMUAN SAHABAT
40 ISTRI KEDUA
41 BERTANDING BASKET
42 MOTOR MOGOK
43 KEPERGOK
44 MENDEKOR KAMAR
45 SEPERTIGA MALAM
46 CURAHAN HATI CHANDRA
47 MENGHINA KASIH
48 HARI PERNIKAHAN
49 INSTING SEORANG ISTRI
50 SAKIT HATI LIA
51 PERTANYAAN LIA
52 PERGI DARI RUMAH
53 WANITA YANG SABAR
54 SEBUAH PILIHAN
55 KECELAKAAN MAUT
56 KEMATIAN SAM
57 KEJAHATAN HERMAN
58 KEPUTUSAN SIDANG
59 RASA SEDIH KEHILANGAN
60 BUNUH DIRI
61 KOMA DAN KEMATIAN
62 BAYI INKUBATOR
63 MERASA IRI
64 HATI YANG TAK TENANG
65 MENEMUI BU HENI
66 KONTROL KEHAMILAN
67 INGIN TERLIHAT CANTIK
68 SISTEM KEAMANAN RUSAK
69 AKSI KEJAHATAN TERUNGKAP
70 PERTENGKARAN
71 BANGUN DARI KOMA
72 HILANG INGATAN
73 LIA BERBOHONG
74 MELAWAN SAKIT
75 BERTENGKAR LAGI
76 INGATAN KEMBALI
77 BUNGA INDAH
78 GADIS MANIS
79 HUKUMAN HRD
80 ASI TAK KELUAR
81 IKHLAS DI MADU
82 KEMOTERAPI
83 BERTEMU IBU KANDUNG
84 IMUN TUBUH LEMAH
85 GAGAL MENDAPATKAN ANAK
86 DEMAM TINGGI
87 KECELAKAAN BERUNTUN
88 KABAR DUKA
89 PEMAKAMAN
90 SELALU ADA DI HATI
91 KATA CINTA
92 DOA SEORANG SAHABAT
93 RASA BAHAGIA
94 SURAT CERAI LIA
95 PILIHAN SULIT
96 OPERASI KANKER
97 MENYUSUI BAYI RAHMA
98 MENIKAHI ASRI
99 INGIN PERGI JAUH
100 KASIH MELAHIRKAN
101 MALAM YANG DINANTIKAN
102 MENJEMPUT IBU
103 RESMI BERCERAI
104 CINCIN INDAH
105 BU YANTI MARAH
106 MERASA CEMBURU
107 RAHASIA BU IRMA
108 MOBIL DINAS
109 PERDEBATAN
110 MASA KRITIS
111 RAHMA MENINGGAL
112 KATA-KATA KASAR
113 PERUBAHAN SIKAP
114 PESAN RAHMA
115 MERASA GUGUP
116 BENCANA GEMPA
117 TELAH BERBAIKAN
118 MENGAMBIL BARANG
119 REUNI CINTA
120 LUKA HATI ASRI
121 JODOH TERAKHIR
122 AKHIR CERITA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
DOKTER PENGGANTI
2
KABAR ASRI
3
MERASA TERSAINGI
4
ANDI MENINGGAL
5
KASIH HAMIL
6
MEMBACA CHAT
7
ANFAL
8
PEMAKAMAN
9
BERTEMU ASRI
10
KHAWATIRNYA SEORANG IBU
11
MENANGKAP HERMAN
12
INGIN BERTEMU PAPAH
13
KOTAK RAHASIA
14
DUGAAN DOKTER
15
KESAKSIAN ASEP
16
FERY MENINGGAL DUNIA
17
KEBENCIAN DIAN
18
SIDANG PERCERAIAN
19
RESMI BERCERAI
20
SURPRISE UNTUK ASRI
21
PERTEMUAN
22
INGIN BUNUH DIRI
23
MENUNGGU MAKMUN
24
WASIAT FERY
25
MENDAPAT WARISAN
26
BERTEMU DERY
27
INGATAN KEMBALI
28
DIMARAHI CUSTOMER
29
MELAMAR ASRI
30
MENGAJAK JALAN-JALAN
31
SAKIT LAGI
32
DATANG KE PERSIDANGAN
33
SIDANG DI MULAI
34
HAMPIR MENANG
35
MENYEKAR KE MAKAM
36
MEMILIH BAJU PENGANTIN
37
ASRI MENIKAH
38
PERGI KE BANDUNG
39
PERTEMUAN SAHABAT
40
ISTRI KEDUA
41
BERTANDING BASKET
42
MOTOR MOGOK
43
KEPERGOK
44
MENDEKOR KAMAR
45
SEPERTIGA MALAM
46
CURAHAN HATI CHANDRA
47
MENGHINA KASIH
48
HARI PERNIKAHAN
49
INSTING SEORANG ISTRI
50
SAKIT HATI LIA
51
PERTANYAAN LIA
52
PERGI DARI RUMAH
53
WANITA YANG SABAR
54
SEBUAH PILIHAN
55
KECELAKAAN MAUT
56
KEMATIAN SAM
57
KEJAHATAN HERMAN
58
KEPUTUSAN SIDANG
59
RASA SEDIH KEHILANGAN
60
BUNUH DIRI
61
KOMA DAN KEMATIAN
62
BAYI INKUBATOR
63
MERASA IRI
64
HATI YANG TAK TENANG
65
MENEMUI BU HENI
66
KONTROL KEHAMILAN
67
INGIN TERLIHAT CANTIK
68
SISTEM KEAMANAN RUSAK
69
AKSI KEJAHATAN TERUNGKAP
70
PERTENGKARAN
71
BANGUN DARI KOMA
72
HILANG INGATAN
73
LIA BERBOHONG
74
MELAWAN SAKIT
75
BERTENGKAR LAGI
76
INGATAN KEMBALI
77
BUNGA INDAH
78
GADIS MANIS
79
HUKUMAN HRD
80
ASI TAK KELUAR
81
IKHLAS DI MADU
82
KEMOTERAPI
83
BERTEMU IBU KANDUNG
84
IMUN TUBUH LEMAH
85
GAGAL MENDAPATKAN ANAK
86
DEMAM TINGGI
87
KECELAKAAN BERUNTUN
88
KABAR DUKA
89
PEMAKAMAN
90
SELALU ADA DI HATI
91
KATA CINTA
92
DOA SEORANG SAHABAT
93
RASA BAHAGIA
94
SURAT CERAI LIA
95
PILIHAN SULIT
96
OPERASI KANKER
97
MENYUSUI BAYI RAHMA
98
MENIKAHI ASRI
99
INGIN PERGI JAUH
100
KASIH MELAHIRKAN
101
MALAM YANG DINANTIKAN
102
MENJEMPUT IBU
103
RESMI BERCERAI
104
CINCIN INDAH
105
BU YANTI MARAH
106
MERASA CEMBURU
107
RAHASIA BU IRMA
108
MOBIL DINAS
109
PERDEBATAN
110
MASA KRITIS
111
RAHMA MENINGGAL
112
KATA-KATA KASAR
113
PERUBAHAN SIKAP
114
PESAN RAHMA
115
MERASA GUGUP
116
BENCANA GEMPA
117
TELAH BERBAIKAN
118
MENGAMBIL BARANG
119
REUNI CINTA
120
LUKA HATI ASRI
121
JODOH TERAKHIR
122
AKHIR CERITA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!