Setelah menunaikan kewajiban nya kepada sang pencipta Tiyapun bergegas membaringkan tubuhnya yang terasa lelah disamping Rezza suaminya.
Tiya menatap Rezza dengan penuh kekaguman dan kelembutan,
" sungguh tampan kamu mas",
"semoga kamu menjadi imamku hingga ajal menjemputku ya mas"gumam Tiya namun masih bisa didengar jelas oleh Rezza.
Karena sudah terlalu lelah Tiyapun terlelap dalam tidurnya.
berbeda dengan Rezza yang sedari tadi hanya pura-pura tidur,lalu diapun berkata dengan pelan,
"mimpi aja kamu Tiya",
"siapa juga yang ingin bersamamu sampai kamu mati".
"gue mau kawin sama kamu tu sebab terpaksa,bukan karena cinta" gumam Rezza pelan penuh kebencian pada wanita yang baru dinikahinya beberapa jam yang lalu.
Tentu saja Artiya tak menderangnya, sebab dia sudah dibuai alam mimpi indahnya.
Kemudian Rezzapun beranjak bangun dari tidurnya lalu berpindah tidur disofa.
Azan subuh telah berkumandang,Tiyapun bergegas bangun untuk mengambil air wudu.
Setelah mengambil air wudu Tiya baru sadar kalau suaminya berpindah tidur kesofa,
Tiyapun menghampiri suaminya untuk membangunkannya dan mengajak menunaikan sholat subuh bersama.
"mas...mas Rezza.."
"bangun mas"
"udah waktunya subuh ni", "ayo kota sholat bareng"
"mas...mas Rezza..."
Tiyapun berusaha membangunkan suaminya berkali kali,
dengan lembut Tiya mengusap usap rambut suaminya supaya bangun,namun Rezzapun tak bergeming sedikitpun dari tidurnya.
"pasti kamu sangat lelah ya mas" ucap Tiya lembut,
"ya sudah aku subuh duluan ya...nanti aku bangunkan lagi"
kemudian Tiya menunaikan sholat subuh sendiri.Diatas sofa Rezza membuka matanya,dia melihat Tiya sedang khusyuk bersimpuh diatas sajadahnya.
Sewaktu dibangunkan Tiya tadi bunkanya Rezza tak bisa bangun tapi Rezza lebih merasa malas mengikuti keinginan Tiya untuk sholat bersama.
Kemudian Rezza bergegas kekamar mandi untuk membersihkan diri,cepat cepat Rezza menyelesaikan mandinya dan ingin segera keluar dari kamar hotel yang suasananya sangat membosankan bagi Rezza.
Keluar kamar mandi Rezza melihat Tiya sedang membereskan tempat tidur,
"sudah selesai mas?"tanya Tiya ramah,
"eeemmm" jawab Rezza enggan dan dingin.
"tadi ibu kesini mas,nyuruh kita turun untuk sarapan bersama",
"soalnya para kerabat akan segera pulang kekota masing masing mas, setelah sarapan" ucap Tiya pada suaminya ,
" mandi sana!",aku mau turun dulu" ketus Rezza kepada istrinya.
"Iya mas",Tiya menjawab dengan nada lembut,
"mas turun dulu aja nggak enak sama semua kalau kelamaan" lanjut Tiya sambil tersenyum kearah suaminya.
"mangkanya buruan mandi sono!,banyak omong kamu!"ketus Rezza pada istrinya.
Tanpa menunggu jawaban dari istrinya Rezzapun bergegas keluar kamar.Tiya tak mengambil hati atas sikap suaminya yang berkata dengan kasar barusan,
Tiyapun bergegas mandi dan berpakaian, tak lupa Tiya mengenakan kerudungnya,cepat-cepat Tiya turun dan bergabung dengan keluarga suaminya untuk sarapan.
" lhaaaaa....ini yang ditunggu-tunggu dari tadi udah muncul" ucap salah seorang kerabat,
dengan malu-malu Tiya menghampiri para kerabat yang sudah duduk dimeja masing masing untuk sarapan bersama,
"ngapunten pakde nunggu lama njih?"(maaf pakde sudah menunggu lama ya?)"tanya Tiya,
"ra po-po nduk(ndak pa pa nduk)",
"kami maklum kamu itukan manten(pengantin) anyar(baru)",
"mesti, pengin berdua-duaan terus he he he ,"
"nggak mau terganggu sama kami,mangkanya kami mau cepet-cepet pulang"
" ben(supaya)) kalian punya waktu berdua duaan"
" he he he "
"ben ndang bati nduk(supaya cepet isi nduk) " ucap pakde Heru yang membuat tawa semua orang disana.
Seketika pipi Tiya dan Rezza bersemu merah,mereka merasa malu sebab semua orang pasti mendengar kata kata dari pakde Heru barusan,
" pakde ini ngomong apa" sahut Rezza kesal.
" sudah sudah jangan bikin pengantin baru kita tersipu sipu lagi",
"ayo ndang(segera) sarapan wes(sudah) lapar aku" ucap bude Heru menyudahi.
Setelah sarapan selesai kemudian berbincang bincang sebentar, para kerabatpun berpamitan satu persatu untuk pulang kekota masing-masing,
tinggallah Bu Sanusi, Rezza,Artiya,Pakde dan bude Sudiman.
"Zaa...Tiya... ibu,sama pakde dan budemu juga maupulang dulu",
"kalian sudah ibu cek inkan menginap sampai besuk"
" supaya kalian ada waktu untuk berdua",
"yang rukun",
"ajak jalan jalan istrimu Zaa.."perintah bu Sanusi pada putranya,
"jangan dikamar terus nanti ndak bosan"lanjut bu Sanusi,
Sesaat kemudian bu Suriyah memanggil keponakannya untuk memberi nasehat,
"Nduk Tiya sini"
"njih(iya) bude" jawab tiya.
"nduk sekarang koe(kamu) sudah jadi seorang istri"
"layani suamimu dengan ikhlas,dengan sabar,dan lembut yo nduk",
"kalau suamimu lagi marah koe(kamu) kudu(harus) ngalah",
"jaga sikap dan perilakumu terhadap suami dan mertuamu yo nduk"
,"mertuamu itu sangat menyayangimu" "jangan kecewakan dia, anggap bu Sanusi itu ibumu sendiri yo nduk",
"baik baik jaga dirimu ya nduk",
"sekarang kamu sudah ada yang melindungi dan menjagamu"
" bude sama pakde sangat bersyukur dan bahagia nduk,kamu bisa mendapaikan keluarga baru yang sangat menyayangimu dan menerimamu apa adanya"
ucap bu Suriyah dengan mata berkaca kacah,
"njih(iya) bude",
"Tiya ucapkan terimakasih sekali pada bude dan pakde yang sudah membesarkan Tiya dengan penuh kasih sayang seperti orang tua kandung Tiya sendiri",
"maafkan Tiya yang belum bisa membalas jasa jasa pakde dan bude selama ini",
" Tiya juga mau minta maaf jika selama ini Tiya menjadi beban bagi pakde dan bude",
"Tiya hanya bisa mendo'akan pakde dan bude", " semoga Allah selalu memberi kesehatan,dan kebahagiaan untuk pakde dan bude"
dengan terbata bata Tiyapun berkata sambil menahan tangis.
"Aamiin"
sahut pakde Sudiman terharu.ùu
"sudah semestinya kami merawatmu nduk,setelah kedua otang tuamu meninggal", "kamu jadi tanggung jawab kami, sebab kami adalah walimu",
"uwis(sudah)...uwis(sudah)...jangan tangis..tangisan lagi..."
ini hari bahagianyamu dan nak Rezza jangan dibikin sedih..sedihan lagi "
"pakde do'akan semoga kalian jadi keluarga yang sakinah,mawadah dan warahmah yo nduk"
"pakde sama bude pamit dulu,jaga diri kalian baik baik yo nduk"
sambung pak sudiman.
Setelah bu Sanusi,bu Suriyah dan pak Sudiman pergi Tiya dan Rezza kembali kekamar hoteh.
(didalam kamar)
"aku pengin ngomong sama kamu "
"ngomong aja mas,ada apa?"
"denger baik baik,sebenernya aku mau dijodohkan sama kamu tu sebab aku diancam sama ibuku",
Mata Tiya terbelalak mendeñgar ucapan suaminya itu,
"aku sama sekali nggak cinta sama kamu",
"sebenarnya aku sudah punya pacar yang sangat aku cintai", "dia lebih baik dari pada kamu dipandang darisudut manapun", kata Rezza sinis sambil melihat Tiya dari bawah keatas,
"dan kamipun sebenarnya berencana mau bertunangan"
" tapi ibu tak merestui kami"
walopun ibu tau hubungan kami ibu malah menjodohkanku denganmu",
"sekarang dia sangat kecewa dan terluka sebab aku nikahnya sama kamu"
"jadi setelah kita pulang besuk aku mau kamu menandatangani surat perjanjian yang sudah aku siapkan untukmu"
"setelah enam bulan pernikahan aku akan menceraikanmu",
"jangan kawatir aku juga tidak akan menyentuhmu sedikitpun", "kamu itu bukan seleraku", " ngerti kamu",kata kata Rezza penuh penekanan.
"dan setelah kita cerai aku akan memberimu uang tunjangan yang banyak"
" dengan uang itu kamu bisa membeli rumah ataupun membuka usaha", "terserah apa yang mau kamu lakukan"
" aku tak akan mengecewakanmu mengenai jumlahnya", ucap Rezza penuh percaya diri,
takperlu lagi hidup susah kayak kemaren kemaren",
"kamu bisa beli baju baru yang bagus", "kamu juga bisa merawat diri kamu kesalon"
"pokoknya kamu bisa lakukan apapun sesukamu aku juga tak akan perduli",
"asal kamu mau tanda tangani surat perjanjian itu hidupmu bakalan senang " lanjut Rezza dengan sombongnya,
ya sudah aku mau keluar", " jangan harap aku kembali malam ini", " aku tidur diluar"
"Besuk pagi aku akan kesini langsung menjemputmu untuk pulang kerumah"
"ingat perjanjian ini hanya antara kau dan aku",
"jangan pernah menceritakan jerjanjian ini pada siapapun terutama pada ibuku ataupun keluargamu"
"ingat...itu...kalau ibuku ataupun keluargamu sampai tau tentang hal ini",
"aku pastikan kau akan menerima akibatnya dan pastinya aku akan membencimu seumur hidupku " ancam Rezza dingin,
"ngerti kamu"
Rezzapun berlalu keluar kamar hotel tanpa menghiraukan Tiya yang seperti patung dengan pandangan nanar.
Bagai tersambar petir disiang bolo Artiya mendengar kata kata suaminya barusan,lidah Tiya terasa kelu,airmata Tiya meluncur tanpa bisa dihentikan,hatinya terasa sakit dan pedih mendengar pengakuan suaminya barusan.
Sepanjang hari hingga malam Tiya hanya bisa menangis dan menangis, mengingat kata kata yang terucap dari mulut suaminya sendiri,yang semula ia anggap seperti dewa dari yunani itu,yang ia cintai sedari Tiya masih diSMP itu.
Tiyapun tak menyangka, dibalik ketampanan wajah Rezza dan kesempurnaan fisiknya tersimpan kata kata berbisa untuk dirinya,
orang yang selama ini Tiya kagumi dan cintai ternyata membencinya.
Tiya baru sadar sedari kemarin suaminya bersikap dingin dan acuh tak acuh padanya adalah sebab suaminya membencinya.
Jangankan membalas perasaan yang ia pendam selama ini, ternyata orang yang sudah resmi sebagai suaminya itu justru membencinya,sangat membencinya.
Hanya diwaktu sholat saja Tiya bangun untuk menunaikan ibadah,diakir sholatnya Tiyapun menumpahkan segala keluh kesah yang ia rasakan kepada sang Pencipta,
Tiya memohon agar diberi kesabaran atas ujian yang Allah berikan padanya.
Yang Tiya bisa saat ini hanyalah menangis sambil beristigfar berkali kali, hingga Tiya merasa lelah kemudiam terlelap diatas sajadahnya.
Jam 4.25menit terdengar suara azan subuh,Tiyapun terbangun dari atas sajadahnya,
Tiya masih mengenakan mukena kemudian dia melepasnya dan mengambil air wudu untuk menunaikan ibadah sholat subuh.
Setelah sholat dan berdo'a Tiya melanjutkan untuk mengaji supaya hatinya merasa tenang dan iklas.
Tanpa Tiya sadari ada seseorang yang masuk kedalam kamar kemudian duduk menunggu Tiya selesai mengaji.
Tentu saja orang itu adalah Rezza, suami Artiya yang baru kemaren siang meluncurkan kata kata seperti bom bardir yang meluluh lantahkan hati seorang Artiya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments
Siti Maryam
sabar ya tya..
2021-02-06
1
Nining Rosmara Ningsih
sabar ya Tiya..buah sabar itu indah
2021-02-04
2
Tri Widayanti
Sabar ya Tya,
2021-01-15
1