SAKITNYA ARTIYA

Setelah keluar rumah,Rezza berusaha menghubungi nomer Amel akan tetapi nomernya selalu diluar jangkauan,

sudah ratusan kali Rezza menelpon maupun mengirim pesan pada Amel namun tetap tak ada balasan satupun dari Amel ,

Rezzapun merasa sangat sedih,bingung dan risau,mengingat kepergian Amel dengan membawa rasa amarah pada Rezza.

Dia ingin bertanya kepada kedua orangtua Amel tapi takut kalu orang tua Amel curiga dengan hubungan mereka,

yang sama sekali tidak diketahui oleh orang tua Amel,

Rezzapun merasa pening sendiri,mencari cara supaya bisa menemukan Amel.

Setelah beberapa saat, Rezza baru ingat tujuanya tadi untuk mengambil surat perjanjian kontrak nikah ke kantor pengacaranya.

Lalu diapun bergegas memacu mobilnya kekantor pengacaranya yang juga sahabat baiknya.

Sesampainya dikantor pengacaranya Rezzapun langsung masuk keruangan pengacaranya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu

"Ron...gimana udah siap belum surat yang aku suruh siapkan tadi malem?"tanya Rezza.

" eehhh... kamu Za",

"bikin kaget aja"

" kalau mau masuk itu ketuk pintu dulu"

"kebiasaan kamu ini...!" ucap Roni sewot,

"aalah...elo udah tau guekan"

"kayak nggak biasa aja" jawab Rezza santai,

Ronipun menggeleng gelengkan kepalanya kemudian menghirup nafas panjang kemudian belepaskannya,

"ini...elo baca dulu poin poinnya",

"klau sudah, tandatangan disini diatas materai"

" kamu sebagai pihak pertama dan dibawah ini tandatangan bini elo sebagai pihak kedua",

"elo yakin Za mau ceraikan Tiya setelah enam bulan pernikahan kalian?" tanya Roni meyakinkan,

"apa nggak mau kamu pikir pikir dulu sebelum bertindak",

"elokan belom kenal kepribadian istri elo kayak yang sebenarnya?"

Sambil membaca surat perjanjian kontrak Rezza menjawab dengan yakin

" nggak perlu",

"gue mau dijodohkan sama dia itu sebab terpaksa bro.."

"elo..taukan gue ini udah ada pacar",

"gue tu udah cinta mati sama Amel bro",

"kalau nyokap gue kagak ngancem gue...gue...ogahhh...ngawinin adik sepupu pacar gue",

"elo tau kan semua cerita tentang hidup gue",

"lagian siTiya juga udah gue kasih tau semua",

" jadi kami tinggal nunggu enam bulan trus cerai deh..."ucap Rezza enteng.

"haih,jangan ngomong gitu dulu bro",

"sekarang elo memang belom cinta sama bini elo",

"tapi kedepannya elo bakalan hidup berdampingan sama dia",

"tidur satu ranjang sama dia",

"makan satu meja sama dia,"

"tiap bangun tidur orang yang pertama kali lu pandang adalah dia",

"hari hari elo bakalan diberdampingan sama dia"

"apa elo nggak takut jadi terbiasa nantinya?"

"inget bro pepatah jawa mengatakan witeng tresno jalaran soko kulino"

"gue nggak yakin elo bisa bertahan sama kata kata elo hari ini" ucap Roni sangsi dengan kata kata Rezza barusan.

"gue udah janji ama Tiya nggak bakalan nyentuh dia selama kami bersama",

"memang gue tidur satu kamar sama dia"

"tapi kami nggak seranjang bro",

"hati gue ini udah ada Amel Amel dannn...Amel...bro" ucap Rezza penuh percaya diri,

"Za..Za..gue cuman bisa do'ain, semoga elo bisa mendapatkan yang terbaik buat elo",

"dan semoga saja elo nggak menyesal dikemudian hari dengan keputusan elo hari ini".

"tenang aje bro...gue udah yakin dengan keputusan gue..."

"eehh...iya..gimana Sintia bro, masih eneg sama aroma elo ?" tanya Rezza sambil tersenyum,

"masih ngungsi dia dirumah mertua elo bro?" masih terkekeh

"masih"(raut muka memelas)

"kata emak gue biasa hamil muda",

"gue mesti sabar,demi calon anak gue"

" udah dua minggu ini gue membujang",

"nasibb...nasib..."

"semoga aje...iman siotong elo kuat ye bro" Rezzapun tertawa mengejek,

"baru juga kawin"

" bini elo langsung dung",

"ampuh bener pistol elo"

" gua acungin empat jepol buat si otong"

"langsung tepat sasaran bro..." ucap Rezza cengengesan,

Ronipun dengan kesal melempar bantal kearah Rezza

"tepat sasaran sih iye",

"adek gue ini sekarang yang nelangsa" "minta dilampiaskan, tapi nggak bisa"

"mesti puasa dulu sampai Sintia nggak muntah muntah lagi deket gue",

"gue dah ganti parfum",

"sampo",

"sabun mandi",

"semua udah gue ganti, tapi tetep aje bro"

" dia muntah muntah juga kalo gue deketin"

"sampe bingung gue mesti giman lagi",

"terpaksa gue minta mertua jemput dia bro"

"gue cuman bisa do'ain elo..bro" "semoga lo..bisa lewatin puasa lo..dengan suka cita" Rezzapun terkekeh melihat nasip temannya itu.

Roni hanya bisa menghela nafas panjang lalu duduk berdandar dengan lesu.

Kemudian Rezzapun berpamintan pulang pada Roni sahabatnya.

Diparkiran mobil, Rezza kembali berusaha menghubungi Amel,tapi nomornya pun masih selalu diluar jangkauan.

Rezza merasa sangat risau dengan keadaan Amel,dia berusaha menlpon teman teman Amel yang Rezza kenal,akan tetapi mereka semua tidak tau kemana amel pergi,

bahkan mereka bilang semenjak tiga hari lalu amel tidak masuk kuliah.

Rezzapun semakin risau memikirkan Amel,pesan yang Rezza kirimkan pun tidak terbaca oleh Amel.

"Sayang dimana kamu"

"aku harus nyari kamu dimana"

gumam Rezza gusar.

Handpone Rezzapun berdering ternyata bu Sanisi yang menelponnya

"Rezza cepat pulang istri kamu pingsan",

"badannya panas",

"dari tadi muntah muntah terus",

"ibu sudah menghubungi dokter untuk kerumah",

"cepet pulang Za.."

"i..iya bu",

"Rezza pulang sekarang"

tanpa pikir panjang Rezzapun memacu mobilnya dengan cepat.

Sesampainya dirumah Rezza bergegas masuk kekamarnya dimana Artiya sedang terbaring lemah tak sadarkan diri, dan baru diperiksa oleh dokter.

"kamu ini..kemana aja to Za Za"

" bilangnya pergi sebentar,ini mau maghrib baru pulang"

" kalau nggak ditelpon ibu, kamu pasti nggak akan pulang" marah bu Sanusi pada Rezza,

"iya..iya..Rezza salah"

"Rezza minta maaf ya bu"

"ngomelnya sudah dulu ya bu"

"nanti boleh ibu lanjutin lagi ok" Rezza mengacungkan jempolnya pada ibunya.

Bu Sanusipun membalas ucapan anak laki lakinya itu dg mata melotot.

" gimana dok keadaanya?"tanya Rezza,

"istri mas Rezza terlalu banyak pikiran juga kurang istirahat",

"tekanan darahnya terlalu rendah dan asam lambungnya naik",

" harus menjaga pola makan",

"kurangi makanan yang pedas dan bersantan",

"mesti istirahat yang cukup, dan satu lagi jangan biarkan istri mas Rezza setres",

"asam lambung bisa naik, salah satu penyebabnya adalah setres",

"saya sudah menulis resep obat dan vitamin untuk istri mas Rezza",

"jika dua hari kedepan keadaanya tidak membaik sebaiknya dibawa kerumah sakit untuk opnam ya mas"

"Baiklah mas Rezza", "bu Sanusi saya mesti pamit dulu",

"semoga mb Tiya segera sembuh"

"baiklah dok terimakasih" ucap bu Sanusi

"silahkan dok,saya antar sampai depan "

Artiya masih terlelap dalam tidurnya,bu Sanusi mengusap usap kepala Artiya dengan sayang

"nduk Tiya kamu cepat sembuh",

"ibu kawatir sama kamu nduk"

"Ibu sudah janji sama budemu mau menjagamu dengan baik menyayangimu seperti putri ibu sendiri",

"belum juga sehari, kamu disini kok malah sakit to nduk"

Sambil melangkah menghampiri ibunya Rezza pun berkata

"sudahlah bu biar Tiya istirahat dulu",

"jangan ganggu dia dulu",

"ibu sudah makan?"tanya Rezza sambil memeluk bahu ibunya,

"belum" jawab bu Sanusi singkat.

"ibu juga harus jaga kesehatan jangan sampai sakit",

"ayo Rezza temani ibu makan dulu"

Kedua ibu dan anak itupun berjalan keluar kamar,

Rezza memeluk bahu ibunya dengan penuh sayang.

Selesai makan Rezza mengajak ibunya keruang tengah dan mendudukkan ibunya,

"Rezza pijit bahu ibu ya bu"Rezza menawarkan.

Bu Sanusipun mengangguk sambil tersenyum.

"le...Za...kamu itu anak laki laki ibu satu satunya",

"sekarang kamulah yang harus meneruskan usaha almarhum bapakmu"

" yang bapakmu rintis sejak muda dulu"

" hingga menjadi seperti sekarang ini"

"Ibu mencarikanmu jodoh itu bukan tidak ada alasanya",

"semua itu demi kebaikanmu le.."

"ibu tidak mau kamu menikah dengan wanita yang hanya mengingikan hartamu saja le "

"jaman sekarang ini, banyak perempuan yang mata duitan"

"yang hanya mengincar kekayaan dari seorang laki laki"

"Ibu mau, kamu didampingi seorang wanita yang tau tentang agama"

" yang kelak bisa membimbing anak anakmu kejalan yang diridhoi oleh Allah"

"yang bisa mendidik anak anakmu kelak menjadi manusia yang tangguh dan bertanggung jawab le"

"ibu ingin kamu bersama wanita yang bisa diajak berbagi suka dan duka denganmu,disaat ibu sudah tiada nanti",

"wanita yang mandiri",

"yg bisa menjadi penyemangatmu disaat kamu sedang kesusahan"

"Ibu melihat semua itu pada sosok Artiya"

"tidak pada Amel",

"Amel memang cantik dia pandai merawat diri"

" tapi dia anak yang hanya mementingkan dirinya sendiri",

"sama sekali tidak dewasa", "terlalu manja"

"tak pernah memikirkan kesusahan orang tuanya"

"Artiya itu cantiknya alami,

"dia anak yang sangat sederhana",

"dia tidak neko neko",

"ibu kagum sama dia",

"dijaman sekarang ini jarang sekali ada anak gadis seperti dia"

Rezzapun hanya diam pasrah mendengarkan kata kata dari ibunya,sebab ibunya jika sudah berceramah selalu panjang dan lebar,jadi Rezza sudah hafal benar dengan sifat ibunya itu.

Didalam kamar Tiya sudah membuka matanya,Tiya memandang langit langit kamar dengan tatapan kosong.Dia baru ingat setelah makan tadi siang,

Tiya masuk kekamar untuk istirahat hingga terlelap sebentar.

Akan tetapi tadi Tiya merasa perutnya mual dah diapun memuntahkan semua isi perutnys terus menerus,

selesai menunaikan solat Ashar diapun berdiri sempoyongan sebab kepalanya terasa berat,

kemudian dia sudah tak ingat apa apa lagi.

Tiya melihat kearah jendela ternyata haripun sudah gelap,

kemudian Tiya melihat kearah jam dinding

"sudah jam enam lewat limabelas menit,udah waktunya maghrib" gumam Tiya,

dengan berjalan pelan dan bertumpu pada dinding kamar, Tiya menuju kamar mandi untuk mengambil air wudu,

selesai bersuci Tiyapun menunaikan kewajibanya kepada sang Pencipta, dipenghujung ibadahnya Tiyapun mencurahkan segala keluh kesahnya kepada sang pemilik alam semesta.

"Tiya kamu sudah bangun nduk"tanya bu Sanusi diambang pintu

"sudah bu baru saja"

Tiyapun tersenyum kearah ibu mertuanya sambil melipat mukena dan sajadahnya.

"ayo makan bubur dulu nduk",

"dari tadi perutmu belum terisi apa apa",

"setelah makan kamu minum obat ya nduk biar cepet sehat",

bu Sanusipun meletakkan nampan makanan dimeja kamar,

"iya bu terimakasih", "kenapa ibu repot repot naik keatas bawa makanan,Tiyakan bisa turun mengambilnya sendiri bu" ucap Tiya lembut

"kamukan sedang sakit nduk"

" jalan aja masih sempoyongan gitu", "ibu sudah membuatkanmu bubur dimakan pelan pelan ya", "mau ibu suapi?"

"ndak usah bu,matursuwun"

" sayakan udah gede masa' kayak anak kecil minta disuapi"

"biasanya kalo Rezza sakit

makannya juga minta disuapi sama ibu kok nduk",

"suka bermanja manja dia kalau lagi sakit"

Tiya hanya membalas dengan senyuman lalu memakan buburnya ditemani oleh ibu mertuanya.

"kok ndak dihabisin buburnya nduk?"

"Tiya masih mual bu"

"nanti Tiya makan lagi ya bu" ucap Tiya merasa tak enak hati,

"yo wis", "ndang diminum obatmu"

"ben ndang cepet sembuh"

"njih bu" jawab Tiya patuh,

Setelah selesai makan dan minum obatnya,Tiyapun diminta bu Sanusi untuk istirahat lagi,

tak lama Tiyapun terlelap kembali sebab masih terlalu lemah.

Tiya terbangun,

dia melihat jam sudah menunjukkan jam satu dini hari,

sayup sayup Tiya mendengar suara orang sedang berbicara dibalkon kamar,

Tiya mendekat kebalkon memastikan siapa orang itu.

"sayang kemana saja kamu,aku hubungi kamu berkali kali tapi diluar jangkauan terus",

aku sangat mencemaskan kamu"

"........... ....... ........."

"sayang aku sudah membuat surat kontrak pernikahan dengan Tiya",

"aku sudah jelaskan semuanya pada Tiya bawa kami akan menjalani pernikahan ini hanya selama enam bulan saja"

"........ ........ ......."

"aku sudah tanda tangan",

"tinggal Tiya yang belum"

" tadi dia lagi sakit dan sempat tak sadarkan diri",

"aku akan minta dia tanda tangan setelah dia sembuh ya sayang",

"kamu jangan marah lagi ya",

"besuk kita ketemu"

" kita bicarakan lagi setelah kita ketemu ya sayang.."

tanpa Rezza sadari Artiya mendengar semua apa yang sudah ia bicarakan dengan seseorang yang ditelponnya barusan.

Terpopuler

Comments

Kusmiati

Kusmiati

pasti tiya sakit hati banget sabar tiya

2021-11-29

0

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Laki laki laknat.
Nyesek bgt😥

2021-01-15

2

Alea Wahyudi

Alea Wahyudi

sakitnya hatiku thorr........nyeseeekkk......

2020-12-29

2

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 64 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!