Reno menatap laki-laki tua yang kini tengah duduk di hadapannya, saat ini mereka ada di salah satu lestoran ternama. beberapa menit berlalu tapi dua laki-laki yang berbeda generasi itu belum ada yang mau membuka mulutnya untuk sekedar menanyakan kabar. entah apa yang terjadi namun laki-laki itu sibuk dengan fikiran mereka masing-masing.
"Sampai kapan kau akan terus bekerja di perusahaan orang lain?" laki-laki tua itu mengalah, dia menatap Reno yang masih saja diam.
"Aku sudah tua, seharusnya kau memajukan perusahaan papahmu dibandingkan perusahaan orang lain"
Reno berdecak menatap malas laki-laki yang memiliki status sebagai papahnya ini, laki-laki tua itu hanya akan menemuinya jika sedang memiliki keinginan saja. seperti saat ini, sudah beberapa bulan terakhir Yogi Wira Atmaja selalu menemuinya dan memaksa Reno untuk memimpin perusahaan milik papahnya itu.
"Anakmu bukan cuma aku saja, kenapa kau hanya memaksa ku"
"Dasar anak tidak sopan. kenapa kau selalu berbicara formal pada orang tua mu" Yogi terlihat sangat kesal mendengar ucapan Reno yang selalu berucap formal padanya. "Anakku memang bukan kau saja tapi kau anak laki-laki satu-satunya"
"Memang nya kenapa kalau aku anak laki-laki satu-satunya" Reno berucap santai namun dalam hatinya ia setengah mati menahan kekesalan pada laki-laki tua itu. "Bukankah kau sangat menginginkan anak dari perempuan itu. kenapa tidak dia saja yang kau jadikan penerus YWA Grup"
Reno memang milik dua adik perempuan dari papahnya, tentu saja berbeda ibu.
"Kau___" Yogi tidak melanjutkan lagi ucapannya, dia sudah tidak tau harus bagaimana lagi membujuk putranya itu agar mau meneruskan perusahaannya. entah sampai kapan Reno akan terus membencinya, setelah puluhan tahun lamanya putranya masih tidak bisa memaafkan nya, bahkan Reno jarang sekali memanggilnya dengan sebutan papah.
"Papah tidak mau tau, bagaimanapun kau harus berhenti dari perusahaan itu dan meneruskan perusahaan papah. papah kasih kamu waktu satu bulan kalau tidak___"
"kalau tidak apa? " Reno memotong ucpan papahnya. dia benar-benar tidak habis fikir betapa sangat egoisnya laki-laki tua itu, dia tidak berubah sama sekali baik dulu maupun sekarang.
"Papah akan membatalkan kerjasama papah pada perusahaan temanmu itu, papah tidak main-main Reno" ucap Yogi, setelah itu dia pergi meninggalkan Reno sendiri dengan amarah yang di tahan.
Ya.. perusahaan YWA Grup memang tengah bekerja sama dengan perusahaan Adwinata Grup, mereka tengah bekerjasama untuk membangun sebuah Resorts mewah di sebuah pulau yang mesih sangat asri. meskipun pembangunan Resorts itu baru di rencanakan tapi perkiraan keuntungan dari kerjasama itu tidaklah main-main. dan pembangunan Resorts itu tidak akan terlaksana jika salah satu dari perusahaan membatalkan kerja sama, karena jika Resorts itu jadi di bangun maka akan menjadi salah satu Resorts terbesar dan termegah di Asia.
Reno menghela nafas dengan berat. tentu jika papahnya membatalkan kerjasama itu perusahaan Rendra akan rugi, dan juga dia akan merasa bersalah pada sahabatnya itu. sungguh papanya benar-benar tau bagaimana harus mengancam dan mencari titik kelemahannya.
Reno melirik ponselnya yang bergetar di atas meja, setelah melihat siapa yang menelpon dia menggeser ikon berwarna hijau keatas. "Ada apa bi"
"Ini den nyonya sakit, badannya panas tapi tidak mau di bawa kerumah sakit" Reno bisa mendengar nada kekhawatiran dari bi asih.
"Baik saya pulang sekarang"
Reno segera keluar dari lestoran itu dan masuk kedalam mobil. Reno memang kesal pada mamahnya karena semenjak perceraian kedua orang tua mereka mamahnya juga tidak mengurus Reno dengan baik. tapi Reno tidak bisa membenci wanita itu, bagaimanapun mereka berdua adalah korban dari keegoisan papahnya, kesalahan mamahnya hanyalah terlalu fokus pada luka sendiri hingga lupa ada anak kecil yang juga ikut terluka. bukannya mengobati luka bersam-sama mamahnya hanya fokus mengobati lukanya sendiri.
*****
"Kenapa si Cla, cerita dong? "
Clara beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kelas yang di ikuti oleh Jenny di belakangnya, mereka baru saja menyelesaikan satu mata kuliahnya. "Cla jangan bikin gue penasaran, loe sebenarnya kenapa si" ucap jenny kembali setelah mensejajarkan langkahnya dengan Clara.
Jenny merasa sangat penasaran apa yang terjadi pada Clara, karena selama jam mata kuliah tadi gadis itu tidak fokus.
"Kenapa apanya si. gue tadi laper banget Jenn, makannya ga fokus"
"Alah.. bohong lo, gue gak percaya"
Clara melirik Jenny sekilas, saat ini mereka masih berjalan menuju ke kantin. "Lo emang pengen dengar apa? lo pengen gue ngomong ada masalah gitu. itu mah sama aja lo ngedoa'in gue dapet masalah"
Jenny tertohok mendengar ucapan Clara. "Astaga Cla lo jangan suudzon sama gue. lagian lo bikin gue khawatir, mana ada lo gak fokus cuma karena lapar itu bukan lo banget"
Mereka sudah sampai di kantin, Clara dan Jenny berjalan kearah meja yang paling pojok. setelah mereka duduk Jenny memanggil pelayan kantin, dan mereka mulai memesan makanan mereka masing-masing.
"Jadi lo gak mau cerita ni sama gue" Jenny kembali berucap karena belum mendapatkan jawaban yang puas dari Clara.
"Oke oke gue jujur, emang ada yang lagi gue fikirin. tapi gue belum bisa cerita sama lo" Clara menghentikan ucapannya sejenak karena makanan mereka datang, sebelum akhirnya berucap kembali setelah pelaya kantin itu pergi.
"Lebih tepatnya si gue belum pengen cerita, tapi ini ada hubungannya sama Reno dan Toni"
Jeni yang tengah meracik baksonya itu berdecak mendengar ucapan Clara. "Lo belum mau cerita tapi lo ngasih spoiler tentang masalah lo, bikin gue tambah penasaran ajah tau ga"
Clara tertawa mendengar ucapan Jenny, dia memang sengaja ingin membuat temannya itu kesal, ke kepoan Jenny tuh benar-benar sudah akut jadi terkadang Clara sengaja mebuat temannya itu merasa hampir mati penasaran.
"ekh... lo jadi mau magang? " Clara berucap karena mengingat ucapan Jenny tempo hari.
Jenny mengangguk, dia tidak bisa menjawab ucapan Clara karena masih mengunyah bakso di mulutnya.
"Di perusahaan mana? udah dapet belom" ucap Clara kembali sambil menyuapkan mie rebus kedalam mulutnya. menikmati makanan di dalam kantin adalah salah satu kesenangan Clara, karena hanya di tempat itu dia bisa menikmati makanan seperti ini. jika mamahnya tau dia memakan mie instan seperti ini sudah pasti dia akan di omeli sepanjang hari. jika dirumahnya mie yang boleh di makan itu hanya mie yang di buat langsung oleh para koki di rumahnya, tentu saja adonan mie nya pun di buat sendiri.
Jenny menggeleng dia menelan dulu bakso yang ada di mulutnya sebelum menjawab. "Belum.. tapi gue udah mengajukan ke perusahaan YWA Grup tinggal nunggu kabar aja"
"YWA Grup" Clara mencoba mengingat-ingat perusahaan itu, namun seketika raut wajahnya terlihat antusias setelah mengingat perusahaan nya. "YWA Grup perusahaan besar itu"
Jenny mengerutkan kening melihat tingkah Sahabatnya, bagaimana Clara seantusias itu mendengar perusahaan besar itu. padahal dia sendiri salah satu pemik perusahaan besar. memang tingkah orang kaya itu benar-benar diluar nalar.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
☠ 🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ🍒⃞⃟🦅
YWA Grup perusahaan bpk nya Reno ya..
2024-10-16
0