Rahasia
#Janda_Bohay
Ke 3
mohon untuk like dan komen.
Hari ini aku pulang dengan rasa lelah atas pekerjaan rutininas. Kurebahkan tubuh diatas ranjang yang terbuat dari bambu. Keras, cukup membuat tulangku terasa ngilu saat tubuh berhasil menempel pada tikar bambu. Kulipat kedua tangan di bawah kepala, menjadikannya alas bantal.
Warna kuning dari lampu pelita menjadi penerang ruang yang berdebu dengan beberapa sarang laba-laba sebagai hiasan dinding dan langit-langit.
Kutatap lekap langit-langit rumah reot tak berpenghuni ini. Pikiranku kembali melayang, sejenak terlintas wajah seorang pria muda dengan mobil mewahnya yang tadi siang menegurku, seakan melambai-lambai. "Ahh andai saja aku tak bertindak bodoh, pastilah pria itu sudah menjadi teman kencanku," gumamku.
Lalu rasa haus dari tenggorokan mulai mengusik lamunan. Ahh kurasa tubuh ini mulai lemah, aku perlu asupan beberapa darah segar malam ini. Sepertinya rumah mak Ijah cocok untuk aku kunjungi.
Kuintip salah satu lubang dinding yang mengarah ke pedesaan. Tampaknya malam ini warga tak meronda, aman bagiku keluar untuk mencari darah segar, dapat sedikitpun tak apa. Paling tidak bisa mengurangi rasa lemas ditubuh.
Kembali kubaringkan tubuh. Kali ini tak lagi di atas ranjang kayu, melainkan di kolong ranjang untuk melepas kepala dari tubuh. Sengaja aku menyembunyikannya di bawah sana, untuk antisipasi kalau saja warga sampai menemukanku dan mengetahui identitasku, bisa-bisa brabe jadinya.
Lolongan anjing mulai terdengar di beberapa titik rumah warga. Aku mengerang saat kedua tangan melepas paksa bagian kepala hingga organ tubuhku ikut keluar. Kini kepalaku sudah terpisah dari tubuh ini.
Kugeleng-gelengkan. Ya sudah terasa ringan. Kutatap cermin retak yang tergantung di dinding. Wajah seram dengan mata berwarna merah dan rambut yang langsung terlihat acak-acakan. Inilah wajahku saat malam, tak secantik pandangan mereka di siang hari.
Aku akhirnya keluar setelah memastikan keadaan di luar benar-benar aman. Melayang dari pohon ke pohon. Bersembunyi di antara rerimbunan. Macam-macam bau mulai tercium. Hidungku terus mendengkus, mencari aroma segar yang dapat menyegarkan tubuh ini. Kini aroma itu makin dekat. Benar saja, aku telah berada di atap rumah mak Ijah.
Kudengar jelas percakapan mereka. Memperbincangkan masalah masa depan calon bayi yang ada dalam janin mak Ijah. Hmm ... semoga saja bayinya lahir seperti harapan mereka. Beginilah aku, tak selalunya aku berdoa buruk untuk mereka.
Namun, tiba-tiba salah seorang seperti telah mengetahui keberadaanku. Sedetik kemudian suara percakapan itu menghilang.
Tampaknya seisi rumah mulai curiga dengan keberadaanku.
Aku mencoba bergeser, berpindah posisi. Sayangnya suara geseranku terdengar jelas dari dalam rumah mereka.
Lalu tiba-tiba ....
"Ada kuyaaang! Ada kuyaaang!" Kudengar salah seorang berteriak-teriak di bawah sana. Oh tidak! Jangan sampai mereka menemukanku.
Beberapa warga mulai membuka pintu, lalu berhamburan keluar rumah.
Heboh karena teriakan dari seseorang yang melihatku tadi. Sambil membawa sebuah bambu, mereka memukul-mukulnya untuk memberi isyarat pada warga lain bahwa sekarang sedang dalam keadaan genting.
"Itu di sana!" Salah seorang warga menunjuk ke arahku. Gawat!
"Kejaaar! Jangan sampai lepas!" Suara mereka terdengar jelas, memekik di telingaku. Aku berusaha kabur sebisa mungkin. Namun banyaknya jumlah warga membuatku kesulitan bergerak. Kemana aku pergi, selalu ada warga yang siaga berjaga menungguku. Sepertinya malam ini aku akan tertangkap basah.
Oh tidak! bagaimana ini?
Bersambung ....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
♡👿 [V]aM|P!R} 👿♡
kirain romantis eh ternyata horor 😂🙈
2020-12-09
1
Siti Choiriyah
hemmm
2020-11-25
0
Risma Wati
jadi keinget film thailand jaman dulu kek gini persis hantu kuyang v lupa judulnya apa
2020-09-22
0