PULANG KERUMAH MERTUA

"Sudah selesai?" tanya Rezza,

"sudah" jawab Tiya singkat

"sudah sarapan?"

"belum"

" mau makan apa?"

" nggak usah,ayo pulang sekarang" jawab Tiya pelan

Sekilas Rezza menatap wajah Tiya,terlihat mata Tiya bengkak,kemudian Rezzapun bertanya kepada Tiya "kamu nggak pa-pa?"

" nggak"jawab Tiya singkat

Rezza sedikit merasa bersalah kepada Tiya,kemudian Rezzapun membantu Tiya membawa koper koper mereka menuju mobil Rezza yang berada diparkiran, kemudian memasukkannya kebagasi mobil.

didalam mobil

" bener nggak mau sarapan dulu?"tanya Rezza kembali sambil fokus menyetir

lama... Tiya terdiam dan tak kunjung menjawab pertanyaan Rezza,

Rezzapun memberanikan diri untuk menoleh kesamping kiri,

ternyata Tiya melihat kearah jendela mobil sambil termenung,

seketika Rezza nenepikan mobilnya dan kembali bertanya

"Tiya kamu mau sarapan apa?" berkali kali Rezza bertanya namun tetap tak ada jawaban,

kemudian Rezza menggoyang goyangkan bahu Tiya hingga Tiya terlonjak kaget

"iya....kenapa mas?" sepontan Tiya bertanya

"aku tanya sedari tadi kamu nggak denger ya?"ucap Rezza kesal

"nggak tu" jawab Tiya lesu

" aku tanya kamu mau sarapan apa?"

"ooohhh....tadikan udah aku bilang nggak usah,kita langsung pulang aja".

Rezzapun kembali mengemudikan mobilnya dengan cepat sebab merasa kesal dengan sikap Tiya yang acuh tak acuh padanya.

Suasana dalam mobil hening kembali hingga takterasa merekapun sampai dihalaman rumah ibunya Rezza.

Sebelum keluar mobil Rezza mengingatkan Tiya untuk bersikap biasa biasa saja,jangan sampai bu Sanusi melihat keanehan antara mereka berdua,

Rezza juga meminta Tiya untuk berakting bahagia seperti layaknya pengantin baru dihadapan bu Sanusi,karena bu Sanusi punya riwayat penyakit jantung.

Rezza tak mau ibunya terkena serangan jantung jika melihat ataupun mendengar kenyataan pernikahan yang dijalani anak dan menantunya hanyalah akting belaka.

Didepan pintu, Rezza dan Tiya sudah disambut bahagia oleh bu Sanusi

" jam segini kok dah nyampe?kenapa nggak jalan jalan dulu?"

"sudah makan belum?" ,"gimana malam pertama kalian?", "ibu sudah nggak sabar menimang cucu lagi", "ibu kesepian dirumah ini.." ucap bu sanusi tanpa henti.

"ibukan sudah punya 2 cucu si Ivan sama Laura" jawab Rezza malas,

"merekakan diBelanda",

"wong bapaknya wong londo",

"lagian mereka jarang dibawa pulang sama mbakyumu", "kamu nikah aja mbakyumu nggak bisa pulang kebangetan tenan ".

"Rezza sama Tiya belum sempet sarapan bu"

ucap Rezza mengalihkan topik pembicaraan ibunya.

"weellaaa...wong nginepnya aja dihotel kok jam segini belum sarapan pie to Zaa"

" iki hampir masuk solat zuhur lho..."

"kamu itu kebangetan Rezza,emang kamu nggak punya duit buat beliin istrimu makanan", "pasti duitmu itu habis diporotin sama anak manja itu"

bu sanusi mengomeli anak,tak sadar keceplosan dalam kata katanya,

seketika bu Sanusi menutup mulutnya

" ibu siapin makanan yang enak untuk kalian", "biar koper koper kalian dinaikkan kekamar sama mbok Sugi".

Dimeja makan Tiya sebenarnya tak berselera makan hatinya sungguh sakit mengingat kenyataan bahwa suami yang ia cintai secara diam diam sedari Tiya SMP ternyata tak memiliki sedikitpun rasa cinta kepada Tiya justru suaminya membencinya,

bahkan suami yang ia nikahi berkata blak blakan jika dia telah memiliki seseorang yang dicintainya yang lebih baik darinya,

tanpa mempertimbanngkan perasaan Tiya.

Namun karena dia menghargai usaha ibu mertuanya ,Tiya menghabiskan makanan yang diambil bu Sanusi untukknya.

Rezza makan dengan lahapnya sebab dia melewatkan sarapanya karena Tiya menolak untuk sarapan tadi.

Tiya dan Rezza bertemu sewaktu Tiya masih duduk dibangku SMP sedang Rezza sudah duduk dibangku SMU,usia mereka terpaut lima taun.

Dulu sewaktu masih sekolah mereka sering bertemu,

sebab mereka sering mengantar bu Sanusi berkunjung kerumah bu Suriyah,begitupun sebaliknya.

Bu Sanusi dan bu Suriyah adalah teman baik sedari mereka muda,jadi mereka tetap menjaga tali silaturahmi hingga saat ini.

Tiya cenderung anak pendiam dan pemalu,berbeda dengan anak kandung bu Suriyah yaitu Ameliya, Amel anak yang ceria,centil,manja,kekinian dan gaul.

Amel selalu menomersatukan penampilan sehingga dia menjadi anak yang terlihat menyenangkan,

hal itupun membuat Amel menjadi anak yang malas mengerjakan pekerjaan rumah,seperti memasak, nyuci baju,mengepel menurut Amel pekerjaan pekerjaan seperti itu adalah pekerjaan yang membosankan dan sama sekali tidak menyenangkan.

Sifat amel sungguh bertolak belakang dengan Tiya.

Awalnya bu Suriyah ingin menjodohkan Amel dengan Rezza namun ternyata bu Sanusi lebih memilih Tiya yang rajin,kalem dan ndak neko neko.

Karena bu Sanusi lebih memilih Tiya,bu Suriyahpun tidak masalah karena bu Suriyah menyayangi Tiya seperti anaknya sendiri.

Dibandingkan dengan Amel, Tiya lebih rajin membantu semua pekerjaan bu Suriyah dan pak Sudiman.

Dulu sewaktu Rezza masih dibangku SMU Rezza menganggap Amel masih anak-anak,ya waktu itu Amel masih dibangku SD.

Setelah Rezza lulus Rezza melanjutkan kuliahnya diBelanda mengikuti kakaknya yang sudah menetap disana,setiap liburan Rezza pulang keIndonesia untuk melepas rindu pada ibunya.

Sewaktu liburan bu Sanusi sering mengajak Rezza berkunjung kerumah bu Suriyah tujuanya untuk mempererat talisilaturahim dua sahabat itu,diwaktu itulah Rezza bertemu kembali dengan Tiya maupun Amel.

Rezza terpesona dengan perubahan Amel yang semakin cantik dan menyenangkan,

Amelpun sama terpesonanya dengan ketampanan Rezza yang rupawan dan memiliki fisik yang lumayan tinggi terlihat sungguh gagah.

Disisi lain Tiyapun mengagumi kesempurnaan seorang Rezza yang begitu sopan dan mulai menyimpan rasa cintanya untuk Rezza.

Bu Sanusi sedang asyik mengobrol dengan bu Suriyah,diteras rumah Rezza dan Amelpun sedang asyik bersenda gurau,sedang Tiya hanya duduk terdiam mendengar percakapan mereka seolah olah Tiya hanyalah figuran.

Sebelum pulang Rezza dan Amel sempat bertukar nomer telpun,begitulah hubungan Amel dan Rezza berlanjut hingga Rezza kembali keBelanda untuk menyelesaikan pendidikannya.

**** ******* ****

Selesai makan dan membantu mbok sugi membereskan meja makan Tiya meminta ijin untuk istirahat dikamar,

sedangkan Rezza masih duduk dimeja makan menemani ibunya.

" Za kok ibu lihat istrimu itu nggak berseri seri layaknya pengantin baru?"tanya bu sanusi curiga,

Rezza agak tegang, mendengar pertanyaan dari ibunya yang sangat peka,

sama sekali tak menyangka ibunya akan menyadari keadaan Artiya,

" mungkin karena kecapekan bu" jawab Rezza sekenanya,

"apa kamu tak membiarkannya istrimu tidur semalem Zaa?"

,"kebangetan kamu", "ibu memang pengin istrimu itu cepet cepet hamil tapi ya jangan lembur sampai pagi gitu dong",

"mentang mentang masih baru main giling aja kayak mesin", "kan kasihan istrimu kecapekan",

"dasar anak muda jaman sekarang",

"nggak ada peka pekanya", "udah tau rasanya terus kebablasan".omel bu Sanusi panjang lebar pada anakknya.

"Siapa juga yang lembur to bu",

"ibu ini ada ada aja ngomongnya"jawab Rezza kesal,

Rezzapun malas mendengarkan omelan dari ibunya.

Kemudian Rezza bangun dari duduknya berpindah keruang tengah sambil mengotak atik hpnya mengirim pesan singkat kepada sahabatnya.

"Bu aku mau keluar sebentar ya mau kerumah teman" Rezza meminta ijin pada ibunya.

" harusnya yang dateng kerumah itu teman tamanmu Zaa", "wong kamu baru kemaren nikah lho",

"masak kamu yang pergi kerumah temanmu ",

"istrimu itu lho ditemani diajak ngobrol soal masa depan kalian",

"kok malah mau pergi", "pie to kamu ini Za!" omel bu Sanusi pada putranya.

"ada urusan penting bu",

"nggak bisa ditunda lagi"jawab Rezza sambil berlalu.

"Ya sudah jangan lama lama,cepet pulang"

Didalam kamar Tiya duduk bersandar sambil termenung,memikirkan kata kata suaminya kemarin.Tiya bertanya tanya dalam hati siapa wanita yang sudah mengisi hati suaminya,

kenapa nasipnya malang sekali,cintanya ternyata bertèpuk sebelah tangan,bagaimana Tiya akan menjelaskan keapa pakde dan budenya nanti jika Tiya bercerai setelah enam bulan pernikahan,

pasti keluarganya akan menanggun malu.airmata Tiyapun mengalir tampa bisa dibendung mengingat wajah tua pakde Sudiman dan bude Suriyah,

baru kemarin mereka mewanti wanti kepada Tiya agar menjadi istri yang baik untuk suaminya.

Tiya merasa sangat pening jika mengingat semua itu.Dalam tangisnya Tiyapun beristigfar memohon diberi kelapangan hati dan memohon supaya hati suaminya dibalikkan oleh Allah,dari benci menjadi cinta.

Entah sebab lelah atau apa Tiyapun tertidur sambil duduk bersandar disofa kamar Rezza.

Terpopuler

Comments

amalia

amalia

duh kok cerewet bgt ya ibu nya reza ini ga di kasi jeda ya nulis nya

2023-01-18

0

Suharnik

Suharnik

Ajuuurr juum hati Artiya remuk berkeping2

2021-01-16

5

Tri Widayanti

Tri Widayanti

Cari kesibukan lain Tya,biar kesedihanmu terlupakan.
Ayo bangkit dari keterpurukanmu,💪

2021-01-15

3

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 64 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!