3. Sekilas Pertemuan Singkat

Seperti biasa, bangun tidur terasa hampa. Tidak ada yang buatnya bahagia lagi setelah cinta pertamanya gagal. Anehnya, kebahagiaan Galina kini tentang cinta. Tidak ada hal lain yang membuatnya semangat, betapa takutnya jika dirinya bergantung pada cinta.

Namun, saat cinta pertamanya gagal hidup Galina berjalan seperti biasanya sebab dia masih berada pada mode perlindungan diri bahkan masih bisa tidur siang. Karena bosan di dalam kamar, Galina turun lewat tangga besi putar yang langsung menuju ke halaman tanpa harus lewat dalam restoran.

"Iya, saya janji akan melunasi utang secepatnya. Tapi, ini belum waktunya, Pak."

Langkahnya terhenti setelah mendengar suara Ramla yang memohon. Galina pun buru-buru turun untuk mengintip apa yang sedang terjadi. Ternyata Ramla tengah berlutut di depan dua orang pria gagah.

Nyawa belum terkumpul, gadis baju putih itu lari menghampiri Ayahnya untuk membantu berdiri. “Lutut Ayah nanti sakit! Lagian kalian kenapa sih buat Ayah gini? Yang sopan sama orang tua! La—“

Ramla menahan Galina yang hendak protes. “Masuk ke dalam!" perintah Ramla yang membuat Galina kesal.

"Anak gadis kamu?" tanya pria itu.

Ramla melepas tangan anaknya lalu mendorong pelan agar segera pergi. "Bukan."

"Jangan bohong! Cewek cantik seperti dia bisa menghasilkan banyak uang untuk melunasi utang kamu!" bentak pria itu yang menuding Galina.

Sorot mata Ayahnya yang tajam melihat Galina membuatnya tidak berkutik yang langsung menuruti perintah Ayahnya. Tanpa ingin tahu lebih, Galina masuk lewat jalan tadi sesekali menengok Ayahnya yang terus memohon.

"Kalau aku jadi seperti Ayah, Rayno mau nggak ya menerima ajakanku?"

Setelah sampai rumahnya yang berada di atas restoran, Galina merenung seraya melihat pemandangan dari lantai dua yang dapat melihat rumah penduduk lainnya. Sebagai penutup hari ini yang pernah ditolak, Galina hanya meneteskan air matanya sekali sebab tidak ingin larut dalam kegalauan sia-sia.

"Aku hanya marah sama diriku sendiri yang bisanya berkhayal tanpa mewujudkannya. Hal yang harus kamu perbaiki ini, Lin. Dunia masih berjalan enggak untuk kesalahan yang sama. Jadi, terima kenyataan dan mulai dari awal!"

Hanya bisa menyemangati diri sendiri saat ini serta mempertahankan agar tidak memikirkan ucapan Rayno yang masih menjadi penasaran.

"Argh! Siapa yang buat Rayno jatuh cinta duluan?" teriaknya kesal kemudian memutuskan pergi dari rumah, untungnya penagih utang pergi sehingga Galina bisa lewat dengan bebas.

Di lingkungan rumahnya terdapat banyak saingan restoran Ayahnya yang juga ramai. Tergantung selera masing-masing, kebanyakan anak muda datang ke kafe dan restoran bernuansa barat. Target penjualan Ramla orang tua atau orang yang makan masakan rumahan sebab ingin melestarikan restoran keluarga dengan bahan dasar ikan. Kebanyakan yang restoran Ramla dipesan untuk acara keluarga dan ulang tahun.

"Gaji PNS stabil, tapi kalau restoran ramai lebih untung jadi pebisnis. Dilihat dari usahaku saat ini kemungkinan bakal jadi istri orang kaya," oceh Galina yang memukul kepalanya, setidaknya dia harus fokus.

"Gimana, ya, pulangnya?"

Telinga Galina menangkap sosok orang putus asa. Ia menengok ke arah lelaki yang jatuh dari sepeda. Hatinya merasa iba sehingga otomatis kakinya berjalan menghampiri orang itu.

"Ada yang bisa dibantu, Mas? Kebetulan rumahku dekat sini," kata Galina yang melihat lelaki itu yang tertimpa sepeda.

Lelaki itu meringis. "Tolong angkat sepedanya."

Secepatnya Galina mengangkat sepeda itu lalu membuangnya asal. Tindakannya sontak membuat mereka terkejut.

"Maaf, jadi ikut panik," ucap Galina langsung mengangkat sepeda lagi.

Takut sepedanya dibanting lagi, lelaki itu menyandarkan sepedanya di pohon. "Aku yang salah sepeda udah tua aku pakai, kalau mau tau itu sepeda Kakekku."

Galina memastikan lelaki itu tidak ada luka parah. Lelaki yang menahan sakit bagian telapak tangannya menunjukkan luka itu. Sontak Galina meringis.

"Luka ini masih tergolong kecil." Lelaki itu menunjukkan luka jahit di perutnya. "Perutku pernah sobek waktu belajar naik sepeda." Dirasa terlalu tidak sopan, dia langsung menutup bajunya.

Galina yang hanya melirik sekilas itu beralih melihat langit. "Kalau kamu lapar bisa mampir ke RSU."

"Rumah Sakit Umum?"

Gadis baju putih itu menepuk dahinya. "Resto Sedap Uti, restoran Ayahku. Orang nyebutnya RSU, karena kalau orang sakit ke rumah sakit, tapi kalau lapar ke sana."

Lelaki itu tertawa paham, melihatnya tertawa membuat Galina salah tingkah. "Kapan-kapan aku ke sana berhubung udah sore dan rumahku jauh dari sini, kalau kita bertemu lagi aku ajak main ke rumah. Kita bisa main bulu tangkis bersama."

"Kamu bisa main bulu tangkis juga?" tanya Galina yang langsung bisa akrab dengan orang baru.

"Bisa dibilang aku senior kamu kalau kita satu hobi," jawabnya yang membanggakan diri. "Bercanda, cuma bisa main aja."

"Iya, tau, terlihat kaos kamu. Bukannya itu klup bulu tangkis yang ada di Batu? Rumahmu di sana?" tanya Galina yang berkedip berulang kali.

"Iya, tapi rumahku sekarang bukan di sana."

"Lina!"

Galina mengangguk-angguk, ketika mau tanya lagi suara Ramla membuatnya menoleh. "Iya, aku ke sana, Yah!" Dia pun melihat lelaki itu. "Kalau nggak ada yang perlu dibantu, aku pulang dulu, ya!"

Secepatnya Galina lari menuju Ayahnya yang terlihat cemas. Baru beberapa detik ambil nafas, Ayahnya menjewer telinga Galina sampai kesakitan. "Aku cari keliling rumah nggak ada ternyata di sini! Apa susahnya diam di rumah, hah?" tegur Ramla yang beralih memiting leher anaknya agar pulang.

"Jalan-jalan sebentar, Yah! Di rumah bosan nggak ada tugas juga!" bela Galina yang mengikuti langkah kaki Ayahnya yang panjang.

"Aku kira kamu dibawa orang-orang tadi! Lain kali kalau mau pergi bilang. Bikin khawatir aja! Katanya jalan-jalan ternyata berduaan sama cowok, banyaklah alasan kamu," gerutu Ramla yang melepas pitingan tangannya kemudian mereka jalan masuk rumah.

Galina memegang lehernya sambil mengejar Ayahnya yang masuk ke rumah. "Aku bisa jelasin, Yah! Ayah!"

"Tadi, cowok itu jatuh dari sepeda, terus--"

Ramla suruh diam ketika memegang susur tangga. "Kalau kamu bertemu dua orang tadi sebisa mungkin bersembunyi, paham?"

Wajah dua orang tadi Galina tidak mengingatnya. Namun, dia harus meredam amarah Ayahnya. "Paham, Yah. Cowok tadi--"

"Ayah setuju aja, sih"

"Ayah!!!"

Terpopuler

Comments

HEEJIN

HEEJIN

Waaaah, aku jadi pengen terus baca sampe pagi nih! 😍

2024-06-07

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Hati yang Siap Jatuh Cinta
3 2. Fase Merah Muda
4 3. Sekilas Pertemuan Singkat
5 4. Hati yang Beristirahat
6 5. Pesona Galina
7 6. Jimat Keberuntungan
8 7. Apa Alasan Kamu Hidup?
9 8. Cinta Kedua yang Terbalas
10 9. Terserang Virus Merah Muda
11 10. Rumitnya Seorang Wanita
12 11. Lari Dari Luka
13 12. Secuil Rasa Pembangkit Jiwa
14 13. Selamat Tinggal Si Penyembuh
15 14. Dewasa Tidak Sesuai Ekspetasi
16 15. Penyesuaian Terberat
17 16. Permainan Cinta Ketiga
18 17. Tempat Pelarian yang Baru
19 18. Mengalir Bagaikan Air
20 19. Salah Mengambil Kuputusan
21 20. Di Balik Kenyamanan Tersimpan Luka
22 21. Mulai Bosan Jadi Orang Lain
23 22. Berpura-pura Itu Melelahkan
24 23. Pria Greenflag
25 24. Rumah Pelarian Terbaik
26 25. Menahan Perasaan Agar Tidak Jatuh Cinta
27 26. Dia Itu Penyelamat
28 27. Titik Terendah Telah Berlalu
29 28. Mulai Merasakan Getaran Jatuh Cinta
30 29. Dari Mata Timbul Perasaan
31 30. Pembatas di Antara Mereka Perlahan Luntur
32 31. Dekapan Pria Matang
33 32. Pendekatan Sedekat-dekatnya
34 33. Pengawal Rahasia
35 34. Bangkitnya Sel Cinta
36 35. Siap Jatuh Cinta Lagi
37 36. Kecurigaan Banyak Orang
38 37. Ternyata Dia Orang yang Sama
39 38. Siapa yang Diam-Diam Suka?
40 39. Untuk Kedua Kalinya Menyatakan Perasaan
41 40. Kesempatan Terakhir
42 41. Penggemar Rahasia
43 42. Bian dan Rahasianya
44 43. Melepas Rindu
45 44. Hubungan Kita Sebatas Apa?
46 45. Confess Jalur Lapangan
47 46. Kerumitan Seorang Wanita
48 47. Pria Serba Salah
49 48. Dimabok Demam
50 49. Mereka Telah Baikan
51 50. Sebotol Bening Pengubah Rencana
52 51. Setelah Malam Indah Berlalu
53 52. Api Cemburu
54 53. Publish
55 54. Memang Tidak Ada Titik Terang
56 55. Kandas
57 56. Pikiran Wanita
58 57. Konsultan Berpengalaman
59 58. Dua Pria Berbeda Sifat
60 59. Tarik Ulur Perasaan
61 60. Pengacau Kedamaian
62 61. Hot Choco Fav
63 62. Hasrat yang Menggebu-gebu
64 63. Tidak Bisa Diajak Kerjasama
65 64. Ujian Sebelum Serius
66 65. Ada Jalan Lain
67 66. Me Time
Episodes

Updated 67 Episodes

1
PROLOG
2
1. Hati yang Siap Jatuh Cinta
3
2. Fase Merah Muda
4
3. Sekilas Pertemuan Singkat
5
4. Hati yang Beristirahat
6
5. Pesona Galina
7
6. Jimat Keberuntungan
8
7. Apa Alasan Kamu Hidup?
9
8. Cinta Kedua yang Terbalas
10
9. Terserang Virus Merah Muda
11
10. Rumitnya Seorang Wanita
12
11. Lari Dari Luka
13
12. Secuil Rasa Pembangkit Jiwa
14
13. Selamat Tinggal Si Penyembuh
15
14. Dewasa Tidak Sesuai Ekspetasi
16
15. Penyesuaian Terberat
17
16. Permainan Cinta Ketiga
18
17. Tempat Pelarian yang Baru
19
18. Mengalir Bagaikan Air
20
19. Salah Mengambil Kuputusan
21
20. Di Balik Kenyamanan Tersimpan Luka
22
21. Mulai Bosan Jadi Orang Lain
23
22. Berpura-pura Itu Melelahkan
24
23. Pria Greenflag
25
24. Rumah Pelarian Terbaik
26
25. Menahan Perasaan Agar Tidak Jatuh Cinta
27
26. Dia Itu Penyelamat
28
27. Titik Terendah Telah Berlalu
29
28. Mulai Merasakan Getaran Jatuh Cinta
30
29. Dari Mata Timbul Perasaan
31
30. Pembatas di Antara Mereka Perlahan Luntur
32
31. Dekapan Pria Matang
33
32. Pendekatan Sedekat-dekatnya
34
33. Pengawal Rahasia
35
34. Bangkitnya Sel Cinta
36
35. Siap Jatuh Cinta Lagi
37
36. Kecurigaan Banyak Orang
38
37. Ternyata Dia Orang yang Sama
39
38. Siapa yang Diam-Diam Suka?
40
39. Untuk Kedua Kalinya Menyatakan Perasaan
41
40. Kesempatan Terakhir
42
41. Penggemar Rahasia
43
42. Bian dan Rahasianya
44
43. Melepas Rindu
45
44. Hubungan Kita Sebatas Apa?
46
45. Confess Jalur Lapangan
47
46. Kerumitan Seorang Wanita
48
47. Pria Serba Salah
49
48. Dimabok Demam
50
49. Mereka Telah Baikan
51
50. Sebotol Bening Pengubah Rencana
52
51. Setelah Malam Indah Berlalu
53
52. Api Cemburu
54
53. Publish
55
54. Memang Tidak Ada Titik Terang
56
55. Kandas
57
56. Pikiran Wanita
58
57. Konsultan Berpengalaman
59
58. Dua Pria Berbeda Sifat
60
59. Tarik Ulur Perasaan
61
60. Pengacau Kedamaian
62
61. Hot Choco Fav
63
62. Hasrat yang Menggebu-gebu
64
63. Tidak Bisa Diajak Kerjasama
65
64. Ujian Sebelum Serius
66
65. Ada Jalan Lain
67
66. Me Time

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!