BAB 2 - Pengorbanan

Prolog

Hartono yang sedang berjalan santai di sekitar desa sambil berolahraga pagi, tidak sengaja melihat Pak Andi dan Bu Siti sedang berlutut memohon ampun pada beberapa orang yang bertubuh kekar.

Hartono memperhatikan dari kejauhan dan enggan untuk mendekat karena tidak mau kena masalah. Tapi saat melihat Pak Andi dan Bu Siti akan di pukuli, Hartono pun segera menegur mereka dan menghampirinya.

Setelah beberapa saat berbincang dengan para bankir, Hartono langsung memberikan sejumlah uang pada pak Andi yang lalu langsung di berikan pada bankir yang menagih hutangnya.

Setelah itu mereka pun jadi sering bertemu dan banyak berbincang hingga pada satu titik Hartono mengetahui jika pak Andi dan Bu Siti memiliki anak gadis lalu berniat ia jodohkan dengan putranya.

Suatu sore, ketika Vina pulang dari pasar, ia mendengar suara ribut dari dalam rumah. Langkahnya dipercepat saat ia mendekati pintu.

Ketika ia masuk, pemandangan mengerikan telah menyambutnya. Beberapa orang rentenir sedang mengerumuni orang tuanya dan bertindak kasar. Ia melihat Pak Andi dan Bu Siti terbaring di lantai dengan luka lebam di wajah dan tubuh mereka.

"Mana uangnya?! Kami tidak punya waktu untuk menunggu lebih lama lagi!." Salah satu rentenir berteriak sambil menendang Pak Andi dengan satu kakinya.

Sementara, Bu Siti menangis dan terus memohon, "Tolong, beri kami sedikit waktu lagi, kami sedang berusaha."

Namun, rentenir itu tidak peduli. Ia mengangkat tangan untuk memukul lagi, tetapi tiba-tiba Vina menerjang masuk dan mencoba menghentikan mereka. "Berhenti! Jangan sakiti orang tuaku!."

Para rentenir menoleh ke arah Vina dengan tatapan marah. "Kamu pikir kamu siapa, berani menghalangi kami? Hutang harus dibayar!." Salah satu dari mereka mendorong Vina hingga terjatuh.

Dengan air mata yang mengalir di wajahnya, Vina bangkit kembali. "Aku akan segera melunasi hutang itu, aku berjanji! Tolong, bebaskan ayah dan ibuku!."

Salah satu rentenir, yang tampaknya pemimpin kelompok, menatap Vina dengan tajam. "Kamu? Bagaimana bisa gadis sepertimu melunasi hutang sebesar itu? Jangan coba-coba menipu kami!."

Vina menatap langsung ke mata pemimpin rentenir itu. "Aku akan menikah dengan Nathan Hartono, keluarganya sangat kaya raya, mereka akan membantu kami melunasi hutang ini, beri kami sedikit waktu lagi."

Para rentenir saling berpandangan, lalu tertawa sinis. "Kita lihat saja apakah kamu benar-benar bisa melakukan itu. Tapi ingat, jika kamu berbohong, akibatnya akan lebih buruk."

Setelah meludah di depan orang tua Vina dan mengumpat kasar, mereka akhirnya pergi, meninggalkan Vina dengan kedua orang tuanya yang terluka. Vina segera membantu mereka bangkit dan memeluk mereka erat-erat.

"Ayah, Ibu, aku akan melakukannya, aku akan menikah dengan Nathan, aku tidak bisa melihat kalian menderita seperti ini lagi," kata Vina dengan suara gemetar.

Pak Andi, dengan wajah penuh luka, menatap putrinya dengan mata yang berkaca-kaca. "Vina, maafkan kami, kami tidak ingin kamu menderita seperti ini."

Vina menggeleng sambil berurai air mata. "Ini keputusan yang harus kita buat bersama, demi keluarga kita," ucap Vina pilu.

Bu Siti memeluk Vina erat namun merasa berat. "Kami sangat bangga padamu, nak, kamu adalah harapan kita."

Malam itu, Vina tidak bisa tidur. Pikiran tentang pernikahan yang akan datang terus menghantuinya. Namun, ia tahu bahwa ini adalah satu-satunya cara untuk menyelamatkan keluarganya.

Ia harus menerima nasibnya dan berharap bahwa Nathan, laki-laki yang tidak dia kenal bisa memberikan kebahagiaan yang tidak pernah ia bayangkan.

Hari itu, rumah keluarga Vina tampak lebih tenang setelah kejadian mengerikan beberapa hari yang lalu. Adapun Pak Andi dan Bu Siti, mereka masih memulihkan diri dari luka-luka yang sempat mereka alami.

Saat siang menuju sore hari, terdengar suara mobil berhenti di depan rumah orang tua Vina. Dari balik jendela, Vina melihat seorang pria paruh baya yang elegan dan seorang wanita berpenampilan anggun keluar dari sebuah mobil mewah.

Mereka adalah Hartono dan Widia, yang tak lain merupakan orang tua Nathan. Vina segera memberitahu orang tuanya bahwa tamu yang sedang mereka tunggu sudah tiba.

Kemudian, Pak Andi dan Bu Siti berdiri di pintu untuk menyambut tamu mereka dengan hormat. "Selamat datang, Pak Hartono, Bu Widia. Silakan masuk," kata Pak Andi dengan suara yang mencoba terdengar tenang.

Hartono tersenyum ramah, namun Vina bisa melihat ada kelelahan di matanya. "Terima kasih sudah menerima kami," katanya sambil memasuki rumah.

Widia, ibu tiri Nathan, memandang sekeliling dengan tatapan tajam namun penuh perhitungan. Ia duduk di ruang tamu seraya mengamati setiap sudut rumah dengan teliti.

Setelah saling menukar basa-basi, Hartono pun memulai pembicaraan yang serius. "Kami datang ke sini untuk membicarakan perjodohan anak kami, Nathan, dengan putri Anda, Vina."

Mendengar hal itu, Pak Andi dan Bu Siti saling pandang sebelum mengangguk. "Kami memahami situasinya, Pak Hartono, kami berterima kasih atas niat baik Anda," kata Pak Andi hati-hati.

Widia menatap Vina dengan senyuman yang sulit diartikan. "Nathan adalah anak yang baik, meskipun... memiliki beberapa perbedaan, kami percaya bahwa pernikahan ini bisa membawa manfaat bagi kedua keluarga," ucap Hartono lagi.

Di balik senyum manisnya, Widia menyimpan pikiran licik. Baginya, menyetujui pernikahan Nathan dengan Vina tidak akan membawa masalah besar untuknya.

Nathan tidak akan pernah bisa memiliki keturunan, pikirnya, karena ia seperti banci. Ini hanya akan menjadi cara untuk menjaga nama baik keluarga mereka di mata masyarakat.

Hartono, di sisi lain, merasa bersyukur. Ia tahu bahwa tidak mudah menemukan keluarga yang mau menerima Nathan dengan segala kekurangannya.

"Kami bersyukur Anda menerima lamaran ini, kami akan memastikan Vina diperlakukan dengan baik dan semua kebutuhan keluarga Anda akan kami penuhi," katanya dengan tulus.

Sementara Bu Siti, yang sedari tadi mendengarkan dengan cemas, akhirnya ia mulai berbicara. "Kami hanya ingin yang terbaik untuk Vina, jika Anda berjanji akan menjaga dan mencintainya, kami akan menerima lamaran ini."

Hartono mengangguk dengan tegas. "Kami berjanji, Nathan mungkin berbeda, tapi ia memiliki hati yang tulus, kami yakin dia bisa membuat Vina bahagia."

Vina mendengarkan pembicaraan itu dengan hati yang berdebar. Di satu sisi, ia merasa lega bahwa keluarganya akan mendapatkan bantuan yang sangat mereka butuhkan. Namun, di sisi lain, ia bertanya-tanya dalam hati. "*Nathan agak berbeda? Apa maksudnya*?."

Setelah pembicaraan formal selesai, Hartono dan Widia pun berpamitan. "Kami akan segera mengatur persiapan pernikahan, terima kasih sekali lagi atas pengertian Anda," kata Hartono. "Dan ini, terimalah uang ini sebagai terima kasih kami," lanjutnya seraya menyerahkan sebuah koper yang berisi uang.

Pak Andi, Bu Siti begitu juga Vina melongo saat melihat uang yang bertumpuk di depan mata mereka. Vina mengerjapkan matanya seakan tidak percaya atas apa yang dia lihat.

"*Sekaya itukah mereka? Tapi tunggu, mereka dengan mudah menyerahkan uang sebanyak ini, apa anaknya itu memang bermasalah*?," batin Vina.

Setelah mereka pergi, Pak Andi dan Bu Siti menatap Vina dengan penuh harap. "Nak, ini adalah kesempatan kita untuk memulai hidup baru, kami tahu ini sulit, tapi kami yakin kamu bisa melalui ini."

Vina mengangguk pelan, mencoba menyembunyikan kegelisahan di hatinya. "Vina akan mencoba, Ayah, Ibu, demi kita semua."

Dalam hatinya, Vina berdoa agar keputusan ini adalah yang terbaik. Ia sangat menolak dan menentang perjodohan ini. Tapi, ia tidak bisa berbuat apa-apa dan tidak mau melihat orang tuanya terus terlilit hutang.

Terpopuler

Comments

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

sersaaa dijualll gtuu yaa kn .

2024-06-08

1

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

sabarr vinn🤗

2024-06-08

2

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

ᥫᩣ 🕳️ Chusna

belumm tentuu nenekk lampirr.. kata siapaa yg lemah gemlaya GG bisaa tekdunginn anak orangg🤣🤣🤣🤣

2024-06-08

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1 - Seperti bom atom
2 BAB 2 - Pengorbanan
3 BAB 3 - Apa! Banci?
4 BAB 4 - Malam pertama
5 BAB 5 - Rebutan handuk
6 BAB 6 - Meremang
7 BAB 7 - Sosok misterius
8 BAB 8 - Mencari tahu
9 BAB 9 - Rahasia kelam
10 BAB 10 - Akrab
11 BAB 11 - Curhat
12 BAB 12 - Pohon jambu
13 BAB 13 - Berduka
14 BAB 14 - Prahara
15 BAB 15 - Kirain cemburu!
16 BAB 16 - Ganti mode?
17 BAB 17 - Malam yang meresahkan
18 BAB 18 - Prank
19 BAB 19 - Naik tensi
20 BAB 20 - Rencana demi rencana
21 BAB 21 - Teror Masa Lalu
22 BAB 22 - Awal Baru
23 BAB 23 - Ciuman Pertama
24 BAB 24 - Pewaris sah
25 BAB 25 - Makeover
26 BAB 26 - Drama naik motor
27 BAB 27 - CEO
28 BAB 28 - Gayung bersambut
29 BAB 29 - Kita coba yuk!
30 BAB 30 - Gooool!
31 BAB 31 - Hari baru
32 BAB 32 - Sempurna? Waspada!
33 BAB 33 - Kuat dan berotot
34 Takdir & Ramalan Cinta
35 BAB 35 - Hemm... Gawat nih!
36 BAB 36 - Desas-desus di Kantor
37 BAB 37 - Kejutan
38 BAB 38 - Cemburu
39 BAB 39 - Wajarkah perasaan ini?
40 BAB 40 - Mood
41 BAB 41 - Hangat dan mencair
42 BAB 42 - Masuk angin?
43 BAB 43 - Bulan madu
44 BAB 44 - Eropa
45 BAB 45 - Akhir bulan madu
46 BAB 46 - Hamil
47 BAB 47 - Dia kembali
48 BAB 48 - Topeng
49 BAB 49 - Rencana Gila Widia
50 BAB 50 - Pohon jambu 2
51 BAB 51 - Sama-sama mau
52 BAB 52 - Ternodai
53 BAB 53 - Kasihan deh... Xi xi xi
54 BAB 54 - Ketahuan
55 BAB 55 - Penculikan
56 BAB 56 - Baku tembak
57 BAB 57 - Dalam ancaman
58 BAB 58 - Bagaimanakah nasib Vina?
59 BAB 59 - Orang baik?
60 BAB 60 - Komunitas PTL
61 BAB 61 - Mode STL? Jangan lagi deh...
62 BAB 62 - Pertemuan tidak terduga
63 BAB 63 - Taman hiburan
64 BAB 64 - Bucin?
65 BAB 65 - Tragis
66 BAB 66 - Nikah paksa
67 BAB 67 - Hanya sementara
68 BAB 68 - Mimpi
69 BAB 69 - Takdir?
70 BAB 70 - Bertengkar
71 BAB 71 - Surat terakhir
72 BAB 72 - Surat untuk Lita
73 BAB 73 - Pencarian Nathan
74 BAB 74 - Berbeda
75 BAB 75 - Kembalilah
76 BAB 76 - Mode awal
77 BAB 77 - Vina
78 BAB 78 - Paket misterius
79 BAB 79 - Komunitas PTL
80 BAB 80 - Saling mendukung
81 BAB 81 - Kota XX
82 BAB 82 - Akhirnya bertemu
83 BAB 83 - Ciuman rindu
84 BAB 84 - Misi Baru
85 BAB 85 - Keajaiban Terakhir
86 I Love You, Paman
87 Promo karya baru, mampir juga yuk kakak...
88 Pengumuman Spesial!
89 Novel baru, PULAU ANGKER
90 Promo karya baru 'SINGLE MOM'
Episodes

Updated 90 Episodes

1
BAB 1 - Seperti bom atom
2
BAB 2 - Pengorbanan
3
BAB 3 - Apa! Banci?
4
BAB 4 - Malam pertama
5
BAB 5 - Rebutan handuk
6
BAB 6 - Meremang
7
BAB 7 - Sosok misterius
8
BAB 8 - Mencari tahu
9
BAB 9 - Rahasia kelam
10
BAB 10 - Akrab
11
BAB 11 - Curhat
12
BAB 12 - Pohon jambu
13
BAB 13 - Berduka
14
BAB 14 - Prahara
15
BAB 15 - Kirain cemburu!
16
BAB 16 - Ganti mode?
17
BAB 17 - Malam yang meresahkan
18
BAB 18 - Prank
19
BAB 19 - Naik tensi
20
BAB 20 - Rencana demi rencana
21
BAB 21 - Teror Masa Lalu
22
BAB 22 - Awal Baru
23
BAB 23 - Ciuman Pertama
24
BAB 24 - Pewaris sah
25
BAB 25 - Makeover
26
BAB 26 - Drama naik motor
27
BAB 27 - CEO
28
BAB 28 - Gayung bersambut
29
BAB 29 - Kita coba yuk!
30
BAB 30 - Gooool!
31
BAB 31 - Hari baru
32
BAB 32 - Sempurna? Waspada!
33
BAB 33 - Kuat dan berotot
34
Takdir & Ramalan Cinta
35
BAB 35 - Hemm... Gawat nih!
36
BAB 36 - Desas-desus di Kantor
37
BAB 37 - Kejutan
38
BAB 38 - Cemburu
39
BAB 39 - Wajarkah perasaan ini?
40
BAB 40 - Mood
41
BAB 41 - Hangat dan mencair
42
BAB 42 - Masuk angin?
43
BAB 43 - Bulan madu
44
BAB 44 - Eropa
45
BAB 45 - Akhir bulan madu
46
BAB 46 - Hamil
47
BAB 47 - Dia kembali
48
BAB 48 - Topeng
49
BAB 49 - Rencana Gila Widia
50
BAB 50 - Pohon jambu 2
51
BAB 51 - Sama-sama mau
52
BAB 52 - Ternodai
53
BAB 53 - Kasihan deh... Xi xi xi
54
BAB 54 - Ketahuan
55
BAB 55 - Penculikan
56
BAB 56 - Baku tembak
57
BAB 57 - Dalam ancaman
58
BAB 58 - Bagaimanakah nasib Vina?
59
BAB 59 - Orang baik?
60
BAB 60 - Komunitas PTL
61
BAB 61 - Mode STL? Jangan lagi deh...
62
BAB 62 - Pertemuan tidak terduga
63
BAB 63 - Taman hiburan
64
BAB 64 - Bucin?
65
BAB 65 - Tragis
66
BAB 66 - Nikah paksa
67
BAB 67 - Hanya sementara
68
BAB 68 - Mimpi
69
BAB 69 - Takdir?
70
BAB 70 - Bertengkar
71
BAB 71 - Surat terakhir
72
BAB 72 - Surat untuk Lita
73
BAB 73 - Pencarian Nathan
74
BAB 74 - Berbeda
75
BAB 75 - Kembalilah
76
BAB 76 - Mode awal
77
BAB 77 - Vina
78
BAB 78 - Paket misterius
79
BAB 79 - Komunitas PTL
80
BAB 80 - Saling mendukung
81
BAB 81 - Kota XX
82
BAB 82 - Akhirnya bertemu
83
BAB 83 - Ciuman rindu
84
BAB 84 - Misi Baru
85
BAB 85 - Keajaiban Terakhir
86
I Love You, Paman
87
Promo karya baru, mampir juga yuk kakak...
88
Pengumuman Spesial!
89
Novel baru, PULAU ANGKER
90
Promo karya baru 'SINGLE MOM'

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!