Saat ini keluarga Adwinata dan Mahendra sudah berkumpul di lestoran bintang lima yang sudah dijanjikan oleh mereka, ada Rendra dan Alantta juga di sana. mereka tengah berbincang-bincang sambil menunggu satu orang lagi yang belum datang. disaat yang lain tengah mengobrol asik membahas bisnis dan para ibu-ibu tengah bergosip entah apa yang di bicarakan, Rendra dan Alantta malah asik sendiri seolah-olah dunia hanya milik mereka berdua.
Sesekali Rendra mengusili Alantta hingga wajah istrinya itu terlihat kesal. dan sekarang masalah baju, Tiba-tiba saja laki-laki itu berkata tidak menyukai gaun yang di kenakan Alantta padahal saat di rumah tadi laki-laki itu terus saja memuji kecantikan istrinya.
"Lain kali jangan pakai gaun seperti ini lagi, aku tidak suka laki-laki lain melihat mu seperti itu" ucapnya dengan pelan sedikit berbisik di dekat telinga Alantta, agar tidak mengganggu orang-orang yang tengah asik mengobrol.
"Ini gaun hadiah dari mamah Maria, aku gak enak kalo gak di pake" jawab Alantta sambil melihat kembali gaun yang ia kenakan, tidak ada masalah sebenarnya dengan gaun yang di kenakan Alantta, gaun hitam selutut tanpa lengan itu masih terlihat sopan karena tidak memamerkan bentuk tubuh Alantta, dan Rendra pun sempat memuji penampilan nya. tapi saat memasuki lestoran tadi ada seorang laki-laki yang memandang Alantta dengan lekat, karena memang perempuan itu terlihat sangat cantik dan cocok mengenakan gaun itu tapi hal itu malah membangkitkan rasa posesif Rendra pada istrinya, dia tidak rela membagi kecantikan istrinya pada orang lain.
"Maaf terlambat" suara gadis yang baru saja masuk mengalihkan perhatian orang-orang yang tengah asik mengobrol itu kearahnya.
"Tidak apa-apa sayang, sini duduk" Tania berucap dengan lembut, karena ingin memberikan kesan baik pada gadis yang dicintai putranya.
Clara dan kedua orang tuanya memang tidak datang bersama, gadis itu tadi berangkat lebih dulu membawa mobil untuk mengantarkan buku kerumah Jenny. entah buku apa itu orang tuanya juga tidak tau, dia hanya mengatakan buku itu penting dan harus di antarkan saat itu juga. sebenarnya papah dan mamahnya sangat khawatir saat mereka datang Clara belum ada di lestoran itu, tapi saat ini mereka sudah lega karena anaknya benar-benar datang mesi sedikit terlambat.
Tidak ingin menjelaskan keterlambatan nya, karena yakin mamah dan papahnya sudah menjelaskan kepada orang-orang yang ada di situ. Clara duduk di samping mamahnya setelah menyalami semua yang ada di situ, dengan senyuman manisnya dia mengalihkan pandangannya pada Toni sekilas, laki-laki itu terlihat tampan mengenakan kemeja warna hitam dengan lengan panjang yang di lipat, tapi sayang ketampanan laki-laki itu tidak membuat jantung Clara berdesir.
Berbeda dengan Clara yang tidak terpesona dengan ketampanan Toni. Toni malah sangat terpesona melihat kecantikan Clara malam ini. ah... dia lupa Clara memang selalu terlihat cantik belum lagi bentuk tubuhnya yang bagus bisa membuat pakaian apapun yang dikenakan nya selalu terlihat cocok. Seperti saat ini Clara mengenakan dress Sifon berwarna putih dengan motif bunga-bunga yang berlengan panjang, gadis itu terlihat seperti malaikat bagi Toni.
Keluarga mereka menikmati makanan sambil berbincang-bincang sederhana, belum ada obrolan yang terlalu serius yang mereka bahas. sampai akhir nya makanan mereka sudah habis dan Adwin memulai pembicaraan.
"Jadi begini Hendra, aku sengaja mengundang keluarga mu untuk makan malam bersama karena ingin memperjelas obrolan kita tempo lalu"
Mahendra dan istrinya tersenyum, tentu mereka sudah tau apa yang di maksud dari ucapan Adwin. "Ya aku tau, katakan saja"
Adwin melirik kearah Tania dan Toni untuk meminta persetujuan memulai menyampaikan maksud mereka.
Setelah mendapat anggukan dari kedua orang tua itu Adwin memulai pembicaraan kembali. "Aku ingin memperjelas niat kita untuk menjodohkan Toni dan Clara, aku dan Tania sudah menanyakan hal ini pada Toni dan Toni setuju atas perjodohan ini karena dia memang menyukai Clara, tapi bagaimana dengan Clara. tentu aku tidak ingin mereka menerima perjodohan ini karena terpaksa"
Clara melirik kearah Toni sekilas yang kebetulan laki-laki itu duduk di hadapannya, laki-laki itu tersenyum padanya. Toni adalah orang yang sangat baik Clara tau itu, dan itu juga salah satu alasan dia mau datang ke acara makan malam ini. Clara sudah meyakinkan dirinya untuk menerima Toni, dia lelah terus mencintai laki-laki yang tidak pernah mencintai nya. tapi entah mengapa saat ini dia kembali ragu.
"Begini Adwin, kau tau aku tentu sangat bahagia jika perjodohan ini benar-benar terjadi karena itu akan memperkuat tali persahabatan kita" Adwin mengangguk merasa setuju dengan ucapan mahendra, karena dia pun menginginkan hal yang sama.
"Tapi tetap, keputusan ada pada putri ku" lanjut mahendra kembali. dia melirik kearah Clara yang saat ini masih saja diam dengan fikiran nya sendiri. "Bagaimana Clara, kau tau papah sangat menginginkan perjodohan ini tapi keputusan ada di tanganmu karena kau yang akan menjalaninya"
Clara masih terdiam, dia masih memikirkan kembali apakah keputusan nya ini akan membawa kebahagiaan untuk nya atau tidak, dia tidak ingin salah langkah. Clara mengangkat wajahnya melihat menatap orang -orang yang saat ini tengah menatap nya.
"Sayang" Suara mamahnya menyadarkan Clara bahwa saat ini semua orang tengah menunggu jawaban darinya.
Clara menghembuskan nafas sejenak sebelum akhirnya dia berucap. "Clara belum memiliki perasaan lebih pada Toni. tapi___Clara akan mencoba menerima perjodohan ini"
"Maksudnya apa nak, jangan di paksakan jika kamu tidak bisa menerima perjodohan ini" kali ini Maria yang berucap, bagaimana pun dia tidak suka jika melihat anak yang di paksa untuk menerima perjodohan, seperti halnya dulu Rendra yang selalu di jodohkan dengan Clara. jikapun perjodohan itu terjadi kedua anak itu harus menerima atas kehendaknya sendiri, dan Maria menangkap jawaban Clara saat ini seperti terpaksa menerimanya.
Clara mengerti maksud dari ucapan tante Maria, dan dia yakin orang-orang di situ juga tengah berfikir hal yang sama atas jawabannya.
"Clara tidak terpaksa menerima perjodohan ini tante, Clara memang belum menyukai Toni tapi bukan berarti Clara tidak bisa mencintai dia, mungkin perasaan Clara akan tumbuh seiring berjalannya waktu. itu sebabnya Clara mau menerima perjodohan ini"
Semua orang menghela nafas lega mendengar jawaban Clara, tapi tidak dengan Alantta. entahlah sedari awal dia mendengar Toni dan Clara akan di jodohkan dia kurang suka karena dia melihat Clara memiliki perasaan pada orang lain, dan entah kenapa Alantta melihat ada sesuatu antara Clara dan Reno saat melihat intraksi mereka di pernikahannya waktu itu, apalagi setelah mendengar jawaban dari gadis itu, menurut Alantta akan lebih sulit membuka hati ketika masih ada orang lain di dalam hati itu. dan Alantta yakin Clara tidak akan semudah itu jatuh cinta pada Toni jika benar dugaan nya bawa diantara Clara dan Reno ada sesuatu.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
☠ 🍾⃝ ʀɪͩᴠᷞᴀͧɴᷡᴀͣ🍒⃞⃟🦅
Clara harusnya jujur aja sama semua orang kalo memang tdk menyukai Toni,,,, krn menjalani hubungan tanpa ada rasa suka/syg itu susah psti salah satu nya akan merasa tersakiti suatu saat nanti...
2024-10-16
0