MERASA TERSAINGI

Chandra kini kembali ke Jakarta melaporkan pekerjaan yang di lakukan di Cirebon kepada Pak Herman.

"Apa Kamu kalah Chandra"

"Saya minta maaf Pak Herman, Saya sudah membuat konsep sebagus mungkin tapi PT keramik lebih memilih konsep yang Sam buat"

"Itu artinya konsep Kamu kurang menarik Chan"

Pak Herman berbicara dengan nada cukup menekan Chandra, Ia tak terima jika dirinya di kalahkan dalam persaingan bisnis terlebih yang mengalahkan Dia adalah menantunya sendiri.

"Sudah lah kamu keluar sekarang dari ruangan Saya"

Chandra pun segera keluar dan berjalan dengan lesu seperti tak bergairah, di koridor Ia berpapasan dengan Juvi yang ingin pergi ke ruangan Pak Herman.

"Chan.. Lo kenapa lesu banget?"

"Gue capek Juv"

Chandra menarik nafasnya lalu menghembuskan dengan perlahan.

"Gue sudah dengar Lo kalah tender ya, bisa gue tebak, yang mengalahkan Lo pasti Sam"

Chandra tertawa kecil karena seluruh karyawan Retro sudah tahu siapa yang mengalahkannya, kemudian Chandra menjawab,

"Ya begitulah, mungkin memang yang dikatakan pak Herman ada betul nya, kalau Aku masih jauh tertinggal tidak ada apa-apanya di bandingkan dengan Sam"

Juvi menepuk pundak sahabatnya itu Ia tersenyum lalu memberikan semangat pada Chandra.

"Yang semangat... Seiringnya waktu Lo juga bakalan bisa ngalahin Sam, semua butuh belajar dan proses, Gue ingat betul Sam dulu juga sama seperti Lo, tapi lihat 3 tahun mengabdi pada Retro ilmu yang di dapat dari pak Herman ada gunanya kan?"

Chandra pun tertawa kecil mendengar perkataan Juvi, Ia jadi berfikir seperti senjata makan tuan, karena Sam saat ini bisa mengalahkan pak Herman dengan kecerdasannya.

"Ya sudah Juv, Gue mau pulang sekarang, karena tadi pak Herman mengatakan jika selesai pekerjaan ini, Aku boleh pulang"

Mereka pun berpisah disini.

Sesampainya di rumah Chandra langsung memasuki kamarnya lalu berehat di atas ranjang.

"Em em em... Enak banget ya pulang kerja masih pake kaos kaki sudah nangkring saja di atas kasur, ganti baju dong Chan..."

Rahma menasehati sang suami yang baru pulang kerja.

"Iya maafkan Aku ya"

Chandra segera melepas kaos kaki dan juga mengganti bajunya.

"Chan... Kamu kenapa?"

Rahma merasa Chandra saat ini sedang banyak pikiran.

"Hanya capek saja, tadi Aku bertemu Sam di Cirebon"

Rahma langsung fokus dengan apa yang di katakan Chandra

"Sam, Cirebon? Kamu sengaja menemui Sam kesana"

"Tidak Rahma, urusan pekerjaan, ada tender proyek keramik, dan Kamu tahu, Sam mengalahkan Aku"

Chandra tertawa menceritakan kekalahannya kepada Rahma

"Kamu tidak terima atau Kamu marah, atau Kamu cemburu karena Sam berada jauh dia atas Kamu"

Chandra memandang Rahma ketika Rahma berkata seperti itu.

"Entahlah Rahma, hanya saja, rasanya seperti tersaingi, Aku juga tahu Aku baru terjun di dunia marketing, tapi tak perlu juga kan pak Herman membandingkan kinerja ku dengan Sam"

Rahma hanya tersenyum melihat suaminya bersikap seperti itu.

"Ya sudah Kamu mau makan apa, oh ya.. Bagaimana Kita makan di luar Aku sedang ingin makan Nasi bakar"

Chandra tersenyum lalu Ia mengelus-elus perut Rahma dan berkata,

"Ini anak Papah atau mamahnya yang mau makan nasi bakar?"

Rahma jadi tersenyum-senyum hingga tertawa kecil melihat sang suami mulai tersenyum lagi.

"Gitu dong.. senyum... Jangan manyun terus, sudah deh lupakan soal pekerjaan, Kita manjakan dulu yang ada di perut"

Begitulah kiranya keharmonisan rumah tangga Chandra saat ini, namun ketika Chandra ingin mandi dompet di saku belakangnya tertinggal.

"Ya ampun. Aku sampe lupa menaruh dompet"

Iseng-iseng membuka dompet, Chandra pun melihat foto Asri yang ada di didalamnya, Chandra jadi teringat Asri lagi, dan sekarang Ia merindukan Asri yang entah bagaimana keadaannya saat ini.

"Kamu tidak akan pernah hilang dari pikiran ku, wajah Kamu nama Kamu akan selalu ada di hati Aku, tapi maaf Asri foto mu Aku simpan di belakang dahulu ya, suatu saat jika tuhan mempertemukan Kita kembali, baru Aku akan taruh lagi foto Kamu di sini"

Begitu lah curahan hati Chandra mengenai Asri di balik hatinya.

Setiap hari di rumah sendirian membuat Lia merasa kesepian, Lia pun langsung menghubungi sang ibu mertua.

"Memang Kamu mau main kesini?"

"Iya mah, kalau boleh.. "

Bu Alya akan sangat senang jika Lia main ke rumahnya, karena sejak Kasih berhenti menjadi ART di rumah Bu Alya, Bu Alya sering kesepian tak ada teman bicara, di tambah ketika Lia tersadar dari koma, hanya beberapa hari tinggal di rumah setelah itu Makmun juga Lia pergi dari rumah Bu Alya.

"Ya sudah Kamu hati-hati ya di jalan, mamah tunggu loh"

Tak lama Lia mendapati pesan dari sang Mamah bahwa papah nya akan pulang malam ini, karena tugas dinas nya telah selesai. Lia sangat bahagia mendengar berita baik ini, dan Ia menunggu Makmun pulang dari kerja untuk segera mengantarnya ke rumah orang tuanya.

Setelah itu Lia membeli banyak makanan setengah untuk ibu mertuanya dan lainya untuk kedua orang tuanya, selesai membeli makanan tersebut Lia bergegas menuju rumah Bu Alya.

Sore hari pun tiba, semua karyawan menghentikan pekerjaannya untuk pulang, Makmun membereskan meja kerjanya, lalu bergegas untuk pulang, namun saat Ia sedang berjalan, perutnya terasa sakit seperti kembung.

"Aduh.. Sepertinya telat makan, Aku mampir sebentar deh nanti di warteg terdekat Retro"

Ternyata warteg langganan Makmun telah tutup, Dia pun jadi kebingungan ingin membeli makan di mana, setelah itu ia melanjutkan perjalanan ingin pulang saja, namun tak jauh dari warteg langganannya ada sebuah rumah makan Padang yang mampu menggugah selera makan Makmun.

Makmun pun memarkirkan mobil nya, lalu Ia dengan segera masuk untuk makan sejenak di rumah makan tersebut.

"Mbak... satu porsi ya, makan disini"

Begitu selesai makanan di buat oleh pegawai rumah makan, pelayan tersebut langsung membawakan makanan itu ke pelanggan, namun belum saja sampai di meja Makmun pelayan rumah makan itu menghentikan langkahnya sejenak.

"Apa aku tidak salah lihat, itu kan mas Makmun"

pelayan itu tak jadi memberikan pesanan Makmun, Ia malah menyuruh temannya untuk menggantikannya mengantar pesanan Makmun.

"Aku minta tolong Kamu saja yang antar"

"Aduh Kasih.. Aku juga kan banyak pekerjaan"

"Aku mohon, sekali ini saja, Aku tidak pernah minta ini sebelum nya kan"

Kasih memohon pada teman kerjanya, merasa kasihan akhirnya teman kerja Kasih mau memberikan pesanan Makmun hingga ke meja makan.

"Terimakasih ya Eni"

Makanan pun siap di sajikan di meja makan Makmun, permohonan meminta bergantian mengantar makanan tadi cukup memakan waktu 15 menit, Makmun pun komplain, mengapa pesanannya lama sekali datang.

"Maaf Pak... Tadi teman saya seharusnya nya yang mengantar, tapi Dia tiba-tiba sakit perut"

Makmun melihat kesana kemari mencari karyawan yang di katakan pelayan ini.

Tak ingin ambil pusing, Dia pun langsung menyantap makanan tersebut karena memang rasa lapar Makmun sudah tak tertahankan.

Kasih hanya bisa melihat Makmun makan dari kejauhan, dalam hatinya berkata,

"Mas Makmun tidak boleh sampai melihat Aku disini"

Lima belas menit lamanya Makmun menyantap makanan, tiba-tiba Ia merasakan sakit perut lagi.

"Aduh.. Ini kenapa sakit lagi, padahal sudah makan"

Makmun terus memegangi perutnya, Kasih yang dari tadi memperhatikan Makmun Dia pun merasa tak tega dengan keadaan Makmun.

"Eni.. tolong Kamu berikan ini untuk pelanggan disana"

Kasih memberikan obat mag ditangannya.

"Kamu ini kenapa sih, padahal Kamu hanya tinggal jalan kesana dan memberikan obat ini"

"Aku tidak bisa, tolong lah"

"Emang dia siapa Kasih, kok sepertinya Kamu tidak ingin Dia tahu Kamu ada disini"

Terlalu banyak berdebat kasih dan rekan kerjaannya, sehingga membuat Makmun merasakan ingin buang air besar, Dia pun langsung berlari ke arah toilet, Makmun langsung bertanya kepada karyawan yang ada disitu

"Mbak toilet dimana ya?"

Semua menoleh termasuk Kasih, dan di tempat inilah yang menjadi pertemuan Kasih dengan Makmun.

"Kasih.."

Makmun terkejut melihat Kasih berada disini terlebih Ia melihat Kasih memakai pakaian seperti karyawan di rumah makan ini"

Kasih sepertinya tak bisa lagi bersembunyi di manapun karena Makmun telah melihatnya.

Episodes
1 DOKTER PENGGANTI
2 KABAR ASRI
3 MERASA TERSAINGI
4 ANDI MENINGGAL
5 KASIH HAMIL
6 MEMBACA CHAT
7 ANFAL
8 PEMAKAMAN
9 BERTEMU ASRI
10 KHAWATIRNYA SEORANG IBU
11 MENANGKAP HERMAN
12 INGIN BERTEMU PAPAH
13 KOTAK RAHASIA
14 DUGAAN DOKTER
15 KESAKSIAN ASEP
16 FERY MENINGGAL DUNIA
17 KEBENCIAN DIAN
18 SIDANG PERCERAIAN
19 RESMI BERCERAI
20 SURPRISE UNTUK ASRI
21 PERTEMUAN
22 INGIN BUNUH DIRI
23 MENUNGGU MAKMUN
24 WASIAT FERY
25 MENDAPAT WARISAN
26 BERTEMU DERY
27 INGATAN KEMBALI
28 DIMARAHI CUSTOMER
29 MELAMAR ASRI
30 MENGAJAK JALAN-JALAN
31 SAKIT LAGI
32 DATANG KE PERSIDANGAN
33 SIDANG DI MULAI
34 HAMPIR MENANG
35 MENYEKAR KE MAKAM
36 MEMILIH BAJU PENGANTIN
37 ASRI MENIKAH
38 PERGI KE BANDUNG
39 PERTEMUAN SAHABAT
40 ISTRI KEDUA
41 BERTANDING BASKET
42 MOTOR MOGOK
43 KEPERGOK
44 MENDEKOR KAMAR
45 SEPERTIGA MALAM
46 CURAHAN HATI CHANDRA
47 MENGHINA KASIH
48 HARI PERNIKAHAN
49 INSTING SEORANG ISTRI
50 SAKIT HATI LIA
51 PERTANYAAN LIA
52 PERGI DARI RUMAH
53 WANITA YANG SABAR
54 SEBUAH PILIHAN
55 KECELAKAAN MAUT
56 KEMATIAN SAM
57 KEJAHATAN HERMAN
58 KEPUTUSAN SIDANG
59 RASA SEDIH KEHILANGAN
60 BUNUH DIRI
61 KOMA DAN KEMATIAN
62 BAYI INKUBATOR
63 MERASA IRI
64 HATI YANG TAK TENANG
65 MENEMUI BU HENI
66 KONTROL KEHAMILAN
67 INGIN TERLIHAT CANTIK
68 SISTEM KEAMANAN RUSAK
69 AKSI KEJAHATAN TERUNGKAP
70 PERTENGKARAN
71 BANGUN DARI KOMA
72 HILANG INGATAN
73 LIA BERBOHONG
74 MELAWAN SAKIT
75 BERTENGKAR LAGI
76 INGATAN KEMBALI
77 BUNGA INDAH
78 GADIS MANIS
79 HUKUMAN HRD
80 ASI TAK KELUAR
81 IKHLAS DI MADU
82 KEMOTERAPI
83 BERTEMU IBU KANDUNG
84 IMUN TUBUH LEMAH
85 GAGAL MENDAPATKAN ANAK
86 DEMAM TINGGI
87 KECELAKAAN BERUNTUN
88 KABAR DUKA
89 PEMAKAMAN
90 SELALU ADA DI HATI
91 KATA CINTA
92 DOA SEORANG SAHABAT
93 RASA BAHAGIA
94 SURAT CERAI LIA
95 PILIHAN SULIT
96 OPERASI KANKER
97 MENYUSUI BAYI RAHMA
98 MENIKAHI ASRI
99 INGIN PERGI JAUH
100 KASIH MELAHIRKAN
101 MALAM YANG DINANTIKAN
102 MENJEMPUT IBU
103 RESMI BERCERAI
104 CINCIN INDAH
105 BU YANTI MARAH
106 MERASA CEMBURU
107 RAHASIA BU IRMA
108 MOBIL DINAS
109 PERDEBATAN
110 MASA KRITIS
111 RAHMA MENINGGAL
112 KATA-KATA KASAR
113 PERUBAHAN SIKAP
114 PESAN RAHMA
115 MERASA GUGUP
116 BENCANA GEMPA
117 TELAH BERBAIKAN
118 MENGAMBIL BARANG
119 REUNI CINTA
120 LUKA HATI ASRI
121 JODOH TERAKHIR
122 AKHIR CERITA
Episodes

Updated 122 Episodes

1
DOKTER PENGGANTI
2
KABAR ASRI
3
MERASA TERSAINGI
4
ANDI MENINGGAL
5
KASIH HAMIL
6
MEMBACA CHAT
7
ANFAL
8
PEMAKAMAN
9
BERTEMU ASRI
10
KHAWATIRNYA SEORANG IBU
11
MENANGKAP HERMAN
12
INGIN BERTEMU PAPAH
13
KOTAK RAHASIA
14
DUGAAN DOKTER
15
KESAKSIAN ASEP
16
FERY MENINGGAL DUNIA
17
KEBENCIAN DIAN
18
SIDANG PERCERAIAN
19
RESMI BERCERAI
20
SURPRISE UNTUK ASRI
21
PERTEMUAN
22
INGIN BUNUH DIRI
23
MENUNGGU MAKMUN
24
WASIAT FERY
25
MENDAPAT WARISAN
26
BERTEMU DERY
27
INGATAN KEMBALI
28
DIMARAHI CUSTOMER
29
MELAMAR ASRI
30
MENGAJAK JALAN-JALAN
31
SAKIT LAGI
32
DATANG KE PERSIDANGAN
33
SIDANG DI MULAI
34
HAMPIR MENANG
35
MENYEKAR KE MAKAM
36
MEMILIH BAJU PENGANTIN
37
ASRI MENIKAH
38
PERGI KE BANDUNG
39
PERTEMUAN SAHABAT
40
ISTRI KEDUA
41
BERTANDING BASKET
42
MOTOR MOGOK
43
KEPERGOK
44
MENDEKOR KAMAR
45
SEPERTIGA MALAM
46
CURAHAN HATI CHANDRA
47
MENGHINA KASIH
48
HARI PERNIKAHAN
49
INSTING SEORANG ISTRI
50
SAKIT HATI LIA
51
PERTANYAAN LIA
52
PERGI DARI RUMAH
53
WANITA YANG SABAR
54
SEBUAH PILIHAN
55
KECELAKAAN MAUT
56
KEMATIAN SAM
57
KEJAHATAN HERMAN
58
KEPUTUSAN SIDANG
59
RASA SEDIH KEHILANGAN
60
BUNUH DIRI
61
KOMA DAN KEMATIAN
62
BAYI INKUBATOR
63
MERASA IRI
64
HATI YANG TAK TENANG
65
MENEMUI BU HENI
66
KONTROL KEHAMILAN
67
INGIN TERLIHAT CANTIK
68
SISTEM KEAMANAN RUSAK
69
AKSI KEJAHATAN TERUNGKAP
70
PERTENGKARAN
71
BANGUN DARI KOMA
72
HILANG INGATAN
73
LIA BERBOHONG
74
MELAWAN SAKIT
75
BERTENGKAR LAGI
76
INGATAN KEMBALI
77
BUNGA INDAH
78
GADIS MANIS
79
HUKUMAN HRD
80
ASI TAK KELUAR
81
IKHLAS DI MADU
82
KEMOTERAPI
83
BERTEMU IBU KANDUNG
84
IMUN TUBUH LEMAH
85
GAGAL MENDAPATKAN ANAK
86
DEMAM TINGGI
87
KECELAKAAN BERUNTUN
88
KABAR DUKA
89
PEMAKAMAN
90
SELALU ADA DI HATI
91
KATA CINTA
92
DOA SEORANG SAHABAT
93
RASA BAHAGIA
94
SURAT CERAI LIA
95
PILIHAN SULIT
96
OPERASI KANKER
97
MENYUSUI BAYI RAHMA
98
MENIKAHI ASRI
99
INGIN PERGI JAUH
100
KASIH MELAHIRKAN
101
MALAM YANG DINANTIKAN
102
MENJEMPUT IBU
103
RESMI BERCERAI
104
CINCIN INDAH
105
BU YANTI MARAH
106
MERASA CEMBURU
107
RAHASIA BU IRMA
108
MOBIL DINAS
109
PERDEBATAN
110
MASA KRITIS
111
RAHMA MENINGGAL
112
KATA-KATA KASAR
113
PERUBAHAN SIKAP
114
PESAN RAHMA
115
MERASA GUGUP
116
BENCANA GEMPA
117
TELAH BERBAIKAN
118
MENGAMBIL BARANG
119
REUNI CINTA
120
LUKA HATI ASRI
121
JODOH TERAKHIR
122
AKHIR CERITA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!