"Lain kali lawan dong Le, jangan mau ditindas gini lagi" ucap sahabat Alea yang bernama Bella.
"Betul itu, nanti gue ajarin taekwondo deh" sahut Caca yang ikut prihatin melihat wajah Alea yang memerah akibat dianiaya neneknya.
Alea hanya diam mendengarkan sahabatnya saling menasehatinya sambil di makeup Bella agar warna merah di pipinya tidak menjadi pusat perhatian.
Dalam pikirannya, Alea memikirkan laki-laki yang ia temui tadi yaitu Dion. Ada rasa senang dalam dirinya saat orang yang diam-diam ia sukai menunjukkan kepeduliannya kepadanya. Tapi ada rasa sedih juga, saat ia tahu kalau Dion adalah tunangan kakaknya. Entah sampai kapan Alea bisa move on dari cinta pertamanya itu. Perhatian yang Dion berikan kepadanya dari kecil dan juga kekagumannya membuat Alea menaruh hati pada tunangan kakaknya.
Dion adalah tetangga Alea dan Alesya, mereka bertiga sering bermain bersama sejak kecil. Hingga akhirnya Dion dan keluarganya harus pindah karena pekerjaan yang mengharuskan. Namun, Dion masih sering berkunjung ke rumah untuk menemui Alea dan Alesya hingga akhirnya Dion berpacaran dengan Alesya.
Beberapa tahun berpacaran dan kini Alesya dan Dion sudah memasuki dunia kerja. Dion memutuskan untuk melamar Alesya beberapa bulan yang lalu. Kedua keluarga pun saling merestui begitu juga Alea yang mau tak mau harus menerima kenyataan tersebut.
Alea hanya bisa mencintai dalam diam. Hanya dia dan Tuhan yang tahu agar tidak menyakiti hati kakaknya. Beberapa kali Alea mencoba untuk melupakan perasaan itu, tapi perhatian Dion tadi membuatnya lagi-lagi gagal.
Dalam hati Alea meminta maaf pada kakaknya atas perasaan terlarangnya. Ia sudah berjanji akan mengutamakan kakaknya dibanding perasaannya ini. Alea hanya butuh waktu meski entah sampai kapan.
"Sudah selesai, nggak kelihatan kan Ca" ucap Bella yang menyadarkan lamunan Alea.
"Sipp, yok ke kelas. Bentar lagi dateng nih si dosen killer" jawab Caca lalu menggandeng Bella dan Alea.
......................
Ting...
Suara notifikasi dari HP Alea berbunyi, menandakan ada pesan masuk dari seseorang.
[Udah selesai kelasnya?] bunyi pesan itu yang membuat Alea tak berkedip karena berasal dari seseorang yang ia pikirkan tadi.
"Kak Dion!" Ucap Alea lirih hingga membuat kedua sahabatnya ikut kepo.
"Ciee... ditanyain crush tuh" ucap Bella menyenggol lengan Caca agar mendukungnya.
"Apaan sih, enggak ya" ucap Alea mencoba meyakinkan kedua sahabatnya.
"Udah ngaku aja kalau suka. Tuh telinga lo merah pasti hati lo juga ikut merah hahaha" ucap Caca yang membuat Bella ikut tertawa.
"Bisa aja lu bambang hahaha" sahut Bella.
"Sekali-kali lah lo itu menghargai diri sendiri Le, bahagiain diri lo dong. Jangan ngalah mulu dari kecil." ucap Caca sambil merangkul pundak Alea.
"Gila lo, maksut lo Alea harus jadi pelakor gitu" jawab Bella yang tidak setuju.
"Enggak, gue nggak setuju. Masih banyak laki-laki lain yang lebih keren diluar sana dibanding Kak Dion. Ngapain harus ngerendahin harga diri" tambah Bella mengebu-gebu.
"Ini bukan tentang laki-laki lain, tapi menghargai diri. Dari dulu Alea disuruh mengalah terus sama si nenek lampir. Siapa tahu sebenarnya Kak Dion ada rasa sama Alea trus ada campur tangan tuh nenek hingga akhirnya jadian sama kak Alesya." jawab Caca mencoba untuk meyakinkan.
"Astaga Caca, jangan halu lagi deh. Udah jelas-jelas Kak Dion cinta mati sama Kak Alesya. Lo lupa gimana effort nya dulu buat dapetin kak Alesya." jawab Bella yang cukup tahu karena ia juga tetangga Alea.
"Iya juga sih, tapi itu kok ngasih perhatian ke Alea" jawab Caca sambil menunjuk HP Alea.
Krikk... Krikk....
Alea yang hendak menjelaskan pun jadi tidak jadi saat seseorang yang mereka bahas menghampirinya. Ya, dia adalah Dion.
"Hei kok nggak dibales?" tanya Dion yang sudah dihadapan Alea.
"Eh iya lupa kak" jawab Alea gelagapan.
"Udah selesai kelas kan? Kakak mau minta waktu kamu sekalian kakak antar pulang" ucap Dion yang membuat Alea bingung dan hanya diam saja.
"Udah kok kak, udah nggak ada kelas lagi" jawab Caca mewakilkan.
Hingga mau tak mau kini Alea pergi dengan Dion, dan kini ia sudah berada di kursi penumpang disebelah Dion yang sedang menyetir.
"Kita mau kemana kak? " tanya Alea yang merasa tidak menuju jalan pulang kerumahnya.
Dion pun tersenyum mendengar itu.
"Bentar lagi sampai" jawab Dion.
Dan tak lama kemudian mobil Dion sudah terparkir di depan sebuah mall.
"Ayo" ucap Dion sambil menggandeng Alea.
Dalam hati Alea tidak enak pada kakaknya, tapi kakaknya dulu biasa saja dan tidak cemburu melihat perhatian Dion kepadanya, karena Dion sudah menganggap Alea seperti adiknya sendiri.
Hingga akhirnya mereka berdua sampai di toko perhiasan dan disambut hangat oleh para karyawan yang ada.
"Menurut mu ini bagaimana? cocok nggak untuk Alesya? " tanya Dion yang memperlihatkan kalung berlian pada Alea.
"Iya cantik kak, Pasti cocok dipakai kak Alesya" jawab Alea mencoba ikut bahagia.
Tanpa Alea duga, Dion memasang kalung tersebut di leher Alea hingga membuat Alea menahan nafasnya karena jarak sedekat itu pada orang yang ia sukai.
"Kamu terlihat cantik memakainya. Pasti Alesya juga terlihat cantik nanti. Kakak ingin menghadiahkan ini untuk ulang tahun Alesya beberapa hari lagi." ucap Dion yang masih belum berkedip menatap kalung yang dipakai Alea.
"Iya kak, Kak Alesya pasti senang" jawab Alea yang awalnya bahagia saat dipuji cantik namun lagi-lagi Alesya pemenangnya.
"Oke bungkus ini yang rapi mbak" ucap Dion pada karyawan toko tersebut.
Selesai membayar kalung berlian yang dibelinya, Dion mengajak Alea untuk makan di sebuah restoran miliknya.
"Kakak boleh bertanya?" tanya Dion pada Alea.
"I-iya kak" Alea seketika menjadi kikuk karena tiba-tiba Dion seperti serius ingin bertanya.
"Apa nenek yang melakukan itu tadi?" tanya Dion sambil memegang pipi Alea.
"Enggak kok kak" jawab Alea sambil menjauhkan wajahnya dari tangan Dion.
"Jangan bohong Alea, kakak hafal seperti apa kamu" ucap Dion yang sangat kenal seperti apa Alea dari kecil, apalagi tidak jarang ia melihat nenek Jenita memarahi Alea tanpa sebab.
Hal itulah yang membuat Dion simpati pada Alea dan menghiburnya hingga membuat Alea jatuh cinta. Namun, Dion hanya menganggap Alea sebagai adiknya saja dan tidak lebih.
Alea yang tidak pandai berbohong pun hanya bisa mengangguk dan tanpa ia sadari air matanya menetes.
Dion menghela nafasnya, dan membawa Alea kedalam pelukannya. Ia murni ingin menghibur Alea sebagai seorang kakak.
"Kamu perempuan yang hebat, masih bersabar menghadapi nenek. Jangan dipendam seorang diri Le, cerita sama kakak kalau ada apa-apa." ucap Dion menghibur Alea.
Tanpa mereka berdua sadari, ada seseorang yang memvideokan mereka dan mengirim rekaman video tersebut pada seseorang.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
CEO MARAWAR
🙏
2024-09-22
1
Eva Karmita
ya ampun Dion jgn PHP dong sama Alea kasihan jadi salah paham kan dgn perhatian yg kamu berikan untuk Alea 🥺
2024-07-16
2
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
kasihan Alea...sedih bgt 😭
2024-07-14
2