Pendaratan Sempurna Di Dapur Zetta
Kemarau telah tiba, udara hangat serta langit yang dihiasi bintang-bintang. Ditambah suara hewan malam yang selaras dengan instrumen musik yang sengaja diputar untuk membuat suasana romantis.
Dua sejoli telah merencanakan berkemah diakhir pekan di alam terbuka. Sayangnya, mereka disibukkan dengan pekerjaan masing-masing sehingga taman belakang rumah menjadi pengganti rencana mereka. Suasana yang dibuat seromantis mungkin bisa dirasakan ketika api unggun mulai meredup serta posisi duduk yang saling menempel.
Wanita pemilik senyum manis bernama Galina membenarkan kain yang menyelimuti tubuh mereka. “Nyamannya. Setelah diundur beberapa kali akhirnya sekarang bisa terwujud. Makasih, ya."
Lelaki di sampingnya mengangguk, dia mengusap pipi Galina lembut lalu memberikan secangkir teh hangat. “Apa yang ada di pikiranmu akhir-akhirnya ini? Sebisa mungkin aku coba wujudkan keinginanmu."
“Aku capek. Aku ingin istirahat yang panjang. Menghabiskan waktu berdua di kamar, belanja bulanan berdua, ke bioskop berdua, makan sepiring berdua, cuci piring berdua, masak berdua, seharian nonton tv sambil tiduran, melakukan aktivitas berdua tanpa memikirkan pekerjaan.”
Pasangannya menggeleng seraya tertawa kecil. “Kita belum sekaya itu untuk malas-malasan. Untuk saat ini, kita mengumpulkan modal demi hidup malas-malasan yang panjang.” Kemudian dia menyeruput tehnya. “Kamu pernah bilang siklus percintaan, apa maksudnya?”
"Aku nggak nyangka kamu bakal tanya itu. Seseorang melewati 3 siklus percintaan mulai dari cinta pertama, kedua, dan terakhir. Dalam berhubungan, kita pun memiliki permasalahan cinta ketika menemui siklus itu. Aku merasa telah melewati banyak siklus percintaan dari yang seharusnya, karena aku tipe orang yang mudah jatuh cinta. Kalau kamu?"
Sebisa mungkin lelaki itu menahan agar tidak cemburu. "Enggak tau. Kisah cintaku hanya berhenti di cinta pertama. Aku tipe susah jatuh cinta, sekalinya hatiku menyukai seseorang, maka aku akan mengejarnya sampai dapat."
"Wah, keren. Wanita itu pasti beruntung. Berbeda dengan diriku, aku terus mencari jodohku sampai sering sakit hati, bahkan aku pernah melupakan orang yang aku cinta karena terlalu ingin bersamanya. Untungnya, masa itu telah berlalu," sesal Galina yang berusaha untuk melengkungkan bibirnya ke atas.
“Kok bisa lupa sama orang itu?”
Mata lentik wanita itu menatap jodohnya. "Salahku memberikan hidupku padanya sampai aku nggak bisa terima kenyataan bahwa hubungan nggak cuma antara aku dan dia, tapi restu orang tua yang sulit aku dapat. Akhirnya, aku menyerah."
“Banyak yang belum aku tau tentang kamu.”
“Kamu mau mendengar semuanya?” tawar Galina yang tersenyum menampakkan deretan gigi putihnya.
Pupil lelaki itu membesar disusul senyum merekah. “Mau. Aku ingin mengenalmu lebih jauh. Termasuk kisah cinta terakhirmu."
"Semalaman nggak akan cukup untuk menjabarkan kisah cintaku yang seperti roller coaster."
“Nggak masalah. Kita masih punya waktu yang panjang untuk menua bersama.” Tangan lelaki itu terbentang ke atas menggambarkan isi pikirannya yang akan menua bersama istrinya.
Betapa beruntungnya Galina bertemu dengannya. Banyak perjuangan yang telah mereka lalui hingga saat ini hanya untuk tinggal bersama. "Aku ceritakan kisah cintaku yang penuh masalah sampai akhirnya bertemu seseorang sebagai penutup masa merah mudaku."
"Aku akan menjadi penyimak yang baik.” Lelaki itu menatap Galina seakan memberitahu cinta pertama yang dia maksud adalah dirinya.
Malam ini mereka habiskan sekedar bertukar cerita dan mengenal diri mereka masing-masing sampai pagi menjemput untuk melanjutkan kehidupan baru yang baru saja mereka bina.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments
Rembulan Pagi
penulisannya bagus bangett kakkkkk
2024-06-11
1
Rembulan Pagi
butuh cowok yang seperti ini memang
2024-06-11
1