Hari sudah sore jalanan sudah terlihat ramai oleh pengguna jalan, di jam pulang kantor memang selalu seperti ini meski tidak menimbulkan macet.
Saat ini Reno tengah memarkirkan mobilnya di depan gedung besar tempat orang-orang menuntut ilmu, entah untuk apa dia ada di sana dia juga tidak tau tapi yang pasti hatinya menuntunnya untuk datang ke kampus itu. Reno mengeluarkan ponselnya lalu mulai mengirim pesan pada seseorang di sana.
Sudah hampir lima belas menit Reno menunggu setelah mendapatkan balasan dari orang yang dia kirim pesan, tapi orang itu belum juga menampakkan batang hidungnya. dia mengusap wajah menggunakan kedua tangannya, sungguh dia tidak tau apa yang dia lakukan di tempat itu tapi Reno benar-benar ingin memastikan sesuatu.
Suara ketukan di kaca mobilnya mengalihkan perhatian laki-laki itu, dengan cepat Reno membuka pintu mobil itu dari dalam.
"Maaf lama. tadi ada urusan sebenta" Ucap seseorang yang kini sudah duduk di kursi samping kemudi.
"Tidak apa-apa" jawab Reno singkat.
"Jadi ada apa? kenapa ka Reno menemuiku di sini? "
Reno terdiam. dia juga tidak tau untuk apa menemui gadis itu di sisni, lebih tepatnya dia tidak tau harus memulai omongannya dari mana. terdengar helaan nafas kasar dari laki-laki itu sebelum dia berucap. "Kau___apa benar kau akan bertunangan dengan Toni"
Lupakan ego mu Reno, turuti saja hatimu. enteh kenapa setelah mendengar cerita Rendra tadi siang bahwa keluarganya tengah menjodohkan Toni dan Clara dan kedua orang itu juga sudah menyetujui nya. cerita itu membuat Reno gelisah sampai akhirnya laki-laki itu nekat datang ke kampus Clara saat ini.
Clara terdiam sejenak, dia harus menguatkan hatinya dulu untuk menjawab pertanyaan Reno, bagaimanapun laki-laki di sampingnya ini adalah orang yang masih setia bersarang di hatinya, dan Clara tidak ingin goyah dengan keputusan yang dia ambil kemarin hanya karena bertemu dengan Reno. "Ya, pertunangannya akan di laksanakan satu bulan lagi"
"Kenapa kau menerima perjodohan ini? apa kau menyukai Toni?" Reno mengubah posisi duduknya menghadap Clara. "Jangan mempermainkan perasaan seseorang Clara, aku tau kau tidak mencintai nya dan ini hanya akan menyakiti Toni" nada ucapan Reno terdengar sangat serius, bahkan tidak ada senyum sama sekali di wajahnya saat berucap.
"Ya kau benar ka! seperti halnya kita.aku menyukaimu dan kau tidak, pada akhir aku sendiri yang tersakiti" Clara menghentikan ucapannya sejenak menatap raut wajah Reno yang saat ini menampilkan expresi yang tidak terbaca. "Kau tenang saja, selama aku serious menerima perjodohan ini Toni tidak akan terluka"
"Kau mencintai laki-laki lain Clara apa dia tau?" Reno mengulas senyum, entah mengapa senyuman itu terlihat mengejek bagi Clara. "Baru beberapa bulan yang lalu kau mengatakan menyukai seseorang, dan sekarang kau mudah sekali berpaling pada laki-laki lain, kau benar-benar perempuan yang tidak punya pendirian"
Wajah Clara memerah menahan kesal atas ucapan Reno. "Stop ka! kalo ka Reno kesini hanya untuk mengajak ku ribut dan mengataiku aku tidak ingin mendengarnya lagi"
dia benar-benar tidak habis pikir dengan laki-laki itu, bukankah dia sendiri yang menolak Clara selalu menganggap Clara sebagai gadis kecil. Clara menatap wajah Reno dengan berani. "Sekarang aku tanya sama ka Reno, apa jika aku menolak perjodohan ini ka Reno akan menerima cinta ku?. bukankah kau sendiri yang bilang kalau kau tidak akan pernah menyukai gadis kecil seperti ku, lalu apa salahnya jika aku menerima orang lain yang mencintai ku"
Reno tidak bisa menjawab pertanyaan Clara karena dia juga tidak tau bagaimana hatinya pada gadis itu, yang dia tau saat ini hatinya hanya terisi oleh satu nama yaitu Alantta.
"Kenapa ka Reno diam? jawab ka.. kalo aku menolak perjodohan ini apa kaka akan menerima cinta ku? "
Laki-laki itu masih diam wajahnya yang menatap lurus ke depan dengan pikiran yang berkecamuk.
Kali ini Clara yang tersenyum mengejek menatap Reno, bukankah laki-laki itu sangat egois. di saat hatinya masih terisi oleh orang lain tapi dia bertingkah seolah-olah menyukainya. "Masalah perjodohan ini tidak ada urusannya dengan mu ka, jadi kau tidak perlu ikut campur. dan kau harus tau bahwa aku lebih baik dari mu ka, karena aku mampu membuka hati pada orang yang mencintaiku meski aku tidak mencintainya tapi aku berusaha untuk belajar"
Setelah mengucapkan kata-kata itu Clara keluar dari mobil Reno, meninggalkan laki-laki yang saat ini menatap kepergiannya dengan hati dan fikiran yang masih berkecamuk.
Reno masuk kedalam rumah dengan hati yang kacau, dia menyesali perbuatannya tadi. Clara benar masalah perjodohan gadis itu dengan Toni tidak ada urusannya dengannya. seharusnya tadi dia tidak bertindak seperti itu hingga membuat Clara marah, entahlah dia juga tidak tau dengan hati dan fikirannya yang tidak sejalan.
"Mau makan den" bi Asih berucap ketika melihat Reno masuk kedalam dapur.
"Tidak bi.. saya cuma mau minum" Reno membuka kulkas dan mengambil satu botol kecil air kemasan dan mulai meminumnya. "Mamah ada bi? " tanya Reno setelah menghabiskan yang ia minum.
"Ada den, tadi nyonya nunggu aden buat makan malam bersama tapi aden lama pulangnya jadi nyonya makan duluan"
Memang semenjak masuk rumah sakit kemarin Raya lebih sering berada di rumah untuk menjaga kesehatannya, meski mamahnya itu masih pergi ke Butik tapi Raya akan pulang setiap jam lima sore, dia sudah tidak pulang malam apalagi sampai menginap di butik seperti yang sering mamahnya itu lakukan.
"Tadi saya ada lembur bi"
Setelah berbincang sebentar dengan bi Asih di dapur Reno kembali berjalan untuk ke kamarnya, kakinya mulai menaiki anak tangga namun tiba-tiba saja kepalanya serasa pusing hingga membuat dia hampir terjatuh jika saja tangannya tidak berpegangan pada railing tangga.
Reno terdiam sejenak menepuk-nepuk kepala sebelah kirinya yang terasa sakit. ah... mungkin karena dia terlalu sibuk akhir-akhir ini hingga membuat daya tahan tubuhnya menurun. Reno kembali melangkahkan kakinya keatas, dia ingin segera membaringkan tubuhnya untuk mengurangi rasa pusing di kepalanya.
******
"Menurut gue dia mulai menyukai lo Cla"
Clara menatap sebal kearah Jenny, ya.. saat ini dia tengah berada di kosan Jenny, apalagi kalau bukan untuk curhat karena hanya perempuan itu teman dekat Clara saat ini. Clara sudah menceritakan semuanya pada Jenny tentang kedatangan Reno tadi ke kampusnya.
"Jenn gue lebih percaya kalo dia takut gue nyakitin Toni karena dia tau gue suka sama dia, dibandingkan dia mulai suka sama gue bukankah yang gue ucapkan tadi lebih masuk akal"
Jenny meletakan krim malamnya di atas meja, dia berjalan kearah kasur dimana saat ini Clara tengah berbaring sambil memainkan poselnya. "Itu juga masuk akal si" jawabnya setelah duduk di atas kasur. "Tapi Cla, siapa tau opsi gue yang pertama itu ternyata bener. siapa tau ternyata dia cemburu"
Sebuah bantal berhasil mendarat di wajah Jenny, siapa lagi yang melemparnya kalau bukan Clara. "Lo tuh jangan ngebuat gue malah berharap lagi sama dia, harusnya lo dukung gue buat ngebuka hati untuk Toni"
Tidak.. Clara tidak ingin berharap apa-apa lagi pada Reno, pengalaman nya mengejar Rendra dulu harus ia jadikan pelajaran bahwa cinta tidak bisa di paksa, dan dia tidak ingin kejadian itu terulang kembali jika dia terus mengejar Reno.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
☠ 🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ🍒⃞⃟🦅
ayo lah Reno jujur sma Clara bilg kalo kmu jg suka sama dy, wlwpun kmu blm sadar dg perasaan mu pd Clara,,, jgn smpai kau menyesal nanti nya Reno klo Clara udh bertunangan dg Toni..
2024-10-16
0