Di pagi hari nya, matahari masih belum muncul. Genya masih tidur terlelap di kursi taman bermain.
Seorang nenek berumur paruh baya yang berjalan menuju pasar terkejut melihat seseorang yang tidur di kursi taman bermain.
Nenek itu mendekati Genya, ia mencoba untuk membangunkan gadis muda itu dengan lembut. Dia menggoyang-goyangkan tubuh Genya yang terasa begitu kurus itu.
Genya perlahan membuka matanya, dia begitu terkejut saat melihat wajah nenek-nenek begitu dekat dengan wajahnya.
"Kyaaa! Maafkan saya!" Kata Genya berteriak
"Nak... Kenapa kau tidur di tempat seperti ini?" Tanya si nenek
"Sa-saya hanya numpang tidur semalam saja!" Sahut Genya yang ketakutan, dia memeluk koper baju yang dibawanya.
"Astaga, apa kau kabur dari rumah?" Tanya si nenek yang kemudian duduk di samping Genya.
"Tidak" Sahut Genya yang menggeser pantatnya sedikit kesamping menjaga jarak dengan si nenek.
"Kalau bukan kabur, jangan bilang kau diusir? Omoo, semoga aku salah bicara" Kata si nenek menutup mulutnya karena merasa telah salah bicara.
Tapi Genya terdiam begitu mendengar pertanyaan dari si nenek. Dia tidak berani mengiyakan kalau dia benar-benar telah diusir oleh keluarganya kemarin.
"Ternyata dugaanku benar ya? Apa kau belum menentukan arah tujuanmu? Bagaimana kalau kau tinggal di rumahku untuk sementara?" Kata si nenek memberikan penawaran yang membuat Genya terkejut.
"A-apa boleh?" Tanya Genya bahagia begitu mendengar ajakan dari si nenek yang begitu baik memberinya tumpangan sementara.
"Tentu saja jika kau mau, aku hanya tinggal berdua dengan suamiku. Aku tidak memiliki niat jahat, kau bisa memikirkannya" Kata si nenek
"Aku mau nek! Terimakasih nek! Aku akan membalas kebaikanmu suatu saat nanti!" Kata Genya yang berdiri dan kemudian membungkukkan badannya ke hadapan si nenek sebagai tanda hormat dan terimakasihnya.
"Tidak apa! Tunggulah disini, aku akan datang sebentar lagi" Kata si nenek yang mulai berdiri dan kemudian pergi menuju pasar untuk membeli bahan makanan hari ini.
Dengan wajah penuh harapan, Genya menunggu si nenek datang hingga matahari pun mulai muncul dan bergerak naik.
Setelah lama menunggu si nenek, akhirnya Genya kembali memancarkan senyumannya yang manis begitu melihat si nenek terlihat datang dari arah berlawanan.
Genya mengikuti si nenek menuju rumahnya, dia tidak menaruh kecurigaan sedikitpun. Karena dari awal si nenek sudah mengatakan kalau dia tidak ada maksud jahat begitu mengajak Genya ke rumahnya.
......................
"Istriku, kau sudah datang? Loh loh, siapa gadis kecil yang bersamamu ini?" Tanya si kakek yang datang dari belakang rumah membawa cangkul dengan handuk kecil di lehernya.
"Oh ini, aku menemukannya di taman depan. Nasibnya sangat malang sehingga aku tak tega untuk meninggalkannya begitu saja" Sahut si nenek yang mulai masuk ke dalam rumah.
Rumah yang sudah tua tapi masih sangat bagus terawat.
"Halo kakek, aku Genya. Terimakasih telah memberiku tumpangan" Kata Genya membungkuk di depan si kakek, si kakek pun tersenyum dan mempersilakan Genya memasuki rumahnya.
Si nenek mulai memasak, peralatan rumah juga terlihat begitu modern. Bahkan perabotan dapurnya lebih banyak daripada yang dimiliki paman dan bibinya Genya.
Genya niat membantu tapi tidak di ijinkan oleh si nenek, nenek mengantarkan Genya menuju kamar kosong yang ada di pojok rumah mereka.
Setelah selesai memasak, Genya makan bersama kakek dan nenek yang sudah menolongnya itu.
Si kakek bercerita kalau mereka tidak memiliki seorang anak, jadi mereka sangat ingin memiliki anak dan cucu.
"Kau bisa tinggal disini lebih lama lagi nak, sampai kapanpun yang kau inginkan. Anggap saja kami adalah kakek dan nenekmu" kata si kakek
Genya begitu terharu mendengar perkataan si kakek dan nenek yang sangat baik kepadanya. Dia tidak menyangka jika masih ada orang baik yang mau menerimanya begitu saja.
Bahkan mereka yang tidak memiliki hubungan darah dengan kita bisa menerima kita lebih baik daripada keluarga kita sendiri.
Saat sedang makan, Genya menceritakan tentang keluarganya, dan cerita tentang bagaimana dia bisa di usir oleh bibinya. Kakek dan nenek mendengarkan cerita Genya dengan seksama.
Akhirnya Genya benar-benar tinggal di rumah itu, dia membantu si kakek berkebun sayuran di halaman belakang rumah mereka yang begitu luas dan memiliki tanah yang subur. Dia juga membantu si nenek memasak dan mencuci pakaian.
......................
Malam telah berlalu, sekarang hari sudah pagi. Genya bersiap pergi untuk menaruh lamaran pekerjaan di sebuah kafe yang di beritahukan oleh temannya saat lusa yang lalu.
Kafe itu tidak jauh dari rumah si nenek sekarang, hanya sekitar 7 menitan dengan menggunakan bus umum.
Katanya kafe itu sedang membutuhkan 5 orang karyawan, Genya berharap dia mendapatkan keberuntungan dengan diterimanya dia bekerja di kafe incarannya itu.
Setelah sarapan, Genya berpamitan kepada kakek dan nenek untuk pergi melamar pekerjaan di kafe terdekat. Genya merasa sekarang dirinya telah menemukan sebuah keluarga baru yang mau menerima dirinya.
Dengan membawa ijazah SMA dan surat lamaran yang ditulis tangan, Genya berdoa agar keberuntungan berpihak padanya hari ini.
Saat Genya sudah berjalan begitu jauh, hingga tak terlihat lagi. Si nenek memberikan kode kepada si kakek, mereka berdua memasuki rumah dan mulai berdiskusi.
"Eh bukankah gadis itu adalah gadis yang dicari oleh Tuan?" Kata si nenek berbisik ke telinga suaminya.
"Iya aku juga merasa begitu. Karena saat mendengar nama ayahnya dan bagaimana ayahnya bisa meninggal, kurasa dialah orang yang dicari oleh Tuan!" Sahut si kakek yakin dengan penilaiannya.
"Jadi bagaimana? Apa kita harus memberitahu tuan tentang hal ini?" Tanya si nenek
"Mau bagaimanapun, kita tidak bisa terus menyembunyikan gadis itu seperti sekarang ini. Jika sampai ketahuan oleh Tuan, tamatlah riwayat kita!" Kata si kakek seperti ketakutan begitu memikirkan seseorang yang mereka sebut 'Tuan' itu.
"Entah kenapa aku merasa kasihan kepada gadis kecil yang masih polos itu. Bagaimana jika kita membiarkan nya pergi dengan segera, dan kita akan pura-pura tidak mengenalinya lagi setelah itu?" Tanya si nenek memberikan pendapatnya.
"Aku tidak setuju dengan saranmu itu istriku, apa yang kita lakukan sekarang semuanya terlalu beresiko." Kata si kakek tidak setuju
"Andai saja aku tau sejak pertama kali melihatnya, aku tidak akan berbaik hati menawarkan tempat tinggal untuk gadis bermasalah itu" kata si nenek menyesal karena telah menemukan Genya saat di taman kemarin.
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, kita kan tidak bisa mengenali orang hanya dengan mengetahui namanya saja." Kata si kakek menenangkan.
"Jadi bagaimana?" Tanya si nenek kembali bimbang.
"Kita tidak bisa terus menyembunyikan gadis itu. Keputusan terbaik adalah memberitahu Tuan dengan segera. Yang aku inginkan hanyalah kehidupan damai kita" kata si kakek
Mereka berdua saling tatap menatap begitu lama, mereka masih ragu dengan keputusan yang akan mereka pilih.
Si nenek dengan gemetar mengambil telepon rumahnya. Dia menekan-nekan tombol angka yang ada, tangannya begitu lancar menekan-nekan tombol angka tersebut.
Hati si nenek berdebar kencang begitu mendengar dering telepon yang menandakan kalau telepon tersebut telah tersambung ke nomor telepon orang yang di hubungi oleh si kakek dan nenek itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 52 Episodes
Comments
Hiatus
genya, km nasibnya ngenes pisan, atuh
2024-07-05
1
ᴾᴿᴼ🌍⃝ Ria࿐ཽ༵
kasihan sekali nasibmu genya/Cry/
2024-07-04
2
❀⃝✿𝐋il 𝐌σσηℓꪱׁᧁׁhׁׁׅׅ֮֮t✿⃝❀
tar mampir lagi
2024-06-28
1