Menjelang pagi semua orang telah terbangun dari tidur untuk melajutkan perjalanan mereka menuju pinggiran kota. Dai dan Dela mulai berpisah dengan beberapa orang yang mereka temui. Karena rute yang mereka lewati sedikit berbeda. Di perjalanan sambil mencari informasi Dai dan Dela juga mengamati monster yang datang lewat.
”Kak itu monster yang berbeda bukan,”ucap Dela menuju ke arah datangnya monster.
“Tunggu dulu aku lihat catatan kakak. Itu benar itu monster baru yang kita lihat,”ucap Dai setelah memeriksa kalau tidak ada petunjuk tentang monster yang baru saja dia lihat bersama dengan adiknya.
“Apa perlu kita cek monster itu,”ucap Dela menoleh ke samping.
“Tunggu dulu Dela kita jangan kegabah untuk monster ini. Kita belum tahu apa ada racun atau tidak,”ucap Dai. Tapi setelah mereka bersembunyi, datang beberapa kelompok bersenjata sedang mengepung para monster yang Dai dan Dela lihat.
“Apa yang mereka lakukan, apa mereka hendak mengepung monster itu?,”ucap Dela melihat dengan hati-hati.
Dai hanya menggelengkan kepalanya sambil melihat mereka menghabisi para monster. Orang yang mengepung monster itu ada yang menggunakan pedang, pistol, belati dan pemukul bisbol. Serangan demi serangan di lontarkan untuk mengalahkan para monster hingga ada tebasan yang sangat kuat.
”Kurasa monster itu kalah,”ucap Dela yang menebak setelah melihat monster tampak lemah dan tidak berdaya.
“Itu benar,”ucap Dai yang juga sudah mendapatkan beberapa informasi tentang monster yang baru dia lihat itu.
“Kak apa sekarang kita bisa keluar,”ucap Dala.
“Jangan dulu, lihat itu apa yang mereka lakukan itu kepada monsternya,”ucap Dai masih menahan tangan Dela yang tadi hendak ingin keluar dari tempat persembunyian.
Orang yang membunuh monster itu membela bagian pusat jantung monster. Setelah di keluarkan mereka mendapatkan batu seperti permata yang besar. Dai dan Dela saling bertukar pandang dengan apa yang mereka lihat.
“Apa benar itu jantung monster yang mereka bunuh,”batin Dai hingga semua orang itu pergi.
Dai dan Dela juga keluar dari tempat persembunyian berjalan menuju mayat monster. Dela yang penasaran menyentuh kulit dari monster yang keras dan tebal membuat dia berpikir untuk mengambil kulit monster itu sedikit saja.
“Kakak bantu aku mengambil kulit monster ini dong,”ucap Dela yang sudah menyayat kulit monsternya.
“Untuk apa Dela kulit monster ini,”ucap Dai yang hanya mengikuti saja.
“Habis kulitnya keras dan kuat bagus untuk membuat sepatu atau sarung tangan. Jika bisa membuat mantel juga. Kakak tahukan kalau aku bisa menjahit,”ucap Dela dengan wajah tersenyum. Dai yang pertama kali melihat senyuman Dela setelah kepergian orang tuanya membuat Dai senang.
“Ya sudah, terserah kamu saja,”ucap Dai.
Setelah kulit diambil mereka berdua kembali melanjutkan perjalanannya. Di tengah hutan mereka mendengar suara air terjun membuat mereka pergi kesana. Tapi disana sudah ada monster yang berkumpul membuat Dai dan Dela tidak bisa pergi kesana. Keduanya pergi melanjutkan ke sisi lain. Setelah lama berjalan mereka melihat sebuah desa yang tampak sudah hancur.
Dai dan Dela berjalan menuju arah desa dengan hati-hatI.”Kurasa desa ini sudah di tinggalkan kak,”ucap Dela melihat sekitarnya.
“Kurasa iya, jika tidak mungkin mereka sudah dibantai oleh para monster bukan,”ucap Dai masih berjalan didepan. Dela menarik tangan Dai yang berjalan didepan membuat dia terhenti.
”Ada apa?,”ucap Dai menoleh ke belakang.
“Kak kita bisa singgah di rumah itu. Karena di sana ada mesin jahit untuk aku gunakan, tidak mungkin menjahit secara manual bukan selagi ada mesin jahitnya di depan mataku,”ucap Dela yang tampak senang.
“Baiklah tapi apa mesin itu masih bisa berfungsi,”ucap Dai memeriksa kondisi mesinnya.
Tampak listri juga masih menyala setelah diperiksa oleh Dai. Dela segera mengelurkan kulit monster dan mulai membuat pakaian dari kulit yang dia dapatkan dari monster. Dai hanya mengawasi sekitar saja, hingga malam tiba mereka bersembunyi karena pergerakan monster selalu muncul saat malam hari. Untuk di pagi hari sampai siang hari sedikit saja monster yang muncul.
Beberapa hari tinggal di desa dengan Dela. Dia sudah membuat satu mantel untuk kakaknya dan sepatu untuk keduanya. Sisanya sarung tangan masing-masing satu bagian saja. Dai merasa senang karena dia mendapatkan hadiah dari adiknya untuk pertama kalinya. Setalah persiapan selesai mereka kembali menuju tempat selanjutnya.
Tapi saat itu Dai merasa kalau apa yang diberikan oleh Dela membuat dia sedikit gelisah.”Dela kamu tidak akan meninggalkan kakak bukan,”ucap Dai menoleh ke arah adiknya.
“Kenapa kakak berkata kata seperti itu, mana mungkin aku akan meninggalkan kakak. Walaupun kakak juga menyebalkan,”ucap Dala. Dai mendengarnya hanya bisa diam saja hingga mereka melihat tempat terakhir, mereka akan bisa keluar dari kota. Tapi tidak tahu kenapa perasaan Dai merasa tidak enak.
“Hai kak Dai apa yang kamu lamunkan ayo segera pergi,lihat banyak orang yang keluar dari kota,”ucap Dala yang menarik tangan Dai. Dai hanya mengikuti tarikan tangan Dela sampai akhirnya Dai merasa tanah bergetar.
“Kak,”ucap Dela yang dengan wajah takut melihat ke belakang Dai.
Dai menoleh melihat sejumlah monster yang menuju ke arah mereka. Segera Dai sadar dan menarik tangan Dela untuk mencari tempat persembunyian. Tapi dari depan mereka melihat monster juga membuat beberapa orang yang hendak pergi keluar terkepung. Dai dan Dela hanya bisa saling berpegang tangan saja disituasi genting itu.
Setelah melihat ada celah Dai dan Dela pergi menuju hutan. Tapi dari belakang ada monster yang mengikuti mereka berdua. Dai mencoba melawan, meminta Dela untuk pergi lebih dulu. Tapi hal yang tidak di duga terjadi Dela yang ada didepan sedang bertarung dengan monster yang hendak memangsanya. Dai melihat itu segera menolngnya dan menebas monster didepannya. Setelah keduanya bisa lepas dari kejaran monster
Dai tidak sadar kalau saat mereka kabur. Dala sudah mendapatkan luka serius. Tapi Dela menyembunyikan luka itu sampai di tempat persembunyian Dala yang tidak bisa bertahan bersandar di pohon.
”Dela kamu baik-baik saja bukan,”ucap Dai setelah melihat sekitar dia menoleh ke belakang tempat Dela duduk bersandar pohon.
Tapi wajah Dela sudah pucat membuat Dai segera berlutut dan melihat ada darah di tubuhnya. Dai mencoba untuk mengobati Dai dengan obat yang dia bawa.
Tapi wajah Dela yang tersenyum berkata,”Kak tinggalkan aku saja, aku tidak apa-apa.”
“Tidak kamu harus bersama dengan kakak,”ucap Dai yang mencoba untuk menahan darah yang terus mengalir.
Dela yang tahu kondisi tubuhnya memegang tangan Dai dan memberikan sarung tangan yang sebelah kepada Dai. Setelah sarung tangan di tangan Dai, Dela sudah tidak bernyawa lagi.
Dai mencoba untuk tidak menangis dan memeluk Dela. Tapi air matanya tidak bisa menahannya. Dai menyebut nama Dela karena air matanya yang dia bendung tidak bisa menahannya. Tapi dengan perasaan kesal dan marah Dai melihat ke belakang ada monster. Dai melampiaskan semua amarahnya dengan membunuh monster yang ada didepannya.
Selama berbarapa tahun Dai bertahan di dunia yang sudah kacau dengan membunuh para monser. Dai juga menyesali karena semua ini adalah kesalah dia yang tidak bisa melindungi Dela. Di tempat terakhir sumber masalah. Dai dengan informasi yang dia kumpulkan pergi ke tempat itu. Melihat naga, Dai tanpa merasa bersalah membantai mereka sampai tubuh dia terluka. Tapi pada akhirnya Dai terbunuh disaat dia memasuki tempat pusat penelitian dimana sumber masalah itu terjadi. Tapi bagaimana dengan Dai setelah kematiannya?.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments